Anda di halaman 1dari 72

OSEANOGRAFI UMUM

Simon Tubalawony

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS PATTIMURA
PERTEMUAN I

TUJUAN MATA KULIAH:


MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN PRINSIP
PRINSIP DASAR OSEANOGRAFI dan MANFAATNYA
TERHADAP BIDANG STUDI LAINNYA serta
MENJELASKAN METODE MOTEDE DALAM
PENELITIAN OSEANOGRAFI
KEGIATAN PERKULIAHAN: NILAI
1. TATAP MUKA: 14 KALI 10%
2. UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) 35%
3. UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 40%
4. TUGAS (ASSIGMENT/MAKALAH): 3 KALI 15%

SYARAT PERKULIAHAN:
1. TIGA (3) KALI BERURUTAN TIDAK HADIR TANPA ALASAN YANG
JELAS.
2. LIMA (5) KALI TIDAK HADIR SELAMA PERKULIAHAN TANPA ALASAN
YANG JELAS.
DINYATAKAN TIDAK LULUS
PUSTAKA:
MABES TNI AL., 1991. Oseanografi.
Stewart, R. H., 2002. Intoduction to Physical Oceanography.
Department of Oceanography Texas A and M University
Gross, M. G., 1993. Oceanography. Sixth Edition. Prentice-Hall, Inc.
Robert H. Stewart. 2008. Introduction To Physical Oceanography,
Department of Oceanography, Texas A & M University..
Keith A. Sverdrup, and E. Virginia Armbrust 2008. .An Introduction
To The World Oceans (Ninth Edition). Mc Graw-Hill
PENGERTIAN OSEANOGRAFI

Oceanography: Graphos : “ the description of”


Logos : “ the logic of” or “the science of”

Graphos atau Logos dari Ocean : Oceanography atau


Oceanology

Antara Graphos dan Logos secara tegas dapat dipisahkan


tetapi tidak dapat dipisahkan.
PENGERTIAN OSEANOGRAFI
Oseanologi adalah ilmu tentang laut
Oseanografi adalah pencitraan atau pendiskripsian
tentang laut
Oceanografi adalah ilmu yang mempelajari laut dalam
segala aspek dengan penekanan
laut sebagai suatu lingkungan.
Aspek-aspek tersebut adalah: aspek fisik, kimia,
biologi, dan geologi
Dalam kegiatannya terjadi overlap antara oseanografi dan
oseanologi, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena
dalam kegiatan pencitraan (pendiskripsian) dilakukan juga
kegiatan ilmiah demikian sebaliknya
Studi Oseanografi dapat dikelompokkan dalam:
1. Oseanografi Fisika
2. Oseanografi Kimia
3. Oseanogeafi Biologi
4. Oseanografi Geologi dan Geofisika
Geological Oceanography
• Study of earth at edge of ocean
• Formation processes (seafloor)
• Sediments
• Rocks & minerals
• Geothermal vents
Physical Oceanography
• How & why oceans move
• Weather
• Heat transfer
• Water cycles
• Waves, tides, currents
• Temperature
Chemical Oceanography
• Composition & history of seawater
• Seawater processes & interactions
• Salinity
• Dissolved gases
• Nutrients
Biological Oceanography
• Living organisms
•Organisms relationships with each other and
their environment
Marine Sediments (geological)

created by
Living Organisms (biological)

That are influenced by


Nutrients (chemical)

and
Currents & Temperature (physical)
Why Study Oceanography?
• Oceans comprise 71% of the Earth’s surface
• Oceans contain 97.2% of the water on or near the Earth’s
surface
• Source of Food
• Transportation and Travel
• Weather
• Use the oceans to learn about our environment and how the
earth works as a global system
• Shoreline
– Interface between land and ocean
OSEANOGRAFI FISIKA
Mempelajari proses fisika dalam laut seperti arus laut, pasang surut
ataupun interaksi antara lautan dan atmosfir, ombak, strom
disamping pengukuran-pengukuran yang teliti mengenai suhu dan
kadar garam untuk menentukan sumber dan kondisi berbagai massa
air laut

OSEANOGRAFI KIMIA
Mempelajari unsur-unsur dan sifat-sifat kimia air laut, konsentrasi
unsur-unsur pokoknya, serta mengembangkan metoda dan
instrumen didalam menganalisa kandungan kimiawi air laut
OSEANOGRAFI BIOLOGI
Mempelajari organisme di laut serta hubungannya
dengan lingkungan laut yaitu tentang efek kondisi laut
terhadap distribusi serta besar jumlahnya organisme
tersebut terhadap sifat-sifat air laut.
OSEANOGRAFI GEOLOGI DAN GEOFISIKA
Mempelajari basis-basis samudera, asal usulnya, struktur dan
sedimentasi. Juga mempelajari garis-garis pantai dan
perubahannya, sedimen laut dan samudera.
Geofisika laut menggunakan teknik fisika untuk mempelajari
basis samudera, lapisan bumi di bawahnya, variasi magnit dan
gravitasi.
Aplikasi Studi Oseanografi

1. Ocean Engineering

Merupakan aplikasi dari pada pengetahuan yang didapat dari semua


cabang-cabang ilmu terhadap masalah-masalah praktis dari
pekerjaan atau kegiatan di atas air, di dalam air dan dasar laut

Contoh:
1. Pembangunan kapal
2. dock
3. dermaga
4. penahan ombak (jeti)
5. Reklamasi pantai
Oseanografi Militer
Oseanografi memberikan sumbangan kepada seluruh aspek operasi laut
terutama terhadap operasi anti kapal selam.
Parameter oseanografi yang penting:
Gelombang suara, dasar perairan, arus, suhu. Kadar garam dll

Oseanografi Perikanan

Berhubungan dengan ketersediaan sumberdaya


perikanan, pelayaran kapal-kapal perikanan,
penangkapan ikan, budidaya di perairan pantai,
pengelolaan kawasan pesisir
Penelitian Oseanografi
Cara-cara penelitian:
Penelitian oseanografi dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain dengan menggunakan kapal, stasion bouy,
menara/stasiun pengamatan, satelit. Yang paling sering
digunakan adalah dengan kapal
Kapal penelitian biasanya dilengkapi dengan winch yaitu winch
hidrografi, wich bathythermograph dan winch berat.
Winch hidrografi digunakan untuk menurunkan alat pengambil
contoh air, thermometer, alat pengukur arus dan net plankton
Winch bathythermograph untuk menurunkan bathythermograph
Winch berat digunakan dalam penelitian geologi seperti
pengambilan sedimen dan juga digunakan untuk menurunkan
trawl.
Kapal Riset Baruna Jaya VIII
Parameter Oseanografi yang diteliti

Beberapa parameter penting yang sering diamati/diteliti adalah:


1. Salinitas dan konduktivitas air laut
2. Temperatur
3. Densitas
4. Suara dalam air
5. Cahaya dalam air
6. Pasut
7. Arus
8. Ombak
9. Produktivitas perairan/primer
10. Unsur hara
Sejarah Oseanografi

Eksplorasi lautan:

1. Pengarungan laut yang mula-mula oleh Polynesia atau Indian,


sekitar 3000 B.C.,
2. Pelaut yang terkenal adalah orang Phoenicia sudah berlayar ke
Selat Gilbaltar sampai ke utara ke pulau Sicilia.
3. Pada 1500 B.C. pelaut ini telah berdagang sekitar Teluk Persia. Pada
900 B.C. mereka juga telah melakukan ekspedisi bagian tenggara
Afrika dan pada 600 B.C. orang Phoenesia berlayar ke selatan
melalui Laut Merah ke pantai Afrika.
Beberapa penemuan alat bantu navigasi:
1. Kompas abad 13 dari Cina.
2. Astrolobe: Alat untuk menentukan ketinggian matahari dan
benda-benda angkasa lainnya di atas horizon.
3. Pertengahan abad 15, ditemukan Cross Staff: alat pengukur
sudut dan altitudes benda-benda angkasa (Celestrial bodies).
Alat ini digunakan oleh Columbus.
Oseanografi sebagai Sains yang Sistematik
Mulai awal abad 19, sains bersama-sama dengan meteorology,
ada 3 faktor yang mendorong ke arah perkembangan
oseanografi dalam bidang geophysical:
1. Pengukuran kedalaman untuk keperluan engineering.
2. Jalur pelayaran dan peta: angin, gelombang, badai, arus,
kejadian awan, distribusi es.
3. Science. Pada awalnya Biologist beranggapan bahwa tidak
ada kehidupan pada lapisan dalam.
Perkembangan oseanografi selama 3 abad terakhir:
1. Era Pertama: ditandai dengan 3 dimensi eksplorasi dalam bidang
fisika, kimia, biologi dan geologi dari lautan.
2. Era kedua: setelah Perang Dunia I. Pengetahuan “physical state
dari laut makin baik didukung pengetahuan teori. Ada dimensi ke
empat yakni waktu. Pengetahuan semakin baik karena ditunjang
dengan peralatan yang semakin baik.
3. Era ketiga: setelah Perang Dunia II (berskala Internasional).
Ekspedisi mulai menggunakan teknik dan Instrument yang lebih
canggih, selain itu teori juga semakin berkembang.
Era Eksplorasi Oseanografi

1. Era Oseanografi Permukaan: sampai 1873.


2. Era Deep Sea Explorati00n: 1873 – 1914.
3. Era Systematik Nasional dan Survey Nasional: 1925 – 1940.
4. Era Metode Baru: 1947 – 1956.
5. Era International Cooperation: 1957 – 1978:
6. Era satelit: 1978 – 1995.
7. Era pengetahuan sistem dunia: 1995 – sekarang.
Karakteristik Massa Air

Fisik : Suhu, salinitas, densitas


Kimia : Nutrien, zat dan senjawa kimia,
gas-gas, pH
Biologi : Produktivitas Perairan, Plankton dll
Karakteristik Fisik Massa Air
Suhu
Suhu dan Panas Berbeda

Suhu lebih mengacu pada energi kinetik


suatu benda
Panas merupakan bentuk energi
Suhu Permukaan Laut tergantung pada
besarnya energi yang diterima oleh
permukaan laut

Penerimaan energi di permukaan

Bervariasi > tempat & waktu


•Rotasi bumi --- > skala diurnal .
•Revolusi bumi dan sudut rotasi - variasi
sesonal
Penerimaan energi di permukaan

Skala mikro
•Keragaman penutupan awan
•Keragaman topografi / lereng
•Variasi harian (diurnal)
Pada suatu tempat Qsw
diterima siang hari dan Qlw
dilepaskan pada malam hari

Kesetimbangan antara Qsw


dan Qlw menentukan variasi
temperature harian (diurnal)
maupun musiman (seasonal)
Panjang hari dan Sudut datang
Variasi letak lintang > perbedaan kerapatan ,
perbedaan periode penerimaan
Sudut datang
Periode penerimaan/panjang hari
Pengaruh atmosfir

Energi pancaran menuju permukaan


• dipantulkan
• diserap
• Diteruskan > radiasi langsung dan baur
disebut energi pancaran global
Karakteristik massa air
Distribusi Vertikal

Berdasarkan struktur suhu, perairan dibagi atas 3


lapisan yaitu
1. Lapisan tercampur: suhu hampir seragam
2. Lapisan termoklin: suhu menurun dengan cepat
3. Lapisan Dalam: suhu menurun secara perlahan-
lahan
SUHU LAUT

 Suhu air merupakan salah satu sifat fisik air yang


penting dalam lingkungan laut.
 Suhu berpengaruh terhadap berbagai proses fisik, kimia,
geokimia dan biologi.
 Suhu mengontrol laju reaksi kimia dan proses-proses
biologi (seperti metabolisme tubuh dan pertumbuhan).
SUHU LAUT

 Variasi suhu dan salinitas menentukan densitas air laut yang


mana mempengaruhu pergerakan vertikal massa air dan
dampaknya adalah perubahan secara kimia dan biologi dalam
kolom air.
 Suhu air juga menentukan konsentrasi gas-gas terlarut
dalam air laut (oksigen dan karbondioksida).
 Dan hal ini berkaitan dengan proses-proses biologi. Suhu
juga mempengaruhi distribusi organisme (spesies) laut.
 Pertukaran energi antara kolom air dan atmosfir
terjadi secara terus menerus.
 Laut dipanaskan oleh panjang gelombang inframerah
radiasi matahari.
 Energi radiasi diubah menjadi panas melalui
penyerapan. Efek pemanasan sinar matahari terasa
permukaan laut dimana 98% spektrum inframerah
diserap hanya beberapa dalam kolom air
SUHU PERMUKAAN LAUT

 Suhu permukaan laut bervariasi dengan garis lintang


 Suhu permukaan bisa melebihi 30 ° C di lautan tropis
terbuka, dan mendekati 40 ° C di laguna tropis
dangkal.
 Suhu permukaan air di wilayah kutub dapat mencapai
-1,9 ° C sebagai titik beku air laut biasa.
Figure 2.6 The global distribution of sea surface temperatures (°C) in (a) February and
(b) August.
TropicaL 25°C; Subtropical 15°C; Temperate 5°C (northern limit) dan 2°C
(southern limit); Polar < 0-2° or 5°C15°C
 Variasi harian rata-rata suhu permukaan di laut
terbuka sangat kecil, umumnya kurang dari 0,3 ° C.
 Perairan dangkal, perubahan suhu permukaan
harian kurang dari 2 ° C.
 Perubahan suhu selama periode 24 jam tidak
berpengaruh bagi plankton dan ikan, tidak seperti
organisme ekosistem intertidal dan terestrial yang
dapat mengalami perbedaan yang sangat besar
antara suhu siang dan malam hari
DISTRIBUSI VERTIKAL SUHU
 Percampuran turbulen: oleh angin angin dan
gelombang
 Percampuran turbulen menyebabkan terjadinya
perpindahan panas dari permukaan kelapisan lepisan
dalam
 Percampuran turbulen menyebabkan terbentuknya
lapisan tercampur (mixed layer)
 Di bawah lapisan campuran tercampur yakni pada
kedalaman sekitar 200-300 m di lautan terbuka, suhu
mulai menurun dengan cepat (Lapisan termoklin)
 Termoklin permanen: gradien suhu cukup cepat.
 Lapisan kedalaman terjadi perubahan kerapatan yang
cepat dikenal sebagai Pycnoklin, dan bertindak sebagai
penghalang sirkulasi air vertikal.
 Lapisan pycnoklin mempengaruhi distribusi vertikal
bahan kimia tertentu yang berperan dalam proses
biologi di laut.
 Gradien tajam dalam suhu dan kepadatan juga dapat
bertindak sebagai pembatasan gerakan vertikal hewan
Distribusi horisontal:
• Distribusi suhu pada permukaan laut terbuka bersifat
zonal dengan garis isothermnya timur-barat.
• Di dekat pantai, arus membelokkannya sehingga
isotherm nya mendekatai pola utara-selatan.
• Sepanjang batas timur samudera, suhu cenderung
lebih rendah.
• Di Laut terbuka, suhu berkurang dari 28 oC di daerah
ekuator menjadi -2 oC pada daerah lintang tinggi.
• Variasi nilai yang cukup besar antara daerah kutup dan
ekuator disebabkan karena radiasi gelombang pendek.
Distribusi Vertikal
• Berdasarkan struktur suhu, perairan dibagi atas 3 lapisan yaitu
1. Lapisan tercampur: suhu hampir seragam
2. Lapisan termoklin: suhu menurun dengan cepat
3. Lapisan Dalam: suhu menurun secara perlahan-lahan
• Pada daerah upper zone (50 – 200 m), suhu hampir sama dengan
permukaan sedangkan pada kedalaman 200 – 1000 m, suhu
berkurang dengan cepat dan selanjutnya di laut dalam suhu menurun
secara perlahan-lahan. Contohnya, pada daerah lintang rendah,
dipermukaan suhu 20 oC, 8 oC pada kedalaman 500 m, 5 oC pada
kedalaman 1000 m dan 2 oC pada kedalaman 4000 m
Thermoklin adalah gradien tempratur maksimum (laju
penurunan temperatur dengan meningkatnya kedalaman).

Variasi suhu pada lapisan permukaan:


Pada lapisan permukaan menunjukkan suhu variasi secara
musimam, dan secara khusus pada daerah lintang sedang.
Lapisan antara permukaan dan dalam (25 – 200 m) biasanya
memiliki suhu yang hampir sama dengan permukaan. Hal ini
disebabkan karena adanya percampuran massa air akibat
adanya angin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi suhu
permukaan laut:
1. Cahaya matahari
2. Angin
3. Arus
4. upwelling
PERTEMUAN II

Salinitas dan Distribusinya


Salinitas
Konsep Salinitas
Salinitas sebagai ”nilai masa garam terlarut
dalam masa air laut tertentu”.
• Caranya: pengeringan dan penimbangan
• Kelemahan/kesulitan:
sebagian senyawa hilang saat pemanasan
misalnya;
– bikarbonat dan karbonat teroksidasi,
– Cl2, Br2 dan B(OH)3 menguap
“massa dalam gram garam terlarut dalam satu
kilogram air laut, dimana semua bromida dan
iodida digantikan dengan jumlah equivalen
chlorida, dan semua karbonat digantikan dengan
jumlah equivalen oksida”

Defenisi
(Forch, Knudsen dan Sorensen)
 Komposisi unsur utama di air laut adalah relatif
tetap.
• Dasar penentuan chlorinitas sbg teknik analisis
salinitas.
• Chlorinitas = nilai equivalen chlorin terhadap
konsentrasi total halida dalam ppt berat (g Cl/Kg
air laut) yang diukur dengan titrasi AgNO3.

Prinsip “Marcet”
Distribusi Salinitas

• Distribusi Salinitas pada permukaan laut lepas


secara zonal.
• Pola distribusi salinitas menunjukkan salinitas
minimum di daerah kutup dan maksimum di
daerah sub tropis.
• Sebaran/disribusi salinitas pada permukaan
laut sangat tergantung pada evaporasi dan
presipitasi.
• Laut terbuka: 34 – 38 ‰, rata-rata 35 ‰ →
35 gram garam terlarut dalam 1 kg air laut.
• Perairan, terapit daratan → salinitas rendah,
pada daerah kering → salinitas tinggi
• hubungan Chloronitas dengan salinitas secara
linear yaitu; S ‰ = 0,030 + 1,8050 Cl‰
 Meningkat:
Densitas, viskositas, tekanan uap, kompresibilitas,
tegangan permukaan.

 Menurun:
Densitas suhu maximum, titik beku.

Pengaruh garam terhadap sifat fisika air


Maksimumnya salinitas pada daerah sub tropis karena daerah
ini merupakan wilayah bertiupnya angin pasat yang
mengakibatkan evaporasi lebih tinggi dari pada presipitasi.

Bila E – P adalah positif maka maksimum suhu di perairan


dekat ekuator menyebabkan keseimbangan energi yang masuk
ke dalam laut.
E – P = positif, salinitas tinggi
E – P = negatif, salinitas rendah
Distribusi Vertikal salinitas
Berdasarkan sebaranya secara vertikal, maka perairan dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Lapisan tercampur
2. Lapisan Haloklin
3. Lapisan Dalam
PERTEMUAN III

Densitas (ρ) dan sigmat-t (σt)


Densitas

 masa total air laut per satuan volume.


 sulit terukur langsung di laut, densitas didekati dengan
menentukan nilai σt (densitas air laut pada tekanan
atmosfer krn ditentukan pada suhu in situ dan
salinitasnya).
Densitas
Densitas air laut tergantung pada salinitas, suhu dan
tekanan. Densitas (ρ) dinyatakan dalam massa per volume
(kg/m3). Di laut terbuka kisaran densitas kira-kira berkisar
antara 1021,00 kg/m3 pada permukaan laut hingga 1070,00
kg/m3 pada kedalaman 10.000 m. Pada permukaan laut, rata-
rata densitas sekitar 1027 kg/m3.
Densitas, ρ = m/v
Karena sulit, digunakan densitas relative terhadap densitas
air murni.
Densitas
Specific gravity () = ρ/ρm, ρm = densitas maksimum air
(4 0C, 1 atm), tanpa dimensi

ρ = ρ (t, s, p)
ρ = ρ 20, 35, 0 = 1,02478, ketelitiannya 5 desimal dan
untuk menyederhanakannya digunakan notasi:
σs,t,p = (ρ s, t, p – 1) x 103
σs,t,p = densitas – 1000 kg/m3
Pengaruh tekanan dapat dibaikan, maka densitas diukur dengan
penggunakan simbol σs,t,0 atau yang umumnya ditulis dengan
simbol σt = σ(s, t, 0)

Penentuan Densitas

 secara empiris persamaan σt dan densitas adalah


σt = (ρ – 1000) kg m-3

 σt ditentukan dengan T – S diagram


Distribusi densitas perairan sangat tergantung pada distribusi
suhu dan salinitas. Bila suhu meningkat maka densitas akan
semakin menurun dan bila salinitas meningkat maka densitas
juga akan meningkat
Secara vertikal, distribusi densitas menunjukkan
peningkatan nilai dari permukaan ke lapisan dalam.
Berdasarkan struktur distribusinya, maka lapisan perairan
dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Lapisan permukaan tercampur,
2. Lapisan pynocline.
3. Lapisan Dalam
Penentu Densitas
Di laut kisaran suhu dapat mencapai 0 – 29 °C, tetapi salinitas
hanya 34 – 46 ‰, sehingga suhu berpengaruh besar
terhadap densitas dibanding salinitas.

Di ekuator dan lintang tinggi dimana perubahan suhu musiman


tidak besar, evaporasi/ presipitasi dan pembentukan
/peleburan es menyebabkan perubahan salinitas nyata,
demikian pula perubahan densitasnya di permukaan.
Distribusi Densitas/Sigma-t (σt)

Distribusi densitas air laut pada permukaan samudera


memperlihatkan peningkatan nilai densitas ke arah lintang tinggi.
Pada daerah sekitar ekuator, densitas sekitar 22 dan meningkat
menjadi 26 – 27 pada daerah sekitar lintang 50o hingga 60o.
Variasi Sigma t
pada kedalaman dibawah 500 – 1000 m, suhu dan salinitas tidak
bervariasi:

sedikit peningkatan σt dibawah 1000 m

σt hampir vertikal pada > 2000 m.

di lintang tengah dan rendah σt dapat berubah cepat pada


kedalaman < 500 m (piknoclin). Dilaut terbuka, piknoclin
berkaitan dengan termoklin.
T – S Diagram
metoda yang baik untuk mengidentifikasi dan mentrace masa
air, yang berarti tingkat percampuran masa air.
Karena :
suhu dan salinitas mudah diukur
karakter suhu dan salinitas air laut berbeda antar
wilayah
karakter air akan berubah akibat percampuran dengan
masa air dari wilayah lain dengan T dan S berbeda.
Salinitas (psu) Salinitas (psu)
32.5 33.5 34.5 35.5
32.5 33.0 33.5 34.0 34.5 35.0 35.5

30 30
29 29

28 28
27 27

26 26
25 25

24 24
23 23

22 22
21 21

20 20
19 19

Suhu (0C)
18 18
17 17
Suhu

16 16
15 15

14 14
13 13

12 12
11 11

10 10
9 9

8 8
7 7

6 6
5 5

4 4

2 2
32.5 33.5 34.5 35.5
32.5 33.0 33.5 34.0 34.5 35.0 35.5

Anda mungkin juga menyukai