Anda di halaman 1dari 119

i

HASIL PENELITIAN
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING PADA MASA
PANDEMI COVID-19 TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 AMPIBABO

FIKRAN
A251 16 036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
ii

HALAMAN PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING PADA MASA
PANDEMI COVID-19 TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 AMPIBABO

Oleh
Fikran
A 251 16 036

Telah di periksa dan disetujui untuk di seminarkan


Pembimbing

Dr. Ir. Kasmudin Mustapa, S.Pd, M.Pd


NIP. 19741108 200501 1 001

Mengetahui,
koordinator program studi pendidikan kimia

Dr. Tri Santoso M.Si


NIP. 19640619 199203 1 002

ii
iii

ABSTRAK
Fikran, 2022. “Efektivitas Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Ampibabo”. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.
Pembimbing : Kasmudin Mustapa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan efektivitas


pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa SMA Negeri 1 Ampibabo. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif- kuantitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari 2 guru dan 170
siswa. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan angket.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data wawancara menunjukan bahwa
pembelajaran daring yang dilakukan pada masa pandemic covid-19 masih kurang
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka. Hal ini ditunjukkan pada nilai rata-rata hasil belajar
sebelum pandemi (226,23) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar dimasa
pandemi (116,77) yang menerapkan pembelajaran daring. Selain itu juga didapatkan
tingkat motivasi siswa terhadap pembelajaran daring berada pada kategori positif
dengan sikap ragu-ragu yaitu 67,34%. Siswa perlu dibiasakan untuk banyak
mengakses internet terutama pada aplikasi-aplikasi pembelajaran daring agar siswa
dapat terlatih menggunakan aplikasi saat pembelajaran sehingga proses pembelajaran
daring menjadi efektif untuk dilaksanakan di masa pandemic covid19 ini.

Kata Kunci : Efektivitas, Pembelajaran Daring, Covid-19, Motivasi, Hasil Belajar

iii
iv

ABSTRACT

iv
v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu, dan

barangsiapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu,

dan barangsiapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu. (HR.

Thabrani)

Yang utama dari segalanya, syukur kepada Allah SWT. Limpahan cinta dan

kasih saying-Mu telah memberikanku kekuatan, kesabaran, dan membekaliku

segenggam ilmu-Mu.

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin

Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan, kupersembahkan karya

sederhana ini kepada kedua orang tua tercinta, terkasih dan tersayang Ayahanda

HARIS dan Ibunda ARLINA yang selalu memberikan dukungan, kasih saying, dan

do’a yang tiada henti mengiringi langkahku untuk menggapai cita dan masa depan

yang lebih baik. Wajah yang selalu kegelisahan dan perjuangan yang tidak pernah ku

ketahui, namun dengan kasih sayang dan kesabaranmu yang luar biasa telah

memberikan segalanya untukku. Terima kasih atas segalanya, cinta dan kasih

sayangmu takkan pernah tergantikan dengan apapun. Kakak dan adik tersayang

Rosnawati, Ece Wulandari dan Andi Ridwan terima kasih telah menjadi

penyemangat atas keluh kesah dalam hatiku.

v
vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah wasyukurillah ‘ala Ni’matillah Walahaula Wala Quwwata Illa Billah

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Puja dan puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang

Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan nikmat kesehatan dan kekuatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN DARING DIMASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 AMPIBABO”

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

Selesainya laporan hasil penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang selama ini memberikan bantuan

kepada penulis khususnya kedua orang tua tercinta yaitu Ayah Haris dan Ibu Arlina,

yang selama ini telah membesarkan, menjaga dengan penuh kasih saying, mendidik

dan memberikan nasehat serta senantiasa mendoakan yang terbaik untuk anak-

anaknya. Tak lupa pula penulis ucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang

vi
vii

setinggi-tingginya kepada bapak dosen pembimbing Dr. Ir. Kasmudin Mustapa,

S.Pd., M.Pd yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula, dengan segala ketulusan hati penulis menghaturkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir Mahfudz, MP Rektor Universitas Tadulako

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddikan Kade, S.Pd., M.Si Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

3. Bapak Dr. H. Nurhayadi, M.Si. Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

4. Bapak Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D. Wakil Dekan Bidang Umum

dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

5. Bapak Dr. Iskandar, M.Hum Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

6. Ibu Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

7. Bapak Dr. Tri Santoso, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

8. Bapak Dr. H. Suherman, M.S dosen wali yang telah memberikan arahan dan

saran sejak awal sampai akhir studi di Program Studi Pendidikan Kimia.

9. Bapak Dr. Ratman, S.Pd., M.Si selaku Pembahas I, dan ibu Dra. Minarni

Rama Jura, M.Si selaku Pembahas II, yang bersedia meluangkan waktu untuk

vii
viii

membimbing, memberikan masukan dan saran untuk penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

10. Dr. Siti Aminah, M.Si selaku kepala Laboratorium Kimia FKIP Universitas

Tadulako serta Dra. Husnia Muchtar dan Siti Nurbayah, S.Si selaku laboran

Laboratorium Kimia FKIP UNTAD yang selalu memberikan nasehat kepada

penulis

11. Seluruh Dosen dan Staf pengajar FKIP khususnya Bapak/Ibu Dosen Program

Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tadulako, yang telah mendidik dan

memberikan ilmu pengetahuan, motivasi kepada penulis selama masa

perkuliahan.

12. Kepala sekolah beserta staf guru SMA Negeri 1 Ampibabo yang selalu

membantu dan memberi arahan selama proses penelitian.

13. Sahabat-sahabat tercinta KAPAK saya : Rahmat Hidayat, S.Ked, Moh Rivan

Ardiansyah, S.Pd, Andi Mahatir, S.Pt, Moh. Akram, S.Pd, Rachmad Hidayat,

S.Hut, Sahril, S.Pd.I, Dina Safitra, S.Farm, Jihan, S.Pd, Magfirah, S.Adm,

Andi Nurfadila, S.Ars, Marwa, S.Ars, Diyta Yunita, Amd.Kep, Titin

Wahyuni, Amd.Kep .yang telah membaersamai penulis dalam suka maupun

duka selama prose perkuliahan.

14. Teman–teman kelas A 2016 yang tak pernah bosan memberikan nasehat dan

dorongan kepada penulis.

15. Teman-teman seperjuaangan mahasiswa angkatan 2016 : Putra Adiawan

Pasaribu, Fikri Khaykal, Aryo Peluru, Ayu, Agung, Mandrang, Munira, Fahri,

viii
ix

Aldi dll yang selalu memberikan nasehat dan terus menyemangati penulis

untuk menyelesaikan studi,

16. Teman-Teman seperjuangan bimbingan, Jihan, Tri Rachmat Setya Putra,

Sagita dan Moh. Hidayat yang membantu penulis sejak awal proses penulisan

skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan pengurus HIMASKI periode 2018, Yuni Puspita,

Dewi Masyita, Farid, dll yang telah memberikan banyak pelajaran berharga.

18. Teman-teman HMI Cabang Palu Komisariat FKIP UNTAD, Faozani,

Suriyani, Ridho, Fema, Nurul, Ika, yang selalu memotivasi penuis.

19. Kakak-kakak senior dan teman-teman PEMANTIK yang selalu memberikan

arahan, dukungan dan motivasinya kepada penulis untuk segera

menyelesaikan studi.

20. Adik-adik jurusan IPA kelas XI di SMA Negeri 1 Ampibabo yang sudah mau

membantu dan bekerja sama dengan penulis selama proses penelitian.

Penulis menyadari terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan skripsi ini

sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya. Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Aamiin

Palu, September 2021

Penulis

Fikran

ix
x

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS............................
2.1 Penelitian yang Relevan.................................................................................................
2.2 Kajian Pustaka.................................................................................................................
2.2.1 Belajar dan Pembelajaran.........................................................................................
2.2.2 Motivasi Belajar.......................................................................................................
2.2.3 Hasil Belajar.............................................................................................................
2.2.4 Pandemi Covid-19......................................................................................................
2.2.5 Pembelajaran Daring...............................................................................................
2.3 Kerangka Pemikiran.....................................................................................................
2.4 Hipotesis Penelitian......................................................................................................
BAB III..........................................................................................................................................
METODE PENELITIAN...........................................................................................................
3.1 Jenis Penelitian..............................................................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................................
3.2.1 Tempat......................................................................................................................
3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................................................................
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.................................................
3.3.1 Populasi.....................................................................................................................
3.3.2 Sampel.......................................................................................................................
3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................................................

x
xi

3.4.1 Jenis Data..................................................................................................................


3.4.1 Sumber Data.............................................................................................................
3.5 Teknik Pengambilan Data............................................................................................
3.5.1 Wawancara...............................................................................................................
3.5.2 Dokumentasi............................................................................................................
3.5.3 Angket motivasi.......................................................................................................
3.6 Instrumen Penelitian.....................................................................................................
3.6.1 Tes wawancara.........................................................................................................
3.6.2 Angket Motivasi......................................................................................................
BAB IV..........................................................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAAN...............................................................................................
4.1 Hasil Penelitian......................................................................................................
4.1.1 Hasil Angket.............................................................................................................
4.1.2 Hasil Observasi........................................................................................................
4.1.3 Hasil Wawancara.....................................................................................................
4.1.4 Hasil Belajar Siswa.................................................................................................
BAB V...........................................................................................................................................
KESIMPULAN.............................................................................................................................
5.1 Kesimpulan............................................................................................................
5.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................................................

xi
xii

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Nilai Kw pada berbagai suhu....................................................................19

Tabel 3. 1 One-Shot Case Study 26

Tabel 3. 2 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah............................33


Tabel 3. 3 Kategori kemampuan pemecahan masalah................................................34
Tabel 3. 4 perhitungan skala pengukuran..................................................................36
Tabel 4. 1 Penyajian Data Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Kontrol..39
Tabel 4. 2 Penyajian Data Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen......40
Tabel 4. 3 Hasil Analisis Pretest-Posttest Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Kelas Eksperimen............................................................................41
Tabel 4. 4 Hasil Analisis Pretest-Posttest Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Kelas Kontrol...................................................................................43
Tabel 4. 5 Hasil Penilaian Aktivitas Guru..................................................................45
Tabel 4. 6 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa.................................................................46
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas..................................................................................47
Tabel 4. 8 Hasil Uji Homogenitas Pretest..................................................................47
Tabel 4. 9 Hasil Uji Homogenitas Posttest................................................................47
Tabel 4. 10 Hasil Uji t.................................................................................................48

xii
xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran...............................................................................24
Gambar 4. 1 Grafik Nilai Pretest-Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Kelas Eksperimen..................................................................................42
Gambar 4. 2 Grafik Nilai Pretest-Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Kelas Kontrol.........................................................................................44

xiii
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen..............71


Lampiran. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen..............79
Lampiran. 3 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah...........................83
Lampiran. 4 Soal Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah...........................84
Lampiran. 5 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah.......................86
Lampiran. 6 LKPD.....................................................................................................93
Lampiran. 7 Analisis Butir Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas
Eksperimen............................................................................................114
Lampiran. 8 Analisis Butir Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas
Kontrol...................................................................................................118
Lampiran. 9 Descriptive Statistics............................................................................122
Lampiran. 10 Uji Normalitas....................................................................................123
Lampiran. 11 Uji Homogenitas................................................................................124
Lampiran. 12 Uji t.....................................................................................................125
Lampiran. 13 Hasil Analisis Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas
Eksperimen pretest..............................................................................126
Lampiran. 14 Hasil Analisis Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas
Eksperimen posttest.............................................................................134
Lampiran. 15 Hasil Analisis Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas
Kontrol Pretest....................................................................................142
Lampiran. 16 Hasil Analisis Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas
Kontrol Posttest...................................................................................150
Lampiran. 17 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen.......................................158
Lampiran. 18 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol..............................................165
Lampiran. 19 Lembar Observasi Siswa Kelas Ekperimen.......................................166
Lampiran. 20 Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol...........................................179
Lampiran. 21 Dokumentasi Penelitian......................................................................191
Lampiran. 22 Lembar Validasi.................................................................................198
Lampiran. 23 Surat Izin Penelitian...........................................................................209
Lampiran. 24 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.............................211
Lampiran. 25 SK Pembimbing.................................................................................211

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini dikejutkan dengan mewabahnya sebuah virus yang bernama

corona atau dikenal dengan istilah covid-19 (corona virus diseases-19). Virus ini

yang disinyalir mulai mewabah di akhir tahun 2019 di kota Wuhan Provinsi

Hubei Tiongkok, saat ini menyebar hampir keseluruh penjuru dunia dengan sangat

cepat, sehingga WHO menetapkan wabah ini sebagai pendemi global. Ratusan ribu

manusia terpapar virus ini di seluruh dunia, bahkan puluhan ribu manusia menjadi

korban meninggal. Indonesia merupakan salah satu negara yang terpapar covid-19

ini. Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia menerapkan

kebijakan yang super ketat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Social distancing menjadi pilihan berat bagi setiap negara termasuk indonesia dalam

menerapkan kebijakan untuk pencegahan covid-19, karena kebijakan ini berdampak

negatif terhadap segala aspek kehidupan (Dewa dkk, 2020).

UNESCO mengakui bahwa wabah covid-19 telah berdampak besar terhadap

sektor pendidikan, hampir 300 juta peserta didik di seluruh dunia terganggu kegiatan

sekolahnya dan mengancam hak-hak pendidikan peserta didik di masa depan.

Sejak pemerintah mengumumkan kasus covid-19 di Indonesia, masyarakat

dihimbau melakukan sosial distancing,

1
2

dimana semua kegiatan seperti bekerja, belajar dan beribadah dilakukan di

rumah untuk mencegah penyebaran covid-19. Namun, sistem pembelajaran tatap

muka di kelas dirubah menjadi pembelajaran dalam jaringan atau daring agar proses

pembelajaran tetap berlangsung sehingga terpenuhi hak peseta didik dalam belajar.

Menyikapi kondisi tersebut, guru dituntut untuk mampu menyajikan pembelajaran

secara daring. Pembelajaran daring merupakan salah satu tantangan di era industri

4.0. Pendidikan di Era industri 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pada

pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran (Simarmata dkk, 2020).

Seiring dengan wabah penyebaran virus covid-19 di Indonesia, berdampak

pada dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan dengan

metode tatap muka di kelas, menjadi beralih ke kegiatan belajar mengajar di rumah

melalui pembelajaran daring/jarak jauh. Berdasarkan Surat Edaran Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Tentang

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19,

menjelaskan bahwa pembelajaran daring/ jarak jauh dilaksanakan untuk

memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar dari rumah

difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi covid-

19 (Kemdikbud, 2020).

Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar,

dapat belajar kapanpun dan dimanapun (Dewi, 2020). Interaksi antara guru dan
3

siswa dalam pembelajaran daring dapat menggunakan beberapa aplikasi atau

platform gratis yang berupa kelas virtual, seperti Google Classroom, Edmodo,

zoom, dan beberapa aplikasi lainnya.

Konteks kegiatan pembelajaran perlu dipertimbangkan efektivitasnya.

Artinya sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai harapan. Ciri-

ciri keefektifan program pembelajaran adalah berhasil mengantarkan siswa mencapai

tujuan instruksional yang telah ditentukan, memberikan pengalaman belajar yang

atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan

instruksional dan memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar

(Rohmawati, 2015). Keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi

tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana

penunjang. Menurut Nguyen, (2005) bahwa efektivitas metode pembelajaran

merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatau

proses pembelajaran. Keefektifan dapat diukur dengan melihat minat siswa terhadap

kegiatan pembelajaran.

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan

mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Motivasi belajar sangat berperan

penting dalam menunjang hasil belajar siswa. Motivasi adalah keadaan yang

terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu

guna pencapaian suatu tujuan motivasi itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua,
4

yaitu: (1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, (2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-

motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (Thursan

Hakim, 2008)

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses

belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik

pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Hilgard Learning is process by

which an activity originaes or changed through training procedures (wether in

laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors

not attributable to training.

Menurut Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau

prosedur latihan baik di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Pendapat tersebut didukung oleh Sanjaya (2010), bahwa hasil belajar adalah suatu

proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga

menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalm

aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Dikatakan positif, oleh karena

perubahan perilaku itu bersifat adanya penambahan dari perilaku sebelumnya yang

cenderung menetap (tahan lama dan tidak mudah dilupakan).

Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian di

SMA Negeri 1 Ampibabo. Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk


5

melakukan penelitian yang berjudul: Efektifitas pembelajaran daring dimasa pandemi

covid-19 terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Ampibabo.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu “Bagaimana keefektifan pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19

terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Ampibabo ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas

pembelajaran daring dimasa pandemi Covid-19 terhadap motivasi dan hasil belajar

siswa SMA Negeri 1 Ampibabo.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar pada mata pelajaran

kimia sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar

b. Bagi guru

Guru dapat mengetahui minat dan hasil belajar siswa pada masa pandemi

covid-19, sehingga pengajar dapat menerapkan pembelajaran daring

secara efektif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa
6

c. Bagi sekolah

Sekolah mengetahui efektivitas dari pembelajaran daring terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa dimasa pandemi covid-19 sehingga dapat

memberikan suatu pemikiran dalam upaya meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa dimasa pandemi covid-19.

d. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman, serta membantu

menyumbangkan solusi dalam memecahkan masalah pada pembelajaran

kimia.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Penelitian yang Relevan

Mustakim (2020) “Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media

Online Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika” dengan populasi

dan sampelnya adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Wajo kelas XI MIPA

yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling dengan

mempertimbangkan homogenitas populasi. Instrumen pengumpulan data

menggunakan kuesioner pembelajaran daring. Analisis data menggunakan statistik

deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan peserta didik menilai pembelajaran

matematika menggunakan media online sangat efektif (23,3%), sebagian besar

mereka menilai efektif (46,7%), dan menilai biasa saja (20%). Pembelajaran daring

selama Covid-19 efektif untuk diterapkan oleh guru.

Penelitian yang dilakukan Kurnia Shinta Dewi, 2011. Efektivitas E- Learning

Sebagai media Pembelajaran Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMAN Depok. Dalam

penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan menggunakan kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan pembelajaran E- Learning dan kelas lain

sebagai kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa: 1) terdapat perbedaan prestasi mata pelajaran TIK di SMAN 1

Depok yang diajarkan tanpa E-Learning dengan yang diajarkan menggunakan E-

Learning. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji Kolmogorov-Smiwow = 2.066 dan sig

7
8

<0,05; 2). E-Learning efektif dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran

TIK di SMAN 1 Depok karena rata-rata peningkatan mata pelajaran ini yang

diajarkan dengan E-Learning lebih tinggi (7,5) disbanding dengan rata-rata

peningkatan nilai yang diajar bukan dengan E-Learning (4,417).

Briliannur, dkk (2020) melakukan penelitian mengenai analisis keefktifitasan

proses pembelajaran online dimasa pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan

metode kualitatif eksploratif dengan pendekatan induktif. Dalam penelitian ini,

responden yang berkaitan sebanyak 5 orang dari SD Banyuajuh 6 Kamal, terdiri dari

2 guru, 2 wali murid, dan 1 murid. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden,

peneliti memberi nama responden P1, P2, P3, P4, dan P5. Wawancara dilakukan

terstruktur dengan pertanyaan yang disusun dan dikaitkan serta dikembangkan

dengan literatur terkait.Hasil dari penelitian ini adalah kurang efektif nya

pembelajaran online karena faktor kurangnya sarana dan prasarana serta

ketidaksiapan edukasi teknologi.

Afryansih, N. (2017). Melakukan penelitian dengan judul“Hubungan Motivasi

Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Geografi Sma Negeri 5 Padang”.Penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi, menganalisis dan membahas data tentang

Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Geografi siswa SMAN 5 Padang.

Jenis penelitian korelasional Populasi penelitian adalah semua siswa kelas XI IPS

yang terdiri dari 4 lokal yang berjumlah 162 orang. Sampel diambil dengan teknik

proporsional random sampling, dimana untuk setiap kelas diambil secara acak dengan
9

proporsi 50% sehingga sampel berjumlah 81 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan

terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS

SMA N 5 Padang, kekuatan hubungan antara motivasi dengan hasil belajar geografi

termasuk sedang dan kontribusi yang termasuk kecil.

Penelitian yang dilakukan Dewa, dkk (2020) yang berjudul “Pengaruh

Pembelajaran Daring Berbantuan Laboratorium Virtual Terhadap Minat dan Hasil

Belajar Kognitif Fisika”. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran daring berbantuan laboratorium virtual terhadap minat belajar fisika

peserta didik dan mengetahui pengaruh pembelajaran daring berbantuan

laboratorium virtual terhadap hasil belajar kognitif fisika peserta didik. Jenis

penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain eksperimen one group pretest

posttest. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA 1 yang berjumlah

33 orang yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar kognitif dan angket minat

belajar peserta didik. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pembelajaran daring berbantuan laboratorium virtual terhadap minat belajar peserta

didik dengan nilai sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (0,0063 < 0,05) dan ada

pengaruh pembelajaran daring berbantuan laboratorium virtual terhadap hasil

belajar kognitif peserta didik dengan nilai sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (0,000

< 0,05).

Penelitian yang dilakukan oleh Amelia, Hasanah, Rahman & Putra (2020)

yang berjudul “ Analisis keefektifan pembelajaran online di masa pandemi covid-


10

19”. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang keefktifitasan

proses pembelajaran online dimasa pandemi covid-19. Penelitian menggunakan

metode kualitatif eksploratif dengan pendekatan induktif.. Dalam penelitian ini,

responden yang berkaitan sebanyak 5 orang dari SD Banyuajuh 6 Kamal, terdiri

dari 2 guru, 2 wali murid, dan 1 murid. Untuk menjaga kerahasiaan identitas

responden, peneliti memberi nama responden P1, P2, P3, P4, dan P5. Wawancara

dilakukan terstruktur dengan pertanyaan yang disusun dan dikaitkan serta

dikembangkan dengan literatur terkait. Hasil dari penelitian ini adalah kurang

efektif nya pembelajaran online karena faktor kurangnya sarana dan prasarana serta

ketidaksiapan edukasi teknologi.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Belajar dan Teori Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja

oleh setiap individu, sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu,

dari yang tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan, tidak bisa membaca menjadi bisa

membaca dan sebagainya. Belajar adalah suatu proses perubahan individu yang

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya ke arah yang baik maupun tidak baik.

Definisi pengertian belajar sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal

atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa

karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan


11

dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan

sementara dari organisme (Hilgard & Bower, 1996 dalam Jogiyanto, 2006).

Menurut Gagne & Briggs (2008) belajar adalah hasil pasangan stimulus dan

respon yang kemudian diadakan penguatan kembali (reinforcement) yang terus

menerus. Reinforcement ini dimaksudkan untuk menguatkan tingkah laku yang

diinternalisasikan dalam proses belajar. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung

didalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam

berpikir, bersikap dan berbuat W Gulo (2002). James O. Whittaker (Djamarah, 1999)

menyatakan bahwa pengertian belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut R. Gagne (Djamarah:1999)

pengertian belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Menurut Bell-Gredler dalam

Udin S. W (2008), pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia

untuk mendapatkan aneka ragam kompetensi, skill, dan attitude tersebut diperoleh

secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui

rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Menurut Slavin (2009) Pengertian belajar

merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Belajar akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau
12

melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu

sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang yang dikirm kepadanya

oleh lingkungan. Terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seseorang individu

dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan. Belajar merupakan

perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman

(Anni, 2007).

Konsep tentang belajar mengandung dua unsur utama:

1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Pengukuran apakah seorang

pembelajar telah belajar dilakukan dengan membandingkan antara perilaku

sebelum dan sesudah mengalami kegiatan belajar.

2. Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman(Anni,

2007).

Ciri-ciri belajar menurut Darsono (2000) adalah sebagai berikut:

1. Belajar dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan digunakan sebagai

arah kegiatan sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan belajar.

2. Belajar merupakan pengalaman sendiri atau individual, tidak dapat diwakilkan

kepada orang lain.

3. Belajar merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan. Maksudnya

masing-masig individu harus aktif bila dihadapkan pada suatu lingkungan atau
13

keadaan tertentu. Hal ini terwujud karena masing-masing individu mempunyai

berbagai potensi belajar, diantaranya pikiran, emosi, minat, perhatian, dan

sebagainya.

4. Belajar mengakibatkan terjadinya suatu perubahan pada diri orang yang belajar.

Maksud perubahan di sini yaitu perubahan yang bersifat integral, meliputi

perubahan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berkaitan satu dengan

yang lain.

Jadi belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara sengaja ataupun

tidak singaja oleh individu, sehingga terjadinya perubahan tingkah laku yang

disebabkan oleh pengalaman yang berupa peningkatan kinerja, pembenahan

pemikiran atau penemuan konsep-konsep dan cara-cara yang baru yang meliputi rana

kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga seseorang yang telah mengalami proses

belajar akan memperoleh hasil berupa kemampuan terhadap sesuatu yang menjadi

hasil belajar.

2.2.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang atau

sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud disamping tercipta proses belajar

sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Pembelajaran yang

berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar.

Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
14

memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target

belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa

melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang

memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah

mencapai target belajar.

Darsono, (2000) mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat

dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga

tingkah laku peserta didik berubah kearah yang lebih baik. Menurut Gagne, Briggs, &

wagner dalam Udin S. Winatapura (2008) pengertian pembelajaran adalah

serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar

pada siswa. Menurut Dufty & Roehler (1989) pengertian pembelajaran adalah suatu

usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang

dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran diatas dapat diidentifikasi

bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Merupakan upaya sadar dan disengaja

b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran

dilaksanakan

d. Pelaksanaanya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil.


15

2.2.3 Motivasi Belajar

Motivasi adalah salah satu hal yang berpengaruh pada kesuksesan aktifitas

pembelajaran siswa. Dengan adanya motivasi, siswa akan lebih keras, ulet, tekun dan

memiliki konsentrasi penuh dalam pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar

merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran

disekolah. Oleh karena itu, pada kurikulum 2013 yang sistem penilaiannya lebih

menyeluruh yaitu pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga diharapkan

siswa lebih termotivasi dalam belajar (Mudjiman, 2008).

Beberapa para ahli juga memberikan penjelasan tentang motivasi, antara lain

sebagai berikut. Motivasi menurut Sumardi Suryabrata (2012) adalah keadaan yang

terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu

guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan kawan mengemukakan

bahwa motivasi adalah suatu kondisi fiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri

seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Menurut Dimyati (2002),

motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya

keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap

dan perilaku individu belajar.

Motivasi terdiri atas motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
16

dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu sebagai contoh atau mendorongnya. Motivasi ekstrinsik adalah

motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar, sebagai

contoh seorang itu belajar karena tahu besok ujian, dengan harapan mendapatkan

nilai baik, sehingga mendapatkan pujian dari orang lain. Begitu juga untuk belajar

sangat diperlukan adanya motivasi “motivation is an Essensial Condition of

Learning”. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran

itu (Sardiman2011).

Motivasi belajar merupakan hal yang penting karena mendorong seseorang

melakukan suatu tindakan belajar. Seseorang peserta didik akan berhasil dalam

belajar apabila mempunyai motivasi untuk belajar (Purwanto, 2007). Fungsi motivasi

pertama, mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi maka

tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. Kedua, motivasi berfungsi

sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang

diinginkan. Ketiga, berfungsi sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi

mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan (Hamalik, 2011).

2.2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses

belajar berlangsung, yang dapat memberikann perubahan tingkah laku baik

pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik
17

dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Hilgard “Learning is process by

which an activity originaes or changed through training procedures (wether in

laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors

not attributable to training”.

Menurut Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau

prosedur latihan baik di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Pendapat tersebut didukung oleh Sanjaya (2010) bahwa hasil belajar adalah suatu

proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga

menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam

aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Dikatakan positif, oleh karena

perubahan perilaku itu bersifat adanya penambahan dari perilaku sebelumnya yang

cenderung menetap (tahan lama dan tidak mudah dilupakan).

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

berulang-ulang serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan

hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi

individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan

merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Beberapa pendapat juga mengemukakan bahwa hasil belajar mengusahakan

perubahan perilaku seseorang. Purwanto (2009), mengemukakan bahwa hasil belajar

mengusahakan perubahan perilaku dalam bentuk domain kognitif, afektif, dan

psikomotor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, seperti faktor


18

psikologis yang diantaranya adalah perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan (Slameto, 2010).

Sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin

Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotoris (Sudjana, 2013).

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemehaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan

bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleksi, keterampilan gerak

dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2013).

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga

ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan

pengajaran (Sudjana, 2013).


19

2.2.5 Pandemi Covid-19

Virus covid-19 saat ini telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO)

sebagai pandemi sejak tanggal 11 Maret 2020. Penetapan pandemi virus covid-19 ini

adalah yang pertama kalinya sejak tahun 2009. Jika dilihat dari statistik penyebaran

covid-19 sangatlah mengkhawatirkan, di mana menurut data persebaran yang dikutip

dari website https://Covid-19.go.id/ terlihat telah menjangkiti 34 provinsi di Indonesia.

Secara umum gejala umum yang dialami oleh orang yang terinfeksi yaitu

demam, sesak nafas dan batuk. Gejala lain yang dapat dialami oleh pasien yang

terinfeksi yaitu sakit tenggorokan, nyeri otot, adanya dahak, gangguan pencernaan

seperti diare, sakit perut, dan kehilangan fungsi indra pengecap dan pencium. Sementara

sebagian besar kasus pasien mengalami gejala ringan namun pada gejala yang lebih

serius berkembang menjadi kegagalan fungsi beberapa organ dan pneumia.

Sampai tanggal 1 Juni 2020 belum ada negara di dunia yang menyatakan telah

menemukan dan memproduksi masal vaksin untuk mencegah penyakit covid-19.

Adapun cara yang terbaik untuk mencegah penyakit pandemi virus covid-19 yaitu

menghindari penyebab penularan virus tersebut. Pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan telah merumuskan protokol kesehatan yang dapat dilakukan dalam upaya

mencegah perkembangan penyebaran covid-19, salah satunya adalah social distancing

dan physical distancing.


20

Berkaitan dengan karakteristik klinis, masa inkubasi covid-19 adalah 1 sampai

14 hari, dan pada umumnya terjadi di hari ke tiga sampai hari ke tujuh. Demam,

kelelahan, dan batuk kering merupakan tanda-tanda umum infeksi corona disertai

dengan gejala seperti hidung tersumbat, pilek, dan diare pada beberapa pasien. Karena

beberapa pasien yang parah tidak mengalami kesulitan bernapas yang jelas dan datang

dengan hipoksemia, sehingga ada perubahan dalam panduan ini menjadi Dalam kasus

yang parah, dispnea dan atau hipoksemia biasanya terjadi setelah satu minggu setelah

onset penyakit, dan yang lebih buruk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom

gangguan pernapasan akut, syok sepsis, asidosis metabolik yang sulit ditangani, dan

perdarahan dan disfungsi koagulasi, dan lain-lain. Edisi ini menekankan bahwa pasien

dengan kondisi sakit ringan hanya mengalami demam ringan, kelelahan ringan dan

sebagainya, tetap tanpa manifestasi pneumonia (Safrizal ZA dkk, 2020).

2.2.5 Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam

jarak jauh melalui media berupa internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon

seluler dan komputer. Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran

seperti biasa, menurut Riyana (2019), pembelajaran daring lebih menekankan pada

ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang

disajikan secara online. Konsep pembelajaran daring memiliki konsep yang sama

dengan e-learning. siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar

kapanpun dan dimanapun. Interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran
21

daring dapat menggunakan beberapa aplikasi atau platform gratis yang berupa kelas

virtual, seperti Google Classroom, Edmodo, zoom, dan beberapa aplikasi lainnya.

Harjanto dan Sumunar (2018) menyatakan bahwa pembelajaran daring ini

merupakan proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital

sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri. Oleh karena itu, adanya

hambatan yang terdapat dalam proses pembelajaran daring harus dapat ditemukan

solusinya, sehingga proyeksi pembelajaran dengan sistem daring ke depan dapat

dilakukan oleh sekolah. Oleh karena itu, penelitian mengenai hambatan, solusi dan

proyeksi sistem pembelajaran online/daring perlu dilakukan. Sehingga diharapkan

respon yang diperoleh dapat menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran

daring di tengah pendemi Covid-19 saat ini dan dijadikan informasi dasar bagi

pihak-pihak terkait dalam menentukan kebijakan pembelajaran daring.

Sejak mewabahnya virus covid-19 di Indonesia, Mentri Pendidikan dan

Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan dalam Masa darurat penyebaran corona virus disease (covid-

19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan

untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa


22

terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan

kelas maupun kelulusan.

b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara

lain mengenai pandemi covid-19.

c. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antar

siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing termasuk mempertimbangkan

kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.

d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang

bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai

kuantitatif.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikri menunjukkan alur berpikri suatu penelitian dan

menunjukkan pemahaman pokok yang melandasi pemahaman-pemahaman lainnya.

(Polancik, 2009) kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara

garis besar arus logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan mempersentasekan suatu

himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut.

SMA Negeri 1 Ampibabo merupakan salah satu sekolah yang terletak

diwilayah Kecamatan Ampibabo dan juga termasuk salah satu sekolah yang

terdampak Pandemi covid-19 sehingga mengharuskan melakukan pembelajaran

daring seperti yang di intrsuksikan oleh pemerintah dalam surat edaran Mentri
23

Pendidikan dan Kebudayaan No 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan

Pendidikan dalam Masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19), dimana

dalam poinnya menjelaskan bahwa proses pembelajaran dilakukan dari rumah

melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman

belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh

capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Penerapan pembelajaran daring yang dilaksanakan tentu juga menjadi tantangan

tersendiri buat sekolah, guru dan siswa karena pembelajaran yang dilakukan dimasa

pandemi saat ini berbeda dengan pembelajaran luring yang dilakukan sebelumnya

pada masa sebelum pandemi. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap tingkat

motivasi dan pencapaian hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Sehingga kita dapat menetukan pembelajaran daring yang dilakukan sudah efektif

atau belum terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini

SMA NEGERI 1
AMPIBABO

MASA PANDEMI

PEMBELAJARAN
DARING
24

EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN DARING

Hasil
Motivasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Belajar
Bealajar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif karena

data yang diambil dalam bentuk angka dan diproses secara statistik,dideskripsikan

secara deduksi yang berangkat dari teori-teori umum. Lalu menguji validitas

keberlakuan teori tersebut. Dijabarkan secara deskriptif karena hasilnya akan penulis

arahkan untuk medeskripsikan data yang diperoleh dan untuk menjawab rumusan

masalah.

Kuantitatif deskriptif menggunakan pendekatan korelasi (correlational

research). Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan

ada tidaknya hubungan dan apabila ada, beberapa eratnya hubungan serta berarti atau

tidak hubungan itu. Penelitian korelasi mempelajari dua variabel atau lebih yakni

sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel

lain. (Sugiyono, 2013).


25

Pemilihan kuantitatif deskriptif dalam penelitian ini didasarkan dari

penelitian yang ingin mengkaji dan melihat hubungan antara efektivitas pembelajaran

daring terhadap motivasi dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Ampibabo pada

masa pandemi covid-19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ampibabo Jl. Djide No. 353

Desa Ampibabo Timur Kec. Ampibabo Kab. Parigi Moutong Sulawesi Tengah

3.2.2 Waktu Penelitian


20

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2021.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2018).

Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran kimia berjumlah 2

orang dan seluruh siswa SMA Negeri 1 Ampibabo kelas XI yang mengikuti mata

pelajaran kimia yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas XI IPA-A berjumlah 35 siswa,

kelas XI IPA-B berjumlah 33 siswa, kelas XI IPA-C berjumlah 36 siswa, kelas XI

IPA-D berjumlah 34 siswa, dan kelas XI IPA-E berjumlah 34 siswa. Jumlah


26

keseluruhan siswa yang mengikuti mata pelajaran kimia kelas XI di SMA Negeri 1

Ampibabo yaitu berjumlah 172 siswa.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2018) sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 1

Ampibabo dengan menarik 10% dari populasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian ini ditentukan

172
10% dari 172 adalah x10 = 17,2 dibulatkan menjadi 17 orang siswa.
100

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Purposive sampel adalah teknik untuk menentukan sampel dengan pertimbangan

khusus. Contohnya menunjuk perwakilan dari masing-masing jurusan yang akan

digunakan sebagai kelas eksperimen dengan menganggap bahwa siswa tersebut dapat

mewakili jurusan dan kemampuan hasil belajarnya yang sama.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data


27

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer. Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang dilihat dari hasil

lapangan dan angket yang diberikan (Sugiyono, 2018). Data primer yang dimaksud

yaitu data berupa hasil wawancara, data hasil penilaian siswa pada mata palajaran

kimia dan angket motivasi belajar yang dibagikan.

3.4.2 Sumber data

Sumber data diperoleh dari guru mata pelajaran kimia dan siswa perwakilan

tiap kelas melalui pemberian wawancara, angket motivasi belajar siswa, dan hasil

penilaian belajar siswa.

3.5 Teknik Pengambilan Data

3.5.1 Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah

diberikan (Meleong, 2014). Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data

efektivitas dari pembelajaran daring dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Ampibabo

di masa pandemi covid-19.

3.5.2 Dokumentasi
28

Menurut Hamidi (2004) metode dokumentasi adalah informasi yang berasal

dari catatan yang penting, baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.

Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk

memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013), dokumentasi bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang. Dokumentasi merupakan

pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dari

sumber terpercaya yang mengetahui narasumber. Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil dokumentasi mengenai data penilaian akhir dari hasil belajar siswa SMA

Negeri 1 Ampibabo.

3.5.3 Angket motivasi

Angket motivasi ini disusun dengan maksud untuk memperoleh data motivasi

belajar siswa dimasa pembelajaran daring, sehingga dapat diketahui bagaimana

kefektivan proses pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19 di SMA Negeri 1

Ampibabo.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes wawancara, angket motivasi belajar,

dan dokumentasi data penilaian akhir hasil belajar siswa.

3.6.1 Tes wawancara

Tes wawancara merupakan beberapa pertanyaan mengenai keefektifan dalam

pembelajaran daring yang diajukan kepada orang yang diwawancara (interview) yaitu
29

guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Ampibabo untuk memperoleh data yang

diperlukan pada penelitian ini

3.6.2 Angket Motivasi

Angket Motivasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri 25 butir

pertanyaan yang mencakup 5 indikator yaitu indikator perhatian, ketertarikan,

keaktifan, kepuasan dan keyakinan. Masing-masing indikator terdiri dari 5 butir

pertanyaan dan 5 pilihan jawaban (Mustapa, 2009). Angket Motivasi diajukan kepada

siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai

motivasi siswa.

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Teknik analisis data secara statistik dan analisis

secara deskriptif.

3.7.1 Analisis Statistik

Analisis statisti dipergunakan terhadap hasil belajar yang terdiri atas data-data

hasil belajar siswa sebelum dan saat masa pandemi covid-19. Data berupa nilai

tersebut dianalis menggunakan analisis uji-t (t-test) dengan menggunakan program

SPSS for windows. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

statistik, meliputi uji normalitas dan homogenitas hal ini digunakan untuk memeriksa

keabsahan suatu sampel (Arikunto, 2006).

3.7.2 Analisis Deskriptif


30

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mengukur tingkat

efektivitas dari pembelajaran daring yang dilihat dari tingkat motivasi dan hasil

belajar siswa. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa terhadap

pembelajaran daring dapat dianalisis dengan indikator berupa perhatian, ketertarikan,

keaktifan, kepuasan dan keyakinan. Indikator ini dianalisis dengan menggunakan

skala likert dengan lima pilihan kriteria berskala yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), dan masing-

masing jawaban memiliki bobot nilai dari 1 sampai 5, yaitu: SS bernilai 5, S bernilai

4, RR bernilai 3, TS bernilai 2 dan STS bernilai 1 dengan perhitungannya sebagai

berikut.

P resentase % =
∑ skor tiap indikator x 100%
∑ skor maksimal
Untuk mengetahui presentase motivasi siswa yang berada pada kategori

sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju dapat

ditransformasikan kedalam kategori sangat positif, positif, ragu-ragu, negatif, sangat

negatif dengan menggunakan kriteria seperti pada tabel berikut.

Tabel Nilai Interpretasi motivasi siswa

No Tingkat Pencapaian Skor Interpretasi

1 85 - 100% Sangat Setuju

2 69 – 84% Setuju

3 53 – 68% Ragu-ragu
31

4 37 – 52% Tidak Setuju

5 20 – 36% Sangat Tidak Setuju

Sebagai standar untuk menentukan kategori motivasi siswa terhadap

pembelajaran daring dalam kategori positif, netral, maupun negatif, sesuai dengan

nilai indikator akhir yang diambil dari nilai teringgi dan nilai terendah dari skor

angket yang ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut.

Skor angket tertinggi X ∑ item setiap indikator


Skor tertinggi % = x 100%
Jumlah angket

Skor angket terendah X ∑ item setiap indikator


Skor terendah % = x 100%
Jumlah angket

Dengan kriteria Indikatornya sebagai berikut

Tabel Kriteria indikatortingkat motivasi siswa

No Tingkat Pencapaian Indikator Kategori

1 ≥ 60 % Positif

2 = 60 % Netral

3 ≤ 60 % Negatif
32

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Pada

bagian ini dideskripsikan data-data tentang data hasil belajar siswa baik sebelum

masa pandemi maupun pada masa pandemi serta data mengenai motivasi belajar

siswa terhadap pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19

4.1.1 Analisis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara yang telah

ditanyakan langsung kepada informan dan angket/kuesioner yang akan diisi oleh

peserta didik. Angket/kuesioner berisi sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari peserta didik terkait beberapa indikator keefektifan

pembelajaran daring terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Instrumen yang

digunakan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran daring dan dampak


33

pembelajaran daring bagi siswa terdiri dari masing-masing 25 butir pertanyaan

wawancara dan 25 butir pernyataan angket/kuesioner.

Bentuk dukungan untuk mencapai tujuan diatas, maka dilakukan uji identifikasi

keefektifan pembelajaran melihat dari hasil penelitian yang menggunakan instrument

penelitian berupa wawancara semi terstruktur dan angket/kuesioner yang telah

divalidasi sebelumnya. Butir tes pelacak keefektifan pembelajaran daring pada

keefektifan pembelajaran daring dan dampaknya pada pembelajaran kimia telah

divalidasi oleh seorang ahli untuk menentukan kategori validitas setiap aspek dalam

butir tes tersebut dan telah dinyatakan32layak digunakan untuk mengidentifikasi

keefektifan pembelajaran daring terhadap motivasi dan hasil belajar siswa di masa

pandemi covid-19 ini

4.1.2 Hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa sebelum penerapan pembelajaran daring dan pada

masa pembelajaran daring dilakukan uji prasyarat statistik melalui uji normalitas dan

homogenitas. Hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov smirnov kedua

kelompok data, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 dimana nilai

tersebut lebih kecil dari α (0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua data

berdistribusi tidak normal. Berikut data hasil uji prasyarat normalitas ditunjukkan

pada tabel 4.1 berikut ini :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


34

Hasil Belajar Pra Hasil Belajar Ms


Covid
N 171 171
Mean 82,77 76,09
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 3,923 6,299
Absolute ,233 ,266
Most Extreme
Positive ,233 ,266
Differences
Negative -,147 -,167
Kolmogorov-Smirnov Z 3,051 3,480
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene Statistic, diperoleh nilai

probablitas signifikan sebesar 0,00 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α (0,05).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa varian data tidak homogen. Data hasil uji

homogenitas ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini :

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
47,321 1 340 ,000

Berdasarkan hasil uji prasyarat (normalitas dan homogenitas) yang diperoleh,

keduanya tidak terpenuhi untuk uji parametrik, sehingga uji statistik yang digunakan

adalah uji t-test non parametrik 2 sampel independent yaitu Mann-Whitney Test,

dberikut data hasil uji t-test non parametrik 2 sampel ( Mann Whitney Test) pada

tabel 4.4

Mann-Whitney Test
35

Ranks
Masa Semeseter N Mean Sum of
Rank Ranks
1 171 226,23 38686,00
Semester 2 171 116,77 19967,00
Total 342

Hasil Belajar
Mann-Whitney U 5261,000
Wilcoxon W 19967,000
Z -10,396
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Masa Semester

Hasil uji statistik menggunakan Mann-Whitney Test diperoleh nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Dengan ketentuan, apabila nilai signifikansi probabilitas

> α (0,05) maka Ho diterima dan H 1 diterima, sebaliknya apabila nilai signifikansi

probabilitas < α (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, Asymp.

Sig. (2-tailed) 0,000 < α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan

adalah menolak Ho dan menerima H1. Yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar

siswa pada masa sebelum pandemi dan masa pandemi. Jika melihat output SPSS pada

tabel Rank, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar sebelum pandemi lebih tinggi

(226,23) daripada hasil belajar masa pandemi (116,77).


36

4.1.3 Data motivasi siswa terhadap pembelajaran daring

Adapun data hasil motivasi siswa terhadap penerapan pembelajaran daring

dapat diuraikan pada tabel hasil pengamatan dibawah ini yang merupakan hasil

angket yang disebarkan pada subjek penelitian (lampiran. 8.)

Jumlah Skor Rata- Skor


No Indikator angket total rata maks % Sikap Kategori
1 Perhatian 1,6,11,16,21 410 3,15 650 63,07 Ragu-ragu Positif
2 Ketertarikan 2,7,12,17,22 426 3,27 650 65,53 Ragu-ragu Positif
3 Keaktifan 3,8,13,18,23 462 3,55 650 71,07 Setuju Positif
4 Kepuasan 4,9,14,19,25 423 3,25 650 65,07 Ragu-ragu Positif
5 Keyakinan 5,10,15,20,25 468 3,6 650 72,00 Setuju Positif
336,7
  Jumlah 25 2189 16,82 3250 4    
  Rata-rata     3,36   67,34 Ragu-ragu Positif
Tabel 4.5 Data hasil motivasi siswa

Keterangan:
- Jumlah soal angket = 25% - Jumlah subjek penelitian = 26
- Skor angket minimal = 25 = 20% - Skor angket maksimal=125 =100%

Sesuai dengan data yang didapat pada tabel diatas maka didapatkan skor rata-

rata motivasi siswa berada pada sikap ragu-ragu dengan kategori positif yaitu

67,34%. Sehingga apabila dilihat pula dari perhitungan skor indikator berdasarkan

skor angket tertinggi dan skor angket terendah dengan dua kategori (positif dan

negatif) maka persen rata-rata motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
37

daring dimasa pandemi covid-19 berada pada ≥ 60% artinya siswa berada pada

kategori positif atau ragu-ragu dengan pembelajaran daring tersebut.

4.2 Pembahasan

Sesuai dengan data hasil penelitian, maka dapat dilakukan analisis data

tersebut yang meliputi hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

4.2.1 Hasil Belajar

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh data hasil

belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Ampibabo dengan rata-rata sebelum dan

pada masa pandemi adalah berbeda secara signifikan. Rata-rata hasil belajar siswa

sebelum masa pandemi (226,23) lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa

pada masa pandemi (116,77). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan

bahwa pembelajaran daring yang lakukan pada masa pandemi masih kurang efektif

dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka yang dilakukan sebelum masa

pandemi covid-19.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan

hasil belajar siswa antara penerapan pembelajaran tatap muka sebelum masa pandemi

dan penerapan pembelajaran daring pada masa pandemi. Data hasil belajar siswa

setelah dideskripsikan dan dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik,


38

ternyata hipotesis yang diajukan tersebut diterima (terbukti), sehingga dapat

dikatakan bahwa pembelajaran daring yang diterapkan pada masa pandemi covid-19

masih kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan

pembelajaran tatap muka yang diterapkan sebelum masa pandemi covid-19. Hal ini

dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum masa pandemi dan

pada masa pandemi covid-19.

Berdasarkan hasil uji prasyarat (normalitas dan homogenitas) yang diperoleh,

keduanya tidak terpenuhi untuk uji parametrik, sehingga uji statistik yang digunakan

adalah uji t-test non parametrik 2 sampel independent yaitu Mann-Whitney Test.

Hasil uji statistik menggunakan Mann-Whitney Test diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) sebesar 0,000. Dengan ketentuan, apabila nilai signifikansi probabilitas > α

(0,05) maka Ho diterima dan H1 diterima, sebaliknya apabila nilai signifikansi

probabilitas < α (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, Asymp.

Sig. (2-tailed) 0,000 < α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan

adalah menolak Ho dan menerima H1. Yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar

siswa pada masa sebelum pandemi dan masa pandemi. Jika melihat output SPSS pada

tabel Rank, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar sebelum pandemi lebih tinggi

(226,23) daripada hasil belajar masa pandemi (116,77).

Berpatokan pada hasil uji statistik yang dilakukan, maka dapat dikatakan

bahwa pembelajaran daring masih kurang efektif dilakukan dalam meningkatkan


39

hasil belajar siswa di masa pandemi jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap

muka yang dilakukan pada masa sebelum pandemi.

4.2.2 Motivasi Belajar Siswa terhadap Pembelajaran Daring

Sesuai dengan hasil analisis secara deskriptif untuk kriteria ataupun kategori

tingkat motivasi siswa terhadap penerapan pembelajaran daring pada masa pandemi

covid-19, berada pada siskap ragu-ragu dengan kategori positif yaitu 67,34%. Apabila

hal ini dilihat dari perhitungan skor angket terendah dengan dua kategori yaitu positif

dan negatif. Maka persen rata-rata motivasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran daring berada pada ≥ 60% artinya siswa berada pada kategori positif

atau ragu-ragu dengan pembelajaran daring tersebut (Tabel 4.5). Berdasarkan hasil

persentase kriteria ataupun kategori tersebut, maka dapat pula dikatakan bahwa

tingkat motivasi mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran ditentukan pula

oleh seberapa besar tingkat keinginan/kemauan (setuju/tidak setuju), bergairah dan

semangat untuk mengikuti materi pembelajaran. Hal ini juga akan berdampak pada

hasil belajar yang dicapai dalam setiap proses pembelajaran.

Pada penelitian ini pula ditetapkan ada lima indikator motivasi yang

dijabarkan dalam setiap pernyataan angket dengan nilai rata-rata persentasenya

sebagai berikut: perhatian sebanyak 63,07%, ketertarikan sebanyak 65,53%, keaktifan

sebanyak 71,07%, kepuasan sebanyak 65,07% dan keyakinan sebanyak 72,00% (tabel

4.5). Berdasarkan kelima indikator tersebut semuanya berada dalam kategori positif
40

dengan sikap ragu-ragu dan setuju. Sehingga dari indikator tersebut akan lahir

perasaan siswa terhadap sesuatu yang dipelajari yang akan berakibat pada ninat

belajarnya. Akan tercipta pada setiap pribadi siswa hal-hal yang menyangkut

perhatian, ketertarikan, keaktifan, keyakinan dan kepuasan terhadap penerapan

pembelajaran daring. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan perasaan senang (positif)

terhadap pembelajaran daring namun masih terdapat sikap ragu-ragu pada beberapa

indikator.

Untuk indikator perhatian, dengan nilai rata-rata yang dipeorleh sebanyak

63,07%, hal ini menunjukkan bahwa indikator tersebut berada dalam kategori positif

namun berada pada sikap ragu-ragu. Tingkat persentase tersebut mengindikasikan

bahwa masih terdapat keraguan pada siswa dalam mengikuti pelajaran, hadir tepat

waktu, memperhatikan tugas-tugas yang diberikan, bertanya secara bebas dan

kemauan dalam menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran daring.

Indikator ketertarikan, dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 65,53%,

berada dalam kategori positif namun berada pada sikap ragu-ragu. Hal ini

menujukkan bahwa adanya keraguan yang dirasakan siswa dalam mengikuti

pembelajaran daring yaitu berupa kesulitan dalam memahami materi pelajaran,

menggali pengetahuan yang lebih luas, kebebasan dalam berpendapat, proses belajar

yang kurang menyenangkan dan tingkat kesesuaian penggunaan metode

pembelajaran demga materi yang diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung.


41

Indikator keaktifan, memiliki nilai rata-rata sebanyak 71,07%, berada pada

kategori positif dan sikap setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran daring akan memberikan gambaran kepada siswa dalam proses

penilaian selama mengikuti pelajaran, memiliki tingkat keseriusan dalam proses

belajar, berusaha memperbaiki pemahaman ataupun konsep, melahirkan semangat

belajar yang tinggi dan memiliki kebebasan selama mengikuti pelajaran dalam setiap

proses pembelajaran.

Indikator kepuasan, memiliki nilai rata-rata 65,07% berada pada kategori

positif namun berada pada sikap ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran daring masih menimbulkan keraguan pada siswa terhadap rasa

kepuasan dalam belajar, cara menghargai setiap pendapat, melatih sifat mandiri dan

tanggung jawab, peningkatan semangat belajar maupun rasa kepedulian atau

persaudaraan yang baik selama mengikuti materi pembelajaran.

Indikator keyakinan, memiliki nilai rata-rata sebesar 72,00%, pada kategori

positif dan sikap setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran

daring akan memberikan gambaran kepada siswa untuk dapat memahami materi

pelajaran dengan baik, memperoleh banyak pengetahuan, lebih mudah menyelesaikan

tugas ataupun masalah, mendapatkan hasil belajar yang baik serta mempunyai

keyakinan dan kepercayaan untuk menghadapi ujian dalam setiap akhir pembelajaran.
42

Berdasarkan beberapa indikator motivasi tersebut maka secara lebih spesifik

dapat dikatakan bahwa, guna mengetahui seberapa besar tingkat motivasi belajar

peserta didik dapat dilihat dari seberapa jauh tingkat perhatian peserta didik dalam

mengikuti pelajaran. Seberapa jauh peserta didik merasakan ketertarikan dalam

memahami isi pembelajaran dengan kebutuhannya. Seberapa jauh peserta didik

merasa serius ataupun aktif untuk bisa mengikuti materi pembelajaran dengan penuh

semangat. Seberapa jauh peserta didik merasa puas terhadap kegiatan belajar yang

telah dilakukan ataupun dilewati, serta seberapa jauh peserta didik merasa yakin

terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan

kepercayaannya dalam mengikuti ujian akhir semester.

4.1.3 Hasil Wawancara

Untuk memperkuat hasil penelitian, maka penulis juga melakukan wawancara

terhadap beberapa siswa kelas XI jurusan IPA dan guru mata pelajaran kimia tentang

keefektifan dari pembelajaran daring yang dilaksanakan selama masa pandemi.

Peneliti menggunakan pertanyaan tersruktur yang diajukan kepada siswa dan guru.

Dalam hal ini peneliti menggunakan 25 butir pertanyaan menyangkut efektivitas

pembelajaran daring dimasa pandemi. Berikut ini hasil wawancara dengan beberapa

siswa dan guru mata pelajaran kimia:

A. Wawancara dengan siswa (Afriani siswa kelasXI IPA D, Anak Agung Sri Laksmi

siswa kelas XI IPA E dan Arfan siswa kelas XI IPA A)


43

Adapaun hasil wawancara atau tanya jawab langsung dengan beberapa siswa

yaitu sebagai berikut, pertanyaan pertama yang pewawancara ajukan yaitu,

bagaimana dampak covid-19 terhadap pembelajaran anda, Afriani siswa kelas XI IPA

D menjawab, Sejak adanya pandemi covid-19, proses belajar saya terganggu karena

tidak adanya pembelajaran tatap muka seperti biasanya yang mengakibatkan saya

merasa kesulitan dalam memahami materi. Anak Agung Sri Laksmi siswa kelas E

juga menjawab dampak yang saya rasakan yaitu proses pembelajaran yang dilakukan

menjadi berbeda dengan model pembelajaran saat sebelum masa pandemi covid-19.

Selain itu Arfan siswa kelas XI IPA A juga menjelaskan bahwa Sejak munculnya

pandemi covid-19 saya kaget dengan adanya pembelajaran daring, soalnya terbilang

baru buat saya dan sempat terfikirkan bagaimana dengan siswa yang tidak punya hp

untuk belajar daring.

Pada pertanyaan kedua pewawancara menanyakan bagaimana tanggapan

anda mengenai pembelajaran daring. Afriani menjelaskan Menurut saya pembelajaran

daring yang diterapkan kurang menarik karena tidak dapat berinteraksi langsung

dengan guru maupun teman seperti pada pembelajaran tatap muka sebelum pandemi.

Anak Agung Sri Laksmi menjawab menurut saya pembelajaran daring yang saat ini

digunakan cukup bagus karena sudah membantu mengadakan proses belajar mengajar

dimasa pandemi seperti saat ini dan saya pun saat ini juga belajar bagaimana

mengatur waktu belajar karena terkadang guru lambat/tidak sesuai dengan jadwal

dikarenakan kesibukan yang lain. Selain itu Arfan juga memberikan penjelasan

menurut saya pembelajaran daring dimasa pandemi cukup bagus, karena tidak ada
44

batasan dalam belajar seperti mau kerjakan tugas rumah bisa kapan saja, karena untuk

mengumpulkan tugas tidak harus dikumpul dihari itu juga. Penjelasan dari guru pun

cukup bagus.

Pada pertanyaan ketiga pewawancara menanyakan apa saja kendala yang

didapatkan pada saat pembelajara daring. Afrianti menjelaskan kendala yang saya

alami pada proses pembelajaran daring yaitu masalah jaringan dan paket internet.

Anak Agung Sri Laksmi menjawab bahwa kendala yang saya dapatkan yaitu,

terkadang saya mengalami kesulitan dalam memahami materi. Arfan menjawab

kendala yang saya dapatkan yaitu, terkadang ketika sementara proses pembelajaran

kuota internet saya habis, terkadang juga jaringan hilang. Pada pertanyaan keempat

pewawancara menanyakan bagaimana koneksi jaringan ditempat anda. Afriani

menjawab koneksi jaringan ditempat saya kurang baik, karena pada saat mati lampu

koneksi jaringan internet saya hilang. Anak Agung Sri Laksmi menjawab bahwa

koneksi internet ditempat saya cukup bagus. Arfan menjelaskan koneksi jaringan di

tempat saya tinggal sangat sulit karena saya tinggal di desa dekat gunung.

Pada pertanyaan kelima pewawancara menanyakan apakah terdapat kendala

pada koneksi jaringan saat pembelajaran daring. Afriani menjelaskan iya, terkadang

saya mengalami kendala pada saat saya ingin mengumpulkan tugas di clashroom itu

susah terkirim karena koneksi jaringan yang buruk. Anak Agung Sri Laksmi

menjelaskan tidak, karena jaringan ditempat saya cukup bagus dan juga sekarang

proses pembelajaran menggunakan aplikasi whatsapp, jadi tidak terlalu memerlukan


45

koneksi internet yang harus cepat. Arfan juga menjelaskan bahwa iya, dikarenakan

saya tinggal di desa dekat gunung terkandang saat pembelajaran berlangsung tiba-tiba

jaringan hilang. Pada pertanyaan keenam pewawancara menanyakan dari mana anda

mendapatkan kuota internet. Afrriani menjawab Saya mendapatkan kuota internet

dari kakak dan bantuan kuota dari pemerintah. Anak Agung Sri Laksmi menjawab

Saya mendapatkan bantuan kuota internet dari pemerintah dan juga terkadang

membeli sendiri. Arfan menjawab untuk mendapatkan kuota internet, terkadang saya

mencari pekerjaan terlebih dahulu untuk dapat membeli kuota internet, terkadang

juga saya pinjam uang orang tua untuk membeli kuota internet.

Pada pertanyaan ketujuh pewawancara menanyakan Apakah ada kuota

tertentu bantuan dari pihak sekolah/pemerintah. Afriani menjawab iya, dari

pemerintah memberikan bantuan kuota internet. Anak Agung Sri Laksmi juga

menjawab iya saya dapat bantuan kuota internet dari pemerintah. Arfan menjelaskan

iya ada bantuan kuota internet, tetapi saya tidak dapat padahal saya sudah melakukan

registrasi untuk mendapatkan bantuan tersebut, akan tetapi sampai sekarang saya

tidak dapat bantuan tersebut. Pada pertanyaan kedelapan pewawancara menanyakan

Apakah ada aplikasi/platform tertentu yang digunakan guru/sekolah untuk proses

pembelajaran daring. Afriani menjawab selama proses pembelajaran daring yang

dilaksanakan guru menggunakan aplikasi whatsapp dan clashroom. Anak Agung Sri

Laksmi menjawab aplikasi yang digunakan guru dalam pembelajaran daring yaitu
46

classroom dan whatsapp. Arfan menjawab aplikasi yang digunakan pada proses

pembelajaran daring yaitu classroom.

Pada pertanyaan kesembilan pewawancara menanyakan apakah anda paham

dengan aplikasi/latform yang digunakan pada pembelajaran daring. Afriani menjawab

awalnya saya kurang paham dengan cara menggunakan aplikasi clashroom, tetapi

guru juga mengajarkan kami bagaimana cara menggunakan aplikasi clashroom. Anak

Agung Sri Laksmi menjawab iya, saya paham dalam penggunaan aplikasi yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Arfan menjawab Pada awal pembelajaran

menggunakan classroom saya sedikit mengalami kesulitan untuk mengakses,

contohnya untuk mengirim tugas saya diclassroom, akan tetapi sejak diajarkan guru

bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut saya sudah paham. Pada pertanyaan

kesepuluh pewawancara menanyakan apakah ada metode tertentu yang diberikan oleh

guru pada saat pembelajaran khususnya percobaan atau praktek. Afriani menjawab

sejauh ini guru hanya mengirimkan video pembelajaran mengenai materi yang sedang

dipelajari. Anak Agung Sri Laksmi Sejak pembelajaran daring kami belum pernah

melakukan praktek, karena pembelajaran dilakukan hanya dengan memberikan materi

kemudian tugas. Arfan juga menjawab Untuk praktek secara langsung kami belum

melaksanakan, akan tetapi guru hanya mengirimkan video praktek mengenai materi

yang sedang dibahas.

Pada pertanyaan kesebelas pewawancara menanyakan apakah dengan metode

tersebut anda bisa paham saat pembelajaran percobaan atau praktek. Afriani
47

menjawab iya, namun saya belum dapat memahami secara keseluruhan mengenai

materi, hanya beberapa bagian penjelasan yang dapat saya pahami. Anak Agung Sri

Laksmi menjawab Iya, saya cukup memahami materi yang dijelaskan dalam video

pembelajaran tersebut. Arfan menjawab Saya masih sedikit kesulitan dalam

memahami materi jika hanya melalui media daring, karena saat saya ingin bertanya

tentang apa yang belum saya pahami terkadang tidak didengarkan karena jaringan

yang kurang baik. Pada pertanyaan kedua belas pewawancara menanyakan menurut

anda, bagaimanakah cara kerja pembelajaran daring yang saat ini dilakukan yang

tentu berbeda dengan belajar disekolah. Afriani menjawab Pembelajaran daring

yang saat ini diterapkan disekolah masih sangat sulit buat saya untuk memahami

semua materi dalam pembelajaran dibandingkan dengan tatap muka dalam ruang

kelas. Anak Agung Sri Laksmi menjawab Menurut saya pembelajaran daring masih

kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka karena model

pembelajaran yang sangat berbeda. Kalau disekolah guru memberikan materi

kemudian memberikan penjelasan dan terbuka juga diskusi untuk tanya jawab

mengenai materi sedangkan pada pembelajaran daring guru hanya memberikan

materi kemudian kami disuruh menyalin materi tersebut dan sangat jarang materi

dijelaskan oleh guru. Arfan menjawab Pembelajaran daring yang saat ini dilakukan

sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka dikelas, pada proses pembelajaran

daring sangat jarang terjadi interaksi antara antara siswa dan guru dalam proses

pembelajaran.
48

Pada pertanyaan ketiga belas pewawancara menanyakan apakah dengan

adanya belajar dirumah ini telah membantu proses belajar anda. Afriani menjawab

cukup membantu, karena setidaknya ada proses belajar mengajar yang dilakukan di

masa pandemi covid-19. Anak Agung Sri Laksmi menjawab menurut saya hanya

sedikit membantu, karena saya pribadi tipe orang yang belajarnya harus ditekan agar

menjadi stimulus untuk saya belajar, sedangkan pada pembelajaran daring saya

menjadi lebih santai dan kekurangan motivasi untuk belajar. Arfan menjawab

Menurut saya cukup membantu, apalagi dimasa pandemi seperti ini dimana kita

dilarang untuk berkumpul dan juga kita lebih bebas untuk belajar. Pada pertanyaan

keempat belas pewawancara menanyakan bagaimana tanggapan anda mengenai

penyampaian materi khususnya mata pelajaran kimia yang diberikan oleh guru pada

saat proses pembelajaran daring. Afriani menjawab Terkadang saya kurang mengerti

dengan materi yang diberikan guru, karena guru hanya memberikan membagikan

materi dan video kemudian diberikan tugas, tanpa dijelaskan sepenuhnya mengenai

materi tersebut. Anak Agung Sri Laksmi menjawab penyampaian materi yang

dilakukan guru cukup bagus karena materi yang diberikan guru dalam bentuk word

sehingga lebih mudah untuk dibaca. Arfan menjawab tanggapan dari saya

penyampaian materi dari guru cukup baik, karena penjelasannya cukup detail.

Pada pertanyaan kelima belas apakah anda mengerti dengan materi yang

diberikan guru pada pembelajaran daring. Afriani menjawab hanya sedikit yang dapat

saya pahami dari materi yang diberikan oleh guru. Anak Agung Sri Laksmi
49

menjawab saya terkadang mengerti dan juga terkadang tidak mengerti namun saya

akan mencari materi yang diberikan diplatform lain agar saya dapat mengerti. Arfan

menjawab jujur saja lebih banyak tidak mengerti, tetapi saat saya tidak mengerti saya

akan tanyakan sama teman-teman sampai saya paham. Pada pertanyaan keenam belas

pewawancara menanyakan apa sajakah kelebihan yang dapat anda jumpai selama

proses pembelajaran daring. Afriani menjawab kelebihan pembelajaran daring, kita

menjadi jarang keluar rumah ditengah masa pandemi saat ini. Laksmi menjawab

kelebihan yang saya jumpai yaitu kita dapat belajar di mana saja sesuai keinginan

kita. Arfan menjawab kelebihan pembelajaran daring saat ada tugas kita dapat juga

mengakses di internet dan juga belajar menjadi lebih santai.

Pada pertanyaan ketujuh belas pewawancara menanyakan apa sajakah

kekurangan yang anda jumpai selama proses pembelajaran daring. Afriani menjawab

pembelajaran jadi lebih kaku karena tidak adanya interaksi secara langsung seperti

pembelajaran tatap muka pada umumnya. Anak Agung Sri Laksmi menjawab

kekurangannya yaitu saya merasa kurang termotivasi untuk belajar karena tidak

adanya dorongan dari guru seperti pada pembelajaran tatap muka. Arfan menjawab

kekurangan dari pembelajaran daring buat saya yaitu masalah koneksi internet

ditempat saya sehingga agak kesulitan mengikuti proses pembelajaran daring. Pada

pertanyaan kedelapan belas pewawancara menanyakan apakah terdapat kesulitan

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Afriani menjawab Iya, kesulitan

yang saya alami yaitu terkadang ibu guru menyuruh mencari jawaban di internet dan
50

saya juga tidak mendapatkan jawabannya, ditambah lagi materi yang diberikan sulit

untuk dipahami. Anak Agung Sri Laksmi menjawab Ya, terkadang saya mengalami

kesulitan mengerjakan tugas namun saya akan mencari jawaban pada sumber lain

seperti google dan lain-lain. Arfan menjawab kesulitan yang saya dapatkan dalam

mengerjakan tugas yaitu disebabkan kurang pahamnya terhadap materi yang

diberikan sehingga kesulitan juga pada saat pengerjaan tugas sehingga terkadang saya

tanya kepada teman-teman.

Pada pertanyaan kesembilan belas pewawancara menanyakan Apakah ada

sumber lain yang digunakan untuk menambah pemahaman selain dari materi yang

diberikan guru. Afriani menjawab tidak ada, hanya terkadang saat diberikan tugas,

saya mencari jawaban menggunakan google. Anak Agung Sri Laksmi menjawab iya,

saya juga menggunakan buku, google brainly, dan beberapa aplikasi lain untuk

mencari materi. Arfan menjawab saya biasanya juga mengakses ruang guru dan

mencari materi di google. Pada pertanyaan kedua puluh pewawancara menanyakan

apakah orang tua anda pernah terlibat dalam proses pembelajaran daring. Afriani

menjawab tidak ada begitu juga Anak Agung Sri laksmi dan arfan menjawab dengan

jawaban yang sama bahwa tidak ada keterlibatan orang tua selama proses

pembelajaran.

Pada pertanyaan kedua puluh satu, pertaanyaan yang seharusnya

pewawancara ajukan yaitu Seperti apa keterlibatan orang tua anda pada pembelajaran

daring, namun pewawancara tidak mengajukan pertanyaan tersebut dikarenakan pada


51

pertanyaan sebelumnya siswa telah menjawab tidak adanya keterlibatan orang tua

dalam proses pembelajaran. Pada pertanyaan kedua puluh dua pewawancara

menanyakan berapa kali pertemuan dalam seminggu mata pelajaran kimia. Semua

jawaban dari siswa yang diwawancarai sama yaitu dua kali pertemuan dalam

seminggu. Pada pertanyaan selanjutnya yaitu pertanyaan kedua puluh tiga

pewawancara menanyakan apakah pembelajaran dimulai tepat waktu sesuai dengan

jadwal. Afriani menjawab Tidak, terkadang terlambat dikarenakan koneksi internet

yang kurang baik dan juga adanya urusan mendadak pada guru mata pelajaran

sehingga waktu pembelajaran terkandang dialihkan diwaktu yang lain. Anak Agung

Sri Laksmi menjawab pembelajaran daring yang saya ikuti terkadang tidak sesuai

waktu yang tertera dijadwal. Arfan menjawab terkadang pembelajaran juga dimulai

agak lambat dari yang dijadwalkan.

Pada pertanyaan kedua puluh empat pewawancara menanyakan Apakah

pembelajaran daring yang dilakukan menimbulkan miskonsepsi terhadap materi.

Afriani menjawab iya, saya sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

dikarenakan model pembelajaran yang dilakukan hanya sekedar memberi materi dan

kurang dalam penjelasan terhadap materi tersebut. Anak Agung Sri Laksmi

menjawab buat saya tidak, sebab saya mencoba untuk mencari materi tersebut

diaplikasi lain sehingga bukan hanya semata bergantung dengan materi yang

diberikan oleh guru. Arfan menjawab Ya, saya sering mengalami miskonsepsi

terhadap materi yang diberikan guru. Pada pertanyaan terakhir pewawancara


52

menanyakan menurut anda apakah proses pembelajaran daring yang dilakukan sudah

efektiv. Afriani menjawab menurut saya masih kurang efektif dikarenakan saya masih

sangat kesulitan dalam memahami materi pembelajaran menggunakan model

pembelajaran daring. Anak Agung Sri Laksmi menjawab menurut saya kurang

efektif, karena pembelajaran daring masih terdapat banyak kekurangan seperti jarang

masuk dan mengurangi motivasi belajar buat saya. Arfan menjawab menurut saya

pembelajaran daring yang saat ini dilaksanakan masih kurang efektiv karena masih

saya rasakan beberapa kekurangan selama pembelajaran daring baik dalam

pemahaman materi, kuota internet saya dan juga koneksi jaringan internet ditempat

saya.

B. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia (Ibu Zulvianur, S.Pd).

Pada pertanyaan pertama pewawancara menanyakan, jelaskan bagaimana

dampak covid-19 terhadap proses belajar murid. Ibu Zulvianur menjawab sejak

pandemi covid-19 proses pembelajaran dilakukan secara daring menurut saya kurang

efisien apalagi dengan keadaan kita dikampung seperti ini untuk pembelajaran daring

agak susah sehingga siswa siswa sedikit kesulitan dalam memahami pelajaran. Pada

pertanyaan kedua pewawancara menanyakan, bagaimana tanggapan bapak/ibu

mengenai proses belajar yang dijalani saat ini. Ibu Zulvianur menjawab menurut saya

kurang efisien apalagi dengan keadaan kita dikampung seperti ini untuk
53

pembelajaran daring agak susah sehingga siswa siswa sedikit kesulitan dalam

memahami pelajaran. Pada pertanyaan ketiga pewawancara menanyakan, apa saja

platform/aplikasi yang bapak/ibu gunakan pada pembelajaran daring. Ibu Zulvianur

menjawab Saya menggunakan aplikasi Whatsapp, Facebook, Telegram, Line dan

Clashroom. Pada pertanyaan keempat pewawancara menanyakan, Sejak kapan

metode belajar yang dijalani saat ini (pembelajaran daring) diterapkan. Ibu

Zulvianur menjawab sejak awal pandemi dan adanya anjuran dari pmerintah bahwa

proses pembelajaran dilakukan secara daring.

Pada pertanyaan kelima pewawancara menanyakan, bagaimana proses

pembelajaran daring yang diterapkan. Ibu Zulvianur menjawab proses pembelajaran

saat ini diterapkan melalui pemberian materi dan juga penjelasan dari saya mengenai

materi tersebut kemudia diakhir saya meberikan tugas. Pada pertanyaan keenam

pewawancara menanyakan, apa saja kendala yang didapatkan pada saat pembelajaran

daring. Ibu Zulvianur menjawab kendala yang saya dapatkan yaitu mengenai

pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, siswa kurang paham dalam artian

kesulitan dalam menangkap materi yang diberikan. pada pertanyaan ketujuh

pewawancara menanyakan, jelaskan bagaimana respon siswa dalam mengikuti

pembelajaran daring. Ibu Zulvianur menjawab respon yang diberikan siswa berbeda-

beda, ada yang suka dengan pembelajaran daring, ada juga yang tidak suka, mungkin

dikarenakan koneksi internet yang kurang bagus atau tidak ada kuota internet.
54

Pada petanyaan kedelapan pewawancara menanyakan, jelaskan bagaimana

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring. Ibu Zulvianur menjawab

untuk keaktifan dari siswa dalam mengikuti pembelajaran daring mungkin bisa

dikatakan cukup aktif karena masih ada beberapa siswa yang bertanya ketika tidak

mengerti namun jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka, keaktifan siswa

ini mengalami penurunan. Pada pertanyaan kesembilan pewawancara menanyakan,

bagaimana respon siswa ketika diberikan tugas. Ibu Zulvianur menjawab Respon dari

siswa ketika diberikan tugas yah mereka tetap mengerjakan sebagaimana tugas itu

diberikan walaupun ada banyak keluhan dari siswa mengenai tugas tersebut, keluhan

tentang banyaknya tugas yang diberikan dan kesulitan dalam mengerjakan tugas.

Pada pertanyaan kesepuluh pewawancara menanyakan, bagaimana metode

belajar yang guru berikan pada saat materi pembelajaran menggunakan praktek

(percobaan). Ibu Zulvianur menjawab untuk pembelajaran praktikum, saya

memberikan video pembelajaran dan juga menyuruh siswa untuk melakukan

percobaan dirumah sendiri. Pada pertanyaan kesebelas pewawancara menanyakan,

berapa jumlah rata-rata siswa yang hadir dalam pembelajaran. Ibu Zulvianur

menjawab rata-rata hanya setengah dari jumlah siswa dikelas atau hanya 50% siswa

dari jumlah siswa yang mengikuti setiap proses pembelajaran. Pada pertanyaan kedua

belas pewawancara menanyakan, apa yang guru lakukan ketika siswa tidak hadir

mengikuti pembelajaran. Ibu Zulvianur menjawab Saya akan bertanya keteman-

teman mereka, kenapa sampai tidak hadir dan juga menyuruh teman-teman mereka
55

agar menginformasikan mengenai pembelajaran hari yang sudah diberikan agar tugas

mereka tetap ada masuk dengan saya. Sebenarnya saya ingin mengunjungi ke rumah-

rumah siswa saya, namun dikarenakan keadaan saya yang saat ini sedang hamil dan

juga rumah-rumah tempat mereka tinggal cukup jauh, belum memungkinan untuk

saya pergi berkunjung.

Pada pertanyaan ketiga belas pewawancara menanyakan, apakah ada fasilitas

yang disediakan dari sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran daring. Ibu

Zulvianur menjawab dari sekolah memfasilitasi jaringan internet yaitu wifi dan juga

ada bantuan kuota internet dari pemerintah. Pada pertanyaan keempat belas

pewawancara menanyakan, berapa banyak waktu yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Ibu Zulvianur menjawab waktu yang digunakan kurang lebih 45 menit.

Pada pertanyaan kelima belas pewawancara menanyakan, berapa kali pertemuan

pembelajaran dalam seminggu. Ibu Zulvianur menjawab dalam seminggu itu ada dua

kali pertemuan untuk mata pelajaran kimia. Pada pertanyaan keenam belas

pewawancara menanyakan, bagaimana guru mengevaluasi materi dari hasil

pembelajaran daring. Ibu Zulvianur menjawab Untuk mengevaluasi saya melihat dari

keaktifan siswa dikelas dan juga dari tugas yang diberikan.

Pada pertanyaan ketujuh belas pewawancara menanyakan, apakah ada

penilaian tertentu yang dilakukan guru pada saat pembelajaran daring. Ibu Zulvianur

menjawab penilaian yang saya lakukan selama pembelajaran daring, dilihat dari

kehadiran siswa, keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran daring dan juga
56

tugas-tugas yang sudah diberikan kepada mereka. Pada pertanyaan kedelapan belas

pewawancara menanyakan, apa yang guru lakukan jika ada siswa yang tidak

mencapai target dari pembelajaran daring. Ibu Zulvianur menjawab pada

pembelajaran daring ini kebanyakan dinilai dari tugasnya, jadi jika tidak mencapai

target, saya akan berikan tugas tambahan untuk mencukupi nilai mereka. Pada

pertanyaan kesembilan belas pewawancara menanyakan, darimana sumber kuota

internet yang digunakan pada proses pembelajaran daring. Ibu Zulvianur menjawab

kami guru diberikan bantuan kuota internet dari pemerintah.

Pada pertanyaan kedua puluh pewawancara menanyakan, bagaimana kondisi

koneksi jaringan bapak/ibu selama pembelajaran daring. Ibu Zulvianur menjawab

sejauh ini koneksi jaringan internet saya cukup baik digunakan pada saat

pembelajaran daring. Pada pertanyaan kedua puluh satu pewawancara menanyakan,

apakah masih terdapat siswa yang belum paham menggunakan aplikasi yang guru

gunakan. Ibu Zulvianur menjawab. Iya, pada aplikasi clashroom mereka agak kurang

mengerti bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut, namun saya tetap

memberitahukan bagaimana cara mengakses aplikasi tersebut. Pada pertanyaan kedua

puluh dua pewawancara menanyakan, bagaimana metode yang dilakukan pada ujian

akhir semester siswa. Ibu Zulvianur menjawab. Untuk ujian akhir semester yang

dilakukan kemarin itu, kami memeberikan lembar soal ujian kepada siswa, nanti

dikerjakan siswa dirumah dengan batas waktu yang sudah ditentukan.


57

Pada pertanyaan kedua puluh tiga pewawancara menanyakan, Menurut

Bapak/Ibu apa yang perlu diperbaiki pada sistem pembelajaran daring. Ibu Zulvianur

menjawab untuk ujian akhir semester yang dilakukan kemarin itu, kami memberikan

lembar soal ujian kepada siswa, nanti dikerjakan siswa dirumah dengan batas waktu

yang sudah ditentukan. Pada pertanyaan kedua puluh empat pewawancara

menanyakan, menurut Bapak/Ibu apa yang perlu diperbaiki pada sistem pembelajaran

daring. Ibu Zulvianur menjawab menurut saya, masalah koneksi internet ditempat

kita karena pembelajaran daring menggunakan jaringan internet dan juga keaktifan

dari guru juga yang utama sehingga bisa mengatur pembelajaran menjadi lebih baik

lagi dan siswa pun menjadi lebih aktif dan paham akan materi yang diberikan.

Pada pertanyaan kedua puluh lima pewawancara menanyakan, apakah proses

belajar yang dijalani saat ini, efektif dalam mencapai harapan dari kegiatan belajar

murid. Ibu Zulvianur menjawab masih belum efektif, karena dilihat dari hasil

selama pembelajaran daring masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi yang diberikan, apalagi selama pembelajaran daring motivasi

belajar mereka menjadi menurun sehingga keaktifan mereka saat pembelajaran juga

ikut terpengaruh.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa dan guru

mata pelajaran kimia, didapatkan jawaban yaitu saat mengikuti proses pembelajaran

daring terdapat beberapa kendala yang dialami siswa diantaranya kurang bagusnya

jaringan ditempat tinggal siswa dan juga kurang menariknya model pembelajaran
58

yang diterapkan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang

diberikan. Kegiatan belajar dirumah juga menjadikan siswa malas mengikuti proses

pembelajaran.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari pengumpulan data yang

menjadi fokus dalam penelitian yaitu mengenai efektivitas pembelajaran daring

dimasa pandemi covid-19 terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1

Ampibabo yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran daring masih kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa

bila dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini ditunjukkan pada nilai

rata-rata hasil belajar sebelum pandemi (226,23) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil
59

belajar dimasa pandemi (116,77) yang menerapkan pembelajaran daring. Selain itu

juga didapatkan tingkat motivasi siswa terhadap pembelajaran daring berada pada

kategori positif dengan sikap ragu-ragu yaitu 67,34%.

Selain itu, ada beberapa kendala yang didapatkan berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan yaitu antara lain koneksi internet yang kurang baik dan kesulitan

siswa dalam memahami materi yang diberikan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang berjudul efektivitas

pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19 terhadap motivasi dan hasil belajar

siswa SMA Negeri 1 Ampibabo, maka penulis mengajukan saran yaitu pembelajaran

daring memang merupakan alternatif yang baik untuk diterapkan pada masa pandemi

seperti saat ini, namun perlu adanya kesiapan bagi sekolah guru maupun siswa dalam

penerapanya sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan hasil


53
belajar siswa dan juga membangun motivasi belajar siswa.
60

DAFTAR PUSTAKA

Afryansih, N. (2017). Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa


GeografiSman 5Padang. Jurnal Spasial, 3(1).

Anni, C.T. (2007). Psikologi Belajar. Semarang: UNNES

Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta

C, Dwi Briliannur. A, Aisyah. H, Uswatun. P,M, Abdi. & R, Hidayatur.


(2020).Analisis Kefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19.
Madura: Universitas Trunojoyo.

Darsono. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Press

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai


Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dewa,E., Mukin, M. U. J., & Pandango, O. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring


Berbantuan Laboratorium Virtual terhadap Minat dan Hasil Belajar Kognitif
Fisika. Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendididkan (JARTIKA) 3.2 (2020),
351-359

Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zaini. (1994). Strategi Belajar mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta

Duffy & Roehler. (1989). Improving Classroom Reading Instruction. NEw York:
Radom Hause.

Frank, S., Claudia, C., Martina, R., & Thomas K. (2006). Post-tsunami stress: A
Study of Posttraumatic Stress Disorder in Children Living in Three Severely
Affected Regions in Sri lanka. Journal of Traumatic Stress, 19 (3), 339-347.

Gagne, R.M. (1997). The Conditions of Learning and Theory of Instruction. New
York: Holt Renehart and Winston

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo

Hakim, T. (2008).Belajar Secara Efektif. Jakarta. Puspa Swara


61

Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajara. Jakarta: Bumi Aksara

Harjanto, T. & Sumunar, D. S. E. W. (2018).Tantangan dan Peluang pembelajaran


Dalam Jaringan: Studi Kasus Implementas Elok (E-Learning: Open For
Knowledge Sharing) Pada Mahasiswa Profesi Ners. Jurnal Keperawatan
Respati Yogyakarta. 5 (1), 24-28.

James O. Whittaker. (1999). Psikologis Belajar: Rineka Cipta) belajar

Jogiyanto, Hartono. (2006). Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan


Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Mudjiman, H. (2008). Belajar Mandiri (Self-Motivated Learning). Surakarta: LPP
UNS dan UNS prees.

Mustakim. (2020). Evektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online


Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata pelajaran Matematika. Journal of
Islamic Education. 2 (1), 1-12

Mustapa, K. (2009). Efektivitas Pembelajaran Prblem Posing dalam Meningkatkan


Hasil Belajar dan Motivasi Mahasiswa Kimia Universitas Tadulako.Tesis
Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Nguyen, T. (2015). The effectiveness of online learning: Beyond no significant


difference and future horizons. Merlot Journal of Online Learning and
Teaching. 11 (2), 309_319.

Polancik, G. (2009). Empirical Research Method Poster. Jakarta

Purwanto, M. Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini 99


(1), 15-32

Riyana, C. (2019). Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online. (Universitas


Terbuka)

Sadirman.(2011). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada
62

Simarmata, J., Hamid, M. A., Ramadhani, R., Chamidah, D., Simanihuruk, L.,
Safitri, M., Napitupulu, D., Iqbal, M., (2020). Pendidikan Di Era Revolusi
4.0: Tuntutan, Kompetensi & Tantangan. Medan: Yayasan Kita Menulis

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Slavin, R.E. (2009). Educational Psychology. Sixth Education Boston: Allyn and
Bacon

Sudjana, N. (2013). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekata kuantitatif,


kualitatis dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatis, dan R&D.


Bandung:Alfabeta

Suryabrata, S. (2012).Psikologi pendidikan. Jakarta. RajaGrafindo Persada.

Udin S, (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


63

LAMPIRAN
64

Lampiran. 1

ANGKET MOTIVASI SISWA


TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN ONLINE PADA MATA
PELAJARAN KIMIA
A. PENGEMBANGAN ANGKET MOTIVASI
Angket motivasi ini dikembangkan berdasarkan pernyataan yang berhubungan
dengan proses pembelajaran siswa. Adapun indikator yang adalah sebagai
berikut :

1. Apakah siswa perhatian dalam mempelajari materi kimia?


2. Apakah siswa tertarik mempelajari materi kimia?
3. Apakah siswa aktif dalam mempelajari materi kimia?
4. Apakah siswa mendapat kepuasan dalam mempelajari materi kimia?
5. Apakah siswa yakin dapat mempelajari materi kimia?
Deskripsi setiap indikator motivasi siswa terhadap pembelajaran sebagai
berikut :
No Indikator Deskripsi No.
. Angket
1. Perhatian 1. Ketepatan waktu 1
2. Memiliki kemauan yang tinggi
mengikuti pelajaran 2
3. Perhatian terhadap tugas
3
4. Kemauan untuk untuk menjawab
pertanyaan 4
5. Kebebasan bertanya
5

2. Ketertarikan 1. Lebih mudah memahami materi 6


pelajaran
65

2. Dapat menggali pengetahuan yang 7


lebih luas
3. Bebas mengeluarkan pendapat 8
4. Belajar menjadi menyenangkan
9
5. Kesesuaian penggunaan metode
pembelajaran 10
3 Keaktifan 1. Penilaian dalam mengikuti pelajaran 11
2. Keseriusan dalam proses belajar
3. Perbaikan pemahaman ataupun 12
konsep
13
4. Semangat belajar
5. Kebebasan dalam mengikuti 14
pelajaran
15
4. Kepuasan 1. Kepuasan dalam belajar 16
2. Dapat saling menghargai pendapat
3. Dapat melatih sifat mandiri dan 17
bertanggung jawab
18
4. Dapat meningkatkan semangat
belajar 19
5. Dapat menciptakan rasa
persaudaraan yang baik 20
5. Keyakinan 1. Dapat memahami pelajaran dengan 21
baik
2. Memperoleh banyak pengetahuan 22
3. Mudah menyelesaikan tugas
23
4. Mendapat prestasi yang lebih baik
5. Keyakinan untuk menghadapi ujian 24
25

B. Petunjuk Pengisian
1. Pernyataan-pernyataan dalam lembar angket ini menggambarkan pendapat
siswa tentang motivasi belajar siswa terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran daring pada mata pelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Ampibabo
2. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang telah disediakan dari
setiap pernyataan, sesuai dengan apa yang kamu anggap cocok dan rasakan
selama belajar kimia. Adapun alternatif jawaban dan kategori presentasenya
sebagai berikut :
66

a. Sangat Setuju (SS) = 85% - 100%


b. Setuju (S) = 69% - 84%
c. Ragu-Ragu (RR) = 53% - 68%
d. Kurang Setuju (KS) = 37% - 52%
e. Tidak Setuju (TS) = 20% - 36%
Keterangan :

- Skor minimal =1 = 20%


- Skor maksimal = 5 = 100%
C. Pertanyaan Angket
1. Proses pembelajaran mata pelajaran kimia yang dilakukan secara daring
membuat saya termotivasi untuk hadir tepat waktu.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
2. Proses pembelajaran mata pelajaran kimia yang dilakukan secara daring
membuat saya memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
3. Proses pembelajaran mata pelajaran kimia yang dilakukan secara daring dapat
memotivasi saya untuk mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
4. Proses pembelajaran mata pelajaran kimia yang dilakukan secara daring
membuat saya merasa termotivasi untuk menjawab, bila ada pertanyaan yang
diajukan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
5. Saya merasa adanya kebebasan untuk bertanya dalam mengikuti proses
pembelajaran daring.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
6. Proses pembelajaran daring yang dilakukan selama masa pandemi covid-19
membuat saya lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
7. Proses pembelajaran mata pelajaran kimia yang dilakukan secara daring
memotivasi saya untuk lebih banyak membaca sumber-sumber lain yang
relevan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
8. Proses pembelajaran mata pelajaran kimia yang dilakukan secara daring
membuat saya memiliki keberanian untuk mengeluarkan pendapat.
67

A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak


Setuju
9. Proses pembelajaran mata pelajaran kimia yang dilakukan secara daring
menjadikan proses belajar mata pelajaran kimia menjadi sangat menarik dan
tidak membosankan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
10. Proses pembelajaran daring yang telah dilakukan perlu dikembangkan untuk
mempelajari materi dalam mata pelajaran kimia.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
11. Dalam proses pembelajaran saya merasa lebih berarti karena keaktifan pada
saat pembelajaran daring dinilai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
12. Saya merasa lebih serius mengikuti proses belajar melalui pembelajaran
daring.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
13. Pembelajaran daring dapat menghilangkan miskonsepsi pada diri saya.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
14. Proses belajar menjadi lebih aktif dan bersemangat.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
15. Membuat saya merasa tidak tertekan dalam belajar dan memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
16. Saya merasa dapat mengaitkan materi yang dipelajari dengan apa yang telah
saya pelajari sebelumnya melalui pembelajaran daring.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
17. Saya merasa lebih dihargai karena bebas dalam mengeluarkan pendapat.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
18. Dapat membantu saya untuk melatih sifat mandiri dan bertanggung jawab
dalam belajar.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
19. Dapat meningkatkan semangat belajar yang lebih keras.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
68

20. Dapat membantu menciptakan suasana atau kondisi yang lebih baik dalam
proses belajar.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
21. Membuat saya lebih lama dalam mengingat konsep-konsep dari mata
pelajaran kimia.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
22. Membuat saya dapat memperoleh pengetahuan yang luas dalam memecahkan
masalah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
23. Saya merasa lebih mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
24. Dapat memotivasi saya untuk berprestasi yang lebih tinggi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju
25. Saya merasa belajar lebih bermakna sehingga saya merasa yakin dalam
menghadapi ujian.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-Ragu D. Kurang Setuju E. Tidak
Setuju

(Mustapa, 2009)
69

Lampiran. 2

TEKS WAWANCARA SISWA


NAMA :
KELAS :
1. Jelaskan bagaimana dampak Covid-19 terhadap pembelajaran anda?
2. Bagaimana tanggapan anda mengenai pembelajaran daring?
3. Apa saja kendala yang didapatkan pada saat pembelajara daring?
4. Bagaimana koneksi jaringan ditempat anda?
5. Apakah terdapat kendala pada koneksi jaringan saat pembelajaran daring?
6. Darimana anda mendapatkan kuota internet?
7. Apakah ada kuota tertentu bantuan dari pihak sekolah/pemerintah?
8. Apakah ada aplikasi/platform tertentu yang digunakan guru/sekolah untuk
proses pembelajaran daring?
9. Apakah anda paham dengan aplikasi/latform yang digunakan pada pembelajaran
daring?
10. Apakah ada metode tertentu yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran
khususnya percobaan atau praktek?
11. Apakah dengan metode tersebut anda bisa paham saat pembelajaran percobaan
atau praktek?
12. Menurut anda, bagaimanakah cara kerja pembelajaran daring yang saat ini
dilakukan yang tentu berbeda dengan belajar disekolah?
13. Apakah dengan adanya belajar dirumah ini telah membantu proses belajar
anda?
14. Bagaimana tanggapan anda mengenai penyampaian materi khususnya mata
pelajaran kimia yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran daring?
15. Apakah anda mengerti dengan materi yang diberikan guru pada pembelajaran
daring?
16. Apa sajakah kelebihan yang dapat anda jumpai selama proses pembelajaran
daring?
17. Apa sajakah kekurangan yang anda jumpai selama proses pembelajaran daring?
18. Apakah terdapat kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
19. Apakah ada sumber lain yang digunakan untuk menambah pemahaman selain
dari materi yang diberikan guru?
70

20. Apakah orang tua anda pernah terlibat dalam proses pembelajaran daring?
21. Seperti apa keterlibatan orang tua anda pada pembelajaran daring?
22. Berapa kali pertemuan dalam seminggu mata pelajaran kimia?
23. Apakah pembelajaran dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal?
24. Apakah pembelajaran daring yang dilakukan menimbulkan miskonsepsi
terhadap materi?
25. Apakah proses pembelajaran daring yang dilakukan sudah efektiv menurut
anda?
71

Lampiran. 3

Teks Wawancara Guru Mata Pelajaran Kimia SMA Negeri 1 Ampibabo


Nama :
Jabatan :
1. Jelaskan bagaimana dampak Covid-19 terhadap proses belajar murid?
2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai proses belajar yang dijalani saat
ini?
3. Apa saja platform/aplikasi yang bapak/ibu gunakan pada pembelajaran daring?
4. Sejak kapan metode belajar yang dijalani saat ini (pembelajaran daring)
diterapkan?
5. Bagaimana proses pembelajaran yang online yang diterapkan?
6. Apa saja kendala yang didapatkan pada saat pembelajaran daring?
7. Jelaskan bagaimana respon siswa dalam mengikuti pembelajaran daring?
8. Jelaskan bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring?
9. Bagaimana respon siswa ketika diberikan tugas?
10. Bagaimana metode belajar yang guru berikan pada saat materi pembelajaran
menggunakan praktek (percobaan)?
11. Berapa jumlah rata-rata siswa yang hadir dalam pembelajaran?
12. Apa yang guru lakukan ketika siswa tidak hadir mengikuti pembelajaran?
13. Apakah ada media tertentu yang disediakan dari sekolah untuk melaksanakan
proses pembelajaran daring?
14. Berapa banyak waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran?
15. Berapa kali pertemuan pembelajaran dalam seminggu?
16. Bagaimana guru mengevaluasi materi dari hasil pembelajara daring?
17. Apakah ada penilaian tertentu yang dilakukan guru pada saat pembelajaran
daring?
18. Apa yang guru lakukan jika ada siswa yang tidak mencapai target dari
pembelajaran?
19. Darimana sumber kuota internet yang digunakan pada proses pembelajaran
daring?
20. Bagaimana kondisi koneksi jaringan bapak/ibu selama pembelajaran daring?
21. Bagaimana jika dalam proses pembelajaran daring, koneksi jaringan terputus?
22. Apakah masih terdapat siswa yang belum paham menggunakan media yang
guru gunakan?
72

23. Bagaimana metode yang dilakukan pada ujian akhir semester siswa?
24. Menurut Bapak/Ibu apa yang perlu diperbaiki pada sistem pembelajaran
daring?
25. Apakah proses belajar yang dijalani saat ini, efektif dalam mencapai harapan
dari kegiatan belajar murid?
Lampiran. 4

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN

TEKS WAWANCARA BELAJAR SISWA


73

Lampiran. 6

Data Hasil Belajar Siswa pra Pandemi dan pada Masa Pandemi

SMA NEGERI 1 AMPIBABO


LEGER NILAI SISWA KELAS XI IPA-A
MATA PELAJAJARAN KIMIA
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021, SEMESTER : 3

NILAI HASIL BELAJAR


NO NIS NAMA PRA MASA
PANDEMI PANDEMI

1 6404 ABDUL HISYAM 70 78

2 6405 AINUN 70 80

3 6406 ALDANI SASLAM 70 78

4 6408 ANDINI ANGGRAENI 70 85

5 6409 ARFAN 70 88

6 6410 AULIA RAHMI 70 80

7 6411 DEA RAMADHANI 70 80

8 6412 FIRLIANI 70 85

9 6413 FITRI 70 81

10 6414 FRIRORENCHIA CHEL CHAN PONGI 70 85

11 6415 HAWANIZA 70 83
74

12 6416 I LUH SRI NINGSIH 70 80

13 6417 IHZA ZULKARNAIN 70 80

14 6418 INDRA ALI 70 78

15 6419 KHAIRUNNISA 70 82

16 6420 KHUSNUL AULIA 70 89

17 6421 MELDA 70 81

18 6422 MELISA 70 80

19 6424 MOH RIZUL FAUZAN 70 85

20 6423 MOH SYAFAAT 70 85

21 6426 NI LUH DEVIYANI 70 82

22 6425 NI LUH INDRIYANTI 70 80

23 6427 NUR ABRI 70 80

24 6428 NURMALA 70 79

25 6429 NURUL AZMI 70 80

26 6430 NURUL MUSLIHA 70 82

27 6431 OKNIER DARMANTO BATURU 70 80

28 6432 RAHMI 70 90

29 6433 RATISYA ROSIANA 70 89

30 6434 SILVANA 70 85

31 6435 SITI AGUSTINA FIRAH 70 85

32 6436 SUKMA AYU 70 87

33 6437 TRISNA AMALIA 70 85


75

34 6438 VERAYUNITA 70 80

35 6439 ZULFA ZAHIRA 70 88

SMA NEGERI 1 AMPIBABO


LEGER NILAI SISWA KELAS XI IPA-B
MATA PELAJAJARAN KIMIA
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021, SEMESTER : 3

NILAI HASIL BELAJAR


NO NIS NAMA PRA MASA
PANDEMI PANDEMI

1 6440 ADIT 70 88

2 6441 AINUNAZIZAH 70 86

3 6442 AWANG SAPUTRA 70 78

4 6443 BUNGA ANGRAINI 70 85

5 6444 DANI SAPUTRA 70 78

6 6445 DEWI SAFITRI 70 80

7 6446 DIAN AGUSNIWATI 70 80

8 6447 ERSA 70 78

9 6448 FARAH LESTARI 70 80

10 6449 FATIMAH AZAHRA 70 80

11 6450 FIRIRINCHIA CHEL CHIN PONGI 70 80

12 6451 I GUSTI NGURAH GIRI PUTRA 70 85

13 6453 IZZATUL RAHMI 70 85


76

14 6455 MELTI TASYAH 70 82

15 6456 MOH RIFAL ARIANSYAH 70 88

16 6457 MOHAMMAD SOFAN 70 79

17 6459 NI KADEK SUNARI 70 81

18 6460 NI LUH ASIH 70 80

19 6461 NI PUTU MUHINI MURTI 70 88

20 6462 NUR AFIFAH 70 85

21 6463 NUR AFNI RAMADANI 70 85

22 6464 NUR FADILAH BAKRIN 70 85

23 6466 NURHALIZA 70 90

24 6467 NURRAHMA 70 84

25 6468 RAHMATUNNISA 70 85

26 6469 RISCHIAN 70 80

27 6474 RONAL 70 78

28 6470 SITI RAMADHANI 70 80

29 6471 SUTRIANTI 70 85

30 6472 SYAHRUL HAKIM 70 80

31 6473 WANDA DAMAYANTI 70 88

32 WISDAYANTI LAHABO 70 85

33 6475 YUSNITA 70 80
77

SMA NEGERI 1 AMPIBABO


LEGER NILAI SISWA KELAS XI IPA-C
MATA PELAJAJARAN KIMIA
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021, SEMESTER : 3

NILAI HASIL BELAJAR


NO NIS NAMA PRA MASA
PANDEMI PANDEMI

1 6476 ADI AKBAR 79 84

2 6477 ANDI ZIQRA 79 80

3 6478 AZDITA 83 85

4 6479 DINA LORENSA 79 80

5 6480 FADILAH 79 80

6 6481 FITRAH 81 82

7 6482 FITRI ARDIANTI 80 82

8 6483 FREZKY FEBRANZA 78 80

9 6484 GAFIRA 83 90

10 6485 HIKMAYANTI 80 88

11 6486 KADEK SRIASIH 79 82

12 6487 KAMILA AMALIA 78 80

13 6488 KARMILA A. HAZALI 80 85

14 6489 LEDIS KLAUDIA L 79 80


78

15 6490 MAWADDA WARAHMA 79 80

16 6491 MOH. RASYID RIDHA 79 80

17 6493 MOH. FIKRAM 78 80

18 6494 MOHAMMAD RAFIQA 78 80

19 6495 MUFRADON 78 81

20 6492 MUHAMMAD NURZAKARDI 85 95

21 6496 MUTIA NUR 80 90

22 6497 NAZIRA 85 95

23 6498 NI KADEK SUCI PREMAYANTI 83 85

24 6499 NI KOMANG INDRIANI 83 85

25 6500 NI LUH MAYDIANI PUTRI 83 88

26 6501 NURAISYAH 79 80

27 6506 NURHALISA 70 80

28 6502 NURHALIZA 90 95

29 6503 PUTRI SAFIRA JUMARDIN 79 82

30 6504 REZALDY 79 84

31 6505 SELVIANI 79 80

32 6507 SITI ZAINAB 80 83

33 6508 SITTI MAYSAROH AMALIA 80 85

34 6509 TRESYA SOFIAH PUTRI DARISEH 82 87

35 6510 YAYU ANGRIANI - -

36 6511 ZILDA OKTAVIA A. BUNAI 82 85


79

SMA NEGERI 1 AMPIBABO


LEGER NILAI SISWA KELAS XI IPA-D
MATA PELAJAJARAN KIMIA
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021, SEMESTER : 3

NILAI HASIL BELAJAR


NO NIS NAMA PRA MASA
PANDEMI PANDEMI

1 6512 ABDULLAH 70 78

2 6513 ABDURRAHMAN 70 80

3 6514 AFRIANI 80 85

4 6515 ALFRIANTI LAKIPUSU 75 85

5 6516 ANDI 75 80

6 6517 ASRIANI 80 88

7 6518 DAVIL 78 82

8 6519 DANDA SETIAWAN 77 80

9 6520 DEWI SISKA PUTRI 78 78

10 6521 DINAR 81 90

11 6522 FAJRIANI 78 78

12 6523 HADIL DARMAWANSYAH 77 90

13 6524 HERLIN RENATA SARAH 78 85


80

14 6525 HIJRAH N 78 80

15 6708 INDRI 77 80

16 6527 MAWAR HANDAYANI 80 85

17 6528 MEI ARBAHIRA 83 83

18 6529 MERZI 83 88

19 6530 MIFTAHULIANAH 77 80

20 6531 MOH. ALHAPSY 77 80

21 6532 MUHAMMAD RIF’AN 77 82

22 6534 MUSLIMAH 80 85

23 6535 NI KADEK RESTIANI 78 80

24 6536 NI LUH SELFIANI 78 81

25 6537 NURWAHIDAH 78 84

26 6538 RAHAYU 79 82

27 6539 SAFINA 80 80

28 6540 SITI FADIRAH 78 78

29 6541 SITI HALIPAH 78 80

30 6542 TIKA 80 85

31 6543 WARFAHNAH 78 80

32 6544 WIRNA 77 80

33 6545 WULANDARI 77 85

34 6546 YAYU RAHMI 78 80


81

SMA NEGERI 1 AMPIBABO


LEGER NILAI SISWA KELAS XI IPA-E
MATA PELAJAJARAN KIMIA
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021, SEMESTER : 3

NILAI HASIL BELAJAR


NO NIS NAMA PRA MASA
PANDEMI PANDEMI

1 6549 AINUN RISKI ANITA 77 85

2 6550 ANAK AGUNG SRI LAKSMI 88 95

3 6551 ANDI ALGAZALI 77 80

4 6552 ANDIKA PRATAMA MULYADI 77 80

5 6553 ASMA MELIANI 82 85

6 6554 AUDINA 88 88

7 6555 EKAYANTI 77 80

8 6557 FINI NURFADILAH 77 82

9 6558 HARDIANTI 77 80

10 6559 HELMI 70 77

11 6560 I NYOMAN WIJANA 78 80

12 6561 IGAR YOSWARA 80 80

13 6563 KHOFIFAH AULIYAH 80 80


82

14 6565 MA’FUD LAWASI 77 80

15 6564 MAFTUH AINAL 77 80

16 6566 MAHARANI 70 80

17 6567 MOH. ADITYA AGUS 70 80


PRABOWO

18 6568 MOH. AFRIZAL 77 78

19 6570 MOH. FADEL 85 85

20 6569 MOH. RAJA 88 88

21 6571 NADIA AZZIKRA 78 80

22 6573 NI LUH DEVI NINE 78 85

23 6572 NI LUH HEVI HANDAYANI 77 80

24 6574 NUR ABIDAH 79 80

25 6575 OMAN 74 75

26 6576 PUTRI RAHAYU NINGSIH 75 80

27 6577 RINI NURAENI 90 95

28 6578 SILFA SAFITRA 79 82

29 6556 SITI ASTI 70 80

30 6579 SITTI NURHALIZA 79 82

31 6580 WAHDATUL SAFIRAH 79 80

32 6581 WANDA 76 80

33 6582 WILNA 80 85

34 6583 ZASKIA RAHMAWATI 80 85


83

Lampiran. 7

DATA HASIL ANALISIS

SECARA STATISTIK DENGAN BANTUAN SPSS

Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Hasil Belajar Pra Hasil Belajar Ms
Covid
N 171 171
Mean 82,77 76,09
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 3,923 6,299
Absolute ,233 ,266
Most Extreme
Positive ,233 ,266
Differences
Negative -,147 -,167
Kolmogorov-Smirnov Z 3,051 3,480
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
47,321 1 340 ,000

Uji Statistik menggunakan uji t-test non parametrik 2 sampel independent


(Mann-Whitney Test)
84

Ranks
Masa Semeseter N Mean Sum of
Rank Ranks
1 171 226,23 38686,00
Semester 2 171 116,77 19967,00
Total 342
Test Statisticsa
Hasil Belajar
Mann-Whitney U 5261,000
Wilcoxon W 19967,000
Z -10,396
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Masa Semester
85

Lampiran. 8

DATA PENGISISAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA


1 1 1 2 2
Nama NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 15 16 18 19 21 22 24 25
1 4 7 0 3

Afriani 1 4 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Tika 2 4 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Dea Ramadhani 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3

ERSA 4 1 1 5 5 1 1 4 4 1 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4

Indra Ali 5 3 4 4 5 5 3 5 4 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5

Maftuh Ainal 6 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 5 5

Firli yani 7 2 3 4 3 4 1 2 3 4 4 4 2 4 3 2 1 3 3 1 4 3 1 4 4 4

Moh Raja 8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3

Audina 9 5 4 4 4 4 1 3 3 1 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 1 1 2 2 4

Ririn Nuraeni 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Moh. Fadel 11 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5

Dewi Safitri 12 3 2 4 3 5 2 4 4 2 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4
Moh Rifal
Ariansyah 13 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 4 5 4 3 2 5 5 4 2 2 2 3 5
Anak agung Sri
laksmi 14 4 4 3 3 4 3 5 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 5 3 4 3 5 3

Dinar 15 3 2 2 4 2 1 4 2 1 5 4 1 1 1 4 4 4 5 2 2 1 1 4 2 2

Karmila.A.Hazali 16 2 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2

Nurmala 17 1 1 1 1 1 1 3 1 1 4 4 1 3 1 2 1 2 4 1 1 1 2 2 2 2

Arfan 18 3 1 3 4 3 1 2 4 1 2 3 3 1 3 2 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2

Niluh Asih 19 5 5 5 4 3 2 5 3 2 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 3

Siti khalif 20 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

Hikmayanti 21 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 2 2 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
Zilda
Oktavia .A.Bunai 22 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3

Moh.Nur Zakardi 23 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 1 3 2 1 2 4 4 2 2 3 4 3 3 3

Nurhaliza 24 4 3 4 4 5 2 5 5 3 4 5 1 4 3 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 3

Mei arbahira 25 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4

Siti fadira 26 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4
86

Lampiran. 9

Perhitungan angket motivasi siswa


87

Lampiran. 10

TEKS WAWANCARA SISWA

NAMA : ARFAN

KELAS : XI IPA A

1. Jelaskan bagaimana dampak Covid-19 terhadap pembelajaran anda?


Sejak munculnya pandemi covid-19 saya kaget dengan adanya pembelajaran
daring, soalnya saya terbilang baru buat saya dan sempat terfikirkan bagaimana
dengan siswa yang tidak punya hp untuk belajar daring
2. Bagaimana tanggapan anda mengenai pembelajaran daring?
Menurut saya pembelajaran daring dimasa pandemi cukup bagus, karena tidak
ada batasan dalam belajar seperti mau kerjakan tugas rumah bisa kapan saja,
karena untuk mengumpulkan tugas tidak harus dikumpul dihari itu juga.
Penjelasan dari guru pun cukup bagus.
3. Apa saja kendala yang didapatkan pada saat pembelajara daring?
Kendala yang saya dapatkan yaitu, terkadang ketika sementara proses
pembelajaran kuota internet saya habis, terkadang juga jaringan hilang.
4. Bagaimana koneksi jaringan ditempat anda?
Koneksi jaringan di tempat saya tinggal sangat sulit karena saya tinggal di desa
dekat gunung.
5. Apakah terdapat kendala pada koneksi jaringan saat pembelajaran daring?
Iya, dikarenakan saya tinggal di desa dekat gunung terkandang saat
pembelajaran berlangsung tiba-tiba jaringan hilang.
6. Darimana anda mendapatkan kuota internet?
untuk mendapatkan kuota internet, terkadang saya mencari pekerjaan dulu untuk
dapat membeli kuota internet, terkadang juga saya pinjam uang orang tua untuk
membeli kuota internet.
7. Apakah ada kuota tertentu bantuan dari pihak sekolah/pemerintah?
88

Iya ada bantuan kuota internet, tetapi saya tidak dapat padahal saya sudah
melakukan registrasi untuk mendapatkan bantuan tersebut, akan tetapi sampai
sekarang saya tidak dapat bantuan tersebut
8. Apakah ada aplikasi/platform tertentu yang digunakan guru/sekolah untuk
proses pembelajaran daring?
Aplikasi yang digunakan pada proses pembelajaran daring yaitu classroom
9. Apakah anda paham dengan aplikasi/latform yang digunakan pada pembelajaran
daring?
Pada awal pembelajaran menggunakan classroom saya sedikit mengalami
kesulitan untuk mengakses,contohnya untuk mengirim tugas saya diclassroom,
akan tetapi sejak diajarkan guru bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut
saya sudah paham.
10. Apakah ada metode tertentu yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran
khususnya percobaan atau praktek?
Untuk praktek secara langsung kami belum melaksanakan, akan tetapi guru
hanya mengirimkan video praktek mengenai materi yang sedang dibahas.
11. Apakah dengan metode tersebut anda bisa paham saat pembelajaran percobaan
atau praktek?
Saya masih sedikit kesulitan dalam memahami materi jika hanya melalui media
daring, karena saat saya ingin bertanya tentang apa yang belum saya pahami
terkadang tidak didengarkan karena jaringan yang kurang baik.
12. Menurut anda, bagaimanakah cara kerja pembelajaran daring yang saat ini
dilakukan yang tentu berbeda dengan belajar disekolah?
Pembelajaran daring yang saat ini dilakukan sangat berbeda dengan
pembelajaran tatap muka dikelas, pada proses pembelajaran daring sangat
jarang terjadi interaksi antara antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
13. Apakah dengan adanya belajar dirumah ini telah membantu proses belajar
anda?
Menurut saya cukup membantu, apalagi dimasa pandemi seperti ini dimana kita
dilarang untuk berkumpul dan juga kita lebih bebas untuk belajar.
14. Bagaimana tanggapan anda mengenai penyampaian materi khususnya mata
pelajaran kimia yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran daring?
Tanggapan dari saya penyampaian materi dari guru cukup baik, karena
penjelasannya cukup detail
15. Apakah anda mengerti dengan materi yang diberikan guru pada pembelajaran
daring?
89

Jujur saja lebih banyak tidak mengerti, tetapi saat saya tidak mengerti saya akan
tanyakan sama teman-teman sampai saya paham
16. Apa sajakah kelebihan yang dapat anda jumpai selama proses pembelajaran
daring?
Kelebihan pembelajaran daring saat ada tugas kita dapat juga mengakses di
internet dan juga belajarmenjadi lebih santai
17. Apa sajakah kekurangan yang anda jumpai selama proses pembelajaran daring?
Kekurangan dari pembelajaran daring buat saya yaitu masalah koneksi internet
ditempat saya sehingga agak kesulitan mengikuti proses pembelajaran daring
18. Apakah terdapat kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Kesulitan yang saya dapatkan dalam mengerjakan tugas yaitu disebabkan
kurang pahamnya terhadap materi yang diberikan sehingga kesukitan juga pada
saat pengerjaan tugas sehingga terkadang saya tanya kepada teman-teman
19. Apakah ada sumber lain yang digunakan untuk menambah pemahaman selain
dari materi yang diberikan guru?
Saya biasanya juga mengakses ruang guru dan mencari materi di google
20. Apakah orang tua anda pernah terlibat dalam proses pembelajaran daring?
Tidak ada
21. Seperti apa keterlibatan orang tua anda pada pembelajaran daring?
Tidak ada
22. Berapa kali pertemuan dalam seminggu mata pelajaran kimia?
Dua kali pertemuan dalam seminggu yaitu dihari selasa dan kamis
23. Apakah pembelajaran dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal?
Terkadang pembelajaran juga dimulai agak lambat dari yang dijadwalkan
24. Apakah pembelajaran daring yang dilakukan menimbulkan miskonsepsi
terhadap materi?
Ya, saya sering mengalami miskonsepsi terhadap materi yang diberikan guru
25. Menurut anda apakah proses pembelajaran daring yang dilakukan sudah efektiv?
Menurut saya pembelajaran daring yang saat ini dilaksanakan masih kurang
efektiv karena masih saya rasakan beberapa kekurangan selama pembelajaran
daring baik dalam pemahaman materi, kuota internet saya dan juga koneksi
jaringan internet ditempat saya.
90

TEKS WAWANCARA SISWA

NAMA : AFRIANI

KELAS : XI IPA D

1. Jelaskan bagaimana dampak Covid-19 terhadap pembelajaran anda?


Sejak adanya pandemi Covid-19, proses belajar saya terganggu karena tidak
adanya pembelajaran tatap muka seperti biasanya yang mengakibatkan saya
merasa kesulitan dalam memahami materi
2. Bagaimana tanggapan anda mengenai pembelajaran daring?
Menurut saya pembelajaran daring yang diterapkan kurang menarik karena tidak
dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun teman seperti biasanya
3. Apa saja kendala yang didapatkan pada saat pembelajara daring?
Kendala yang saya alami pada proses pembelajaran daring yaitu masalah
jaringan dan paket internet
4. Bagaimana koneksi jaringan ditempat anda?
koneksi jaringan ditempat saya kurang baik, karena pada saat mati lampu
koneksi jaringan internet saya hilang.
5. Apakah terdapat kendala pada koneksi jaringan saat pembelajaran daring?
Ya, terkadang pada saat proses pembelajaran daring, saat saya ingin
mengumpulkan tugas di clashroom itu susah terkirim karena koneksi jaringan
yang buruk
6. Darimana anda mendapatkan kuota internet?
Saya mendapatkan kuota internet dari kakak dan bantuan kuota dari pemerintah
7. Apakah ada kuota tertentu bantuan dari pihak sekolah/pemerintah?
Iya, dari pemerintah memberikan bantuan kuota internet
91

8. Apakah ada aplikasi/platform tertentu yang digunakan guru/sekolah untuk


proses pembelajaran daring?
Selama proses pembelajaran daring yang dilaksanakan guru menggunakan
aplikasi whatsapp dan clashroom
9. Apakah anda paham dengan aplikasi/latform yang digunakan pada pembelajaran
daring?
Awalnya saya kurang paham dengan cara menggunakan aplikasi clashroom,
tetapi guru juga mengajarkan kami bagaimana cara menggunakan aplikasi
clashroom.
10. Apakah ada metode tertentu yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran
khususnya percobaan atau praktek?
Sejauh ini guru hanya mengirimkan video pembelajaran mengenai materi yang
sedang dipelajari

11. Apakah dengan metode tersebut anda bisa paham saat pembelajaran percobaan
atau praktek?
Iya, namun saya belum dapat memahami secara keseluruhan mengenai materi,
hanya beberapa bagian penjelasan yang dapat saya pahami.
12. Menurut anda, bagaimanakah cara kerja pembelajaran daring yang saat ini
dilakukan yang tentu berbeda dengan belajar disekolah?
Pembelajaran daring yang saat ini diterapkan disekolah masih sangat sulit buat
saya untuk memahami semua materi dalam pembelajaran dibandingkan dengan
tatap muka dalam ruang kelas.
13. Apakah dengan adanya belajar dirumah ini telah membantu proses belajar
anda?
Cukup membantu, karena setidaknya ada proses belajar mengajar yang
dilakukan di masa pandemi Covid-19
14. Bagaimana tanggapan anda mengenai penyampaian materi khususnya mata
pelajaran kimia yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran daring?
Terkadang saya kurang mengerti dengan materi yang diberikan guru, karena
guru hanya memberikan membagikan materi dan video kemudian diberikan
tugas, tanpa dijelaskan sepenuhnya mengenai materi tersebut.
15. Apakah anda mengerti dengan materi yang diberikan guru pada pembelajaran
daring?
Yah, hanya sedikit yang dapat saya pahami dari materi yang diberikan oleh guru
92

16. Apa sajakah kelebihan yang dapat anda jumpai selama proses pembelajaran
daring?
Kelebihan kita menjadi jarang keluar rumah di tengah masa pandemi saat ini
17. Apa sajakah kekurangan yang anda jumpai selama proses pembelajaran daring?
Pembelajaran jadi lebih kaku karena tidak adanya interaksi secara langsung
seperti pembelajaran tatap muka pada umumnya.
18. Apakah terdapat kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Iya, kesulitan yang saya alami yaitu terkadang ibu guru menyuruh mencari
jawaban di internet dan saya juga tidak mendapatkan jawabannya, ditambah lagi
materi yang diberikan sulit untuk dipahami.
19. Apakah ada sumber lain yang digunakan untuk menambah pemahaman selain
dari materi yang diberikan guru?
Tidak ada, hanya terkadang saat diberikan tugas, saya mencari jawaban
menggunakan google
20. Apakah orang tua anda pernah terlibat dalam proses pembelajaran daring?
Tidak ada.
21. Seperti apa keterlibatan orang tua anda pada pembelajaran daring?
Orang tua saya tidak pernah terlibat dalam proses pembelajaran
22. Berapa kali pertemuan dalam seminggu mata pelajaran kimia?
Dua kali pertemuan dalam seminggu
23. Apakah pembelajaran dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal?
Tidak, terkadang terlambat dikarenakan koneksi internet yang kurang baik dan
juga adanya urusan mendadak pada guru mata pelajaran sehingga waktu
pembelajaran terkandang dialihkan diwaktu yang lain
24. Apakah pembelajaran daring yang dilakukan menimbulkan miskonsepsi
terhadap materi?
Ya, saya sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran dikarenakan model
pembelajaran yang dilakukan hanya sekedar memberi materi dan kurang dalam
penjelasan terhadap materi tersebut.
25. Menurut anda apakah proses pembelajaran daring yang dilakukan sudah efektiv?
Menurut saya masih kurang efektif dikarenakan saya masih sangat kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran menggunakan model pembelajaran
daring.
93

TEKS WAWANCARA SISWA

NAMA : Anak Agung Sri Laksmi

KELAS : XI IPA E

1. Jelaskan bagaimana dampak Covid-19 terhadap pembelajaran anda?


Dampak yang saya rasakan proses pembelajaran yang dilakukan menjadi
berbeda dengan model pembelajaran saat masa sebelum pandemi.
2. Bagaimana tanggapan anda mengenai pembelajaran daring?
Menurut saya cukup bagus karena sudah membantu mengadakan proses belajar
mengajar dimasa pandemi seperti saat ini dan saya pun saat ini juga belajar
bagaimana mengatur waktu belajar karena terkadang guru lambat/tidak sesuai
dengan jadwal dikarenakan kesibukan yang lain.
3. Apa saja kendala yang didapatkan pada saat pembelajara daring?
Kendala yang saya dapatkan yaitu, terkadang saya mengalami kesulitan dalam
memahami materi.
4. Bagaimana koneksi jaringan ditempat anda?
Koneksi internet ditempat saya cukup bagus.
5. Apakah terdapat kendala pada koneksi jaringan saat pembelajaran daring?
Tidak, karena jaringan ditempat saya cukup bagus dan juga sekarang proses
pembelajaran menggunakan aplikasi whatsapp, jadi tidak terlalu memerlukan
koneksi internet yang harus cepat.
6. Darimana anda mendapatkan kuota internet?
94

Saya mendapatkan bantuan kuota internet dari pemerintah dan juga terkadang
membeli sendiri.
7. Apakah ada kuota tertentu bantuan dari pihak sekolah/pemerintah?
Iya saya dapat bantuan kuota internet dari pemerintah
8. Apakah ada aplikasi/platform tertentu yang digunakan guru/sekolah untuk
proses pembelajaran daring?
Aplikasi yang digunakan guru dalam pembelajaran daring yaitu classroom dan
whatsapp
9. Apakah anda paham dengan aplikasi/latform yang digunakan pada pembelajaran
daring?
Iya saya paham dalam pengguanaan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran
10. Apakah ada metode tertentu yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran
khususnya percobaan atau praktek?
Selama pembelajaran daring kami belum pernah melakukan praktikum, guru
hanya memberikan video pembelajaran dari youtube dan sebagainya.
11. Apakah dengan metode tersebut anda bisa paham saat pembelajaran percobaan
atau praktek?
12. Menurut anda, bagaimanakah cara kerja pembelajaran daring yang saat ini
dilakukan yang tentu berbeda dengan belajar disekolah?
Menurut saya pembelajaran daring masih kurang efektif dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka karena model pembelajaran yang sangat berbeda.
Kalau disekolah guru mrmbrikan materi kemudian memberikan penjelasan dan
terbuka juga diskusi untuk tanya jawab mengenai materi sedangkan pada
pembelajaran daring guru hanya memberikan materi kemudian kami disuruh
menyalin materi tersebut dan sangat jarang materi dijelaskan oleh guru.
13. Apakah dengan adanya belajar dirumah ini telah membantu proses belajar
anda?
Menurut saya hanya sedikit membantu, karena saya pribadi tipe orang yang
belajarnya harus ditekan agar menjadi stimulus untuk saya belajar, sedangkan
pada pembelajaran daring saya menjadi lebih santai dan kekurangan motivasi
untuk belajar.
14. Bagaimana tanggapan anda mengenai penyampaian materi khususnya mata
pelajaran kimia yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran daring?
Penyampaian materi yang dilakukan guru cukup bagus karena materi yang
diberikan guru dalam bentuk word sehingga lebih mudah untuk dibaca
95

15. Apakah anda mengerti dengan materi yang diberikan guru pada pembelajaran
daring?
Saya terkadang mengerti dan juga terkadang tidak mengerti namun saya akan
mencari materi yang diberikan diplatforn lain agar saya dapat mengerti
16. Apa sajakah kelebihan yang dapat anda jumpai selama proses pembelajaran
daring?
Kelebihan yang saya jumpai yaitu kita dapat belajar di mana saja sesuai
keinginan kita
17. Apa sajakah kekurangan yang anda jumpai selama proses pembelajaran daring?
Kekurangannya yaitu saya merasa kurang termotivasi untuk belajar karena tidak
adanya dorongan dari guru seperti pada pembelajaran tatap muka
18. Apakah terdapat kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Ya, terkadang saya mengalami kesulitan mengerjakan tugas namun saya akan
mencari jawaban pada sumber lain seperti google dan lain-lain
19. Apakah ada sumber lain yang digunakan untuk menambah pemahaman selain
dari materi yang diberikan guru?
Ya, saya juga menggunakan buku, google,brainly, dan beberapa aplikasi lain
untuk mencari materi
20. Apakah orang tua anda pernah terlibat dalam proses pembelajaran daring?
Tidak, pernah
21. Seperti apa keterlibatan orang tua anda pada pembelajaran daring?
Tidak ada
22. Berapa kali pertemuan dalam seminggu mata pelajaran kimia?
Dua kali pertemuan dalam seminggu
23. Apakah pembelajaran dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal?
Pembelajaran daring yang saya ikuti terkadang tidak sesuai waktu yang tertera
dijadwal
24. Apakah pembelajaran daring yang dilakukan menimbulkan miskonsepsi
terhadap materi?
Buat saya tidak, sebab saya mencoba untuk mencari materi ersebut diaplikasi
lain sehingga bukan hanya semata bergantung dengan materi yang diberikan
oleh guru
25. Menurut anda apakah proses pembelajaran daring yang dilakukan sudah efektiv?
Menurut saya kurang efektif, karena pembelajaran daring masih terdapat banyak
kekurangan seperti jarang masuk dan mengurangi motivasi belajar buat saya
96

Lampiran. 11

Teks Wawancara Guru Mata Pelajaran Kimia SMA Negeri 1 Ampibabo

Nama :Zulvianur, S.Pd

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Kimia

1. Jelaskan bagaimana dampak Covid-19 terhadap proses belajar murid?


Sejak pandemi covid-19 proses pembelajaran dilakukan secara daring menurut
saya kurang efisien apalagi dengan keadaan kita dikampung seperti ini untuk
pembelajaran daring agak susah sehingga siswa siswa sedikit kesulitan dalam
memahami pelajaran.
2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai proses belajar yang dijalani saat
ini?
Menurut saya kurang efisien apalagi dengan keadaan kita dikampung seperti
ini untuk pembelajaran daring agak susah sehingga siswa siswa sedikit
kesulitan dalam memahami pelajaran.
3. Apa saja platform/aplikasi yang bapak/ibu gunakan pada pembelajaran daring?
Saya menggunakan aplikasi Whatsapp, Facebook, Telegram, Line dan
Clashroom
97

4. Sejak kapan metode belajar yang dijalani saat ini (pembelajaran daring)
diterapkan?
Sejak awal pandemi dan adanya anjuran dari pmerintah bahwa proses
pembelajaran dilakukan secara daring.
5. Bagaimana proses pembelajaran daring yang diterapkan?
Proses pembelajaran saat ini diterapkan melalui pemberian materi dan juga
penjelasan dari saya mengenai materi tersebut kemudian diakhir saya
meberikan tugas.
6. Apa saja kendala yang didapatkan pada saat pembelajaran daring?
Kendala yang saya dapatkan yaitu mengenai pemahaman siswa terhadap materi
yang diberikan, siswa kurang paham dalam artian kesulitan dalam menangkap
materi yang diberikan.
7. Jelaskan bagaimana respon siswa dalam mengikuti pembelajaran daring?
Respon yang diberikan siswa berbeda-beda, ada yang suka dengan
pembelajaran daring, adaa juga yang tidak suka, mungkin dikarenakan koneksi
internet yang kurang bagus atau tidak ada kuota internet.
8. Jelaskan bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring?
Untuk keaktifan dari siswa dalam mengikuti pembelajaran daring mungkin bisa
dikatakan cukup aktif karena masih ada beberapa siswa yang bertanya ketika
tidak mengerti namun jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka,
keaktifan siswa ini mengalami penurunan.
9. Bagaimana respon siswa ketika diberikan tugas?
Respon dari siswa ketika diberikan tugas yah mereka tetap mengerjakan
sebagaimana tugas itu diberikan walaupun ada banyak keluhan dari siswa
mengenai tugas tersebut, keluhan tentang banyaknya tugas yang diberikan dan
kesulitan dalam mengerjakan tugas.
10. Bagaimana metode belajar yang guru berikan pada saat materi pembelajaran
menggunakan praktek (percobaan)?
Untuk pembelajaran praktikum, saya memberikan video pembelajaran dan juga
menyuruh siswa untuk melakukan percobaan dirumah sendiri.
11. Berapa jumlah rata-rata siswa yang hadir dalam pembelajaran?
Rata-rata hanya setengah dari jumlahb siswa dikelas atau hanya 50% siswa dari
jumlah siswa yang mengikuti setiap proses pembelajaran.
12. Apa yang guru lakukan ketika siswa tidak hadir mengikuti pembelajaran?
Saya akan bertanya keteman-teman mereka, kenapa sampai tidak hadir dan
juga menyuruh teman-teman mereka agar menginformasikan mengenai
pembelajaran hari yang sudah diberikan agar tugas mereka tetap ada masuk
98

dengan saya. Sebenarnya saya ingin mengunjungi ke rumah-rumah siswa saya,


namun dikarenakan keadaan saya yang saat ini sedang hamil dan juga rumah-
rumah tempat mereka tinggal cukup jauh, belum memungkinan untuk saya
pergi berkunjung.
13. Apakah ada fasilitas yang disediakan dari sekolah untuk melaksanakan proses
pembelajaran daring?
Dari sekolah memfasilitasi jaringan internet yaitu wifi dan juga ada bantuan
kuota internet dari pemerintah.
14. Berapa banyak waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran?
Waktu yang digunakan kurang lebih 45 menit.
15. Berapa kali pertemuan pembelajaran dalam seminggu?
Dalam seminggu itu ada dua kali pertemuan untuk mata pelajaran kimia.
16. Bagaimana guru mengevaluasi materi dari hasil pembelajara daring?
Untuk mengevaluasi saya melihat dari keaktifan siswa dikelas dan juga dari
tugas yang diberikan.
17. Apakah ada penilaian tertentu yang dilakukan guru pada saat pembelajaran
daring?
Penilaian yangb saya lakukan selama pembelajaran daring, dilihat dari
kehadiran siswa, keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran daring dan
juga tugas-tugas yang sudah diberikan kepada mereka.
18. Apa yang guru lakukan jika ada siswa yang tidak mencapai target dari
pembelajaran?
Pada pembelajaran daring ini kebanyakan dinilai pada tugasnya, jadi jika tidak
mencapai target, saya akan berikan tugas kembali untuk mencukupi nilai
mereka.
19. Darimana sumber kuota internet yang digunakan pada proses pembelajaran
daring?
Kami guru diberikan bantuan kuota internet dari pemerintah
20. Bagaimana kondisi koneksi jaringan bapak/ibu selama pembelajaran daring?
Sejauh ini koneksi jaringan internet saya cukup baik digunakan pada saat
pembelajaran daring.
21. Bagaimana jika dalam proses pembelajaran daring, koneksi jaringan terputus?
Kalau dari saya, selama ini koneksi jaringan internet saya cukup baik, hanya
saja pada siswa yang tempat tinggalnya berbeda-beda dan beberapa tempat
terkadang jaringan internetnya bermasalah, saya menyuruh mereka apabila
koneksi jaringan mereka terputus, agar supaya segera memberikan konfirmasi
kepada saya, agar saya dapat tahu dan untuk pemberian materi maupun tugas
99

bisa dilakukan pada saat jaringan internet sudah bagus kembali atau saya
berikan melalui grup belajar di whatsapp.
22. Apakah masih terdapat siswa yang belum paham menggunakan aplikasi yang
guru gunakan?
Iya, pada aplikasi clashroom mereka agak kurang mengerti bagaimana cara
menggunakan aplikasi tersebut, namun saya tetap memberitahukan bagaimana
cara mengakses aplikasi tersebut.
23. Bagaimana metode yang dilakukan pada ujian akhir semester siswa?
Untuk ujian akhir semester yang dilakukan kemarin itu, kami memeberikan
lembar soal ujian kepada siswa, nanti dikerjakan siswa dirumah dengan batas
waktu yang sudah ditentukan.
24. Menurut Bapak/Ibu apa yang perlu diperbaiki pada sistem pembelajaran
daring?
Menurut saya, masalah koneksi internet ditempat kita karena pembelajaran
daring menggunakan jaringan internet dan juga keaktifan dari guru juga yang
utama sehingga bisa mengatur pembelajaran menjadi lebih baik lagi dan siswa
pun menjadi lebih aktif dan paham akan materi yang diberikan.
25. Apakah proses belajar yang dijalani saat ini, efektif dalam mencapai harapan

dari kegiatan belajar murid?

Masih belum efektif, karena dilihat dari hasil selama pembelajaran daring

masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang

diberikan, apalagi selama pembelajaran daring motivasi belajar mereka

menjadi menurun sehingga keaktifan mereka saat pembelajaran juga ikut

terpengaruh.
100

Lampiran. 11

Dokumentasi penelitian
101

Wawancara Bersama siswa


102
103

Wawancara Bersama Guru


104

BIODATA

I. UMUM

1. Nama : Fikran

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Paranggi 19 April 1998

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Nama Orang Tua

a. Ayah : Haris

b. Ibu : Arlina

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jl. Boyapapitu

II. PENDIDIKAN

1. SD : SD Inpres 2 Paranggi

2. SMP : SMP Negeri 1 Ampibabo

3. SMA : SMAN 1 Ampibabo

4. PT : Universitas Tadulako (UNTAD)

Anda mungkin juga menyukai