Anda di halaman 1dari 3

Soal 1

Dinamika perkembangan zaman memaksa semua negara termasuk Indonesia untuk


melakukan transformasi terhdapa tata kelola pemerintahan yang dituntut semakin
professional, cepat, efektif, dan adaptif untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Indonesia
harus tumbuh dalam era demokratisasi dan digitalisasi sesuai perkembangan zaman.
Salah satu upayanya adalah dengan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat.
Namun masih banyak kekurangan dari penyedia layanan publik yang harus diperbaiki.
Rumusan Kasus antara lain:
- Masih ada penyedia layanan yang masih belum mempunyai SPO yang jelas dalam
menyediakan layanan. Contohnya durasi pemberian layanan sehingga tidak merugikan
waktu masyarakat. Sehingga hal ini menyebabkan birokrasi yang berbelit-belit dan tidak
menyatu dengan pelayanan.
- Masih ada penyedia layanan yang bersikap kurang ramah, kurang sopan, tidak jelas dalam
berbicara.
- Masih ada penyedia layanan yang masih belum menggunakan sarana prasarana sesuai
kebutuhan konsumen seperti ruang laktasi, pelayanan untuk difabel, antrian khusus lansia,
konektivitas internet.

Aktor yang terlibat:


- Kementrian PANRB menghadirkan pengintergrasian pelayanan publik dari daerah dengan
berbagai pelayanan public instansi pemerintah pusat, BUMN , dan mungkin swasta, yaitu
Mal Pelayanan Publik. Berarti Kementrian PANRB merupakan pelaksana kebijakan publik.
- PEMDA: masih banyak celah antara lain belum mengikat perizinan sesuai dengan sertifikasi
ISO. Sebagai pelayan publik.
- Masyarakat: sebagai penerima pelayanan.

Soal 2
Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai
dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor
yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai
dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan
konteks deskripsi kasus

A. Pelanggaran terhadap nilai dasar PNS


- Penyedia layanan yang bersikap kurang ramah dan kurang sopan.
Tidak sejalan dengan nilai PNS yaitu Berorientasi Pelayanan dimana harus ramah, cekatan,
dan dapat diandalkan.
Juga tidak bersifat Harmonis, dimana ASN harus suka menolong orang lain

- Belum adanya SOP yang jelas.


Tidak selaras dengan Kompeten, yaitu melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dimana
memang setiap layanan harus mempunyai SOP yang jelas.
Tidak bersifat Akuntabel dimana ASN harus melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi. Tidak adanya SOP yang jelas berarti belum
cermat dan disiplin dalam menciptakan layanan.
Tidak bersifat Kolaboratif. Karena dalam membentuk suatu layanan baru dan lebih baik
dalam hal ini Mal Pelayanan Publik diperlukan kerjasama dari semua sumber daya agar
terbentuk pelayanan yang optimal. Menyatukan pelayanan publik lintas kewenangan sulit
dilakukan karena struktur birokrasi Indonesia yang luas sehingga kolaborasi sangat
diperlukan.

- Masih ada penyedia layanan yang masih belum menggunakan sarana prasarana sesuai
kebutuhan konsumen seperti ruang laktasi, pelayanan untuk difabel, antrian khusus lansia,
konektivitas internet.
Hal ini tidak selaras dengan Adaptif, dimana ASN diminta untuk cepat menyesuaikan diri
dengan perubahan antara lain tuntutan masyarakat yang lebih beragam contohnya ibu
menyusui dan lansia, juga penyediaan jaringan internet untuk memudahkan pelayanan.

B Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Tidak diterapkannnya nilai dasar PNS akan mengakibatkan pelayanan publik yang tidak
optimal dan tidak terbentuknya whole of government yang menguntungkan ASN dan
instansi.

Soal 3
Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus
1. Melakukan pertemuan lintas kewenangan untuk mendiskusikan bentuk layanan yang
akan dilaksanakan, menyusun format layanan seefektif dan seefisien mungkin agar
mudah untuk diakses dan digunakan oleh masyarakat. Dimana MMP nantinya dapat
menjadi pusat pelayanan terpadu dan terintegrasi, baik antar kementerian maupun
pemerintah lokal. Harapannya akan terbentuk SOP yang jelas dan mampu laksana
yang nantinya akan menciptakan whole of government.
2. Sosialisasi kembali nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAkhlak kepada pelayan publik
sehingga pelayanan menjadi santun, sopan, ramah, dan berorientasi kepada
perbaikan terus menerus kualitas layanan.
3. Membentuk forum komunikasi online antar Lembaga. Sejalan dengan tujuan SMART
ASN yang akan mewujudkan Whole of Government. Forum ini dapat digunakan
sebagai wadah pembahasan isu, percepatan pengambilan keputusan dalam
pelayanan harian. Hal ini mempercepat pemberian solusi karena bersifat online, dan
tidak selalu harus tatap muka.
4. Melakukan pertemuan monitoring dan evaluasi yang efisien. Dapat disebarkan
kuesioner kepuasan pelanggan dan kuesioner kendala yang dialami oleh pelayan
publik (dapat berupa online) dan dari sana dapat dilakukan simpulan masalah yang
ada di lapangan. Hasil kuesioner ini dapat menjadi bahan evaluasi dimana nantinya
diharapkan dapat menciptakan pelayanan MMP yang lebih memuaskan untuk
masyarakat dan juga lebih efisien sehingga pelayan publik dapat melaksanakan tugas
sebaik mungkin.
Soal 4
Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
1. Melakukan pertemuan lintas kewenangan: upaya ini bersifat kolaboratif, adaptif, dan
harmonis. Dimana harus menggerakkan berbagai sumber daya untuk kepentingan
bersama, cepat menyesuaikan dengan perubahan yang ada, dan terbuka dalam
mendengar usul orang lain. Akhirnya diharapkan dalam Mal Pelayanan Publik
terbentuk SOP dan alur pelayanan yang jelas, mampu laksana, dan optimal.
2. Sosialisasi kembali nilai Berakhlak. Diharapkan ASN menjadi berkomitmen kembali
untuk menjalankan nilai nilai dasar BerAkhlak dalam keseharian pekerjaan.
3. Forum Komunikasi Online. hal ini bersifat kolaboratif dan kompeten dimana saling
membantu memecahkan masalah dengan cepat dan tepat. Pelayanan public lintas
kewenangan seperti MMP ini memerlukan kerja sama yang kuat antar Lembaga dan
di dalam masing-masing divisi. Adanya forum komunikasi yang tepat guna dan baik
sangat menentukan luaran capaian pelayanan. Semua ini akan memberikan layanan
yang lebih baik dan efisien bagi masyarakat.
4. Melakukan pertemuan monitoring dan evaluasi yang efisien. Ini merupakan tool/alat
untuk kita tetap mengevaluasi hasil layanan kita. Selaras dengan nilai Berorientasi
Pelayanan dan Harmonis, menerima pendapat orang lain. Evaluasi dilakukan kepada
hasil kepuasan pelanggan dan juga kepada ASN yang bekerja. Dimana letak
ketidakpuasan pelanggan dan juga dimana letak kekurangan lancarnya pelayanan
dari sisi pelayan publik. Hasilnya ditelaah sehingga dapat disimpulkan rekomendasi
yang mampu laksana dalam pelayanan MMP ini.

Anda mungkin juga menyukai