Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SD NEGERI 2 POOPO
Proposal
OLEH
19105180
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dirumuskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan
suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat, dari
generasi ke generasi” (Dwi Siswoyo dkk, 2008: 25). Oleh karena itu pendidikan sangat
Belajar merupakan kegiatan inti dalam seluruh proses pendidikan. Pendidikan itu
psikologis, belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku
(baik dalam kognitif, afektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh respon yang
diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien” (Slameto, 2003: 2).
Menurut James O. Whittaker (Aunurrahman, 2016 : 35) mengemukakan bahwa
“belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
Karena pada dasarnya Sekolah adalah rumah kedua untuk menimbah ilmu. Pada
umumnya sekolah termasuk dalam kategori yang memiliki kedisiplinan yang tinggi.
“Tujuan kedisiplinan itu sendiri adalah membentuk perilaku sedemikian rupa sehingga
perilaku tersebut sesuai dengan peran-peran yang telah ditetapkan oleh kelompok budaya
dimana tempat individu itu tinggal” (Hurlock, 1999: 82). Selain itu, kedisiplinan
merupakan suatu cara untuk membantu anak membangun pengendalian diri mereka, dan
bukan membuat anak mengikuti dan mematuhi perintah orang dewasa. Anak yang mau
mengikuti pendidikan tertentu pada suatu sekolah tentunya harus mengikuti aturan yang
berlaku di sekolah khususnya aturan yang berlaku di dalam kelas. Mengikuti aturan yang
“Kedisiplinan belajar adalah salah satu cara untuk membantu anak agar dapat
J, 2005: 140). Anak dapat memperolah suatu batasan untuk memperbaiki tingkah lakunya
yang salah dengan disiplin. Kedisiplinan juga membantu anak memperoleh perasaan puas
karena kesetiaan dan kepatuhannya dan juga mengajarkan kepada anak bagaimana
berpikir secara teratur. Kedisiplinan dalam nilai karakter bangsa adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
“Bentuk kedisiplinan belajar di sekolah antara lain: disiplin berpakaian, disiplin
waktu, disiplin belajar, dan disiplin mentaati peraturan sekolah” (Buchari Alma dkk,
2010: 131). Sekolah mempunyai aturan-aturan dan tata tertib yang wajib untuk
belajar, dan jam istirahat. Selain itu, juga peraturan mengenai apa yang harus dan tidak
boleh dilakukan sewaktu anak berada di dalam kelas atau di luar kelas.
SD NEGERI 2 Poopo mempunyai beberapa aturan yang harus ditaati oleh seluruh
siswa. Aturan tersebut antara lain; (1) Semua murid harus disekolah selambat-lambatnya
10 menit sebelum apel dimulai, (2) membiasakan membersihan toilet dan halaman
sekolah, (3) menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
(4) ikut menjaga ketenangan belajar baik di kelas, perpustakaan maupun di lingkungan
sekolah, (5) membiasakan membuang sampah pada tempatnya serta (6) berpakaian rapi.
Berdasarkan PPL dan observasi yang penulis telah lakukan pada siswa kelas IV di SD
tersebut antara lain: (1) siswa datang terlambat, (2) tidak menyelesaikan tugas tepat
waktu, (3) membuang sampah tidak pada tempatnya, (4) berpakaian tidak rapi.
Demikian juga ada beberapa aturan yang tidak ditaati oleh sebagian siswa yaitu tidak
membersihkan halaman sekolah, tidak menyelesaikan tugas, membuang sampah
sembarang tempat dan kurang memperhatikan kerapian berpakaian.
Siswa datang terlambat. Hal itu terlihat dari masih ada siswa yang terlambat masuk
baik saat pelajaran jam pertama maupun seusai istirahat. Siswa diwajibkan hadir
selambat-lambatnya 10 menit sebelum apel di mulai. Selain itu, ada beberapa siswa yang
masih jajan di luar bahkan di dalam lingkungan sekolah, padahal bel masuk sudah
berbunyi.
Tidak menyelesaikan tugas tepat waktu. Peraturan mengharuskan siswa untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan ketentuan. Namun ada beberapa siswa
yang tidak menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Hal ini
berakibat pada waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar materi yang lain
digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Membuang sampah tidak pada tempatnya. Peraturan menyebutkan bahwa setiap
siswa harus membuang sampah pada tempatnya. Hal ini diketahui dari banyaknya
sampah yang terdapat di lapangan maupun di selokan.
Berpakaian tidak rapi. Terdapat beberapa siswa yang bajunya tidak dimasukkan atau
jika dimasukkan biasanya dimasukkan secara asal-asalan. Hal ini biasa dilakukan setelah
jam istirahat. Siswa juga tidak memakai ikat pinggang dan tidak memakai dasi. Melihat
pelanggaran yang terjadi di sekolah yang bersangkutan, penulis tertarik untuk mengetahui
lebih jauh bagaimana kedisiplinan belajar siswa di SD tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai seorang akademisi yang peduli terhadap
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah di atas maka rumusan masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kedisiplinan belajar kepada guru,
sehingga apabila terjadi pelanggaran, guru dapat segera mencari solusi yang tepat.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti sebagai calon guru mengenai
kedisiplinan belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KEDISIPLINAN BELAJAR
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin. Disiplin berasal dari bahasa Latin
discere yang berarti belajar. Dari kata ini, timbul kata disciplina yang berarti
pengajaran atau pelatihan. Saat ini kata disiplin mengalami perkembangan makna
peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai
memiliki dua pengertian. “Pertama, disiplin adalah latihan batin dan watak dengan
maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib. Kedua, disiplin adalah
ketaatan pada aturan dan tata tertib”. Menurut Wantah M. J (2005: 140), “disiplin
adalah suatu cara untuk membantu anak agar dapat mengembangkan pengendalan
diri”.
hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang
aturan dan tata tertib yang berlaku agar dapat berperilaku tertib di lingkungannya.
Kedisiplinan membuat mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan. Di samping itu, kedisiplinan juga penting sebagai cara dalam
lingkungannya.
2. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu kegiatan.
Disiplin sangat penting dalam menunjang keberhasilan. Dalam proses belajar sangat
diperlukan sikap disiplin. Dengan adanya sikap disiplin dalam belajar, maka siswa
Menurut Djamarah (2008 : 17) “ disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa
karena adanya dorongan untuk menanti tata tertib tersebut”. Hal ini sejalan dengan
penjelasan Arikunto (2001 : 114) bahwa disiplin yaitu menujuk pada seseorang dalam
mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Sedangkan menurut Dimyati & Mudjiono (2006 : 246) disiplin merupakan kebiasaan
yang dilakukan oleh sebagian siswa sendiri sehingga perlu adanya pembinaan disiplin
diri dalam belajar, hal ini dapat berupa penerapan kebiasaan belajar yang baik.
Dari uraian pengertian disiplin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin
adalah perilaku seseorang yang timbul dari kesadaran dirinya dan dilakukan secara
3. Tujuan Kedisiplinan
Kedisiplinan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk tingkah laku anak agar
sesuai dengan keinginan masyarakat, dan menghindari tingkah laku yang tidak
mengubah sikap dan perilaku anak agar menjadi benar dan dapat diterima oleh
masyarakat”.
khusus kedisiplinan pada anak adalah “pembentukan dasar-dasar tingkah laku sosial
diri anak sejak usia dini”. Hal yang sama diungkapkan Wantah M. J (2005: 177)
pengendalian diri mereka, dan bukan membuat anak mengikuti dan mematuhi
kedisiplinan adalah membentuk sikap dan perilaku seseorang sesuai dengan yang
diharapkan oleh masyarakat. Selain itu, kedisiplinan membantu anak untuk belajar
penulis menyimpulkan bahwa kedisiplinan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman
yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Kedisiplinan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kedisiplinan siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar.
perilaku yang diharapkan adalah perilaku yang mencerminkan perilaku yang telah
siswa agar tugas-tugas yang diberikan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu
kedisiplinan membantu siswa untuk mengontrol tingkah laku yang dapat mengganggu
Buchari Alma, dkk. (2010: 131) menyatakan bahwa ada dua bentuk kedisiplinan
belajar di sekolah, yaitu:
a) Kedisiplinan dalam hal berpakaian adalah ketertiban siswa dalam memakai
seragam sekolah sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
b) Kedisiplinan waktu adalah perilaku siswa dalam menghargai waktu. Misalnya
adalah datang tepat waktu.
SD Negeri 2 Poopo sendiri memiliki beberapa peraturan tata tertib yang terkait
dengan kedisiplinan belajar siswa. Peraturan tersebut terdiri atas tata tertib sekolah
yang ditujukan untuk siswa dan tata tertib guru dalam mengajar. Tata tertib yang
ditujukan kepada siswa berkaitan dengan beberapa hal antara lain masuk sekolah,
kewajiban siswa, larangan siswa, cara berpakaian, hak sebagai siswa, dan les privat.
Sedangkan tata tertib yang ditujukan kepada guru berkaitan dengan kewajiban dan
di dalam kelas. Kedisiplinan belajar di kelas menurut Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen (Maman Rachman, 1997: 168) adalah “keadaan tertib dalam suatu kelas
yang didalamnya tergabung guru dan siswa yang taat kepada tata tertib yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, tindak tanduk yang diharapkan adalah tindak-tanduk
Kedisiplinan belajar di dalam kelas tentu tidak pernah lepas dari kedisiplinan
yang ditunjukkan oleh siswa. Kedisiplinan siswa itu sendiri menurut Ali Imron
(2011: 172), adalah “suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh siswa di
maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara
keseluruhan”.
Kedisiplinan belajar sangat penting artinya bagi peserta didik. Siswa yang
berhasil adalah siswa yang mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya siswa
yang gagal, umumnya tidak disiplin. Hal ini sesuai dengan pendapat Dini P. Daeng
salah satu faktor penunjang keberhasilan seseorang dalam memenuhi tugas dan
kewajibannya. Oleh karena itu, perlu ditanamkan sikap kedisiplinan dalam diri siswa
tujuan yang diharapkan dapat tercapai. LouAnne Johnson (2009: 171) menyebutkan
beberapa karakteristik teknik kedisiplinan belajar yang berhasil dan efektif, antara
lain:
Dalam pandangan DePorter & Hernacki (Aunurrahman, 2016 : 131) terdapat tiga
karakteristik atau modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh seorang pendidik
dalam proses pembelajaran yaitu:
B. HASIL BELAJAR
mencakup ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif terdiri
dari pengetahuan, ingatan, pemahaman, dan menilai. Ranah afektif terdiri dari sikap serta
Menurut Hamalik (2004 : 49) menyatakan bahwa “hasil belajar sebagai tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. Selanjutnya Dimyati & Mudjiono (2013 : 3)
“mengemukan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar”.
hakekatnya sangatlah berguna bagi guru maupun bagi siswa. Tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar karena hasil belajar berguna untuk memperbaiki
cara-cara belajar. Hasil belajar sesuatu yang didapat dari jerih payah berupa ranah
kognitif yaitu proses pemberian nilai terhadap hasil yang dicapai siswa, ranah afektif
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Namun pada
penelitian yang sudah dilakukan diantara ketiga ranah ini, ranah afektiflah yang
digunakan peneliti. Pada hasil belajar afektif dilakukan melalui pengamatan tentang sikap
METODOLOGI PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN
Dalam buku yang di karang oleh Masyhuri & Zainuddin (2008 : 20) menyatakan bahwa
peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual
mendalam.
SD NEGERI 2 POOPO ini adalah sala-satunya SD yang ada di Desa Poopo Barat.
Sekolah ini mempunyai 1 orang Kepala Sekolah, 14 orang guru serta mempunyai siswa-
perpustakaan dan di tiap-tiap kelas di dalamnya terdapat tata tertib sekolah mengenai hal
masuk sekolah, kewajiban murid, larangan murid, hal berpakaian, hak-hak murid, serta
kedisiplian siswa kepada guru-guru. Dan kurikulum yang di gunakan yaitu kurikulum
2013.
C. Instrument Peneliti
Menurut Arikunto (2006: 192), “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen atau alat yang
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data
kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka.
Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum objek
kelas, keadaan sarana dan prasarana, standart penilaian serta pelaksanaan Assessmen
kelas.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana
data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :
1. Sumber Data Primer, adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama melalui
prosedur dan teknik pengambilan data berupa observasi dan wawancara. Dalam
penelitian kualitatif, jumlah sumber data atau responden tidak ditentukan sebelumnya,
sebab apabila telah diperoleh informasi yang maksimal, maka tujuan menelaah sudah
terpenuhi. Oleh karena itu konsep sampel dalam penelitian kualitatif adalah berkaitan
dengan bagaimana memilih responden dan situasi sosial tertentu yang dapat
memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai fokus peneliti. Untuk
memperoleh data yang jelas dan sesuai dengan masalah penelitian, maka peneliti
mendatangi lokasi penelitian dan memperoleh data dari respoden yang meliputi : (1)
Kepala SD Negeri 2 Poopo, (2) Guru Kelas IV, (3) Siswa/siswi kelas IV.
2. Sumber Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung,
data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik
wawancara, angket, dan observasi (Moh. Nazir, 2005: 174). Teknik pengumpulan data
1. Metode Observasi
Sanafiah Faisal (Sugiyono, 2012: 64) membagi observasi menjadi tiga macam,
yaitu: (1) observasi berpartisipasi, (2) observasi yang secara terang-terangan dan
tersamar, (3) observasi yang tak terstruktur. Penelitian ini menggunakan teknik
observasi partisipasif dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, sehingga data
yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
yaitu: wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur. Penelitian ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
kedisiplinan belajar dan kendala yang dihadapi guru dalam penanaman kedisiplinan
3. Metode Dokumentasi
82). Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya dari seseorang. Sukardi
(2003: 81) menyebutkan bahwa sumber dokumentasi dibedakan menjadi dua macam
yaitu dokumentasi resmi dan dokumentasi tidak resmi. Dokumentasi ini bermanfaat
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban
yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap
kredibel. Miles dan Humberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu:
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat dalam
catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu deskriptif dan reflektif.Catatan
deskriptif adalah catatan alami, (catatan tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan
dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti
terhadap fenomena yang dialami. Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan,
komentar, pendapat, dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai, dan
2. Reduksi data, merupakan proses berfikir sintesif yang memerlukan kecerdasan dan
keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Sedangkan mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting di
cari.
3. Penyajian data, penyajian data dapat dilakukan dalam uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, diagram dan sejenisnya. Penyajian data yang dilakukan oleh
masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat
Diterima dan di setujui oleh dosen pembimbing untuk di ajukan pada proposal sebagai
persyaratan untuk melakukan penelitian di SD dan untuk menyelesaikan program studi S-1
PGSD UNIMA.
MENGETAHUI
Bahri, Syamsul. 2008. Tanggung Jawab,Disiplin, Jujur itu Keren (Pendidikan Anti Korupsi
Kelas 1 SMP/MTS). Jakarta: KPK Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat.
Crain, William. 2007. Teori Perkembangan Konsep Dan Aplikasi. Alih Bahasa: Depdiknas.
2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Fadlillah.M, Khorida, L.M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Handayani, Rinawati. 2007. Penanaman Disiplin dalam Menaati Peraturan dan Tata Tertib.
Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Hanifah, Ifah. 2013. Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi
Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III
SDN Cinembeuy-Kuningan,Tahun Akademik 2012/2013. Skripsi : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Irham, M., & Wiyani, M. A. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Prasetyo, Arif., Kusumantoro, K. 2015. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru dan Disiplin
Belajar Melalui Motivasi Belajar sebagai Variabel
Intervening Terhadap Prestasi Belajar.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/4667/4303 Economic
Education Analysis Journal. Vol.4, No.1. Hlm.16-25. Diakses tanggal 18 Maret 2016
Saputro, S., Pardiman. 2012. Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya
terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan
2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/923. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No.1. Hlm 78-97. Diakses tanggal 18 Maret
2016
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Samsul dkk., Cara Mendisiplinkan Siswa dalam Belajar, Makalah (tidak diterbitkan) STAIN
salatiga, 2011.
Sugiyono, 2009. Metode Penenlitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Zuldafrial dan Muhammad Lahir. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yuma Pustaka.