dalam setiap hela nafas atas kehadirat dasn junjungan Allah SWT.
Namun, semua tas lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat
yang terhormat:
Muhammadiyah Makassar.
vii
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama
Islam.
5. Bapak Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd dan Drs. H. Abd. Samad Tahir,
Muhammadiyah Makassar.
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, terutama bagi diri pribadi
penulis. Amin
Penulis
Nur Aisyah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................... VI
DAFTAR ISI............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
ix
Sekolah ........................................................................... …... 14
4. Pengaruh Kebersihan Terhadap Proses
Belajar Mengajar ................................................................… 15
5. Upaya Menciptakan Sekolah yang Bersih .............................. 15
C. Lingkungan Pendidikan ................................................................ 16
1. Lingkungan Pendidikan Keluarga ............................................ 19
2. Lingkungan Pendidikan Sekolah ............................................. 20
3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat ....................................... 21
D. Proses Belajar Mengajar .............................................................. 22
1. Pengertian Proses Belajar Mengajar ...................................... 22
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar ........................................... 26
3. Ciri-ciri Belajar Mengajar ........................................................ 27
4. Pengertian Belajar Mengajar................................................... 28
5. Komponen-komponen Belajar Mengajar ................................ 29
6. Pola Dasar Mengajar .............................................................. 32
7. Pembelajaran sebagai Suatu Sistem ...................................... 34
x
C. Penerapan Kebersihan Lingkungan Sekolah dalam Proses Belajar
Mengajar di SD Inpres Lakiyung Kecamatan Somba Opu
Kabupater Gowa................................................................ .......... 56
D. Faktor Penghambat Penerapan Kebersihan Lingkungan dalam
Proses Belajar Mengajar di SD Inpres Lakiyung Kecamatan Somba
Opu Kabupaten Gowa ................................................................. 60
A. Kesimpulan ................................................................................ . 63
B. Saran.......................................................................................... . 64
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagi umat manusia untuk mengenal dunia dan dirinya. “Dengan demikian
kesehatan.
1
Handrianto, Pendidikan Jasmani dan Fisik (Medan: Wordpress, 2010), h. 12
1
2
bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.
Kedudukan guru dalam pengetian ini sudah tidak dapat lagi dipandang
menyeluruh.
2
Muhammad Ali, Guru dalam proses Belajar Mengajar (Cet. I; Bandung: Sina
Baru, 1992), h. 7.
3
yang dapat dirasakan dan yang memberi bentuk, serta melalui pendidikan
(SD).
lingkungan hidup yang lebih global (lewat aktivitas sejarah, geografi, ilmu
para pembimbinga kegiatan lingkungan, pendidik dan orang tua, hal ini
animasi (metode dalam menghidupkan gambar, film, dan foto) yang dapat
yang berbeda-beda.
3
Wirawati SuharnoBelajar Mencintai Alam (Jakarta: ADIKARYA IKAPI dan THE
FORD FOUNDATION, 2001), h. 37 dan 39
4
Lakiyung agar anak mereka bisa di didik menjadi yang lebih baik lagi dan
4
Puar M, Agar Anak Belajar (Jakarta: Puspa Swara, 1998), h. 64
5
kendatipun anak tidak sampai mogok sekolah, namun cukup banyak anak
menjadi rendah diri, menarik diri, atau berkelompok dalam strata yang
sama.
gaya dan kebutuhan membuat anak mudah terseret ke hal-hal yang tidak
diinginkan. Banyak anak yang berada dalam kondisi ini terjerumus kepada
pada bahasan ini. Oleh karena kitu, dalam memilih sekolah, orangtua
B. Rumusan Masalah
Opu?
Opu?
C. Tujuan Penelitian
Somba Opu.
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN TEORITIS
dapat mewarnai segala aktifitas para siswa mulai dari gaya hidup, cara
jaga kebersihannya agar tetap nyaman dan tidak menjadi sarang penyakit.
seluruh siswa.
ini.
1
Shofy Nur Fauziyyah, Kebersihan Lingkungan (Bandung: Wordpres, 2015), h.
20
7
8
Artinya :
hadis tersebut sebagai bersihnya hati dari segala dendam, dengki, dan
2
Asy Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Mutiara Ilmu Fiqih, (Cet : I,
Mahtuf Ahnan: Abdul Baqi, 2012), h. 66-67
9
lingkungan sekolah saja, tetapi anak didik juga harus diajarkan bahwa
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Cet: I : Ustadz Teteng
Sopian, 2013), h. 204
10
seperti halnya, membersihkan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
agar terhindari dari penyakit. Kebersihan hati juga sangat penting karena
jika hati anak tdak bersih (kotor) maka lingkungannya menjadi kotor dan
anak karena pola pikir dan keingintahuan anak sangat besar dalam
sesuatu yang mereka ingin tahu. Dalam agama islam juga mengajarkan
bahwa menjaga kebersihan lingkungan itu adalah sebagian dari iman, jadi
pendidk juga harus melatih keimanan anak agar dapat melakukan sesuatu
yang baik.
3. Kebersihan (kesucian)
yang sangat luas yaitu mencakup suci lahir batin. Suci lahir artinya
anggota tubuh, pakaian dan tempat shalat harus suci dari najis dan
kotoran yang keluar dari kubu (bagian depan) dan dubur (bagian
4
Teguh Sutanto dan Ulin Nuha Masruchin, Panduan Shalat Terlengkap (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2015), h. 3-4
5
Mahtuf Ahnan & Maria Ulfa, Buku Fiqih Wanita (Surabaya: Terbit Terang, 1991 ), h.
12-13
11
belakang). Dan untuk suci bagian dari lahir ini bisa dengan mengerjakan
Sedangkan suci dari batinnya artinya batin kita ini harus bersih
dari perbuatan yang tidak di ridhoi Allah, menjauhkan dari akhlak yang
dari batin ini adalah dengan banyak mengingat (berzikir) kepada Allah,
diri keimanan kepada Allah swt, orang islam membersihkan diri untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. Kebersihan itu bersumber dari iman
dari lahir (anggota tubuh, badan, pakaian dan tempat shalat) dari barang-
barang najis dan kotoran atau dari hadats besar atau kecil.
a. Wudhu
Wudhu adalah thaharah yang wajib dari hadats kecil, seperti buang air
kecil, buang air besar, keluar angin (kentut), dan tidur nyenyak.
b. Mandi
c. Tayammum
tanah sebagai pengganti wudhu dan mandi bagi orang yang memang
menggunakan air.
d. Shalat
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari kata-kata dan perbuatan yang
berwudhu terlebih dahulu jika ia berhadats kecil dan mandi dahulu jika ia
sedang dalam kondisi tidak diijinkan memakai air. Selain itu ia juga harus
7
Syekh Abdul Aziz & Syekh Muhammad, Tuntutan Thaharah dan Shalat (Cet, I;
Jakarta: Halatul Ighatsah al Islamiyah al Alamiyah Riyadh, 1993), h. 33-35
13
najis.
lingkungan dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan
sampah sembarangan, selain itu siswa juga bisa memungut sampah yang
8
Hendrariahdo, Kebersihan Lingkungan Sekolah (Medan: Wordpress, 2015), h. 7
14
dan tembok akan tetap terlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang
konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka
kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru
akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya
sekolah.
diharapkan.
efektif.
berikut:
tempatnya.
16
pada tempatnya.
kebersihan di sekolah.
C. Lingkungan Pendidikan
yang ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan yang terdiri dari
baik.
9
Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Op. Cit., h. 261-262
10
H.Ramayulis,Ilmu Pendidikan dalamPerspektif Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 270
17
berbunyi:
ا َهاا ِهيا َهْلُْ ٍداإِلَّايُْلَ ُدا َعلَٔا:ارسُْلُاهللاِاصلٔاهللااعليَاّسلنا َ َعَياأَبِياُُ َري َرةَ؛اأًَََُّا َكاىَ ايَقُْلُق
َ ال
Artinya :
rumah tangga yang baik akan berpeluang besar membawa anak menjadi
11
Al-Qusyairi al-Naisaburi, Imam Ibn Husain Muslim bin Hajjaj Ibn Muslim, al-Jami
Shahih, Pendidikan dalam Islam (Cet : 3, H. Hadari: Dar al-Ma‟arif, 1993), h. 459
18
lingkungan pendidikan.
Selain dari itu ada lingkungan sosial yang lebih luas yang berada di
tidak peduli kepada pendidikan, maka pendidikan tidak akan maju, tetapi
yang belajar pada udara yang sangat panas dan sangat dingin berbeda
begitu juga lingkungan tempat be;ajar, di tempat ruang belajar yang rapi
12
Haidar Putra Daulay,Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah(Jakarta:
PT Fajar Interpratama Mandiri, 2016), h. 61-61
19
dan teratur serta bersih dan lengkap fasilitasnya, berbeda dengan tempat
sebagai berikut:
lebih luas dan sebelum mendapat bimbingan dari sekolah, seorang anak
fondasi dari watak dan pendidikan setelahnya. Dalam hal ini, orangtua
anak didik yang islam. Bahkan, sekolah bisa disebut sebagai lembaga
pendidikan kedua yang berperan dalam mendidik peserta didik. Hal ini
15
Zainuddin „Al-Gazali, Pendidikan Islam yang Mandiri (Bandung: PT Rafika
Adikarya, 2016), h. 57
21
dan sekolah milik organisasi islam dalam setiap jenis dan jenjang yang
pendidikan peserta didik yang tinggal di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam
pendidikan.
aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu
faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam suatu kelas adalah job
16
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:
PT.RINEKA CIPTA, 2013), h. 29-34
23
sbelumnya.
rencana kerja.
kegiatan.
sebagai berikut:
Ada juga jenis belajar yang perlu dibedakan, yakni “belajar konsep”
kepada pemahaman fakta dan prinsip, banyak bergantung pada apa yang
diajarkan guru, yaitu bahan atau isi pelajaran, dan lebih bersifat kognitif.
suasana wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk
hal-hal:
perubahan tingkah laku baru pada siswa, sebagai akibat dari proses
17
H. Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan (Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia), (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 121
18
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:
PT.RINEKA CIPTA, 2013), h. 29-34
26
aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta
merupakan milik guru dan murid dalam kedudukan yang setara, namun
19
Gagne, Pembelajaran Efektif, Apa dan Bagaimana Mengupayakannnya (Mataram:
NTP Press, 2005), h. 23
20
Nana Sudjana, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru, 1991), h. 8-9
27
saja. Karena itulah, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik
berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak
hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan.
sejumlah anak didik. Hal iniberbeda dengan belajar yang tidak selamanya
21
Slameto, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Puspa Swara, 1987), h. 10
28
manusia agar potensi itu dapat berguna kelak bagi individu, bangsa dan
22
M. Sobry Sutikno, Menuju Pendidikan Bermutu (Mataram: NTP Press, 2004), h. 11
23
Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas (Malang: Madani, 2016), h. 1-3
29
yang ada di Indonesia ini, namun salah satu faktor yang paling mnecolok
muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor tersebut adalah rasa malas
yang saling berkaitan, yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta
tujuannya.
a. Tujuan
24
Riyanto Yatim,Pendidikan dalamBelajar Mengajar(Semarang:FIP-IKIP, 2016), h. 2
30
diprogramkan tanpa tujuan, karena hal ini merupakan kegiatan yang tidak
yang dilakukan.
b. Bahan Pelajaran
25
Ahmad, Media Pembelajaran (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 13
26
Suharsimi Arikunto, Strategi Belajar Mengajar dalam Media Pembelajaran
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 14
31
Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Seperti
d. Metode
e. Alat
macam, yaitu alat verbal dan alat banty non verbal. Alat verbal berupa
verbal berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram,
f. Sumber Pelajaran
g. Evaluasi
dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu.
adanya guru adalah mengajar, dan tugas utama siswa adalah belajar.
belajar mengajar.
a. Pola Terpisah
b. Pola Terkait
Pola terkait adalah pola mengajar guru yang berupaya agar siswa
merupakan pola yang banyak dilakukan oleh guru-guru kita dewasa ini.
Pada pola ini kerja sama antara guru dan siswa di arahkan pada
Pada pola ini guru berperan sebagai pengajar dan siswa sebagai
antara guru dan siswa, apa yang dilakukan guru direspons oleh siswa.
c. Pola Ketergantungan
oleh adanya kerja sama antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
harus dicapainya.
pembelajaran.
dalam belajar.
sistem memiliki daya ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses
27
H. Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), h. 1-24
36
ketercapaian tujuan.
a. Faktor Guru
peserta didik.
b. Faktor Siswa
sama.
yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri
37
anak. Oleh sebab itu sistem komunikasi yang bagaimana yang dapat di
proses pembelajaran.
d. Faktor Lingkungan
proses pembelajaran yaitu, faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-
psikologis.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pengumpulan data, analisis data yang bersifat induktif dan hasil penelitian
resmi lainnya.
bentuk laporan uraian deskriptif dengan pola pikir induktif. Cara berfikir
umum.
1
Siswanto & Suryanto,Metode Penelitian Kombinasi Kualitatif &
Kuantitatif(Klaten: Bosscript, 2017), h. 53
38
39
Somba Opu Kab. Gowa karena lokasi tersebut merupakan lokasi yang
mudah terjangkau bagi peneliti. Adapun objek penelitian ini adalah guru,
dan siswa.
D. Sumber Data
melengkapi dan memberi makna data kualitatif yang telah diperoleh pada
2
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2006), h. 174
40
tahap 1. Sumber data selain orang juga bisa berupa peristiwa, dokumen,
1. Primer
"Data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari
sumber asli atau pertama”.3Data primer harus secara langsung kita ambil
dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang tepat dan yang kita jadikan
diperoleh dari kepala sekolah, guru pendidikan agama islam, dan siswa.
2. Sekunder
E. Instrumen Penelitian
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kebijakan (Bandung: ALFABETA, 2017), h. 322
41
kualitatif”.4
sebagai berikut”:5
1. Pedoman Observasi
2. Pedoman Wawancara
3. Pedoman Dokumentasi
4
Op.cit, h. 64 dan 131
5
Sugiyono, Op. Cit., h. 325.
42
1. Observasi
2. Wawancara
pengetahuannya.
3. Dokumentasi
6
Ibid, h. 58
45
pemerintah (dana bos), jalan yang dilewati untuk menuju sekolah sangat
tidak begitu baik karena banyak rumput liar dan pepohonan disekitar jalan
dari kelas, kantor, kamar mandi (wc) dan lapangan semua sudah
adalah merupakan Sekolah Dasar (SD) yang berdiri diatas tanah milik
pemda (Pemerintah Daerah) dan dengan usia relatif cukup lama itu,
dan siswi, olehnya itu SD Inpres Lakiyung ini cukup dikenal masyarakat
Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu kreatif dan inovatif
kekinian
antara lain:
Tabel 4.1
Kondisi
1 Kelas/Teori 8x7 6 - - 6
2 KepalaSekolah 3x4 1 - - 1
3 Guru 5x6 1 - - 1
5 UKS 2 x 2.2 1 - - 1
6 Perpustakaan 7x9 1 - - 1
7 Dapur 2 x 2.2 1 - - 1
6 WC 2.2 x 2.2 2 - 2 4
7 Olahraga : 2.5 x 8 1 - - 1
8 a. Lapangan: 14 x 12 1 - - 1
9 b. Alat : 1 - - 1
10 1. Takraw 1 - - 1
48
Kondisi
Ringan Berat
11 1. Raket 1 - - 1
12 2. Volley 1 - - 1
13 3. Tenis 1 - - 1
14 Meja 1 - - 1
15 4. Net Volley 1 - - 1
5. Net 1 - - 1
16 TenisMeja 1 - - 1
6. Net 1 - - 1
BuluTang
kis
banyak pengalaman kerja yang cukup lama dalam bidang pengajaran dan
sebagian juga masih baru. Berikut keadaan pendidik dan sesuai yang
Tabel4.1
4. Peserta Didik
tahun 2017/2018 adalah 240 orang semuanya adalah peserta didik putra
dan putri. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan asal daerah.
50
Tabel 4.2
No Kelas Jumlah
1. I 59
2. II 38
3. III 46
4. IV 24
5. V 39
6 VI 43
Jumlah 240
5. Fasilitas
yang kondusif.
Ruang Guru, dan lain-lain yang akan saya jelaskan dibawah ini :
(Sekolah Dasar) Inpres Lakiyung terdiri dari 6 ruangan kelas I, II, III, IV, V
buah meja dan kursi guru yang cukup untuk masing-masing kelas untuk
b. Perpustakaan
siswa untuk mengisi waktu luang semisal mengisi jam istirahat atau
mengajar.
c. Ruang Guru
ruangan Kepala Sekolah, diruang guru ini terdapat meja, kursi, dan lemari
guru. Disamping itu juga terdapat papan program kerja tahunan, papan
kode etik guru, dan papan daftar guru SD Inpres Lakiyung. Sedangkan
52
dari segi pemanfaatannya, setiap hari lebih dari 5 orang guru hadir dan
d. Kamar Mandi / WC
yang terdiri dari masing-masing 2 untuk guru, dan 2 kamar mandi untuk
e. Dapur
f. Lapangan Olahraga
buah kursi, 1 buah meja, dan 2 buah lemari, di dinding ruang kepala
dan memiliki 1 buah meja dan kursi, 1 buah komputer dan print
i. Tempat Parkir
53
tempat parkir guru diletakkan didepan dan disamping ruang kelas yang
tersebet.
tetapi juga dipantau orang tua di rumah. Karena sekolah ini merupakan
mengajar. Hal ini seperti yang disampaiiikan oleh ibu Hj. Nurhaeni R, S.Pd
sekolah.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan ibu Hj. Nurhaeni R, S.Pd
Dalam hal ini peran kepala sekolah dan para guru juga sangat
kepala sekolah harus memberikan nyata yang baiik dan mendukung agar
kesehariannya di rumah.
lingkungan sekolah.
Inpres Lakiyung tidak hanya melalui sebuah teori atau pengetahuan saja,
nantiya anak tidak akan merasa asing dengan segala hal yang berkaitan
dan ibu guru. Sebelum memulai pelajaran, pukul 07.00 pagi ada kegiatan
memilah sampah, pada jam pulang sekolah dilaksanakan juga piket kelas.
Piket kelas ini sudah ada jadwalnya tiap kelas dan anak-anak bertugas
kelas VI.
di sekitar mereka yang mungkin akan berdampak buruk bagi sikap dan
perilaku anak.
3
Wawancara dengan Hj. Nurhayati, S.Pd selaku wali kelas VI tanggal 12 Juli
2018 di ruang kelas V pukul 10.00 WITA.
58
mengingatkan karena merasa itu adalah perbuatan yang tidak baik dan
dan juga bapak ibu guru. Dalam kegiatan Jum’at bersih siswa alat
kebersihan dari rumah, seloam 30 menit seluruh siswa dan para guru
anak. Pada setiap mata pelajaran yang diajarkan, setiap guru selalu
sekolah.
59
harta.
telah ditetapkan oleh dinas kesehatan dalam perilaku hidup bersih dan
berikut : cuci tangan, kuku pendek dan bersih, buang air besar dan air
kegiatan, akan tetapi para maupun kepala sekolah selalu berusaha keras
60
lingkungan sekolah bisa menjadi lebih baik lagi dari sekarang agar proses
di SD Inpres Lakiyung
belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan
Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem
sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi
yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini
nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan
atau meengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih
bangku, siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata lain, siswa yang
2. Rasa egois setiap siswa yang tidak peduli terhadap kebersihan dan
lingkungan sekolah.
lingkungan sekolah.
PENUTUP
dari uraian di depan. Selain itu juga akan diberikan saran-saran yang
A. Kesimpulan
kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu ada 3 komponen yang
dibutuhkan bimbingan serta contoh dari para bapak ibu guru setiap
harinya.
63
64
2. Rasa egois setiap siswa yang tidak peduli terhadap kebersihan dan
lingkungan sekolah.
lingkungan sekolah.
B. Saran
Saran yang dapat di sampaikan setelah mengetahui hasil penelitian
antara lain :
Ahnan Mahtuf & Ulfa Maria, 1991, Buku Fiqih Wanita, Surabaya: Terbit
Terang.
Aziz Abdul Syekh & Muhammad Syekh, 1993, Tuntutan Thaharah dan
Shalat, Jakarta: Halatul Ighatsah al Islamiyah al Alamiyah Riyadh.
Djamarah Bahri Syaiful dan Zain Aswan, 2013, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: PT.RINEKA CIPTA.
66
67
Sutanto Teguh & Masruchin Ulin Nuha, 2015, Panduan Shalat Lengkap,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Salim Haitami Moh dan Kurniawan Syamsul, 2016, Studi Ilmu Pendidikan
Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Siswanto&Suryanto,2017,MetodePenelitianKombinasiKualitatif&Kuantitatif
,Klaten:Bosscript.
Pendidikan
Hobi
69
LAMPIRAN
70
3. Wawancara dengan Siswa SD Inpres Lakiyung
71
4. Para guru dan siswa SD Inpres Lakiyung membersihkan
72