Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS MARTAPURA TIMUR
Alamat : Jl. KH Syarani Arief RT 1 Desa Melayu Tengah Kec.
Martapura Timur Kab. Banjar Kal-Sel 70618
Email:puskesmasmartim2202@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI


TATALAKSANA GIZI BURUK

A. PENDAHULUAN
Gizi buruk terjadi karena kekurangan gizi tingkat berat yang bila
tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan kematian. Untuk itu
surveilens gizi buruk dilakukan dengan baik sehingga upaya
menanggulangi balita gizi buruk dapat ditingkatkan. Berdasarkan
Riskesda 2010 sebanyak 13% anak berstatus gizi kurang, diantaranya
4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak
kurus, diantaranya 6% anak sangat kurus dan 17% anak sangat pendek.
Keadaan ini berpengaruh pada tingginya angka kematian bayi. Menurut
WHO > 50% kematian bayi dan anak terkait gizi kurang dan gizi buruk,
oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani dengan cepat.
Masalah kekurangan gizi merupakan dampak rendahnya
pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan dan pemberian MP-ASI yang
tidak tepat karena diberikan terlalu dini atau terlambat, jumlahnya tidak
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan tidak bergizi seimbang. Hanya
41% keluarga yang mempunyai perilaku pemberian makanan bayi yang
benar. Buruknya perilaku kebersihan individu dan lingkungan
mengakibatkan bayi /balita sering terkena diare dan penyakit infeksi
sehingga memperburuk status gizinya.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah
tangga terutama pada anak balita berdampak pada asupan makanan
yang dikonsumsi balita mulai sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral.
Gizi kurang dan gizi buruk yang terus terjadi dapat menjadi faktor
penghambat dalam pembangunan nasional Salah satu cara
menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan
menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus
yang ditemukan. Pada saat ini tatalaksana gizi buruk menunjukkan kasus
dapat ditangani dengan 2 pendekatan yaitu gizi buruk dengan komplikasi
harus dirawat dirumah sakit atau pusat pemulihan gizi (TFC) sedangkan
gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara rawat jalan.
Penanganan gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap merupakan
jawaban terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Perbaikan Gizi yaitu setiap anak gizi buruk yang ditemukan harus
mendapatkan perawatan sesuai standar.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian balita gizi
buruk.
b. Tujuan Khusus
1. Dilakukan penapisan balita gizi buruk.
2. Terselenggaraknnya kegiatan perawatan balita gizi buruk sesuai
standar.
3. Tercapainya peningkatan status gizi anak.
4. Dilakukan pendampingan balita gizi buruk baik pasca rawat inap
maupun rawat jalan.
5. Dilakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan balita gizi buruk
C. SASARAN
Balita Gizi Buruk yaitu balita Kurus dan Sangat kurus
D. KEGIATAN
a. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Petugas Kesehatan/ kader melaporkan/merujuk balita gizi buruk
ke Petugas Gizi.
2. Petugas Gizi melakukan pelacakan ( wawancara, pengukuran
antrophometri & penetapan status gizi )
3. Apabila hasil penetapan status gizi masuk ke gizi buruk,
petugas gizi mengkonsultasikan ke Dokter untuk pemeriksaan
lebih lanjut Jika diperlukan pasien dirujuk ke Rumah Sakit
4. Petugas gizi memberikan konseling gizi
5. Jika diperlukan pasien diberikan PMT / PPG
6. Pasien pulang
7. Selanjutnya dilakukan pemantauan & Evaluasi, melalui
kunjungan ulang atau hasil pemantauan berat badan di
Posyandu.
E. JADWAL PELAKSANAAN
F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN – KEGIATAN DALAM
PELAPORAN
G. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Martapura Timur, 02
Januari 2022

Mengetahui
Plt. Kepala UPT. Puskesmas Martapura Timur Petugas Gizi

H. Akhmad Baidawi, SKM., MM Hj. Rofiqah, S.Gz


NIP.19670403 198803 1 024 NIP. 19690829
199011 2 001

Anda mungkin juga menyukai