KELOMPOK 5:
UNIVERSITAS NASIONAL
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya
diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Anak I dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Demam Typhoid”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen Keperawatan Anak I yang telah membimbing kami
dalam menyusun makalah ini.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. 2
Daftar Isi...................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN
2.1 Definisi................................................................................................... 7
2.2 Etiologi................................................................................................... 7
2.3 Tanda dan Gejala................................................................................... 8
2.4 Patofisiologi (Pathway).......................................................................... 9
2.5 Penatalaksanaan..................................................................................... 10
3.1 Pengkajian.............................................................................................. 12
3.5 Evaluasi.................................................................................................. 23
4.1 Kesimpulan............................................................................................ 27
4.2 Saran....................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 28
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
typhoid maka semakin tinggi juga kemampuan untuk mencegah terjadinya
demam typhoid, dan sebaliknya (E. D. A, Maria., Supriyadi., K.J, 2019).
Demam typhoid di negara maju terjadi mencapai 5.700 kasus setiap
tahunnya, sedangkan di negara berkembang Demam typhoid mempengaruhi
sekitar 21,5 juta orang per tahun. Secara global diperkirakan setiap tahunnya
terjadi sekitar 21 juta kasus dan 222.000 menyebabkan kematian. Demam
Typhoid menjadi penyebab utama terjadinya mortalitas dan morbiditas di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di daerah urban di
beberapa negara Asia pada anakusia 5–15 tahun menunjukkan bahwa
insidensi dengan biakan darah positif mencapai 180–194 per 100.000 anak,
di 2 Asia Selatan pada usia 5–15 tahun sebesar 400–500 per 100.000
penduduk, di Asia Tenggara 100–200 per 100.000 penduduk, dan di Asia
Timur Laut kurang dari 100 kasus per 100.000 penduduk (WHO, 2016
dalam Batubuaya, 2017).
Angka kejadian kasus Demam Typhoid di Indonesia diperkirakan
ratarata 900.000 kasus pertahun dengan lebih dari 20.000 kematian.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011 jumlah kejadian
Demam Typhoid dan para Typhoid di Rumah Sakit adalah 80.850 kasus
pada penderita rawat inap dan 1.013 diantaranya meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2012 penderita Demam Typhoid dan Para Typhoid
sejumlah 41.081 kasus pada penderita rawat inap dan jumlah pasien
meninggal dunia sebanyak 276 jiwa (Rois Kurnia Saputra, 2017).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami definisi demam typhoid
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi demam typhoid
3. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala demam typhoid
4. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi demam typhoid
5. Mahasiswa mampu memahami pelaksanaan demam typhoid
6. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan
demam typhoid
5
1.3 Manfaat
Dengan adanya pembuatan makalah tentang Asuhan keperawatan pada anak
dengan demam typhoid ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam melaksanakan praktek keperawatan pada anak dengan demma
typhoid di rumah sakit. Dan juga mengetahui cara pencegahannya agar
terhindar dari penyakit demam typhoid.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
2.1 Definisi
Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi, yang banyak dijumpai secara luas diberbagai
negara berkembang terutama yang terletak di daerah tropis dan subtropis.
Gejala yang muncul 1-3 minggu setelah terkena, dan mungkin ringan atau
berat. Gelanya meliputi demam tinggi atau hipertermia pada malam hari,
yang berkepanjangan, kenaikan suhu pada minggu pertama, menurun pada
pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari, sakit kepala, mual,
muntah, kehilangan nafsu makan, sembelit, atau diare, disertai bintik-bintik
merah muda didada (Rose spots), dan pembesaran limpa dan hati (Inawati,
2017).
Demam Typhoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam
Typhoid disebabkan oleh infeksi salmonella typhi (Titik Lestari, 2016).
Demam Typhoid atau Typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik
yang terutama disebabkan oleh salmonella typhi. Demam Typhoid
merupakan jenis terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enteric
adalah demam para Typhoid yang disebabkan oleh S.Paratyphi A,
S.Schottmuelleri (semula S. Paratyphi B), dan S.Hirschfeldii (semula S.
Paratyphi C) (Lolon, 2018).
2.2 Etiologi
Menurut Sodikin (2011) Penyebab dari penyakit ini adalah jenis Salmonella
Typhi, kuman ini memiliki ciri-ciri sebagi berikut:
a. Basil gram negatif yang bergerak dengan bulu dan tidak berspora.
b. Memiliki paling sedikit 3 macam antigen, yaitu antigen O (somatik
yang terdiri atas zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella)
dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien,
7
biasanya terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut.
8
c. Minggu ketiga: demam mulai turun secara berangsur-angsur,
gangguan pada saluran pencernaan, lidah kotor yaitu ditutupi selaput
kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor,
hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan, gangguan pada
kesadaran, kesadaran yaitu apatis-samnolen (Moser-Van Der Geest
et al., 2019).
9
2.5 Penatalaksanaan
Berdasarkan Titik Lestari (2016), penatalaksanaan pada Demam Typhoid
yaitu:
a. Perawatan
10
1) Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk
mencegah komplikasi perdarahan usus
2) Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya
kekuatan pasien.
3) Pasien yang kesadaran menurun, posisi tubuhnya harus diubah
pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi
pneumonia dan dekubits
4) BAB dan BAK perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi
konstipasi dan diare
b. Diet
1) Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
2) Pada penderita yang akut dapat diberikan bubur saring
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari
c. Obat-obatan
Demam Typhoid merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian
yang tinggi sebelum adanya obat-obatan antimikroba (10-15%). Sejak
adanya obat antimikroba terutama kloramfenikol angka kematian
menurun secara drastis (1-4%).
1) Kloramfenikol
Dalam pemberian kloramfenikol tidak terdapat kesamaan dosis.
Dosis yang dianjurkan ialah 50-100mg/kgBB/hari, selama 10-14
hari. Untuk neonatus, penggunaan obat ini sebaiknya dihindari dan
bila terpaksa, dosis tidak boleh melebihi 25 mg/kgBB/hari, selama
10 hari.
2) Tiamfenikol
Pemberian tiamfenikol, demam turun setelah 5-6 hari. Komplikasi
hematologi pada pengguaan tiamfenikol lebih jarang dilaporkan.
Dosis oral yang dianjurkan 50-100 mg/kgBB/hari, selama 10-14
hari.
3) Kotrimoksasol
11
Kelebihan kotrimoksasol antara lain dapat digunakan untuk kasus
yang resisten terhadap kloramfenikol, penyerapan di usus cukup
baik. Dosis oral yang dianjurkan adalah 30-40 mg/kgBB/hari
sulfametoksazol dan 6-8 mg/kgBB/hari untuk trimetropim,
diberikan dalam 2 kali pemberian, selama 10-14 hari.
4) Ampisilin dan Amoksilin
Digunakan pada pengobatan Demam Typhoid, terutama pada kasus
resisten terhadap kloramfenikol. Dosis yang dianjurkan adalah:
- Ampisilin 100-200 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.
- Amoksilin 100 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3
3.1 Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : An. S
Umur : 6 th
Tanggal lahir : 8 Maret 2013
Suku/bangsa : Jawa
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Ade Irma Suryani, No. 20
Diagnosa Medis : Demam Typhoid
Nomor Register : 00.16.69.xx
Tanggal MRS : 8 Mei 2019
Tanggal Pengkajian : 8 Mei 2019
13
anak. Saat di kaji ibu mengatakan pasien mengalami penurunan
nafsu makan. Ibu mengatakan anak mengalami demam dan terjadi
pada malam hari, berat badan anak menurun. Pasien terlihat lemas,
akral teraba hangat. Saat di kaji ibu mengatakan belum pernah
mendapatkan informasi tentang demam typhoid, ibu tidak
mengetahui apa yang dimaksud dengan typhoid, terlihat ibu terus
bertanya-tanya dan antusias untuk mengetahui terkait penyakit
pasien. Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil: N:
92x/m, RR: 21x/m, T: 38,6°C, tes widal 1/320 dan terlihat pasien
terpasang IFVD RL 500 ml/21 tpm.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Antropometri :
BB sebelum sakit : 22 kg
BB sesudah sakit : 19 kg
LK : 50 cm
LD : 60 cm
LILA: 15 cm
14
1 Pola nutrisi dan metabolic
Makan
• Frekuensi 3x1, hanya 7 sendok
Minum
• Jenis minuman Air putih
3 Pola tidur
• Tidur siang (jam/hari) Belum ada
• Tidur malam (jam/hari) + 5-6 jam/hari
• Kesulitan tidur Anak tampak gelisah
• Cara mengatasi Tidak ada
4 Pola eliminasi
BAB (Buang Air Besar)
• Frekuensi + 2x
• Jumlah Sedikit
• Warna Coklat
• Konsistensi lembek
• Jumlah + 1400
15
• Warna Kuning jernih
• Gangguan/kelainan Tidak ada
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Keadaan umum Sakit sedang
Kesadaran Composmentis.
TTV GCS : E4V5M6
N: 92x/m
RR: 21x/m
T: 38,6°C
Kenyamanan/ nyeri Tidak ada
Pemeriksaan kepala:
a. Kepala, muka, dan Bentuk kepala normal, muka simestris dan
rambut rambut berwarna hitam serta tidak mudah
patah.
b. Mata Mata lengkap, simestris, sclera jernih,
conjunctiva merah muda. Adanya refleks
cahaya pada pupil isokor dan tidak ada
16
kelainan.
c. Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi
septum nasal ditengah, tidak ada polip.
d. Mulut & lidah Keadaan mukosa bibir kering, lidah kotor,
uvula letak simestris di tengah, terdapat gigi
yang rusak pada bagian depan.
e. Telinga Bentuknya sedang, simestris, lubang
telinga bersih, tidak ada serumen.
f. Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid
tidak teraba.
g. Pemeriksaan thorax Tidak ada sesak nafas, tidak batuk, bentuk
dada simestris, irama teratur, pola nafas
normal, tidak ada pernafasan cuping hidung,
perkusi sonor, auskultasi suara nafas
vesikuler
h. Pemeriksaan jantung Pada pemeriksaan inspeksi CRT ˂ 2” tidak
ada sianosis, akral hangat tidak bunyi
jantung tambahan dan tidak ada kelainan
i. Pemeriksaan sistem Bentuk abdomen simestris, tidak terdapat
pencernaan nyeri tekan, auskultasi bising usus 8x/menit,
dan saat dilakuakan perkusi hasilnya
tymphani
j. Sistem syaraf Tidak terdapat kelainan pada reflek
babinsky, patella, bicep dan trisep. Dan pada
indera penglihatan, pendengaran, penciuman
tidak ada kelainan
k. Sistem musculoskeletal Pergerakan sendi bebas, kekuatan otot 5,
& integument tidak ada kelainan pada ekstermitas,turgor
kulit baik, dan tidak ada piting edema
l. Sistem genetalia - Anus Keadaan genetalia dan anus bersih tidak ada
kelainan pada anus dan genetalia.
17
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Terapi
- Sanpicilin 3x600 mg
- Paracetamol 3x 200 mg
- Rl 500 ml/21 tpm Rl 500 ml/21 tpm
18
- Ibu mengatakan nafsu makan pasien menurun
- Ibu mengatakan pasien makan hanya 7 sendok
- Ibu mengatakan pasien mengalami penurunan berat badan
DO :
Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Tgl Keperawatan
SIKI SLKI
SDKI
8 Mei Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
2019 proses penyakit keperawatan 1x8 jam (I.15506)
diharapkan suhu tubuh tetap
19
(D.0130) berada pada retang normal. Observasi:
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor kadar elektrolit
Termogulasi (L. 14134) 3. Monitor haluaran urine
4. Monitor komplikasi akibat
Kriteria hasil : hipertermia
1. Suhu tubuh membaik Terapeutik:
2. Suhu kulit membaik 1. Sediakan lingkungan yang
3. Takikardi menurun dingin
2. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
3. Berikan cairan oral
4. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
5. Lakukan pendinginan
eksternal (kompres dingin)
Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
8 Mei Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NUTRISI (I.
2019 faktor psikologis keperawatan 1x8 jam 03119)
(D.0019) diharapkan asupan nutrisi
Observasi :
Meningkat.
20
2. Berat badan naik Terapeutik:
3. Indeks massa tubuh 1. Sajikan makanan secara
(IMT) naik menarik dan suhu yang sesuai
2. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
3. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk mementukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu.
8 Mei Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
2019 b.d kurangnya keperawatan 1x8 jam Observasi:
terpapar informasi diharapkan pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan dan
(D.0111) keluarga meningkat kemampuan menerima
informasi
Tingkat pengetahuan 2. Identifikasi faktor faktor yang
(L. 12111) dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
Kriteria hasil : hidup bersih dan sehat
1. Perilaku sesuai anjuran Terapeutik
meningkat 1. Sediakan materi dan media
2. Verbalisasi minat belajar pendidikan kesehatan
meningkat 2. Jadwalkan pendidikan
21
3. Perilaku sesuai dengan kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan meningkat 3. Berikan kesempatan untuk
4. Pertanyaan tentang bertanya
masalah yang dihadapi Edukasi:
menurun 1. Jelaskan faktor resiko yang
5. Persepsi yang keliru dapat mempengaruhi
terhadap masalah kesehatan
menurun 2. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
22
dibutuhkan
3. Defisit pengetahuan b.d
kurangnya terpapar informasi
(D.0111)
- Kaji tingkat pengetahuan
- Jelaskan tanda dan gejala serta penyebab
- Jelaskan cara penanganannya
9 Mei 1. Hipertermia b.d proses - Pantau KU dan tingkat kesadaran pasien
2019 penyakit (D.0130) - Monitor nadi, respirasi dan suhu tubuh
- Monitor nilai GCS
- Melakukan kompres dingin
- Pemberian obat
23
- Pemberian obat
24
- GCS: E4V5M6
- Terapi :
Sanpicilin 3x600mg
Paracetamol 3x200mg
RL 500 ml/21 tpm
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memberikan kompres dingin pada pasien
S:
- Ibu mengatakan belum pernah
mendapatkan informasi tentang demam
typhoid
O:
- Terlihat ibu selalu bertanya terkait
dengan demam typhoid
25
- Ibu terlihat antusias ingin mengetahui
26
S:
- ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang demam typhoid, tanda gejala
- Ibu mengatakan belum mengetahui
bagaimana cara penanganan demam
typhoid pada pasien
O:
- Ibu dapat menyebutkan kembali tentang
demam typhoid, tanda gelaja
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
27
BAB IV
PENUTUP
4
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Batubuaya, D., Ratag, B, T., Wariki, W. 2017. Hubungan Higiene Perorangan dan
Aspek Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Demam Tifoid di Rumah Sakit
Tk.III R.W. Mongisidi Manado. Jurnal Media Kesehatan, 9(3): 1-8
29