Anda di halaman 1dari 13

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981

VOL. 9 NO. 1 April 2016

EVALUASI KESERASIAN (MATCH FACTOR) ALAT MUAT


DAN ALAT ANGKUT DENGAN METODE CONTROL CHART (PETA KENDALI)
PADA AKTIVITAS PENAMBANGAN DI PIT X PT Y

Yoszi Mingsi Anaperta1

ABSTRACT

One of supporting the mine’s success is the achievement of production targets. The
optimal production will increase corporate profits. Some factors affecting mining
productions is adequate road condition, work efficiency and compatibility between
excavator and tool loading.
Match factor of excavator and loading toll is a process that can affect production. To
analyze and improve the process, we certainly need to understand how their
performance of process. In the world of quality control there is statically method to
help us see whether a process is under control or not. The method is statically
process control (SPC)

Keywords: Match factor, statistical process control, loading tool and excavator

INTISARI

Salah satu pendukung keberhasilan tambang adalah pencapaian target produksi.


Produksi yang optimal akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi produksi pertambangan kondisi memadai jalan, efisiensi kerja
dan kompatibilitas antara excavator dan alat bongkar.
Faktor pertandingan excavator dan pemuatan tol adalah proses yang dapat
mempengaruhi produksi. Untuk menganalisis dan meningkatkan proses, kita pasti
perlu memahami bagaimana kinerja mereka dari proses. Dalam dunia kontrol
kualitas ada statis metode untuk membantu kita melihat apakah suatu proses berada
di bawah kendali atau tidak. Metode ini statis kontrol proses (SPC).

Kata Kunci: Faktor Match, pengendalian proses statistik, alat bongkar excavator

1
Dosen Teknik Tambang Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

73
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

PENDAHULUAN ke dalam alat angkut


Dalam pelaksanaan kegiatan dan kembali kosong.
penambangan terbuka banyak faktor (Eugene P. Pfleider,
yang menunjang keberhasilan 1972)
tambang tersebut salah satunya
adalah produksi. Produksi yang Rumus : Ctm = Tm1 +
optimal tentu akan meningkatkan Tm2 + Tm3 + Tm4
keuntungan perusahaan. Untuk
mengoptimalkan produksi Keterangan :
penambangan banyak faktor yang Ctm : Total waktu edar
harus diperhatikan seperti kondisi alat muat, detik
jalan yang memadai, efesiensi kerja Tm1 : Waktu untuk
alat dan keserasian (match factor) menggali muatan, detik
antara alat muat dan alat angkut. Tm2 : Waktu swing
Dalam penelitian ini dibahas bermuatan, detik
adalah mengenai Keserasian (Match Tm3 : Waktu untuk
Factor) Alat Muat dan Alat Angkut menumpahkan muatan,
dengan metode Control Chart (Peta detik
kendali) pada Aktivitas Penambangan Tm4 : Waktu swing
Bijih Ore dan Waste di Pit X PT.Y” tidak bermuatan, detik
Pada Pit X terdapat tiga zona yaitu b. Waktu eadar alat
zona 1, zona 2 dan zona 3. Saat angkut
penulis mengambil data di zona satu Waktu edar alat angkut
terdapat material HG, MG, LG, DO pada umumnya terdiri
dan Waste; di zona 2 terdapat dari waktu menunggu
material HG, MG, LG, DO dan waste: alat untuk dimuat,
dan di zona 3 hanya terdapat material waktu mengatur posisi
waste. untuk dimuati, waktu
diisi muatan, waktu
PENDEKATAN PEMECAHAN mengangkut muatan,
MASALAH waktu dumping dan
Dasar Teori waktu kembali kosong.
Data yang diperoleh (Eugene P. Pfleider,
dilapangan di hitung dengan cara 1972)
sebagai berikut:
1. Untuk menghitung Waktu Edar Rumus :
(Cycle Time) Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3
Waktu edar merupakan waktu + Ta4 + Ta5 + Ta6
yang diperlukan oleh alat untuk Keterangan :
menghasilkan daur kerja. Cta : Waktu edar alat
Semakin kecil waktu edar angkut, menit
suatu alat, maka produksinya Ta1 : Waktu mengambil
semakin tinggi. posisi siap dimuati,
a. Waktu edar alat muat menit
Merupakan total waktu Ta2 : Waktu diisi
pada alat muat, yang muatan, menit
dimulai dari pengisian Ta3 : Waktu
bucket sampai dengan mengangkut muatan,
menumpahkan muatan menit

74
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

Ta4 : Waktu mengambil 2. MF > 1, artinya alat muat


posisi untuk bekerja 100%, sedangkan alat
penumpahan, menit angkut bekerja kurang dari
Ta5 : Waktu muatan 100%, sehingga terdapat
ditumpahkan, menit waktu tunggu bagi alat angkut
Ta6 : Waktu kembai sebagai berikut:
kosong, menit 3. MF = 1, artinya alat muat dan
Waktu edar alat angkut alat angkut bekerja 100%,
ini merupakan waktu dengan demikian tidak
keseluruhan dari satu terdapat waktu tunggu bagi
siklus produksi yang alat muat maupu alat angkut.
terdiri dari : Untuk menganalisis dan
2. Untuk mengitung keserasian memperbaiki proses, kita tentunya
kerja (Match Factor) harus memahami dan juga mengerti
Faktor keserasian kerja bagaimana kinerja proses tersebut.
merupakan suatu persamaan Dalam dunia pengendalian kualitas
sistematis yang digunakan utnuk (quality control) terdapat suatu metode
menghitung tingkat keselarasan kerja statistik untuk membantu kita dalam
antara alat muat dan alat angkut untuk melihat apakah suatu proses di bawah
setiap kondisi kegiatan pemuatan dan kendali, atau sebaliknya. Metode
pengangkutan. tersebut adalah statistical process
Untuk menilai keserasian alat muat control (SPC).
dan alat angkut dapat digunakan Statistical Process Control
rumus Match Factor adalah (SPC) dicetuskan pertama kali oleh
sebagai berikut: (Ir. Yanto Walter Andrew Shewhart ketika
Indonesianto,M.Sc, dimodifikasi) bekerja di Bell Telephone
Laboratories, Inc. (divisi R&D untuk
perusahaan AT&T dan Western
Electric) pada tahun 1920-an. SPC ini
Keterangan: juga dikenal sebagai peta kendali
MF = match factor (control chart).
Ctm = cycle time alat muat, Secara umum, peta kendali
= waktu dalam SPC selalu terdiri dari tiga garis
cycle time alat muat untuk sekali horisontal, yaitu:
loading ke ADT 1. Garis pusat (center line), garis
Cta = cycle time alat angkut yang menunjukkan nilai tengah
Na = jumlah alat angkut (mean) atau nilai rata-rata dari
Nm = jumlah alat muat karakteristik kualitas yang di-
plot pada peta kendali SPC.
Dari persamaan di atas akan 2. Upper control limit (UCL), garis
muncul tiga kemungkinan, di atas garis pusat yang
yaitu : menunjukkan batas kendali
1. MF < 1, artinya alat muat atas.
bekerja kurang dari 100%, 3. Lower control limit (LCL), garis
sedangkan alat angkut bekerja di bawah garis pusat yang
100%, sehingga terdapat menunjukkan batas kendali
waktu tunggu bagi alat muat bawah.
yaitu: Garis-garis tersebut ditentukan
dari data historis. Shewhart

75
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

menggunakan kurva distribusi normal kualitas seperti Six Sigma di


(distribusi Gauss) dengan μ sebagai perusahaan-perusahaan Amerika.
garis pusat yang menunjukkan nilai Adapun tahapan kita dalam
rata-rata sebaran karakteristik proses, pengambilan keputusan untuk memilih
dan ±σ yang dirubah menjadi UCL teknik SPC yang kita butuhkan adalah
dan LCL sebagai landasannya. sebagai berikut:
Teknik-teknik SPC kemudian
berkembang seiring inisiatif perbaikan

Gambar 1. Bagan Alur Pengambilan Keputusan untuk Memilih Teknik SPC


Sumber: Straker, n.d., fig. 1 (dimodifikasi)

Terlebih dahulu tentukan jenis contoh: jumlah alat. Penulis


karakteristik data yang diobservasi, menggunakan SPC untuk
yaitu: data variabel dan data atribut. menganalisis data cycle time maka
Data variabel bersifat kontinyu karakteristik data pada penelitian ini
(continuous distribution). Data ini adalah data variabel.
diukur dalam satuan-satuan Ketika kita mempunyai data
kuantitatif, sebagai contoh: Cycle time. variabel, ada tiga jenis peta kendali
Sifat continuous distribution pada data yang dapat kita gunakan, yaitu:
variabel menggambarkan data 1. Individuals & moving range
berbentuk selang bilangan yang bisa control chart (I-MR).
terjadi dalam digit dibelakang koma 2. Average & range control chart
hingga n digit, tidak dapat dihitung, (Xbar & R-chart).
dan tidak terhingga. Sedangkan data 3. Average & standard deviation
atribut bersifat diskrit (discrete control chart (Xbar & S-chart).
distribution). Data ini umumnya diukur Individuals and moving range
dengan cara dihitung menggunakan control chart (I-MR) yang juga dikenali
daftar pencacahan untuk keperluan dengan nama X-MR atau Shewhart
pencatatan dan analisis, sebagai individuals control chart adalah peta

76
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

kendali variabel yang digunakan jika Berdasarkan contoh peta


jumlah observasi dari masing-masing kendali diatas, terdapat satu data
subgrup hanya satu (n = 1). I-MR yang keluar dari peta kendali (control
diperlukan dalam situasi-situasi limit). Penyimpangan data tersebut di
sebagai berikut (Montgomery, 2005, sebabkan oleh penyebab khusus
pp. 231–232): (special cause ) dan jarang terjadi,
1. Menggunakan teknologi maka data ini bisa di hapus, agar tidak
pengukuran dan setiap unit merusak nilai rata-rata data yang
yang diproduksi dapat nantinya berpengaruh dalam
dianalisis sehingga tidak ada perhitungan sehingga perhitungan
dasar untuk pengelompokan lebih akurat.
rasional ke dalam subgrup.
2. Siklus produksi sangat lama, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan menyulitkan jika Lokasi pengambilan data di Pit
mengumpulkan sampel Purnama. Dimana pengambilan data
sebanyak n >1. dilakukan pada area Loding Point
3. Pengukuran berulang pada Zona sebagai berikut:
4. Beberapa pengukuran diambil 1. Zona 1, Material Waste dengan
pada unit yang sama. area Dumping Point di TSF 330
5. Dalam pabrik-pabrik proses lower
tertentu 2. Zona 2, Material Waste dengan
Oleh karena itu untuk area dumping point di TSF 325
menganalisis data cycle time pada 3. Zona 3 (NorthPit), material waste
penelitian ini lebih tepat menggunakan dengan Area Dumping Point di TSF
I-MR, dengan jumlah data ( n ) 40 330 Buttress Upper
melebihi jumlah data minimal yaitu 25
data. Analisis Data dan Pembahasan
Berikut adalah contoh Pada Pit Purnama terdapat
penggunaan I-MR: tiga zona yaitu zona 1, zona 2 dan
1. Hitung nilai rata-rata dari data zona 3. Saat penulis mengambil data
yaitu X di zona satu terdapat material HG,
MG, LG, DO dan Waste; di zona 2
terdapat material HG, MG, LG, DO
2. Menghitung moving range (R), dan waste: dan di zona 3 hanya
dan rata-rata moving range . terdapat material waste.
R = Xmax – Xmin Dalam penelitian ini penulis
hanya mengambil data cycle time alat
gali dan alat muat untuk material
waste di zona 1, zona 2, dan zona 3
Catatan:
dengan tempat dumpingan di TSF
3. Menghitung garis pusat, UCL,
battres, TSF 330 Uper dan TSF 330
dan LCL untuk peta kendali.
Lower (menyesuaikan dengan tempat
dumping ADT pada saat pengambilan
data). Adapun hasil match factor alat
, dengan d2 (konstanta) = gali dan alat muat akan dibahas per-
zona, sbb:
1,128 1. Zona 1, material waste dan
dumping ke TSF 330 Lower

77
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

Penelitian dilakuan di zona, angkut bekerja 100% dan alat muat


pada elevasi 430 dengan kondisi bekerja kurang dari 100 %, sehingga
cuaca cerah. Aktifitas penggalian ada waktu tunggu bagi alat muat
material waste oleh backhoe 385 C selama 63,92 detik.
(nomor 5019). Material diangkut a. Perhitungan Terhadap
dengan menggunakan ADT CAT 740F Data
dan Volvo A40F ke TSF 330 lower 1) Mengitung rata-
dengan rute jalan dari PIT - NHR - rata data
EVHR - MHR1 - MHR2 – MHR3
sampai ke TSF 330 lower dengan
jarak 3450,9 m. Pola muat top loading ket:
per flits 2,5 m (tinggi bench 5 m), serta = jumlah data
penempatan posisi truk yaitu single = banyaknya
back up. Material yang di digging
adalah waste dan ada bolder di data
dalamnya sehingga loading excavator : waktu
menjadi lama. Material fragmentasi menggali pada alat
besar bercampur dengan material muat (excavator
fragmentasi halus. Kondisi loading 385 c)
point dan jalan menuju loading point 380,18 detik
tidak rata, sehingga Laju ADT menjadi data
lambat. = =
Saat di loading point ADT
seringkali antri dan menunggu begitu 9,5045 detik
juga dengan backhoe-nya. Selain itu 2) Menghitung Cycle
manufer ADT juga cukup jauh dan Time alat muat
kadang terjadi manufer gantung (ADT Ctm = Tm1 + Tm2 +
menuggu belt dan posisi bucket swing Tm3 +Tm3 + Tm4
isi diam), sehingga waktu manufernya = 9,51 + 4,05 + 3,43+
menjadi lama. Kondisi dumping point 4,45 = 21, 43 detik
tidak rata dan ada perataan dumping 3) Menghitung Cycle
point oleh dozer. Waktu hauling dan Time alat angkut
kembali tanpa bermuatan ADT ada Cta = Ta1 + Ta2 +
yang cepat karena ADT Volvo A40F Ta3 + Ta4 + Ta4 +
lebih cepat dari ADT Cat 740 F. Ta5 + Ta6
Setelah dilakukan analisa data, = 29,12 + 107,74 +
diperoleh cycle time alat muat 21, 43 660,59 + 36,75 +
detik dan cycle time alat angkut 21,66 + 656,77
1512,63 detik. Jumlah alat angkut = 1512,63 detik
diasumsikan 9 ADT, karena pada saat 4) Menghitung Match
pengambilan data (sift siang) operasi Factor (MF)
tambang menggunakan system Na = jumlah alat
dispatch dengan radio, sehingga angkut ( 9 unit)
jumlah ADT untuk satu backhoe sulit Jumlah Bucket
untuk dihitung. Jumlah backhoe satu (untuk 1 kali
unit. Rata-rata jumlah bucket untuk loading) = 5
sekali loading adalah 5 bucket. Dari Jumlah alat muat =
data tersebut diperoleh keserasian 1
alat (Match factor) 0,62, artinya alat

78
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

tergolong kedalam data


variabel tunggal (individu).
= = 0,62 1) Pada Backhoe
Zona 1 mateial LG
.:. MF < 1, alat angkut
bekerja 100% dan R = Xmax – Xmin
alat muat bekerja
kurang dari 100%,
Sehingga ada
4
waktu tunggu untuk
alat muat = 1,5
5) Menghitung
, dengan d2
waktu tunggu alat
(konsatanta untuk 3
muat (Wtm)
sigma) = 1,128
UCL =
20,4 + (3
× 1,5) = 24,8 detik
LCL =
Wtm = 63,92 detik
b. Analisa Data: 20,4 + (3
Analisa data dengan × 1,5) = 16,1 detik
metode SPC yaitu I-MR atau 3
sigma, karena data cycle time

Gambar 2. peta kendali cycle time excavator untuk material waste di zona
1

2) Pada ADT Zona 1 (konsatanta untuk 3


mateial LG sigma) = 1,128
UCL =
R = Xmax – Xmin +
(3 × 71,4) = 1723,1
detik
80,5 UCL =
+
=
(3 × 71,4) = 1295,0
71,4 , dengan d2 detik

79
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

Gambar 3. peta kendali cycle time alat angkut ( ADT ) untuk material waste di zona 1

Rangkuman :
center / nilai rata-rata data (mean) Hasil Satuan
Waktu edar (cycle time ) rata-rata alat angkut 1.206,9 detik
Waktu edar (cycle time ) rata-rata alat muat 19,5 detik
Jumlah bucket rata-rata 5 kali
Jumlah alat angkut untuk 1 excavator 9 unit
Jumlah alat muat (excavator) 1 unit
Match factor (MF) 0,73
Alat muat bekerja 100 persen, maka waktu tuggu alat muat (Wtm) 36,53 detik
catatan: ada bolder dan material fragmentasi besar bercampur dengan material
fragentasi halus

2. Zona 2, material waste dan Saat diloading point ADT


dumping ke TSF 325 seringkali antri dan menunggu begitu
Penelitian dilakuan di zona 2, juga dengan backhoenya. Selain itu
pada elevasi 415 dengan Kondisi manufer ADT juga cukup jauh dan
cuaca cerah. Aktifitas penggalian kadang terjadi manufer gantung (ADT
material waste (clay) oleh backhoe menuggu belt dan posisi bucket swing
385 C (nomor 5021) . Material diangkt isi diam), sehingga waktu manufernya
dengan menggunakan ADT CAT 740F menjadi lama. Kondisi dumping point
dan Volvo A40F ke TSF 325 dengan rata (bagus). Waktu hauling dan
rute jalan dari PIT - NHR- EVHR - kembali tanpa bermuatan ADT ada
MHR1 - MHR2 - MHR2 lama sampai yang cepat karena ADT Volvo A40F
ke TSF 325 dengan jarak 3019 m. lebih cepat dari ADT Cat 740 F.
Pola muat top loading per flits 2,5 m Setelah dilakukan analisa data,
(tinggi bench 5 m), serta penempatan diperoleh cycle time alat muat 20,3
posisi truk yaitu single back up. detik dan cycle time alat angkut
Material yang di digging adalah clay, 1.315,1 detik. Jumlah alat angkut
namun terkandang ada bolder di diasumsikan 9 ADT, karena pada saat
dalamnya sehingga loading excavator pengambilan data (sift siang) operasi
menjadi lama. Sesekali menggali up tambang menggunakan system
(free digging) dengan sudut swing dispatch denagan radio, sehingga
besar sekitar 170º sehingga waktu jumlah ADT untuk satu backhoe sulit
loadingnya menjadi lama. Kondisi untuk dihitung. Jumlah backhoe satu
loading point dan jalan menuju loading unit. Rata-rata jumlah bucket untuk
point tidak rata, karena material clay sekali loading adalah 5 bucket. Dari
sehingga Laju ADT menjadi lambat. data tersebut diperoleh keserasian
Tempat dumping point sudah bagus. alat (Match factor) 0,70, artinya alat

80
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

angkut bekerja 100% dan alat muat Analisis data sama dengan
bekerja kurang dari 100 %, sehingga yang sebelumnya, dengan hasil
ada waktu tunggu bagi alat muat sebagai berikut:
selama 44,49 detik.

Gambar 4. peta kendali cycle time excavator untuk material waste di zona 2

Gambar 5. peta kendali cycle time alat angkut ( ADT ) untuk material waste di zona 2
Rangkuman :
center / nilai rata-rata data (mean) Hasil Satuan
Waktu edar (cycle time ) rata-rata alat angkut 1.315,1 detik
Waktu edar (cycle time ) rata-rata alat muat 20,3 detik
Jumlah bucket rata-rata 5 kali
Jumlah alat angkut untuk 1 excavator 9 unit
Jumlah alat muat (excavator) 1 unit
Match factor (MF) 0,70
Alat muat bekerja 100 persen, maka waktu tuggu alat muat (Wtm) 44,49 detik
catatan: ada bolder dan material fragmentasi besar bercampur dengan material
fragentasi halus

3. Zona 3, material waste dan loading per flits 2,5 m (tinggi bench 5
dumping ke TSF 330 Up m), serta penempatan posisi truk yaitu
Buttress single back up. Material dengan
Penelitian dilakukan di zona 1, fragmentasi besar dan material
pada elevasi 412,5 dengan kondisi dengan fragmentasi halus bercampur.
cuaca cerah. Aktifitas penggalian Ada bolder sehingga kadang waktu
material waste oleh backhoe 385 C loadingnya menjadi lama. Material
(nomor 5021). Material diangkut dengan fragmentasi besar dan
dengan mengunakan ADT CAT 740F material dengan fragmentasi halus
dan Volvo A40F ke TSF 330 Up bercampur. Kondisi loading point
Buttress dengan rute jalan dari PIT - kurang rata, sehingga manufer ADT
NHR - EVHR - MHR1 - MHR2 - MHR2 cukup lambat, loading point baru
lama sampai ke 330 TSF Up buttress dirapikan pada sore hari oleh dozer
dengan jarak 2929,9 m. Pola muat top dan jalan menuju loading point juga

81
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

kurang rata sehingga jalannya ADT Setelah dilakukan analisa data,


menjadi lambat dan baru dirapikan diperoleh cycle time alat muat 19,5
pada sore hari juga. detik dan cycle time alat angkut
Saat di loading point ADT 1206,9 detik. Jumlah alat angkut
seringkali antri dan menuggu untuk diasumsikan 9 ADT, karena pada saat
loading begitu juga dengan pengambilan data (sift siang) operasi
backhoenya, namun sesekali tambang menggunakan system
excavator juga menuggu dengan dispatch denagan radio, sehingga
keadaan swing isi. Selain itu manufer jumlah ADT untuk satu backhoe sulit
ADT tekadang cukup jauh sehingga untuk dihitung. Jumlah backhoe satu
waktu manufernya menjadi lama. unit. Rata-rata jumlah bucket untuk
Jalan menuju dumping point sekali loading adalah 5 bucket. Dari
kurang rata karena material clay yang data tersebut diperoleh keserasian
belum di compactor sehingga alat (Match factor) 0,73, artinya alat
kecepatan ADT menjadi lambat. Area angkut bekerja 100% dan alat muat
duming point di battress awalnya bekerja kurang dari 100 %, sehingga
sempit sehingga waktu manufer ada waktu tunggu bagi alat muat
damping ADT menjadi lama dan selama 36,53 detik.
hanya bisa single dumping. Namun Analisis data sama dengan
jam 14.00 wib tempat dumping point yang sebelumnya, dengan hasil
sudah luas dan bisa double dumping. sebagai berikut:

Gambar 6. peta kendali cycle time excavator untuk material waste di zona 3

Gambar 7. peta kendali cycle time alat angkut ( ADT ) untuk material waste di zona 3

Rangkuman:

82
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

center / nilai rata-rata data (mean) Hasil Satuan


Waktu edar (cycle time ) rata-rata alat angkut 1.206,9 detik
Waktu edar (cycle time ) rata-rata alat muat 19,5 detik
Jumlah bucket rata-rata 5 kali
Jumlah alat angkut untuk 1 excavator 9 unit
Jumlah alat muat (excavator) 1 unit
Match factor (MF) 0,73
Alat muat bekerja 100 persen, maka waktu tuggu alat muat (Wtm) 36,53 detik
catatan: ada bolder dan material fragmentasi besar bercampur dengan material
fragentasi halus

KESIMPULAN 1. Match factor alat gali dan alat


Setelah dilakukan analisis data muat di zona 1, zona 2 dan
dan pembahasan, maka di peroleh zona 3, hasilnya sebagai
kesimpulan sebagai berikut: berikut:
KESIMPULAN
Ctm Cta Cta ADT Wtm
Zona Material RL Dumping to Jarak (m) Backhoe n MF
(detik) (detik) (menit) (unit) (detik)
1 Waste 430 TSF 330 lower 3450,9 20,83 1512,63 25,21 9 1 5 0,62 63,92
2 Waste 412,5 TSF 325 3019 20,33 1315,15 21,92 9 1 5 0,70 44,49
3 Waste 412,5 TSF buttress 2929,9 19,52 1206,95 20,12 9 1 5 0,73 36,53
2. Factor penyebab match factor- menjadi lama dan
nya menjadi seperti diatas jika fragmentasi
karena cycle time alat gali dan material semakin
alat muat. Dimana saat kecil maka waktu
pengambilan data cycle time galinya semakin
tersebut banyak kondisi yang kecil.
menyebabkan data cycle time- 2) Pada saat backhoe
nya menjadi lama. Adapun swing isi, sudut
factor-faktor yang putar bucket
mempengaruhi cycle time backhoe besar
tersebut adalah sebagai sperti menggali up
berikut: (free digging)
a) Pada Backhoe 385 C dimana sudut
1) Pada saat backhoe putarnya
menggali sekitar170%
Adanya bolder sehingga waktu
sehingga waktu gali swing isinya
backhoe menjadi menjadi lama.
lama, Digging 2 3) Pada saat backhoe
kali, Fragmentasi menumpahkan
material yang tidak material, diakhir
seragam sehingga loading backhoe
waktu gali backhoe terkadang
yang bervariasi. merapikan material
Jika fragmentasi yang ada di bak
material besar ADT.
maka waktu galinya

83
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

4) Pada saat backhoe clay maka jumlah


swing kosong, bucketnya untuk
terkadang swing sekali loading bisa
backhoe jauh. kurang dari lima
b) Pada ADT Cat 470 F kali. Factor lainnya
dan Volvo A4OF sama dengan factor
1) Pada saat ADT pada poin “a” diatas
manufer loading 3) Pada saat ADT
Manufer terlalu jauh, hauling
sehingga waktu Jalan di loading point
manufernya lama. tidak rata,
Pada saat antri Hambatan di jalan
untuk memulai seperti adanya
manufer butuh mobil penyiram
waktu yang lama, jalan, moving alat,
dibandingkan perataan jalan
dengan yang dengan grader,
langsung manufer antrian dengan ADT
tanpa berhenti dan yang sudah tua
tanpa antri. Area dimana feformance-
tempat manufer nya tidak optimal
yang tidak rata lagi. ADT yang
sehingga waktu sudah tua.
manufernya cukup Perbedaan
lama. Manufer kecepatan antara
gantung, ADT Volvo dengan
maksudnya pada ADT Caterpillar,
saat ADT manufer dimana ADT Volvo
maju lalu berhenti, lebih cepat dari
menunggu bell dari ADT caterpillar.
backhoe, baru ADT 4) Pada saat ADT
tersebut mundur Manufer dumping,
untuk mengambil area dumping point
posisi di tempat yang tidak rata
bucket stop dan sehingga waktu
terisi material ( manufer dumping
mencari posisi ADT menjadi lama.
untuk loading). 5) Pada saat ADT
2) Pada saat ADT dumping cendrung
loading tidak ada masalah
Jumlah bucket lebih yang signifikan
dari lima kali untuk 6) Pada saat ADT
satu kali loading kembali ke loading
karena Fragmentasi point tanpa
material yang besar bermuatan
dan adanya bolder permasalahannya
sehingga waktu sama dengan ADT
loadingnya lama. yang sedang
Akan tetapi material

84
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 – 4981
VOL. 9 NO. 1 April 2016

hauling pada point


“3” diatas.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim, Caterpillar, “Caterpillar
Performance Handbook” Edition
38. Eriskusnadi.wordpress.com
[2] Eugene. P,
Pfleider, 1972,
“Surface Mining 1st
Edition”, The
American Institute
of Mining,
Metallurgical and
Petroleum
Engineers, New
York.
[3] Yanto
Indonesianto. Ir.
Msc, 2007,
“Pemindahan
Tanah Mekanis”,
Jurusan Teknik
Pertambangan,
UPN “VETE AN”
Yogyakarta.

85

Anda mungkin juga menyukai