TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi usia 0-11
bulan dan anak balita 12-59 bulan akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam
1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya.
Kekuranan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi
lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak pada saat anak berusia 2 tahun (PERSAGI,
2018).
Kesehatan Republik Indonesia) stunting terbagi menjadi dua jenis, yaitu pendek dan
sangat pendek. Pembagian jenis ini dapat dilakukan dengan menentukan hasil Z-
Score dari masing-masing anak yang di ukur berdasarkan panjang atau tinggi badan
menurut umurnya. Seorang anak dikategorikan stunting jika hasil Z-Score dengan
pendek jika di dapatkan nilai z-scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu
Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa hanya 22,8%
dari anak usia 0-6 bulan yang menyusu secara eksklusif dan hanya 36,6% anak
usia 7-23 bulan yang menerima makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai
Kelompok anak-anak yang berat badan waktu lahir <2500 gram, cenderung
prevalensi pendeknya lebih tinggi dari pada kelompok anak yang lahir normal.
Anak pendek pada umumnya lahir dari ibu yang rerata tinggi badannya lebih
pendek (150,7 cm) dibandingkan rerata tinggi badan ibu kelompok yang normal
(152,4 cm). Sebaliknya kelompok ibu yang pendek (tinggi <150 cm) cenderung
melahirkan bayi pendek yang lebih banyak (47,2%) dibandingkan kelompok ibu
pendek mencapai 37%, dibanding kelompok ibu yang menikah usia 20-34 tahun
(31,9%).
5. Faktor Pendidikan
gizi anak. Semakin orang tua tahu akan kebutuhan nutrisi anak, maka semakin
6. Status Ekonomi
Status ekonomi yang baik dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak sesuai 4
7. Tingkat Pendidikan
Pendidikan orang tua berpengaruh pada status gizi pendek. Makin tinggi
pendidikan dan makin sejahtera keluarga, makin kecil prevalensi pendek. (IPKM,
2013).
8. Jenis kelamin
Proporsi balita laki laki berstatus gizi stunting lebih banyak dibandingkan
pada balita perempuan, laki laki 1,77 kali lebih beresiko menjadi stunting.
9. Usia
lebih banyak pada usia 24-59 bulan dibandingkan dengan 0-23 bulan. Ramli
(2009) menyebutkan bahwa resiko kejadian stunting pada balita 0-23 bulan lebih
Kesenjangan yang signifikan juga terjadi pada status gizi pendek untuk semua
2. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah Stunting pada
tinggi, diabetes, jantung dan obesitas akan lebih tinggi ketika anak stunting
Stunting dapat dicegah melalui intervensi gizi spesifik yang ditunjukan dalam
1000 hari pertama kehidupan (HPK). Intervensi gizi spesifik untuk mengatasi
permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu menyusui 7–23
bulan, anak usia 0–6 bulan, dan anak usia 7–23 bulan. Permasalahan gizi ini bisa
seseorang anak stunting atau normal. Tinggi badan merupakan ukuran antropometri
tumbuh seiring pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif
terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Indeks TB/U
menggambarkan status gizi masa lampau serta erat kaitannya dengan sosial ekonomi
(Supariasa, 2012).
gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Ganguan ini
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tabuh. Untuk menilai status gizi balita dengan
rujukan WHO-NCHS, status gizi dapat dibagi empat kategori (Supariasa, 2012).
dapat menilai pertumbuhan dan status gizi. Pengukuran dengan cara yang baku
dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan
atas, lingkaran kepala tebal lipata kulit diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan
untuk kategori umur dari responden tersebut berdasarkan tabel baku antropometri
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab Giza yang berarti zat makanan, dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah Nutrition yang berarti bahan makanan atau zat
gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan
dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006:2).
I Dewa Nyoman Suparisa dkk (2002: 17-18) Menjelaskan bahwa gizi adalah
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 165) Masa kanak-kanak merupakan fase
antara lain: cukup kalori, cukup lauk nabati (tahu,tempe) maupun hewani (daging,
ikan, dan telur), tersedia sayuran hijau, sayuran dimasak dengan minyak (tumis) yang
dibutuhkan oleh tubuh yaitu karbohidrat, lemak , protein ,vitamin , mineral , dan air.
Dari keenam unsur gizi, tubuh akan memperoleh sumber energi untuk aktivitas
diperlukan oleh tubuh karena mempunyai manfaat yang sangat besar terhadap
Dampak dari kesalahan kelebihan dan kekurangan zat gizi untuk anak akan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak, sehinga harus diperhatikan asupan gizi
c) Pengaruh terhadap daya tahan tubuh, penderita mudah terserang infeksi seperti
pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini membawa kematian.
d) engaruh terhadap pertumbuhan jasmani dan mental, kekurangan gizi ini dapat
Tim Penyusun Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah (2005: 14), Gizi lebih adalah suatu kondisi yang diakibatkan oleh
a) Gemuk yang mudah dinilai dari berat badan dan tinggi badan.
c) Efek yang sering terlihat adalah obesitas tipe hiperplasi, yakni obesitas karena
jumlah sel melebihi batas normal. Obesitas tipe ini akan sulit diturunkan berat
Maka perlu gizi yang seimbang agar tidak terjadi kekurangan gizi atau kelebihan
status gizi. Kerancuan istilah tersebut akan mengakibatkan interpretasi yang berbeda
tentang berbagai hal mengenai penilaian status gizi. Berbagai macam istilah tersebut
seperti gizi, keadaan gizi, status gizi, dan malnutrisi. Istilah-istilah ini secara prinsip
memiliki arti yang berbeda, tetapi saling terkait antara satu dan lainya. Berikut adalah
energi.
2. Keadaan Gizi
Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan
penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya
Sedangkan penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
1. Antropometri
Antropometri memiliki arti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
seimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air
dalam tubuh.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial ephitelial tissues) pada kulit, mata, rambut, dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys).
3. Biokimia
laboratorius yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. jaringan tubuh
yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan beberapa jaringan tubuh
seperti dan otot. Metode ini untuk peringatan bahwa akan kemunkinan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong untuk
Penentuan status fisik secara biofisik adalah metode penetuan status gizi dengan
dan jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam kondisi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap.
Penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi tiga antaralain survey konsumsi
makan, statistik vital, dan faktor ekologi. Berikut adalah pembahasan masing-masing
1. Survey Konsumsi
Menentukan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan
individu. Survey ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital
3. Faktor Ekologi
hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting
Setiap metode penilaian status gizi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode
penilaian status gizi dipilih berdasarkan hal apa yang ingin diketahui. Seperti
biokimia dan pemeriksaan klinis biasanya dilakukan untuk melihat atau mengukur
satu aspek dari status gizi seperti kadar mineral dan atau vitamin.
Untuk memilih metode penilaian status gizi maka perlu diperhatikan beberapa faktor,
antara lain:
1. Tujuan
5. Tenaga
6. Waktu
7. Dana
2.3 Usia
2.3.1 Pengertian Usia
Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia
dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.
Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa
(masa kini), manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula sehinggalah
1. Usia kronologis
Usia kronologi adalah perrhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran
2. Usia mental
Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf kemampuan
tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat berbicara dengan kalimat
lengkap dan menunjukan kemampuan yang setara dengan anak berusia satu
tahun, maka dinyatakan bahwa mental anak tersebut adalah satu tahun.
3. Usia biologis
perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan
untukmenstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-
laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap
dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi.
pada balita perempuan, laki laki 1,77 kali lebih beresiko menjadi stunting. Kebiasaan
lebih dini dan kejadian diare yang lebih banyak pada laki laki turut berpengaruh.
BBLR
Stunting
Faktor pendidikan
Status ekonomi
Tingkat pendidikan
Jenis kelamin
Usia
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep lainya dari masalah yang ingin diteliti. Dengan pedoman pada
kerangka teori maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jenis kelamin
Kejadian stunting
Usia balita
2.6 Hipotesa
Ha : Adanya hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian stunting.
Ho : Tidak Adanya hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian
stunting.