Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Harga Diri Rendah


Definisi :
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian dengan menganalisa
seberapa jauh prilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita-cita
atau harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. (Ilmu Keperawatan Jiwa,
FK UI, 1999).
Gangguan harga diri dapat digambarkan sesuai perasaan yang negative
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan,
gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional : Yaitu bila terjadi trauma yang tiba-tiba.
Misal : harus operasi, dicerai suami, putus sekolah atau karena perasaan malu.
2. Kronis : Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama sakit atau
dirawat, dimana klien mencapai cara berfikir yang negatif.

Tanda dan gejala yang dikaji :


Stuart and Sundeen (1991 hal 58) mengemukakan 10 cara individu
mengekspresikan secara langsung harga diri rendah yaitu :
a. Mengejel dan mengkritik diri sendiri.
Klien mempunyai pandangan negatif tentang dirinya.
b. Merendahkan atau mengurangi martabat.
Menghindari, mengabaikan atau menolak kemampuan yang nyata dimiliki.
c. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya hal ini tidak terjadi bila saya segera
kerumah sakit, menyalahkan / mengecek dan mengkritik diri sendiri.
d. Gangguan hubungan sosial, misalnya menarik diri, tidak mau bertemu dengan
orang lain, lebih suka menyendiri.
e. Merendahkan martabat, misalnya saya tidak bisa, saya tidak mau, saya orang
bodoh yang tidak tahu apa-apa.
f. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
g. Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien mengakhiri kehidupan.

Masalah keperawatan yang mungkin timbul :


a. Gangguan harga diri : Harga diri rendah situasional atau kronik.
b. Keputusasaan.
c. Isolasi sosial : menarik diri.
d. Resiko prilaku kekerasan.

Rencana keperawatan
1. Tujuan umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Intervensi
a. Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip terapeutik.
b. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama
sakit.
d. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
e. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
f. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah.
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Masalah Utama)


Harga Diri Rendah
II. Proses Terjadinya Masalah
A). Definisi
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal
diri atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
(Ilmu Keperawatan Jiwa, FK UI, 1999).
Gangguan harga diri dapat digambarkan sesuai perasaan yang negative
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan, gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional : Yaitu bila terjadi trauma yang tiba-tiba.
Misal : harus operasi, dicerai suami, putus sekolah atau karena perasaan
malu.
2. Kronis : Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama sakit
atau dirawat, dimana klien mencapai cara berfikir yang negatif.
B). Tanda dan gejala harga diri rendah yang dapat dikaji :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
3. Merendahkan martabat.
4. Gangguan hubungan sosial.
5. Percaya diri yang kurang.
6. Menciderai diri.

III. A. Pohon Masalah


Resiko prilaku kekerasan

Gangguan konsep diri (HDR)

Koping individu inefektif


B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Resti terjadi kekerasan masalah keperawatan
Ds : - Klien mengatakan ingin marah-marah dengan tidak tahu
penyebabnya.
Do : - Klien marah-marah
- Raut wajah merah
- Tangan klien mengepal-ngepal
- Selama bicara kx menunjukkan curuga selalu dan
mempertahankan pendapat
2. Harga diri rendah, masalah keperawatan
Ds : - Klien mengatakan malu kalau berbicara dengan orang lain
karena penyakitnya.
Do : - Klien suka menyendiri.
- Klien jarang berkumpul dengan temannya.
- Klien tidak mau melakukan aktivitas bila tidak perintah.

IV. Diagnosa keperawatan


1. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri (HDR).
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping
individu inefektif.

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Dx 1
TUM : Klien dapat berinteraksi secara optimal.
TUK : Klien mampu membina hubungan saling percaya.
Intervensi :
1. - Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapentik.
- Sapa klien dengan ramah baik verbal ataupun non verbal.
- Perkenalkan diri dengan sopan.
- Jelaskan tujuan atau maksud diadakan pertemuan.
- Perhatikan untuk selalu melakukam kontak mata selama interaksi.
- Terima klien apa adanya.
- Perhatikan kebutuhan dasar klien.
- Jujur dan menepati janji.
LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Kx:
- Klien marah-marah.
- Raut wajah tampak kemerahan.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
- Klien mau melakukan kegiatan sehari-hari.
- Klien mampu berhubungan dengan petugas lain ataupun dengan kx yang
lain.
4. Tindakan keperawatan
- Bina hubungan saling percaya dengan teknik komunikasi terapeutik.
- Beri dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain dan bantu klien untuk
mengalihkan perhatian atau hal-hal yang realitras.
- Ajak klien untuk bergabung dengan kx lain.
- Laksanakan Tx medis sesuai dengan advis dari dokter.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN ORIENTASI
1. Salam terapeutik
- Selamat pagi Pak ! Perkenalkan nama saya .........................
Saya senang dipanggil ........ saya akan merawat Bapak selama dirumah
sakit.
- Nama Bapak siapa ? Bapak sedang dipanggil siapa ?
2. Evaluasi / Validasi
- Bagaimana perasaan anda hari ini ?
3. Kontak
Topik : Bagaimana kalau kita sekarang berbincang-bincang tentang
mengapa Bapak suka menyendiri ?
Waktu : - Berapa lama kita akan berbincang-bincang ?
- Bagaimana kalau kita duduk dikursi itu ?
Tempat : - Dimana tempat yang menurut anda baik ?
- Bagaimana kalau dimeja makan / ruang tamu ?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Coba anda ceritakan kenapa anda suka menyendiri ?
2. Apa yang ada fikirkan bila anda menyendiri ?
3. Apa yang sering anda lakukan bila anda menyendiri ?
4. Mengapa anda tidak mau mengajak orang lain untuk berbincang ?
5. Kapan anda suka menyendiri.
6. Situasi yang bagaimana yang membuat anda suka menyendiri.

Terminasi
1. Evaluasi respon kx terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi subyektif : Apa yang Bapak rasakan setelah kita berbincang-bincang
semala ini.
Evaluasi obyektif : Coba sebutkan cara-cara apa supaya Bapak tidak suka
menyendiri.
2. Tindak lanjut kx (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan).
- Usahakan Bapak agar selalu bergaul dengan orang laim.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Besok kita bercakap-cakap lagi ya, Bapak
Kita akan diskusikan bagaimana untuk mengendalikan rasa minder Bapak.
Waktu : Waktunya lebih lama (10-15 menit) ya Bapak ?
Tempat : - Tempat dimana ya Bapak ?
- Bagaimana kalau diruangan ini saja ?

Anda mungkin juga menyukai