Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DEMAM TYPHOID

KELOMPOK 5:

Ni Made Cahyani Dama P (204201446138)

Diah Prahesti (204201446139)

Fina Riyanti (204201446140)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya
diakhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Anak I dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Demam Typhoid”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen Keperawatan Anak I yang telah membimbing kami
dalam menyusun makalah ini.

Jakarta, April 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. 2

Daftar Isi...................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 4


1.2 Tujuan ................................................................................................... 5
1.3 Manfaat.................................................................................................. 6

BAB II. TINJUAN TEORI

2.1 Definisi................................................................................................... 7
2.2 Etiologi................................................................................................... 7
2.3 Tanda dan Gejala................................................................................... 8
2.4 Patofisiologi (Pathway).......................................................................... 9
2.5 Penatalaksanaan..................................................................................... 10

BAB III. Asuhan Keperawatan

3.1 Pengkajian.............................................................................................. 12

3.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 17

3.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................... 18

3.4 Implementasi Keperawatan.................................................................... 21

3.5 Evaluasi.................................................................................................. 23

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan............................................................................................ 27

4.2 Saran....................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit menular tropis masih merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di negara yang beriklim tropis. Salah satu penyakit
menular tropis tersebut adalah demam typhoid, yang disebabkan oleh
salmonella typhi. Demam typhoid banyak ditemukan dalam kehidupan
masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat
kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang, hygiene pribadi serta
perilaku masyarakat (Mutiarasari dan Handayani, 2017).
Demam typhoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi pada
usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypi. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman
salmonella thypii. Demam typhoid dijumpai secara luas di berbagai negara
berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropics dengan angka
kejadian masih sangat tinggi yaitu 500 per 100.000 (Lolon, 2018).
Demam typhoid ialah penyakit infeksi akut yang mengenai sistem
retikuloendotelial, kelenjar limfe saluran cerna dan kandung empedu yang
disebabkan oleh bakteri salmonella typhosa dengan gejala demam yang
lebih dari satu minggu, disertai gangguan pada pencernaan dan gangguan
kesadaran, dan hanya didapatkan pada manusia. Penyakit ini penularannya
hampir selalu terjadi melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi. Sampai saat ini demam typhoid masih menjadi masalah
kesehatan, hal ini dikarenakan oleh kesehatan lingkungan yang kurang
memadai, penyediaan air minum yang tidak memenuhi syarat, tingkat social
ekonomi, dan tingkat pendidikan masyarakat. Tingkat pendidikan
masyarakat sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan karena pengetahuan
mempunyai hubungan terhadap masalah kesehatan, jika pengetahuan kurang
tentang demam typhoid maka kemungkinan terjadinya demam typhoid juga
akan lebih besar. Resiko terjadinya demam typhoid disebabkan oleh tinggi
rendahnya pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan tentang demam

4
typhoid maka semakin tinggi juga kemampuan untuk mencegah terjadinya
demam typhoid, dan sebaliknya (E. D. A, Maria., Supriyadi., K.J, 2019).
Demam typhoid di negara maju terjadi mencapai 5.700 kasus setiap
tahunnya, sedangkan di negara berkembang Demam typhoid mempengaruhi
sekitar 21,5 juta orang per tahun. Secara global diperkirakan setiap tahunnya
terjadi sekitar 21 juta kasus dan 222.000 menyebabkan kematian. Demam
Typhoid menjadi penyebab utama terjadinya mortalitas dan morbiditas di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di daerah urban di
beberapa negara Asia pada anakusia 5–15 tahun menunjukkan bahwa
insidensi dengan biakan darah positif mencapai 180–194 per 100.000 anak,
di 2 Asia Selatan pada usia 5–15 tahun sebesar 400–500 per 100.000
penduduk, di Asia Tenggara 100–200 per 100.000 penduduk, dan di Asia
Timur Laut kurang dari 100 kasus per 100.000 penduduk (WHO, 2016
dalam Batubuaya, 2017).
Angka kejadian kasus Demam Typhoid di Indonesia diperkirakan
ratarata 900.000 kasus pertahun dengan lebih dari 20.000 kematian.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011 jumlah kejadian
Demam Typhoid dan para Typhoid di Rumah Sakit adalah 80.850 kasus
pada penderita rawat inap dan 1.013 diantaranya meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2012 penderita Demam Typhoid dan Para Typhoid
sejumlah 41.081 kasus pada penderita rawat inap dan jumlah pasien
meninggal dunia sebanyak 276 jiwa (Rois Kurnia Saputra, 2017).

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami definisi demam typhoid
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi demam typhoid
3. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala demam typhoid
4. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi demam typhoid
5. Mahasiswa mampu memahami pelaksanaan demam typhoid
6. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan
demam typhoid

5
1.3 Manfaat
Dengan adanya pembuatan makalah tentang Asuhan keperawatan pada anak
dengan demam typhoid ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam melaksanakan praktek keperawatan pada anak dengan demma
typhoid di rumah sakit. Dan juga mengetahui cara pencegahannya agar
terhindar dari penyakit demam typhoid.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2
2.1 Definisi
Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi, yang banyak dijumpai secara luas diberbagai
negara berkembang terutama yang terletak di daerah tropis dan subtropis.
Gejala yang muncul 1-3 minggu setelah terkena, dan mungkin ringan atau
berat. Gelanya meliputi demam tinggi atau hipertermia pada malam hari,
yang berkepanjangan, kenaikan suhu pada minggu pertama, menurun pada
pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari, sakit kepala, mual,
muntah, kehilangan nafsu makan, sembelit, atau diare, disertai bintik-bintik
merah muda didada (Rose spots), dan pembesaran limpa dan hati (Inawati,
2017).
Demam Typhoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam
Typhoid disebabkan oleh infeksi salmonella typhi (Titik Lestari, 2016).
Demam Typhoid atau Typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik
yang terutama disebabkan oleh salmonella typhi. Demam Typhoid
merupakan jenis terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enteric
adalah demam para Typhoid yang disebabkan oleh S.Paratyphi A,
S.Schottmuelleri (semula S. Paratyphi B), dan S.Hirschfeldii (semula S.
Paratyphi C) (Lolon, 2018).

2.2 Etiologi
Menurut Sodikin (2011) Penyebab dari penyakit ini adalah jenis Salmonella
Typhi, kuman ini memiliki ciri-ciri sebagi berikut:
a. Basil gram negatif yang bergerak dengan bulu dan tidak berspora.
b. Memiliki paling sedikit 3 macam antigen, yaitu antigen O (somatik
yang terdiri atas zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella)
dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien,

7
biasanya terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut.

Salmonella terdiri atas beratus – ratus spesies, namun memiliki susunan


antigen yang serupa, yaitu sekurang-kurangnya antigen O (somatik) dan
antigen H (flagella). Perbedaan diantara spesies tersebut disebabkan oleh
faktor antigen dan sifat biokimia.

Sedangkan menurut (Mumpuni & Romiyanti, 2016) Demam typhoid


disebabkan oleh bakteri dari genus Ricketsia. Disebarkan oleh Artropoda,
khususnya tungau, kutu dan caplak. Makanan yang tercemar bakteri.
Pengolahan makan yang tidak sempurna atau kurang matang, ketahanan
tubuh yang menurun karena kelelahan dan kurangnya asupan vitamin dan
mineral.

2.3 Tanda dan Gejala


Masa tunas 7-14 hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala
awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas), diantaranya:
a. Perasaan tidak enak badan
b. Nyeri kepala
c. Pusing
d. Anoreksia
e. Batuk
f. Nyeri otot
g. Muncul gejala klinis yang lain.

Demam berlangsung 3 minggu:


a. Minggu pertama: demam ritmen, biasanya menurun pagi hari, dan
meningkat pada sore dan malam hari. Pada minggu pertama ini pada
anak akan disertai gejala mual, muntah nyeri perut dan nafsu makan
menurun. Selain itu lidah anak tampak kotor (terdapat kotoran warna
putih).
b. Minggu kedua: demam terus.

8
c. Minggu ketiga: demam mulai turun secara berangsur-angsur,
gangguan pada saluran pencernaan, lidah kotor yaitu ditutupi selaput
kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor,
hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan, gangguan pada
kesadaran, kesadaran yaitu apatis-samnolen (Moser-Van Der Geest
et al., 2019).

2.4 Patofisiologi (Pathway)

9
2.5 Penatalaksanaan
Berdasarkan Titik Lestari (2016), penatalaksanaan pada Demam Typhoid
yaitu:
a. Perawatan

10
1) Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk
mencegah komplikasi perdarahan usus
2) Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya
kekuatan pasien.
3) Pasien yang kesadaran menurun, posisi tubuhnya harus diubah
pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi
pneumonia dan dekubits
4) BAB dan BAK perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi
konstipasi dan diare
b. Diet
1) Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
2) Pada penderita yang akut dapat diberikan bubur saring
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari
c. Obat-obatan
Demam Typhoid merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian
yang tinggi sebelum adanya obat-obatan antimikroba (10-15%). Sejak
adanya obat antimikroba terutama kloramfenikol angka kematian
menurun secara drastis (1-4%).
1) Kloramfenikol
Dalam pemberian kloramfenikol tidak terdapat kesamaan dosis.
Dosis yang dianjurkan ialah 50-100mg/kgBB/hari, selama 10-14
hari. Untuk neonatus, penggunaan obat ini sebaiknya dihindari dan
bila terpaksa, dosis tidak boleh melebihi 25 mg/kgBB/hari, selama
10 hari.
2) Tiamfenikol
Pemberian tiamfenikol, demam turun setelah 5-6 hari. Komplikasi
hematologi pada pengguaan tiamfenikol lebih jarang dilaporkan.
Dosis oral yang dianjurkan 50-100 mg/kgBB/hari, selama 10-14
hari.
3) Kotrimoksasol

11
Kelebihan kotrimoksasol antara lain dapat digunakan untuk kasus
yang resisten terhadap kloramfenikol, penyerapan di usus cukup
baik. Dosis oral yang dianjurkan adalah 30-40 mg/kgBB/hari
sulfametoksazol dan 6-8 mg/kgBB/hari untuk trimetropim,
diberikan dalam 2 kali pemberian, selama 10-14 hari.
4) Ampisilin dan Amoksilin
Digunakan pada pengobatan Demam Typhoid, terutama pada kasus
resisten terhadap kloramfenikol. Dosis yang dianjurkan adalah:
- Ampisilin 100-200 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.
- Amoksilin 100 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.

Pengobatan Demam Typhoid yang menggunakan obat kombinasi tidak


memberikan keuntungan yang lebih baik bila diberikan obat tunggal.

1) Ceftriaxon Dosis yang dianjurkan adalah 50-100 mg/kgBB/hari,


tunggal atau dibagi dalam 2 dosis IV
2) Cefotaxime Dosis yang dianjurkan adalah 150-200 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3-4 dosis IV
3) Ciprofloxacin Dosis yang dianjurkan 2x200-400 mg oral pada anak
berumur lebih dari 10 tahun
4) Kortikosteroid Diberikan dengan indikasi yang tepat karena dapat
menyebabkan perdarahan usus dan relaps. Tetapi, pada kasus berat
penggunaan kortikosteroid secara bermakna menurunkan angka
kematian.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3
3.1 Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : An. S
Umur : 6 th
Tanggal lahir : 8 Maret 2013
Suku/bangsa : Jawa
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Ade Irma Suryani, No. 20
Diagnosa Medis : Demam Typhoid
Nomor Register : 00.16.69.xx
Tanggal MRS : 8 Mei 2019
Tanggal Pengkajian : 8 Mei 2019

2) Identitas Penanggung Jawab


Ayah Ibu
Nama : Tn. W Nama : Ny. M
Umur : 48 th Umur : 46 th
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsal : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Ade Irma Suryani, No. 20
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Demam
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 6 hari yang lalu.
Pasien kemudian dianjurkan untuk dirawat inap diruang perawatan

13
anak. Saat di kaji ibu mengatakan pasien mengalami penurunan
nafsu makan. Ibu mengatakan anak mengalami demam dan terjadi
pada malam hari, berat badan anak menurun. Pasien terlihat lemas,
akral teraba hangat. Saat di kaji ibu mengatakan belum pernah
mendapatkan informasi tentang demam typhoid, ibu tidak
mengetahui apa yang dimaksud dengan typhoid, terlihat ibu terus
bertanya-tanya dan antusias untuk mengetahui terkait penyakit
pasien. Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil: N:
92x/m, RR: 21x/m, T: 38,6°C, tes widal 1/320 dan terlihat pasien
terpasang IFVD RL 500 ml/21 tpm.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Antropometri :

BB sebelum sakit : 22 kg

BB sesudah sakit : 19 kg

TB/Panjang Badan : 102 cm

LK : 50 cm

LD : 60 cm

LILA: 15 cm

b) Personal sosial: Pasien dapat berinteraksi dengan baik dengan


keluarga dan perawat.
c) Motorik kasar: Pasien dapat menangkap bola dengan kedua
tangan dan dapat menjaga keseimbangannya.
d) Bahasa: Pasien menggunakan bahasa indonesia.
e) Motorik halus: Pasien dapat mengikuti perintah yang
diberikan
5) Pola Fungsi Kesehatan

No Pola Fungsi Kesehatan Saat Sakit

14
1 Pola nutrisi dan metabolic
Makan
• Frekuensi 3x1, hanya 7 sendok

• Jenis makanan Nasi, ayam, telur, sayur

• Makanan yang disukai Tidak ada

• Makanan pantangan Tidak ada

Minum
• Jenis minuman Air putih

• Jumlah (ml/24 jam) + 700 ml

• Minuman yang disukai Air putih

2 Pola aktivitas dan Latihan


• Kegiatan khusus setiap hari Tidak ada
(bermain)
• Jumlah jam kegiatan/24 jam Tidak ada

• Jenis Permainan Tidak ada

3 Pola tidur
• Tidur siang (jam/hari) Belum ada
• Tidur malam (jam/hari) + 5-6 jam/hari
• Kesulitan tidur Anak tampak gelisah
• Cara mengatasi Tidak ada
4 Pola eliminasi
BAB (Buang Air Besar)
• Frekuensi + 2x

• Jumlah Sedikit

• Warna Coklat

• Konsistensi lembek

• Gangguan / Kelainan Tidak ada

BAK (Buang Air Kecil)


• Frekuensi +2-3 x

• Jumlah + 1400

15
• Warna Kuning jernih
• Gangguan/kelainan Tidak ada

5 Pola kebersihan diri


• Mandi 1x/hari
• Gosok gigi 1x/hari
• Potong kuku Belum ada
• Cuci rambut Belum ada
6 Pola hubungan dan peran
• Yang mengasuh anak Kedua orang tua
• Hubungan dalam anggota keluarga Anak kandung
• Hubungan dengan teman sebaya Baik
• Hubungan dengan orang lain Baik
• Perhatian terhadap lawan bicara Baik dan sopan

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Hasil
Keadaan umum Sakit sedang
Kesadaran Composmentis.
TTV GCS : E4V5M6
N: 92x/m
RR: 21x/m
T: 38,6°C
Kenyamanan/ nyeri Tidak ada
Pemeriksaan kepala:
a. Kepala, muka, dan Bentuk kepala normal, muka simestris dan
rambut rambut berwarna hitam serta tidak mudah
patah.
b. Mata Mata lengkap, simestris, sclera jernih,
conjunctiva merah muda. Adanya refleks
cahaya pada pupil isokor dan tidak ada

16
kelainan.
c. Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi
septum nasal ditengah, tidak ada polip.
d. Mulut & lidah Keadaan mukosa bibir kering, lidah kotor,
uvula letak simestris di tengah, terdapat gigi
yang rusak pada bagian depan.
e. Telinga Bentuknya sedang, simestris, lubang
telinga bersih, tidak ada serumen.
f. Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid
tidak teraba.
g. Pemeriksaan thorax Tidak ada sesak nafas, tidak batuk, bentuk
dada simestris, irama teratur, pola nafas
normal, tidak ada pernafasan cuping hidung,
perkusi sonor, auskultasi suara nafas
vesikuler
h. Pemeriksaan jantung Pada pemeriksaan inspeksi CRT ˂ 2” tidak
ada sianosis, akral hangat tidak bunyi
jantung tambahan dan tidak ada kelainan
i. Pemeriksaan sistem Bentuk abdomen simestris, tidak terdapat
pencernaan nyeri tekan, auskultasi bising usus 8x/menit,
dan saat dilakuakan perkusi hasilnya
tymphani
j. Sistem syaraf Tidak terdapat kelainan pada reflek
babinsky, patella, bicep dan trisep. Dan pada
indera penglihatan, pendengaran, penciuman
tidak ada kelainan
k. Sistem musculoskeletal Pergerakan sendi bebas, kekuatan otot 5,
& integument tidak ada kelainan pada ekstermitas,turgor
kulit baik, dan tidak ada piting edema
l. Sistem genetalia - Anus Keadaan genetalia dan anus bersih tidak ada
kelainan pada anus dan genetalia.

17
d. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium Hasil


Hematologi Hb : 10,3 mg/dl
Ht : 33,1%
Leukosit : 18, 900/mm3
Widal Typhi – O : 1/320

e. Terapi
- Sanpicilin 3x600 mg
- Paracetamol 3x 200 mg
- Rl 500 ml/21 tpm Rl 500 ml/21 tpm

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Hipertermia b.d proses penyakit (D.0130)
DS :
- Ibu mengatakan pasien mengalami demam sejak 6 hari yang lalu.
- Ibu mengatakan demam terjadi pada malam hari
DO :
- KU : Compos mentis
- Kesadaran : sakit sedang
- GCS: E4V5M6
- Pasien terlihat lemas
- Akral teraba hangat
- N: 92x/m
- RR: 21x/m
- T: 38,6°C

b. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (D.0019)


DS :

18
- Ibu mengatakan nafsu makan pasien menurun
- Ibu mengatakan pasien makan hanya 7 sendok
- Ibu mengatakan pasien mengalami penurunan berat badan

DO :

- Pasien terlihat lemas


- BB sebelum sakit : 22 kg
- BB sesudah sakit : 19 kg
- TB : 102 cm
- LILA : 15 cm
- Hasil laboratorium :
Hb : 10,3 mg/dl
Ht : 33,1%

c. Defisit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi (D.0111)


DS :
- Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang
demam typhoid
- Ibu mengatakan tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan
typhoid
DO :
- Terlihat ibu selalu bertanya terkait dengan demam typhoid
- Terlihat ibu antusias ingin mengetahui tentang demam typhoid

3.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Tgl Keperawatan
SIKI SLKI
SDKI
8 Mei Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
2019 proses penyakit keperawatan 1x8 jam (I.15506)
diharapkan suhu tubuh tetap

19
(D.0130) berada pada retang normal. Observasi:
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor kadar elektrolit
Termogulasi (L. 14134) 3. Monitor haluaran urine
4. Monitor komplikasi akibat
Kriteria hasil : hipertermia
1. Suhu tubuh membaik Terapeutik:
2. Suhu kulit membaik 1. Sediakan lingkungan yang
3. Takikardi menurun dingin
2. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
3. Berikan cairan oral
4. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
5. Lakukan pendinginan
eksternal (kompres dingin)
Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
8 Mei Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NUTRISI (I.
2019 faktor psikologis keperawatan 1x8 jam 03119)
(D.0019) diharapkan asupan nutrisi
Observasi :
Meningkat.

1. Identifikasi status nutrisi


Status nutrisi membaik
2. Identifikasi makanan yang
(L. 03030)
disukai
3. Identifikasi kebutuhan kalori
Kriteria hasil :
dan jenis nutrien
1. Porsi makan habis
4. Monitor berat badan

20
2. Berat badan naik Terapeutik:
3. Indeks massa tubuh 1. Sajikan makanan secara
(IMT) naik menarik dan suhu yang sesuai
2. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
3. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk mementukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu.
8 Mei Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
2019 b.d kurangnya keperawatan 1x8 jam Observasi:
terpapar informasi diharapkan pengetahuan 1. Identifikasi kesiapan dan
(D.0111) keluarga meningkat kemampuan menerima
informasi
Tingkat pengetahuan 2. Identifikasi faktor faktor yang
(L. 12111) dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
Kriteria hasil : hidup bersih dan sehat
1. Perilaku sesuai anjuran Terapeutik
meningkat 1. Sediakan materi dan media
2. Verbalisasi minat belajar pendidikan kesehatan
meningkat 2. Jadwalkan pendidikan

21
3. Perilaku sesuai dengan kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan meningkat 3. Berikan kesempatan untuk
4. Pertanyaan tentang bertanya
masalah yang dihadapi Edukasi:
menurun 1. Jelaskan faktor resiko yang
5. Persepsi yang keliru dapat mempengaruhi
terhadap masalah kesehatan
menurun 2. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

3.4 Implementasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Implementasi

8 Mei 1. Hipertermia b.d proses - Pantau KU dan tingkat kesadaran pasien


2019 penyakit (D.0130) - Monitor nadi, respirasi dan suhu tubuh
- Monitor nilai GCS
- Melakukan kompres dingin
- Menganjurkan anak untuk memakai pakaian
yang tipis dan menyerap keringat
- Pemberian obat

2. Defisit nutrisi b.d faktor


- Monitor adanya penurunan berat badan
psikologis (D.0019)
- Monitor intake cairan dan nutrisi
- Kaji mual dan muntah
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

22
dibutuhkan
3. Defisit pengetahuan b.d
kurangnya terpapar informasi
(D.0111)
- Kaji tingkat pengetahuan
- Jelaskan tanda dan gejala serta penyebab
- Jelaskan cara penanganannya
9 Mei 1. Hipertermia b.d proses - Pantau KU dan tingkat kesadaran pasien
2019 penyakit (D.0130) - Monitor nadi, respirasi dan suhu tubuh
- Monitor nilai GCS
- Melakukan kompres dingin
- Pemberian obat

2. Defisit nutrisi b.d faktor


- Monitor adanya penurunan berat badan
psikologis (D.0019)
- Monitor intake cairan dan nutrisi
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan

3. Defisit pengetahuan b.d


- Kaji tingkat pengetahuan
kurangnya terpapar informasi
- Jelaskan tanda dan gejala serta penyebab
(D.0111)
- Jelaskan cara penanganannya
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin di perlukan untuk mencegah
komplikasi
10 Mei 1. Hipertermia b.d proses - Pantau KU dan tingkat kesadaran pasien
2019 penyakit (D.0130) - Monitor nadi, respirasi dan suhu tubuh
- Monitor nilai GCS

23
- Pemberian obat

2. Defisit nutrisi b.d faktor


psikologis (D.0019)
- Timbang berat badan
- Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
- Mengecek cairan IV yang diberikan
3. Defisit pengetahuan b.d
kurangnya terpapar informasi
(D.0111) - Jelaskan cara penanganannya
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin di perlukan untuk mencegah
komplikasi

3.5 Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi

8 Mei Hipertermia b.d proses penyakit S :


2019 (D.0130) - Ibu Mengatakan pasien mengalami emam
sejak 6 hari yang lalu
- Ibu mengatakan pasien demam pada
malam hari
O:
- Akral teraba hangat
- Pasien tampak lemas
- KU : Composmentis
- Kesadaran : sakit sedang
- N : 92x/m
- RR: 21x/m
- T: 38,60C

24
- GCS: E4V5M6
- Terapi :
Sanpicilin 3x600mg
Paracetamol 3x200mg
RL 500 ml/21 tpm
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memberikan kompres dingin pada pasien

Defisit nutrisi b.d faktor psikologis


(D.0019)
S:
- Ibu mengatakan nafsu makan pasien
menurun
- Ibu mengatakan pasien makan hanya 7
sendok
O:
- Pasien terlihat lemas
- BB sebelum sakit : 22 kg
- BB sesudah sakit : 19 kg
- TB : 102 cm
- LILA : 15 cm
A : Masalah belum terasi

Defisit pengetahuan b.d kurangnya P : lanjutkan intervensi


terpapar informasi (D.0111)

S:
- Ibu mengatakan belum pernah
mendapatkan informasi tentang demam
typhoid
O:
- Terlihat ibu selalu bertanya terkait
dengan demam typhoid

25
- Ibu terlihat antusias ingin mengetahui

A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
9 Mei Hipertermia b.d proses penyakit S :
2019 (D.0130) - Ibu mengatakan pasien masih demam
- Ibu mengatakan memberikan kompres
dingin pada pasien saat demam
O:
- Pasien terlihat lebih bugar
- KU: Composmentis
- Kesadaran : Sakit sedang
- N: 90x/m
- RR: 22x/m
- T: 37,8°C
- Terapi:
Sanpicilin 3x600mg
Paracetamol 3x200mg
RL 500 ml/21 tpm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Defisit nutrisi b.d faktor psikologis


(D.0019)
S:
- Ibu mengatakan pasien sudah mau makan
- Ibu mengatakan pasien makan habis ½
porsi lebih
O:
- Terlihat anak makan dengan lahap
A : Masalah teratasi
Defisit pengetahuan b.d kurangnya P : Intervensi dihentikan
terpapar informasi (D.0111)

26
S:
- ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang demam typhoid, tanda gejala
- Ibu mengatakan belum mengetahui
bagaimana cara penanganan demam
typhoid pada pasien
O:
- Ibu dapat menyebutkan kembali tentang
demam typhoid, tanda gelaja
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

10 Mei Hipertermia b.d proses penyakit S :


2019 (D.0130) - ibu mengatakan sudah mengetahui cara
penanganan demam typhoid pada pasien
O:
- Ibu dapat menyebutkan kembali
bagaimana cara penanganan demam
typhoid
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Defisit nutrisi b.d faktor psikologis


_
(D.0019)

Defisit pengetahuan b.d kurangnya


_
terpapar informasi (D.0111)

27
BAB IV

PENUTUP

4
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

28
DAFTAR PUSTAKA

Batubuaya, D., Ratag, B, T., Wariki, W. 2017. Hubungan Higiene Perorangan dan
Aspek Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Demam Tifoid di Rumah Sakit
Tk.III R.W. Mongisidi Manado. Jurnal Media Kesehatan, 9(3): 1-8

Inawati, (2017). Demam tifoid. Artikel Kesehatan Depatermen Patologi Anatomi


Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Lolon, Maria Magdalena.(2018). Asuhan Keperawatan Pada "An. S" Dengan


Gangguan Sistem Pencernaan (Demam Typhoid) Di Ruang Lambu
Barakati Anak Rsu Bahteramas Kendari. Karya Tulis Ilimiah, Prodi DIII
Keperawatan. Kendari : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kendari

Marni. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta:


Erlangga.

Mutiarasari dan Handayani. (2017). Penyakit Tropis Epidimologi, Penuluran,


Pencegahan & pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Nurarif, A,H & Hardhi, K. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta : Medicaction

Rois Kurnia Saputra, Ruslan Majid, dan Hartati Bahar.(2017). “Hubungan


Pengetahuan, Sikap Dan Kebiasaan Makan Dengan Gejala Demam
Typhoid Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Halu Oleo Tahun 2017”. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu
Oleo. Jimkesmas Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat VOL.
2/NO.6/ Mei 2017; ISSN 250-731X

Sodikin, 2011. Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal


Dan Hepatobilier, Jakarta : Salemba Medika.

Titik Lestari, (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta, Nuha Medik

29

Anda mungkin juga menyukai