Di Susun Oleh :
Kelompok 6
Nama NPM
Aldila Nurhilali Patty
Elva Nur Bugis
Kostantina Kaluwela
Retno Musiin
Salmi Pattipeluhu
Windiyasari Kelanohon
KAIRATU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam memperluas pengetahuan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................
A. Konsep Lansia.................................................................................................
B. Proses Menua..................................................................................................
A. perubahan fisik................................................................................................
B. paliatif care......................................................................................................
C. Karakter Penyakit............................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................
3.2. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
B. Proses Menua
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi
tubuh. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk
hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan
dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang
jantung, pembuluh darah, paruparu, saraf dan jaringan tubuh
lainya. Kemampuan regeneratif pada lansia terbatas, mereka lebih
rentan terhadap berbagai penyakit. Teori proses menua:
1) Teori biologi
a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory) Menurut
teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang
khas adalah mutasi dari sel kelamin (terjadi penurunan
kemampuan fungsional sel)
b. Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan
sel-sel tubuh lelah (rusak)
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam
proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap
zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus
theory) Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya
usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh.
e. Teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f. Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam
bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan
sel-sel tidak dapat regenerasi.
g. Teori rantai silang Sel-sel yang tua atau usang , reaksi
kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan
kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan
dan hilangnya fungsi.
h. Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan
jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
5) Teori Psikososial
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun
dimasa muda tetap terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan
bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut
banyak dalam kegiatan sosial (Azizah dan Ma’rifatul, L., 2011).
b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia.
Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam
memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan
masalah di masyarakat, kelurga dan hubungan interpersonal
(Azizah dan Lilik M, 2011).
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya (Azizah dan
Lilik M, 2011).
b. Perubahan Kognitif
1). Memory (Daya ingat, Ingatan)
2). IQ (Intellegent Quotient)
3). Kemampuan Belajar (Learning)
4). Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5). Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6). Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi
c. Perubahan mental
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
d. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
Lansia semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal
ini terlihat dalam berfikir dan bertindak seharihari.
e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti
menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan
sensorik terutama pendengaran.
2) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh
pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik
dan kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi
suatu episode depresi. Depresi juga dapat di sebabkan karena stres
lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi.
4) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan fobia, panik, gangguan cemas
umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif
kompulsif, gangguan- gangguan tersebut merupakan kelanjutan
dari dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat
penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala
penghentian mendadak dari suatu obat.
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham
(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-
barangnya atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia
yang terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena
lansia bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk
barang dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan
tersebut dapat terulang kembali.
C. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to
life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation),
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years,
Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
D. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d. Memberikan perawatan di rumah (home care)
e. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
f. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging)
g. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
h. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
i. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care
and family care).
E. Peran Perawat
Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :
a. Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan
suku, ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah kesehatan.
b. Menjaga rahasia klien
c. Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak
etis, praktek illegal.
d. Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya
e. Perawat menjaga kompetesi keperawatan
f. Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu
serta kualifikasi daalm memberikan konsultasi
g. Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of
knowledge
h. Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
i. Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang
salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat.
j. Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau
ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat termasuk pada lansia.
2.3. Kebijakan Trend dan Issue
A. Perubahan perilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak
menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhinya menjadi sumber banyak masalah. Peran Berikan motivasi
kepada lansia agar tidak menarik diri dari lingkungannya dan Anjurkan
keluarga untuk selalu mendampingi dalam perawatan diri dan kebutuhan
sehari-hari
B. Pembatasan Fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama
dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan
sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan
yang memerlukan bantuan orang lain. Peran Motivasi keluarga untuk memahami
kondisi lansia yang sudah mengalami penurunan fisik dan peran sosial karena hal
itu adalah hal yang wajar, dan Anjurkan keluarga untuk telaten dan mau merawat
serta memenuhi kebutuhan dan ketergantungan lansia.
C. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut ditunjukan
untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena polifermasi
dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat.
Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai dengan
dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untuk mengurangi volume darah dan
salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin
mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek samping
inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia. Peran Anjurkan keluarga untuk
memasangkan pampers setelah minum obat dan saat tidur, dan Motivasi lansia
untuk mau memakai pampers agar lebih nyaman
D. Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi pada
lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson,
1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat
dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini
tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacammacam penyakit
untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang
dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi
f. Kesehatan mental Peran Modifikasi lingkungan yaitu membuat pegangan kamar
mandi , tongkat, lampu dibuat lebih terang dan usahakan lantai tidak licin untuk
mencegah resiko jatuh, dan Anjurkan keluarga untuk memotivasi dan sebisa
mungkin selalu mendampingi lansia
E. Karakteristik Penyakit pada Lansia adalah sebagai berikut :
Azas Menurut WHO (1991) adalah to add life to the years that have been added to
life, dengan prinsip kemerdekaan, partisipasi, perawatan, pemenuhan diri dan
kehormatan. Azas yang dianut oleh departemen kesehatan RI adalah
meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia. Pendekatan Menurut World Health Organization (1982),
pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Menikmati hasil pembangunan
Masing-masing lansia mempunyai keunikan
Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal
Lansia turut memilih kebijakan
Memberikan perawatan di rumah
Pelayanan harus dicapai dengan mudah
Mendoorng ikatan akrab antar kelompok/antar generasi
Transportasi dan bangunan yang ergonomis dengan lansia
Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh,
seperti didalam Undang- Undang No.13 tahun 1998 yang isinya
menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial
masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.
3.2. Saran
a. Untuk pasien dan keluarga
Diharapkan pasien dapat meningkat pengetahuan cara perawatan
secara mandiri pada pasien gerontik/lansia
b. Untuk perawat dan instansi rumah sakit
Diharapkan Perawat melaksanakan Asuhan Keperawatan secara
komprehensif sesuai dengan SOP
c. Untuk instansi pendidikan
Diharapkan civitas Akademika dapat menerapkan Asuhan
Keperawatan pada pasien gerontik/lansia
DAFTAR PUSTAKA
Bararah Taqiyyah, M. Kep & Jauhar Mohammad (2013) Asuhan Keperawatan
Paduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional Jilid 2, Jakarta : Prestasi
Pustakaraya.
Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktik
Berdasarkan Nanda, NIC, NOC Dalam Berbagai Kasus. Edisis Revisi Jilid 3.
Jogjakarta. Hal. 200,299,294,dan 311
https://www.scribd.com/document/529117267/modul-gerontik-with-cover-pagr-
v2