Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

PENGARUH BUMDES TERHADAP PENGEMBANGAN


EKONOMI DESA DI KECAMATAN PERBAUNGAN
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

OLEH

ANDRIANI SARI
130501032

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH BUMDES TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI DESA DI
KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sebagai Penguatan


Ekonomi Desa. Badan usaha milik desa ini adalah salah satu lembaga yang
bergerak di bidang sosial dan ekonomi dan sebagai penyedia layanan terhadap
masyarakat desa utamanya mengenai bidang usaha.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan fokus penelitian: (1) keberadaan
Badan Usaha Milik Desa (2) Pendapatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah
adanya Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Hasil penelitian ini
ialah keberadaan badan usaha milik desa sudah sesuai dengan peraturan daerah
Kabupaten Serdang Bedagei yang kemudian diatur oleh desa dengan peraturan
desa mengenai badan usaha milik desa.
Hasil Penelitian menunjukkan nilai t-hitung sebelum dan sesudah adanya
BUMDes adalah -6,925 dengan probabilitas (Sig) 0.000. Karena probabilitas (Sig)
0.000 < 0.05 maka Ho Ditolak artinya terdapat pengaruh sebelum dan sesudah
dengan adanya BUMDes. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya BUMDes sangat berpengaruh terhadap
pengembangan ekonomi desa.

Kata kunci: badan usaha milik desa, Pendapatan Masyarakat, kelembagaan.

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

EFFECT OF BUMDES TO VILLAGE ECONOMIC DEVELOPMENT IN


SUB DISTRICT SERDANG BEDAGAI DISTRICT

The existence of Village Owned Enterprises (BUMDES) as a


Strengthening of Village Economy. This village-owned business entity is one of
the social and economic institutions and as a service provider to the village
community mainly concerning the business sector.
The research method used in this research is qualitative research with
descriptive approach, with the focus of research: (1) the existence of Village
Owned Enterprises (2) Community Revenue Before and After existence of Village
Owned Enterprises (BUMDES). The result of this research is the existence of
village-owned enterprise is in accordance with the regulation of Serdang Bedagei
regency which is then regulated by the village with the village regulation
concerning the village-owned enterprise.
The result of the research shows that t-value before and after BUMDes
is -6,925 with probability (Sig) 0.000. Because the probability (Sig) 0.000 <0.05
then Ho Denied means there is influence before and after the existence of
BUMDes. Based on the results of such processing, it can be concluded that with
the existence of BUMDes very influential on the development of village
economics.

Keywords: village-owned enterprises, community income, institutions

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh BUMDes

Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai”.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi S-1 Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

membantu dan memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP selaku Ketua Program Studi S-1

Ekonomi Pembangunan serta selaku dosen pembimbing penulis yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis mulai dari awal hingga selesainya skripsi ini dan Ibu Inggrita Gusti

Sari Nasution, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik.

4. Bapak Drs. Murbanto Sinaga, MA selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan petunjuk, saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rachmat Sumanjaya, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan petunjuk, saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

7. Skripsi ini teristimewa penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta

yaitu Almarhum ayahanda Adnan Nur dan Almarhumah ibunda Rawana

Rambe dan Saudara kandung penulis, Muhammad Nurwansyah, Sri Maulida

Nur, Agus Salim yang selalu menyemangati dan membantu proses

penyusunan skripsi ini serta keluarga besar dari Almarhum ayahanda dan

keluarga besar dari Almarhumah ibunda yang telah memberikan dukungan

berupa doa, nasihat, maupun materi dalam proses perkuliahan dan juga

penulisan skripsi ini serta sahabat-sahabat penulis, Afril, Distia, Nurul, Diana,

Nita, Ismail, Wahyu, Devi,Silpia, Dahlia, Amrijal, Yusuf, Zaki, Rahmad,

Bayu, Imam, Ari yang selalu mendukung dan memberikan kritik serta

sarannya.

8. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman Program Studi S-

1 Ekonomi Pembangunan angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara yang telah mendukung dan memberikan kritik

dan sarannya selama pengerjaan skripsi ini.

9. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang

telah diberikan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan, dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2017


Penulis

Andriani Sari
NIM: 130501032

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACK.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori............................................................................. 10
2.1.1 BUMDes.............................................................................. 10
2.1.1.1 Teori Kelembagaan .......................................................... 11
2.1.1.2 Dasar Hukum BUMDes ................................................... 12
2.1.2 Pengelolaan BUMDes ......................................................... 12
2.1.3 Surplus Konsumen ............................................................. 14
2.1.4 Surplus Produsen ................................................................ 14
2.1.4.1 Konsep Surplus Produsen dan Surplus Konsumen........... 14
2.1.5 Pengembangan Ekonomi Desa ............................................ 16
2.1.5.1 Penyerapan Tenaga Kerja................................................. 17
2.1.5.2 Peningkatan Pendapatan Masyarakat ............................... 18
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 19
2.3 Kerangka Konseptual .................................................................. 21
2.4 Hipotesis ....................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 24
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 24
3.4 Jenis Analisis Data..................................................................... 25
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 25
3.6 Pengumpulan Data ..................................................................... 27
3.7 Teknik Analisis Data............................................................... .. 28
3.8 Definisi dan Batasan Operasional.............................................. 29

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 32
4.1.1 Kecamatan PerbaunganKabupaten Serdang Bedagai ........ 32
4.2 Hasil Analisis Data ...................................................................... 33
4.2.1 Karakteristik Responden................................................... 33
4.2.2 Badan Usaha Milik Desa................................................... 38
4.2.2.1 Badan Usaha Milik Desa ...................................... 38
4.2.2.2 Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.................. 39
4.2.2.3 Hambatan Menjalankan Usaha............................. 39
4.2.2.4 Manfaat Badan Usaha Milik Desa........................ 40
4.3 Hasil Penelitian..................................... ....................................... 40
4.3.1 Uji Paired Sample t-test.................................... ................ 40
4.4 Pembahasan.................................................................................. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ................................................................................. 44
5.2 Saran .......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46


LAMPIRAN .................................................................................................... 48

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Data BUMDes di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang


Bedagai ............................................................................................ 7
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin ...................... 33

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan umur ................................... 34

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir.............. 35

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan pendapatan perbulan .......... 36

Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis usaha.......................... 37

Tabel 4.6 Pengelolaan BUMDes diKecamatan Perbaungan ........................... 39

Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Sebelum dan Sesudah BUMDes ............................ 40

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kurva Surplus dan Surplus Konsumen ..................................... 21


Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ................................................................ 22

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Hasil Uji T-Statistik (paired simple t-test)

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otonomi daerah pada prinsipnya merupakan bagian sistem politik yang

memberi peluang bagi warga negara untuk menyumbangkan daya

kreativitas.Otonomi daerah merupakan kebutuhan dalam era globalisasi dan

reformasi.Tanpa otonomi daerah, masyarakat kesulitan menghadapi perdagangan

bebas yang mulai berlaku.Elemen penting otonomi desa adalah adanya

kewenangan desa. Kewenangan desa merupakan hak yang dimiliki desa untuk

mengatur secara penuh urusan rumah tangga sendiri. Kewenangan ini dapat

diartikan jika Pemerintah Desa adalah unsur utama penyelenggaran pemerintahan

desa tanpa intervensi dari pihak manapun. Kewenangan desa tersebut meliputi

kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintah Desa. Pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan

masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat

desa.

Pembangunan desa harus diupayakan agar dapat meningkatkan kualitas

hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang diperlukan untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat desa adalah dengan mendirikan

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak

kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan

pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari

keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal (barang dan jasa) ke pasar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

Dalam menjalankan usahanya, prinsip efisiensi dan efektivitas harus selalu

ditekankan. BUMDes sebagai badan hukum, dibentuk berdasarkan tata

perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan kesepakatan yang terbangun

di masyarakat desa. Maka bentuk BUMDes dapat beragam di setiap desa di

Indonesia. Ragam bentuk ini sesuai dengan karakteristik lokal, potensi dan

sumber daya yang dimiliki masing-masing desa.

Menurut Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (2007), Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat

dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan

dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Sebagai salah satu lembaga

ekonomi yang beroperasi dipedesaan, BUMDes harus memiliki perbedaan dengan

lembaga ekonomi pada umumnya. Ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja

BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan

kesejahteraan warga desa. Disamping itu, supaya tidak berkembang sistem usaha

kapitalistis di pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-nilai

kehidupan bermasyarakat.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah

merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan

secara kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dan

sustainable. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan

badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif,efisien, profesional dan mandiri.

Untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan

(produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes. Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan

tidak memberatkan masyarakat, mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa

yang paling dominan dalam menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini juga

dituntut mampu memberikan pelayanan kepada non anggota (di luar desa) dengan

menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat

mekanisme kelembagaan atau tata aturan yang disepakati bersama, sehingga tidak

menimbulkan distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang dijalankan

oleh BUMDes.

Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, desa merupakan agen

pemerintah terdepan yang dapat menjangkau kelompok sasaran riil yang hendak

disejahterakan, yaitu dengan membentuk suatu badan usaha yaitu Badan Usaha

Milik Desa yang sesuai dengan permendagri nomor 39 tahun 2010 tentang badan

usaha milik desa, yang menyebutkan bahwa: “untuk meningkatkan kemampuan

keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi

masyarakat pedesaan, didirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa”.

Badan usaha milik desa ini usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh

pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh

pemerintah desa dan masyarakat. Pembentukan badan usaha milik desa ini juga

berdasarkan pada Permendagri nomor 39 tahun 2010 pada bab II tentang

pembentukan badan usaha milik desa. Pembentukan ini berasal dari pemerintah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

kabupaten/kota dengan me-netapkan peraturan daerah tentang pedoman tata cara

pembentukan dan pe-ngelolaan BUMDes.

Selanjutnya pemerintah desa membentuk BUMDes dengan peraturan desa

yang berpedoman pada peraturan daerah. Peraturan daerah tersebut akan muncul

dengan adanya Undang-undang nomor 12 tahun 2008 perubahan atas Undang-

undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang menyebutkan

bahwa: “dalam rangka mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan

agar mampu melahirkan kepemimpinan daerah yang efektif dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, persamaan, keadilan, dan kepastian hukum

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Dengan mengacu pada undang-undang tersebut, maka dengan adanya

kepemimpinan daerah yang efektif maka peraturan daerah juga akan baik, seperti

yang telah dijadikan pedoman oleh Pemerintah Desa Landungsari yaitu pada

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 20 Tahun 2006 tentang Badan Usaha

Milik Desa (bumdes) yang menjadi acuan dalam pembentukan badan usaha milik

desa yang ada di Landungsari. Kemudian dibentuklah Peraturan Desa Nomor 2

Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa. Sehingga,

keberadaan desa baik sebagai lembaga pemerintahan maupun sebagai entitas

kesatuan masyarakat hukum adat menjadi sangat penting dan strategis.

Sebagai lembaga pemerintahan, desa merupakan ujung tombak pemberian

layanan kepada masyarakat. Sedangkan sebagai entitas kesatuan masyarakat

hukum, desa merupakan basis system kemasyarakatan bangsa Indonesia yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

sangat kokoh sehingga dapat menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan

sistempolitik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam yang stabil dan dinamis.

Sehingga desa merupakan miniature dan sample yang sangat baik untuk

mengamati secara seksama interaksi antara pemerintah dengan masyarakatnya.

Dan melalui desa inilah badan usaha milik desa dapat diselenggarakan dengan

mengacu pada peraturan desa yang didasarkan pada peraturan daerah. BUMDes

ini diharapkan juga mampu menstimulasi dan menggerakkan roda perekonomian

di pedesaan. Aset ekonomi yang ada di desa harus dikelola sepenuhnya oleh

masyarakat desa. Substansi dan filosofi BUMDes harus dijiwai dengan semangat

kebersamaan dan self help sebagai upaya memperkuat aspek ekonomi

kelembagaannya. Pada tahap ini, BUMDes akan bergerak seirama dengan upaya

meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli desa, menggerakkan kegiatan

ekonomi masyarakat di mana peran BUMDes sebagai institusi payung dalam

menaungi. Upaya ini juga penting dalam kerangka mengurangi peran free-rider

yang seringkali meningkatkan biaya transaksi dalam kegiatan ekonomi

masyarakat melalui praktek rente Nurcholis, (2011, h.88).

Melihat posisi badan usaha milik desa ini dalam menghadapi realitas arus

desak intervensi modal domestik dan asing yang kini menjadikan desa sebagai

sasaran pengembangan usaha sangat keras sekali, disamping itu badan usaha milik

desa ini hanya bermodal tak seberapa jika dibandingkan dengan swasta bermodal

besar maka posisi badan usaha milik desa ini tak dapat dibandingkan. Dengan

sumberdaya alam yang dimiliki oleh desa, hal ini sangat rawan sekali terjadi

intervensi modal dan pasar di pedesaan. Kehadiran badan usaha milik desa ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

sendiri akan menjadi penangkal bagi kekuatan korporasi asing dan nasional.

Diharapkan badan usaha milik desa ini mampu menggerakkan dinamika ekonomi

desa, dan sebagai perusahaan desa.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Desa Nomor 4 tahun 2015

tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha

Milik Desa. Peraturan ini menjadi pedoman bagi daerah dan desa dalam

pembentukan dan pengelolaan BUMDes. BUMDes sebagai badan usaha, seluruh

atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan desa, karena itu, pengembangan BUMDes

merupakan bentuk penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa serta

merupakan alat pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis

potensi yang ada di desa, lebih dari itu BUMDes menjadi tulang punggung

perekonomian pemerintahan desa guna mencapai peningkatan kesejahteraan

warganya (kompas.com, 2015).

Berdasarkan data Kementerian Desa tercatat sebanyak 1.022 BUMDes telah

berkembang di seluruh Indonesia, yang tersebar di 74 kabupaten, 264 kecamatan,

dan 1022 desa. Kepemilikan BUMDes terbanyak berada di Jawa Timur dengan

287 BUMDes dan Sumatera Utara dengan 173 BUMDes (kompas.com, 2015).

Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

(BPMPD) menyebutkan jumlah BUMDes yang ada di Kabupaten Serdang

Bedagai sebanyak 31 (harian.analisadaily.com, 2016) dan di Kecamatan

Perbaungan sebanyak 5 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

Tabel 1.1
Data BUMDes di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

PRODUK PERDE
NAMA UNIT MODAL
NO DESA UNGGULA S BUM PADesa
BUM Desa USAHA AWAL
N Desa
PASAR NOMO
DESA PENGELOL R1
PENGELOL AAN TAHUN
1 MELATI II MELATI AAN DESA IRIGASI 2015 832,263,000
AIR
IRIGASI
PERLENGK NOMO
DELI JASA APAN R2
MUDA SEWA PESTA TAHUN 249,712,000
2 HILIR HIDAYAH TERNAK 2015
TERNAK KAMBING 683,962,000
NOMO
DELI DELI R4
MUDA MUDA TERNAK TAHUN
3 HULU MANDIRI TERNAK LEMBU 2016 510,000,000

ADOLINA JASA ALAT NOMO


4 ADOLINA JAYA SEWA PESTA DAN R 05
TAHUN
2016 355,000,000 1,150,000
KEYBOARD
NOMO
R 02
TANJUNG ANUGRA TERNAK TERNAK TAHUN
5 BULUH H LEMBU LEMBU 2016 347,713,000
PERLENGK
APAN
PESTA
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
KabupatenSerdangBedagai, 2017

Sementara itu terkait dengan peraturan daerah atau peraturan desa sebagai

payung hukum BUMDes, diketahui sampai saat ini telah diterbitkan sebanyak 45

peraturan daerah dan 416 peraturan desa yang mengatur tentang pembentukan dan

pengelolaan BUMDes (kompas.com, 2015).

Perbaungan merupakan salah satu dari 17 Kecamatan di Kabupaten Serdang

Bedagai dengan 24 desa dan 4 kelurahan.Posisinya persis langsung berbatasan

dengan Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah 111,620 km2. Tahun 2016,

jumlah penduduk di Kecamatan Perbaungan mencapai berjumlah 103,296 jiwa

dengan 24,252 kepala keluarga (BPS Kabupaten Serdang Bedagai, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Mengingat pentingnya badan usaha milik desa bagi masyarakat desa untuk

mengembangkan ekonomi desa, maka di tetapkan desa memperoleh bantuan

keuangan dari pemerintah kabupaten/kota yaitu berupa dana desa yang di salurkan

kepada BUMDes guna untuk mengembangkan ekonomi desa di Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan adanya BUMDes maka

diharapkan ekonomi desa dapat berkembang dilihat dari tingkat pendapatan

masyarakat desa dan penyerapan tenaga kerja masyarakat desa. BUMDes ada

karena adanya kegagalan pasar yang terjadi, maka dari itu pemerintah membentuk

BUMDes sebagai bentuk pemerintah untuk mengembangkan potensi desa dan

mengembangkan ekonomi desa.

Adapun alasan peneliti untuk meniliti BUMDes dikarenakan memiliki

pengaruh yang signifikan bagi pengembangan ekonomi desa.Maka dari itu,

peneliti tertarik untuk memilih judul tentang “Pengaruh BUMDes Terhadap

Pengembangan Ekonomi Desa di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi permasalahan adalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh sebelum dan sesudah adanya BUMDes terhadap

pengembangan ekonomi desa di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai?

2. Bagaimana pengelolaan BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh sebelum dan sesudah adanya BUMDes

terhadap pengembangan ekonomi desa di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Untuk mengetahui pengelolaan BUMDes terhadap pengembangan ekonomi

desa di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai .

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti tentang Pengaruh

BUMDes Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa di Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lainnya yang akan membahas

tentang Pengaruh BUMDes Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai di suatu daerah

lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 BUMDes

BUMDes merupakan institusi yang dibentuk oleh pemerintah desa serta

masyarakat mengelola institusi tersebut berdasarkan kebutuhan dan ekonomi desa.

BUMDes dibentuk berlandaskan atas peraturan perundang-undang yang berlaku

atas kesepakatan antar masyarakat desa. Tujuan BUMDes adalah meningkatkan

dan memperkuat perekonomian desa. BUMDes memiliki fungsi sebagai lembaga

komersial melalui penawaran sumberdaya lokal yang bertujuan untuk mencari

keuntungan dan lembaga sosial melalui kontribusi penyediaan pelayanaan sosial

yang berpihak pada kepentingan masyarakat. BUMDes telah memberikan

kontribusi positif bagi penguatan ekonomi di pedesaan dalam mengembangkan

perekonomian masyarakat (Alkadafi, 2014).

Ciri utama BUMDes yang membedakan lembaga komersial lain (Pusat Kajian

Dinamika Sistem Pembangunan, 2007) adalah (1) Badan usaha merupakan milik

desa dan pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama; (2) Modal usaha

sebesar 51% berasal dari dana desa dan 49% berasal dari dana masyarakat; (3)

Operasionalisasi dilakukan berdasarkan pada falsafah bisnis berbasis budaya

lokal; (4) Potensi yang dimiliki desa dan hasil informasi pasar yang tersedia

menjadi dasar untuk menjalankan bidang usaha; (5) Laba yang diperoleh

BUMDes dipergunakan untuk upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan

masyarakat berdasarkan peraturan yang telah disusun; (6) Fasilitas ditunjang oleh

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11

Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Pemerintah desa; dan (7) Pelaksanaan

operasionalisasi BUMDes diawasi secara bersama oleh Pemerintah Desa, BPD

beserta anggota.

2.1.1.1 Teori Kelembagaan

Kelembagaan (institution) adalah organisasi atau kaidah formal maupun informal

yang dibentuk untuk mengatur perilaku dan tindakan masyarakat tertentu pada

kegiatan sehari-hari maupun tindakan-tindakan pencapaian usaha (Mubyarto,

2000). Erani dalam Alkadafi (2014) menjelaskan bahwa predikat yang diberikan

pada kelembagaan adalah sebagai suatu kerangka hukum atau hak-hak alamiah

yang mengatur tindakan masing-masing individu yang bernilai tambahan ataupun

berbentuk suatu kritik terhadap ilmu ekonomi klasik dan memiliki hubungan

dengan perilaku-perilaku ekonomi.

Definisi kelembagaan dapat dipilah dalam dua klasifikasi (Erani dalam Alkadafi,

2014). Kelembagaan jika dilihat dari prosesnya merupakan upaya merancang pola

interaksi antar pelaku ekonomi agar dapat melakukan kegiatan transaksi.

Kelembagaan memiliki tujuan untuk menciptakan efisiensi ekonomi berdasarkan

pada politik dan social antar pelaku dan struktur kekuasaan ekonomi.

BUMDes sebagai institusi baru di tingkat desa memiliki peluang dan tantangan.

Oleh karena itu, tata kelola BUMDes harus disusun sehingga mampu bersaing dan

membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian mereka. Institusi yang

baik memiliki prinsip atau aturan yang mendukung jalannya organisasi dan

terdapat bidang pekerjaan yang tercakup yang digambarkan oleh struktur

organisasi pendirian BUMDes perlu menyeimbangkan penguatan aturan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

tatakelola dan regulasi. Dasar hukum yang lemah dapat menjadikan BUMDes

rentan akan konflik.

2.1.1.2 Dasar Hukum BUMDes

1. UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa

2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

3. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmingrasi No. 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan,

dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa

4. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 10 Tahun 2016

tentang Desa

2.1.2 Pengelolaan BUMDes

BUMDes adalah suatu bentuk partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

didirikan berdasarkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDesa. BUMDes

didirikan pula atas pertimbangan penyaluran inisiatif masyarakat desa,

pengembangan potensi desa, pengelolaan, pemanfaatan potensi desa, pembiayaan

dan kekayaan pemerintah desa yang diserahkan untuk dikelola oleh BUMDes.

BUMDes memiliki tujuan yang jelas dan direalisasikan dengan menyediakan

layanan kebutuhan bagi usaha produktif diutamakan untuk masyarakat desa yang

tergolong kelompok miskin, mengurangi adanya praktek rentenir dan pelepasan

uang. Selain itu pula tujuan didirikan BUMDes adalah menciptakan pemerataan

lapangan usaha sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat (Ridlwan, 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Prinsip-prinsip dalam mengelola BUMDes (Ridlwan, 2014), adalah (1)

Kooperatif, adanya partisipasi keseluruhan komponen dalam pengelolaan

BUMDes dan mampu saling bekerja sama dengan baik; (2) Partisipatif,

keseluruhan komponen yang ikut terlibat dalam pengelolaan BUMDes diharuskan

memberikan dukungan serta kontribusi secara sukarela atau tanpa diminta untuk

meningkatkan usaha BUMDes; (3) Emansipatif, keseluruhan komponen yang ikut

serta dalam pengelolaan BUMDes diperlakukan seimbang tanpa membedakan

golongan, suku, dan agama; (4) Transparan, seluruh kegiatan yang dilaksanakan

dalam pengelolaan BUMDes dan memiliki pengaruh pada kepentingan umum

harus terbuka dan segala lapisan masyarakat mengetahui seluruh kegiatan

tersebut; (5) Akuntabel, keseluruhan kegiatan secara teknis maupun

administrative harus dipertanggungjawabkan; dan (6) Sustainabel,masyarakat

mengembangkan dan melestarikan kegiatan usaha dalam BUMDes.

2.1.3 Surplus Konsumen

Menurut Kusumawardani et al (2012:143) surplus konsumen yaitu kelebihan atau

perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang

dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan

pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau

mengkonsumsikan jumlah barang tersebut (Samuelson dan Nordhaus:2003).

2.1.4 Surplus Produsen

Surplus produsen adalah jumlah yang dibayarkan oleh penjual untuk sebuah

barang dikurangi dengan biaya produksi barang tersebut (Mankiw et al : 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

2.1.4.1 Konsep Surplus Produsen dan Surplus Konsumen

Surplus produsen adalah area di atas kurva penawaran dan di bawah garis harga

pada pasar bersaing sempurna, sedangkan surplus konsumen adalah area di bawah

kurva permintaan dan di atas garis harga. Surplus produsen merupakan konsep

yang sekilas (anologius) dengan surplus konsumen, jika produsen menjual barang

dengan harga di atas harga pasar maka produsen akan memperoleh sebesar

kelebihan harga yang diterima oleh produsen (Lipsey dkk. 1995). Surplus

produsen juga merupakan jumlah uang pembayaran yang diterima penjual

dikurangi dengan biaya yang dipikulnya. Surplus produsen berkaitan dengan

kurva penawaran (Mankiw,1998 dalam Desnita,2005).

Menurut Sukirno (1981) konsep surplus produsen dan konsumen dapat

digambarkan secara grafik seperti berikut.

Gambar 2.1
Kurva Surplus Produsen dan Surplus Konsumen

Surplus konsumen mengukur selisih antara nilai total kosumen bersedia

membayar semua unit yang dikonsumsi dari suatu komoditi tertentu, dengan

jumlah pembayaran yang harus dilakukannya untuk membeli sejumlah komoditi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

tersebut. Surplus konsumen untuk setiap unit yang dikonsumsi merupakan

perbedaan antara harga pasar dengan harga maksimum yang mampu dibayar oleh

konsumen untuk memperoleh setiap unitnya (Sukirno, 1981). Surplus konsumen

merupakan ukuran yang baik bagi kesejahteraan ekonomi konsumen, sehingga hal

ini harus selalu diingat oleh para pembuat kebijakan untuk merumuskan suatu

kebijakan bagi kepentingan para konsumen.

2.1.5 Pengembangan Ekonomi Desa

Pembangunan pedesaan sangat diperlukan karena sebagian besar penduduk

Indonesia, yaitu sebesar 60%, melakukan pertanian sebagai mata pencaharian,

dan mereka tinggal di pedesaan (Jayadinata dan Pramandika, 2006:1).

Pembangunan atau pengembangan pedesaan (‘rural development’), menurut

Mosher, dapat mempunyai tujuan: 1. Pertumbuhan sector pertanian, 2. Integrasi

nasional, yaitu membawa seluruh penduduk suatu Negara ke dalam pola utama

kehidupan yang sesuai, 3.Keadilan ekonomi, yakni bagaimana pendapatan itu di

bagi-bagi kepada seluruh penduduk (Jayadinata dan Pramandika, 2006:1).

Menurut Fellmann, pengertian pembangunan atau pengembangan adalah: 1)

mengubah sumber daya alam dan manusia suatu wilayah atau negeri sehingga

berguna dalam produksi barang. 2) melaksanakan pertumbuhan ekonomi,

modernisasi, dan perbaikan, dalam tingkat produksi barang (materi) dan konsumsi

(Jayadinata dan Pramandika, 2006:1).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Maksud dari pembangunan pedesaan adalah menghilangkan atau mengurangi

berbagai hambatan dalam kehidupan sosial-ekonomi, seperti kurang pengetahuan

dan keterampilan, kurang kesempatan kerja, dan sebagainya. Akibat berbagai

hambatan tersebut, penduduk wilayah pedesaan umumnya miskin (Jayadinata dan

Pramandika, 2006:1).

Dalam pembangunan pedesaan dan perkotaan, yang dikembangkan adalah sumber

dayanya. Menurut Spencer dan Thomas, sumber daya adalah setiap benda, hasil,

sifat atau keadaan yang dihargai bilamana produksi, proses, dan penggunaannya

dapat dipahami. Sumber daya menurut White terdiri atas dua macam: 1) Sumber

daya alam, 2) Sumber daya manusia, yang meliputi kebudayaan (Jayadinata dan

Pramandika, 2006:31).

2.1.5.1 Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun)

atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau

berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Mulyadi S., 2003:58).

Teori Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan pekerja merupakan

kesempatan dan bukan suatu masalah.Kelebihan pekerja satu sector akan

memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor

lain. Ada dua struktur di dalam perekonomian Negara berkembang, yaitu sector

kapitalis modern dan subsisten terbelakang. Menurut Lewis sector subsisten

terbelakang tidak hanya terdiri dari sector pertanian, tetapi juga sektor informal

seperti pedagang kaki lima dan pengecer koran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Sektor subsisten terbelakang mempunyai kelebihan penawaran pekerja dan tingkat

upah relative murah daripada sector kapitalis modern. Lebih murahnya biaya upah

pekerja asal pedesaan akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha di perkotaan

untuk memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern

perkotaan. Selama berlangsungnya proses industrialisasi, kelebihan penawaran

pekerja di sector subsisten terbelakang akan diserap. Bersamaan dengan

terserapnya kelebihan pekerja di sector industri modern, maka pada suatu saat

tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Selanjutnya peningkatan upah ini akan

mengurangi perbedaan/ ketimpangan tingkat pendapatan antara perkotaan dan

pedesaan. Dengan demikian menurut Lewis, adanya kelebihan penawaran pekerja

tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaiknya kelebihan

pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan

asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sektorsubsistenkesektorkapitalis modern

berjalan lancer dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi “terlalu

banyak” (Mulyadi S., 2003:58 dan 59).

2.1.5.2 Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Menurut Sukirno (2006:47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima

oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara. 2)

Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan

nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan

oleh suatu Negara dalam satu tahun (blog khairil anwar, 2011).

Menurut Susilowati dkk (2002) sumber pendapatan sebagian besar rumah tangga

di pedesaan tidak hanya dari satu sumber, melainkan dari beberapa sumber atau

dapat dikatakan rumah tangga melakukan diversifikasi pekerjaan atau memiliki

aneka ragam sumber pendapatan (blog khairil anwar, 2011).

Menurut Kasryno (2000) bagi rumah tangga pedesaan yang hanya menguasai

faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya

kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat upah yang diterima. Kedua

faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga kerja pedesaan. Kesempatan

kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi pertanian, produksi barang dan jasa

non-pertanian di pedesaan, pertumbuhan angkatan kerja dan mobilitas tenaga

kerja pedesaan. Di sektor pertanian, besarnya kesempatan kerja dipengaruhi oleh

luas lahan pertanian, produktivitas lahan, intensitas dan pola tanam, serta

teknologi yang diterapkan. Disektor non-pertanian kesempatan kerja ditentukan

oleh volume produksi, teknologi dan tingkat harga komoditi. (blog khairil anwar,

2011).

2.2 Penelitian Terdahulu

Nugroho (2015), melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Penerapan dan

Dampak Program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) di Desa Babadan Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Tulungagung (Periode Mei 2014–April 2015)”. Variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

dalam penelitian ini adalah BUMDes, Lembaga Keuangan Masyarakat, Rumah

Tangga Miskin (RTM). Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif

dengan pendekatan fenomenologi . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan program ini telah berhasil mengatasi permasalahan masyarakat

pedesaan Babadan tentang kebutuhan modal masyarakat terutama untuk kategori

rumah tangga miskin paling tidak selama tahun terakhir periode Mei 2014 sampai

2015 April dengan unit usaha dianggap sangat Komunitas yang sangat membantu

kebutuhan modal untuk ekonomi pedesaan dan masyarakat dapat diangkat secara

bertahap.

Agunggunanto,dkk (2016), melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Desa Mandiri Melalui Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)”.

Variabel dalam penelitian ini adalah BUMDes, ekonomi kelembagaan,

pembangunan desa mandiri, tata kelola.Metode yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi BUMDes di

Kabupaten Jepara sudah berjalan sesuai dengan tujuan pembentukan BUMDes

dan mampu membantu meningkatkan perekonomian desa. Namun masih terdapat

kendala dalam pengelolaan BUMDes di beberapa daerah seperti jenis usaha yang

dijalankan masih terbatas, keterbatasan sumber daya manusia yang mengelola

BUMDes dan partisipasi masyarakat yang rendah karena masih rendahnya

pengetahuan mereka.

Kurniawan (2016), melakukan penelitian dengan judul “Peranan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut

Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Tahun 2015)”.Variabel dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

penelitian ini adalah Peranan BUMDes Dalam peningkatan pendapatan asli Desa.

Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam

peningkatan pendapatan asli Desa sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator,

Dinamisator mengalami peningkatan. Peranan BUMDes Desa Lanjut sudah

melakukan tugas sesuai dengan acuan BUMDes tersebut, tetapi terjadi tidak

sesuai dengan yang di inginkan.hanya meningkat Rp. 3.940.000 saja.

2.3 Kerangka Konseptual

Objek dari penelitian ini adalah BUMDes di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai. Spesifikasi dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh

sebelum dan sesudah adanya BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Berdasarkan pemikiran tersebut perlu diteliti pengelolaan BUMDes yang telah

diberikan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dengan

menganalisis secara deskripsi kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparan,

akuntabel, sustainabel. Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk meningkatkan

pengembangan ekonomi masyarakat desa Kecamatan Perbaungan yang memiliki

BUMDes dengan menganalisis pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga

kerja masyarakat desa dengan adanya BUMDes, sehingga pengembangan

ekonomi masyarakat desa di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

dapat tercapai dengan adanya peningkatan ekonomi masyarakat di Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, hal ini dapat dilihat pada Kerangka

Konseptual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

BUMDes

sebelum sesudah

Pengembangan Ekonomi Desa

Penyerapan Tenaga Kerja

Pendapatan Masyarakat

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis pokok penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk rumusan masalah yang pertama Ditolak yaitu menjelaskan

bahwa terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dengan adanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa di Kecamatan

Perbaungan.

2. Sedangkan untuk rumusan masalah yang kedua tidak memakai

hipotesis karena tidak diuji, hanya observasi di lapangan dengan

mendeskripsikan pengelolaan badan milik desa terhadap pengembangan

ekonomi desa di Kecamatan Perbaungan saja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh BUMDes terhadap

pengembangan ekonomi desa di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada desa yang memiliki BUMDes di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yaitu desa Melati II, Deli

Muda Hilir, Deli Muda Hulu, Adolina dan Tanjung Buluh. Alasan pemilihan

Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lokasi penelitian karena merupakan daerah

pemekaran Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, dan beberapa desa di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan salah satu

daerah yang memiliki BUMDes serta telah terjadi pengembangan ekonomi

masyarakat desa di Kecamatan Perbaungan dengan adanya BUMDes. Penelitian

ini berlangsung dari bulan Maret sampai dengan selesai.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Data Primer. Menurut

Azuar Juliandi dan Irfan (2013:66), Data Primer merupakan data mentah yang

diambil oleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna

kepentingan penelitiannya, dan data tersebut sebelumnya tidak ada. Contoh data

primer, adalah data yang dikumpulkan melalui instrumen: wawancara/interviu,

angket/kuisioner, pengamatan/observasi.

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengamatan

langsung di lapangan dan wawancara dengan pihak aparatur desa serta

penyebaran kuisioner kepada masyarakat, studi dokumentasi di Kantor Kepala

Desa, dan BUMDes.

3.4 Jenis Analisis Data

Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif

menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2006) adalah suatu bentuk tradisi

tertentu pada ilmu sosial yang berdasarkan pada pengamatan terhadap manusia

baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan menginterpretasikan suatu keadaan,

peristiwa, obyek atau segala sesuatu terkait variabel-variabel yang dapat

dijelaskan dengan angka-angka maupun kata-kata.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Masalah penting dalam penelitian adalah masalah populasi dan sampel

sebagai dua hal yang berkaitan. Peneliti mungkin tidak bermaksud melakukan

penelitian kepada seluruh elemen, anggota atau unsur di dalam sebuah wilayah

pengamatan, tetapi memfokuskan diri hanya kepada sebagian dari anggota

populasi. Dengan demikian populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang

ada dalam sebuah wilayah penelitian, sedangkan sampel adalah wakil-wakil dari

populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat desa yang memiliki

BUMDes di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yaitu berjumlah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

17991 jiwa dengan 4307 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar hanya 5 (lima)

desa/kelurahan yaitu Adolina, Melati II, Tanjung Buluh, Deli Muda Hulu dan Deli

Muda Hilir.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja sesuai

dengan persyaratan sampel yang diperlukan (purposive sampling). Dimana

penelitian ini mengambil syarat yaitu masyarakat yang berdomisili di 5 Desa yaitu

: Desa Adolina, Desa Melati II, Desa Deli Muda Hulu, Desa Deli Muda Hilir, dan

Desa Tanjung Buluh, adapun beberapa sampel dari sejumlah masyarakat yang

berdomisili di Kecamatan Perbaungan dengan menentukan banyak sampel yang

akan diteliti yang akan di sesuaikan dengan banyaknya jumlah masyarakat yang

ikut di Badan Usaha Milik Desa terkhusus di Kecamatan Perbaungan. Dengan

Rumus:

N n = JumlahSampel
𝑛
N+1 d
N = Jumlahpopulasi

d = Presisi 10 %

Dengandemikianbesarnyasampelsebagaiberikut:

1. = 0,967 digenapkan menjadi 10 sampel

2. = 0,97 digenapkan menjadi 10 sampel

3. = 0,95 digenapkan menjadi 10 sampel

4. = 0,97 digenapkan menjadi 10 sampel

5. = 0,96 digenapkan menjadi 10 sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

Jadi jumlah sampel dari 5 desa di jumlah kan menjadi 50 responden

Sampel responden diambil secara acak (purposive random sampling).

Pengambilan sampel secara acak adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana

seluruh anggota/elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan

sebagai sampel. Dengan kata lain tidak ada diskriminasi dalam pengambilan

sampel, siapa saja dari anggota populasi dapat dipilih untuk menjadi sampel

penelitian.

3.6 Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer ,digunakan teknik kuesioner yang

disebarkan secara langsung kepada responden penelitian. Dalam hal ini

masyarakat responden penelitian dapat memilih jawaban sesuai dengan kondisi

objektif apa adanya dari pengamatan mereka terhadap objek yang diteliti. Selain

itu, digunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan data dengan pihak-pihak

yang terlibat dalam mendapatkan informasi tentang pengaruh sebelum dan

sesudah adanya BUMDes dengan pengembangan ekonomi desa di lokasi

penelitian seperti Aparatur Desa dan pengelolaan BUMDes.

Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari instansi

terkait yaitu Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Serdang

Bedagai yang telah dipublikasikan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai.Untuk lebih melengkapi pemaparan hasil penelitian, digunakan rujukan

dan referensi lainnya yang relevan, misalnya dari laporan hasil penelitian seperti

jurnal,buku-buku yang diperoleh dari perpustakaan dan publikasi terkait lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

3.7 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis pengelolaan BUMDes di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai digunakan analisis deskriptif.

Untuk menguji pengaruh BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa

di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai digunakan uji analisis

beda rata-rata untuk sampel berpasangan (paired samples test t test), dengan

menggunakan program komputer SPSS 22.

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji beda rata-rata untuk sampel

berpasangan/berhubungan (paired samples test t test),

a. Diterima Ho jika nilai probabilitas (Sig) > 0.05

b. Ditolak Ho jika nilai probabilitas (Sig) < 0.05

Dimana, Diterima Ho apabila tidak ada pengaruh sebelum dan sesudah

dengan adanya BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa di Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan, Ditolak Ho apabila ada

pengaruh sebelum dan sesudah dengan adanya BUMDes terhadap pengembangan

ekonomi desa di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Sedangkan pengaruh BUMDes terhadap penyerapan tenaga kerja

menggunakan analisis deskriptif dengan melihat perkembangan jumlah tenaga

kerja yang terserap dengan adanya BUMDes.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

3.8 Definisi dan Batasan Operasional

Menurut Soehardi Sigit (1999), definisi operasional merupakan penjelasan

tentang bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh

data atau indikator yang menunjukkan indikator yang dimaksud. Dengan kata lain,

definisi operasional adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-

variabel (kasus) tersebut di dunia nyata atau di lapangan, dengan merumuskan

secara pendek dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran (Widayat dan

Amirullah, 2002:23).

a) Variabel dependen

Untuk menyamakan tentang variabel-variabel yang digunakan,maka penulis

memberikan batasan defenisi operasional, sebagai berikut:

Merupakan variabel yang sering disebut dengan variabel yang terkait yaitu

variabel yang disebabkan atau dipengaruhi karena adanya variabel bebas/variabel

independen. Adapun variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

1. BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan desa.

b) Variabel independen

Merupakan variabel yang menjelaskan atau yang mempengaruhi variabel

lain. Adapun variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengembangan Ekonomi Desa adalah 1) mengubah sumber daya alam dan

manusia suatu wilayah atau negeri sehingga berguna dalam produksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

barang. 2) melaksanakan pertumbuhan ekonomi, modernisasi, dan

perbaikan, dalam tingkat produksi barang (materi) dan konsumsi

(Jayadinata dan Pramandika, 2006:1). Maksud dari pembangunan

pedesaan adalah menghilangkan atau mengurangi berbagai hambatan

dalam kehidupan sosial-ekonomi, seperti kurang pengetahuan dan

keterampilan, kurang kesempatan kerja, dan sebagainya. Akibat berbagai

hambatan tersebut, penduduk wilayah pedesaan umumnya miskin

(Jayadinata dan Pramandika, 2006:1).

2. Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-

64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga

mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut

(Mulyadi S., 2003:58).

3. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas

prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,

bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1)

Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara.

2) Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang

harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang

siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3)

Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun (blog khairil

anwar, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Kecamatan Perbaungan terletak di Kabupaten Serdang Bedagai

Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 111,620 km2 terdiri dari 28

Desa/Kelurahan, yaitu: Adolina, Melati II, Tanjung Buluh, Sei Buluh, Sei

Sijenggi, Deli Muda Hulu, Melati 1, Citaman Jernih, Batang Terap,

Simpang Tiga Pekan, Kota Galuh, Tualang, Bengkel, Deli Muda Hilir,

Tanah Merah, Lubuk Bayas, Sei Naga Lawan, Lubuk Rotan, Kesatuan,

Lidah Tanah, Pematang Tatal, Lubuk Dendang, Suka Beras, Cinta Air,

Pematang Sijonam, Lubuk Cemara, Jambur Pulau, Suka Jadi.

Kecamatan Perbaungan dari permukaan Laut + 0 - 65 meter, adapun

batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin ;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pegajahan; Sebelah Timur

berbatasan dengan Kecamatan Teluk Mengkudu; Sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang.

Lokasi penelitian terletak di 5 desa yang berada di Kecamatan

Perbaungan yaitu di desa Adolina, desa Melati II, desa Deli Muda Hilir,

desa Deli Muda Hulu, dan desa Tanjung Buluh. Karena 5 desa tersebut yang

hanya memiliki BUMDes.

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Karakteristik Responden

Sebelum masuk pada analisis data sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam definisi operasional penelitian, ada baiknya terlebih dahulu

mengetahui sampel penelitian yang dalam hal ini sekaligus merupakan

responden dari penelitian. Adapun responden dari penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 45 90

2 Perempuan 5 10

Jumlah 50 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2017

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 50 orang responden dalam

penelitian ini terdapat 90% responden laki-laki yang bekerja dengan adanya

BUMDes dan 10% responden perempuan yang juga bekerja dengan adanya

BUMDes.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

jumlah
61-70 tahun, 2 20-30 tahun, 6

31-40 20-30 tahun


51-60 tahun, 15
tahun, 9
31-40 tahun
41-50 tahun

41-50 tahun, 18 51-60 tahun


61-70 tahun

Sumber: Kuesioner Tahun 2017

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang bekerja dengan

adanya BUMDes yang paling banyak adalah yang berumur 41-50 tahun

(36%), kemudian dilanjutkan dengan yang berumur 51-60 tahun (30%),

kemudian dilanjutkan dengan yang berumur 31-40 tahun (18%), kemudian

dilanjutkan dengan yang berumur 20-30 tahun (12%) dan yang paling

sedikit adalah yang berumur 61-70 tahun (4%). Ini menunjukkan bahwa

responden yang bekerja dengan adanya BUMDes adalah yang masih berusia

produktif dan masih banyak tanggungan keluarga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

1 SD 10 20

2 SMP 8 16

3 SMA 28 56

4 Sarjana 4 8

Jumlah 50 100

Sumber: Kuesioner Tahun 2017

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang bekerja dengan

adanya BUMDes yang paling banyak adalah yang memiliki pendidikan

terakhir dibangku SMA (56%), kemudian disusul yang berpendidikan SD

(20%) , kemudian disusul yang berpendidikan SMP (16%) dan yang paling

sedikit adalah yang tamatan Sarjana (8%). Ini menunjukkan bahwa orang

tua sudah cukup memperjuangkan pendidikan untuk anak-anaknya pada

masa mereka untuk dapat sampai pada tingkat SMA.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per bulan Sebelum
dan Sesudah dengan adanya BUMDes

No. Inisial Responden Sebelum adanya BUMDes Sesudah adanya BUMDes

1 IR Rp 0 Rp 400.000

2 SE Rp 0 Rp 400.000

3 AL Rp 0 Rp 400.000

4 TH Rp 0 Rp 400.000

5 YE Rp 0 Rp 400.000

6 SR Rp 0 Rp 400.000

7 WA Rp 0 Rp 400.000

8 YO Rp 0 Rp 400.000

9 SU Rp 0 Rp 400.000

10 RI Rp 0 Rp 400.000

11 HA Rp 20.000.000 Rp 20.800.000

12 SU Rp 3.000.000 Rp 3.800.000

13 SU Rp 1.700.000 Rp 2.200.000

14 NA Rp 2.000.000 Rp 2.500.000

15 MU Rp 3.000.000 Rp 3.500.000

16 SU Rp 3.000.000 Rp 3.500.000

17 AR Rp 2.500.000 Rp 3.000.000

18 SU Rp 4.000.000 Rp 4.500.000

19 SU Rp 1.700.000 Rp 2.200.000

20 SU Rp 1.700.000 Rp 2.200.000

21 RU Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

22 ZA Rp 1.200.000 Rp 1.200.000

23 HA Rp 2.500.000 Rp 2.500.000

24 HU Rp 1.700.000 Rp 1.700.000

25 MA Rp 1.500.000 Rp 2.100.000

26 AG Rp 1.500.000 Rp 2.100.000

27 AI Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

28 PA Rp 2.500.000 Rp 2.500.000

29 DE Rp 2.500.000 Rp 2.500.000

30 SA Rp 2.000.000 Rp 2.000.000

31 SU Rp 2.500.000 Rp 2.500.000

32 DA Rp 2.300.000 Rp 2.300.000

33 IR Rp 2.300.000 Rp 2.300.000

34 EK Rp 1.300.000 Rp 2.300.000

35 SA Rp 700.000 Rp 700.000

36 KA Rp 2.300.000 Rp 3.300.000

37 MA Rp 2.300.000 Rp 2.300.000

38 WA Rp 2.300.000 Rp 2.300.000

39 JO Rp 2.300.000 Rp 2.300.000

40 MI Rp 2.300.000 Rp 2.300.000

41 BA Rp 2.000.000 Rp 2.100.000

42 GE Rp 2.000.000 Rp 2.100.000

43 SY Rp 2.500.000 Rp 2.600.000

44 JH Rp 1.800.000 Rp 1.900.000

45 MI Rp 2.600.000 Rp 2.700.000

46 SA Rp 1.800.000 Rp 1.900.000

47 PR Rp 2.000.000 Rp 2.100.000

48 SU Rp 2.000.000 Rp 2.100.000

49 AB Rp 2.000.000 Rp 2.100.000

50 RA Rp 2.200.000 Rp 2.300.000

Sumber: Kuesioner Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pendapatan/bulan responden

sebelum dan sesudah dengan adanya BUMDes nomor 1-10 lokasinya berada

di desa Adolina, nomor 11-20 lokasinya berada di desa Melati II, nomor 21-

30 lokasinya berada di desa Deli Muda Hilir,nomor 31-40 lokasinya berada

di desa Deli Muda Hulu dan nomor 41-50 lokasinya berada di desa Tanjung

Buluh.

Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

No Jenis Usaha Jumlah Persentase(%)


1 Pengelolaan Air Irigasi 10 20
2 Jasa Sewa Perlengkapan Pesta 10 20
3 Ternak Kambing 10 20
4 Ternak Lembu 10 20
5 Ternak Lembu 10 20
Jumlah 50 100
Sumber: Kuesioner Tahun 2017

Berdasarkan hasil yang sudah diolah, maka dapat dilihat karakteristik

responden berdasarkan jenis usaha pada tabel 4.5 diatas jenis usaha yang

diteliti sangat beragam dengan jumlah 4 jenis usaha. Pemilihan jenis usaha

ini dilakukan secara acak tidak ada unsur kesengajaan di dalam menentukan

jenis usaha yang dijadikan sampel. Berdasarkan table diatas dapat dilihat

jenis usaha yang bergerak di bidang ternak lembu dan ternak kambing,

pengelolaan irigasi dan jasa sewa peralatan pesta dari total keseluruhan

sama rata di sekitar Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

4.2.2 Badan Usaha Milik Desa

4.2.2.1 Badan Usaha Milik Desa

Di Kecamatan Perbaungan, badan usaha milik desa adanya

hanya di 5 desa saja yaitu di desa Adolina, desa Melati II, desa Deli

Muda Hilir, desa Deli Muda Hulu dan desa Tanjung Buluh. Dengan

demikian, di 5 desa tersebut berbeda-beda jenis usahanya tergantung

kebutuhan dasar desa tersebut. Maka dari dari hasil data primer, jenis

usaha di desa Adolina terdapat jenis usaha jasa sewa alat pesta,

kemudian desa Melati II terdapat jenis usaha pengelolaan irigasi,

kemudian di desa Deli Muda Hilir terdapat jenis usaha jasa sewa

perlengkapan pesta dan ternak kambing, kemudian di desa Deli Muda

Hulu terdapat jenis usaha ternak lembu, dan desa Tanjung Buluh

terdapat jenis usaha ternak lembu. Badan usaha milik desa tersebut di

bangun, karena adanya kegagalan pasar sehingga terbentuklah badan

usaha milik desa. Karena tujuan utamanya adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui potensi sumber daya yang ada.

Dengan demikian, surplus produsen akan meningkat dan begitu pula

dengan surplus konsumen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

4.2.2.2 Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

Tabel 4.6
Pengelolaan BUMDes di Kecamatan Perbaungan

Desa Desa
Desa Desa
Pengelolaan Desa Deli Deli
No Melati Tanjung
BUMDes Adolina Muda Muda
II Buluh
Hilir Hulu

1 Kooperatif Baik Baik Baik Baik Baik

2 Partisipatif Baik Baik Baik Baik Baik

3 Baik Baik Baik Baik Baik


Emansipatif
4 Baik Baik Baik Baik Baik
Transparan
5 Baik Baik Baik Baik Baik
Akuntabel
6 Sustainabel Baik Baik Baik Baik Baik

Sumber: Kuesioner Tahun 2017

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa pengelolaan BUMDes

di Kecamatan Perbaungan memiliki pengelolaan yang baik dari segi

kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparan, akuntabel, dan

sustainabel.

4.2.2.3 Hambatan Menjalankan Usaha

1. Kurangnya sumber daya manusia,

2. Karena adanya usaha ternak maka rentan akan penyakit

yang menyebabkan kematian.

3. Karena adanya penyewaan peralatan pesta maka kurang

lengkapnya alat-alat penyewaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

4.2.2.4 Manfaat Badan Usaha Milik Desa

1. Meningkatnya pendapatan masyarakat.

2. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1Uji Paired Samples t-test

Paired samples t-test digunakan untuk menunjukkan dua sampel data

yang berpasangan. Pada uji ini menggunakan sampel yang sama, namun

diberi perlakuan yang berbeda. Peneliti ingin membandingkan data sebelum

dan sesudah.Variabel dalam penelitian ini meliputi sebelum adanya

BUMDes dan sesudah adanya BUMDes. Hasil olah data Paired Samples T-

test dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Table 4.6
Hasil Uji Beda Sebelum dan Sesudah dengan adanya BUMDes

Mean T Sig (2 tailed)


Sebelum 2050000,00
-6,925 0.000
Sesudah 2326000,00
Sumber : data primer yang diolah

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa nilai t hitung sebelum dan sesudah

dengan adanya BUMDes adalah -6,925 dengan probabilitas (Sig) 0.000.

Adapun ketentuan pengambilan keputusan didasarkan pada beberapa

ketentuan sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho = Tidak terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dengan adanya

BUMDes.

Ha = Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dengan adanya BUMDes.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Kriteria keputusan:

a. Terima Ho jika nilai probabilitas (Sig) > 0.05

b. Tolak Ho jika nilai probabilitas (Sig) < 0.05

Diketahui nilai t-hitung sebelum dan sesudah adanya BUMDes adalah

-6,925 dengan probabilitas (Sig) 0.000. Karena probabilitas (Sig) 0.000<

0.05 maka Ho Ditolak artinya terdapat pengaruh sebelum dan sesudah

dengan adanya BUMDes. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa dengan adanya BUMDes sangat berpengaruh

terhadap pengembangan ekonomi desa.

4.4 Pembahasan

Uji beda saling berpasangan adalah model untuk mengetahui pengaruh

variabel independen yaitu pengembangan ekonomi desa yaitu dilihat dari

peningkatan pendapatan masyarakat sesudah adanya badan usaha milik desa

terhadap variabel dependen yaitu badan usaha milik desa yaitu dilihat dari

peningkatan pendapatan masyarakat sebelum adanya badan usaha milik desa.

Perhitungan statistik dalam uji beda saling berpasangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer yang mendukung,

dalam hal ini menggunakan program SPSS 22.

Bahwasanya sesuai dengan teori, maka badan usaha milik desa di

Kecamatan Perbaungan merupakan lembaga yang modal usahanya lebih banyak

dari pemerintahan desa yaitu 100% dana desa yang berasal dari APBN (Anggaran

Pendapatan Belanja Negara) sebesar Rp 2.978.650.000. Keuntungan yang

diperoleh badan usaha milik desa di Kecamatan Perbaungan dipergunakan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan anggota berdasarkan peraturan

yang telah disusun serta pengelolaan badan usaha milik desa sudah dikelola

dengan baik

Berdasarkan penyerapan tenaga dengan adanya badan usaha milik desa di

Kecamatan Perbaungan sekitar 100 jiwa dari populasi masyarakat di Kecamatan

Perbaungan sekitar 17991 jiwa dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 2.000.000

sebelum adanya badan usaha milik desa sedangkan pendapatan rata-rata sesudah

adanya badan usaha milik desa sebesar Rp 2.700.000 berarti keuntungan yang

dihasilkan sebesar 0,7% maka surplus konsumen disebabkan adanya manfaat dan

sangat puasnya bagi konsumen yang mengkonsumsi barang dan jasa yang

dihasilkan oleh badan usaha milik desa dan surplus produsen disebabkan karena

adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh badan usaha milik desa dengan

modal yang kecil akan mendapatkan keuntungan bagi produsen sesuai dengan teri

permintaan dan teori penawaran dan menurut teori Lewis (1959) bahwa

bersamaan dengan terserapnya kelebihan pekerja di sektor industri modern, maka

pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Selanjutnya

peningkatan upah ini akan mengurangi perbedaan/ketimpangan tingkat

pendapatan antara perkotaan dan pedesaan. Dengan demikian adanya penawaran

pekerja tidak memberikan masalah pada pembangunan eknomi. Dan menurut

Kasryono (2000) kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi

pertanian, produksi barang dan jasa non-pertanian di pedesaan, pertumbuhan

angkatan kerja dan mobilitas tenaga kerja pedesaan, serta pendapatan ditentukan

oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat upah yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

diterima. Dengan begitu sudah sesuai dengan tujuan badan usaha milik desa yaitu

lembaga yang menciptakan pemerataan lapangan usaha sekaligus meningkatkan

pendapatan masyarakat sehingga terwujud pengembangan ekonomi desa di

Kecamatan Perbaungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh BUMDes Terhadap

Pengembangan Ekonomi Desa di Kecamatan Perbaungan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Hasil uji statistik menunjukkan 0,000 maka (Sig. 0,000< α toleransi 0,05).

Dengan demikian diperoleh hasil yaitu Ho ditolak yang menjelaskan bahwa

terdapat perbedaan sebelum dan sesudah adanya BUMDes yang dihitung

berdasarkan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah adanya BUMDes

artinya berpengaruh terhadap pengembangan ekonomi desa di Kecamatan

Perbaungan.

b. Pengelolaan BUMDes sudah dikelola dengan baik berdasarkan Peraturan

Desa demi mensejahterakan masyarakat desa di Kecamatan Perbaungan.

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan pada penelitian ini, maka

adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Perlu edukasi dan perlu di bangunnya badan usaha milik desa ke

desa-desa lainnya yang belum memiliki badan usaha milik desa di

daerah lain selain di Kecamatan Perbaungan supaya

pengembangan ekonomi desa terwujud dan terlaksana dengan baik

sehingga dapat mensejahterakan masyarakat desa di setiap daerah.

2. Perlu penyempurnaan dalam pengelolaan badan usaha milik desa di

Kecamatan Perbaungan agar lebih banyak lagi mendapatkan

keuntungan bagi masyarakat desa dan pengembangan ekonomi

desa dapat lebih baik lagi bagi masyarakat desa di Kecamatan

Perbaungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Amirullah,Widayat, 2002. Riset Bisnis, Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta.

S.,Mulyadi, 2003. Ekonomi sumber daya manusia dalam perspektif, Jakarta:PT


Raja Grafindo Persada.

Jugiyanto, 2004.Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-


Pengalaman, Yogyakarta:BPFE

Jayadinata,T. Johara dan Pramandika, 2006. Pembangunan desa dalam perenca-


naan, Bandung:Penerbit ITB.

PKDSP (Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan), 2007. Panduan Pendirian


dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).Malang: Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya.

Juliandi,Azuar dan Irfan, 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu


Bisnis, Bandung:Citapustaka Media Perintis.

Kusumawardani,Iwang dan Iis, 2012, “Analisis Surplus Konsumen dan Surplus


Produsen Ikan Segar di Kota Bandung (Studi Kasus di Pasar Induk
Caringin)”. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol.3,No.4, Desember 2012 :
143, ISSN : 2088-3137.

Nugroho,Dendhi Agung, 2015. “Evaluasi Penerapan dan Dampak Program Badan


Usaha Milik Desa (BUMDES) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Rumah Tangga Miskin (RTM) di Desa Babadan Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Tulungagung (Periode Mei 2014–April 2015)”. JESP,Vol. 7,
No 2 : 79-84,ISSN 2086-1575.

Agunggunanto,dkk, 2016. “Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pengelolaan


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)”, Jurnal Dinamika Ekonomi dan
Bisnis, Volume 3 Nomor 1, hal 67-81.

Badan Pusat Statistik, 2016. Kecamatan Perbaungan dalam angka


2016,Kabupaten Serdang Bedagai:Badan Pusat Statistik.

https://serdangbedagaikab.bps.go.id/frontend/linkTabelStatis/view/id/60

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Kurniawan,Ade Eka, 2016. “Peranan Badan Usaha MilikDesa (BUMDes) Dalam


Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut Kecamatan Singkep
Pesisir Kabupaten LinggaTahun 2015)”, Jurnal Ilmu Pemerintahan,
Umroh.

Artikel detail.http://dppka.bangkabaratkab.go.id/Pages/ArtikelDetail.aspx?id_ be
rita=4543d49d-3160-43f9-b35a-42310942a6d9. Diakses 02 Oktober
2012.
Berita tentang Badan Usaha Milik Desa Memperkuat Ekonomi
Desa.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/26/190837926/Bad
an.Usaha.Milik.Desa.Memperkuat.Ekonomi.Desa. Diakses 26 Oktober
2015.

Berita tentang BUMDesa Sergai Terbaik Nasional.http://harian.


analisadaily.com/sumut/news/bumdesa-sergai-terbaik-nasional/ 271450 /
2016/11/15.Diakses 15 November 2016.

Blog Khairil Anwar. http://khairilanwarsemsi.blogspot.co.id/2011/12


/pendapatan- masyarakat.html.Diakses 30 Desember 2011.

http://www.keuangandesa.com/2015/09/landasan-hukum-pendirian-badan-usaha-
milik-desa/. Diakses 9 September 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH BUMDes TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI DESA DI

KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari

Warga Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Di Tempat

Dengan hormat,

Berkenaan dengan adanya penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan

judul “PENGARUH BUMDes TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI

DESA DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI” , saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan waktu sejenak

untuk mengisi angket ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai

dengan kode etik penelitian, maka semua data dan informasi dijamin

kerahasiaannya. Bapak/ibu tidak perlu berpikir terlalu rumit, saya berharap

bapak/ibu akan menjawab dengan lebih leluasa sesuai dengan pengetahuan,

pengamatan, pendapat dan harapan bapak/ibu mengenai pengaruh yang terjadi

karena adanya badan usaha milik desa terhadap pengembangan ekonomi desa di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Saya harap bapak/ibu

menjawab dengan jujur dan terbuka. Saya sangat menghargai segala partisipasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan ketulusan bapak/ibu dalam menjawab kuesioner ini dan saya sangat

mengucapkan banyak terima kasih atas semua kerja samanya.

Petunjuk Pengisian

1. Isilah Identitas Responden dengan data diri bapak/ibu dengan benar dan

lengkap pada tempat yang telah disediakan.

2. Setiap nomor dalam kuesioner ini berisi pertanyaan dan 2 (dua) pilihan

jawaban. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pandangan bapak/ibu .

3. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan jangan sampai ada

nomor yang terlewatkan.

4. Jika setiap nomor dalam kuesioner ini berisi pertanyaan tanpa ada 2 (dua)

pilihan jawaban,maka isilah kuesioner jawaban sesuai dengan pandangan

bapak/ibu.

Hormat Saya,

(ANDRIANI SARI)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


I. Identitas desa

Nama Desa :
Luas wilayah :

II. Lain-lain
1. Berapa anggaran BUMDes yang di terima di desa ini?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

2. Apakah anggaran BUMDes sudah efektif digunakan di desa ini?


.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

3. Jenis usaha apa saja yang terdapat di BUMDes di desa ini?


.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

4. Apa saja program BUMDes untuk mengembangkan ekonomi desa ini?


.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

5. Bagaimana pengaruh yang terjadi sebelum adanya BUMDes di desa


ini?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Bagaimana pengaruh yang terjadi setelah adanya BUMDes di desa
ini?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

6. BUMDes digunakan untuk apa saja untuk mengembangkan ekonomi


di desa ini?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

7. Apakah dengan adanya BUMDes, masyarakat desa sangat terbantu?


(a). Ya (b). Tidak
Bila Ya, dari segi apa? Contohnya?

.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

8. Bagaimana pengelolaan BUMDes ini agar berjalan secara efektif?


.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

9. Bagaimana pertanggungjawaban BUMDes di desa ini?


.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10. Bagaimana perencanaan BUMDes di desa ini?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

11. Bagaimana pelaksanaan BUMDes di desa ini?


.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

12. Adakah campur tangan stakeholder dalam pengelolaan BUMDes di


desa ini?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

13. Apakah ada hambatan yang bapak/ibu hadapi dalam menjalankan


usaha ini?
(a).Ya (b). Tidak
Bila Ya, Sebutkan hambatan-hambatan tersebut.
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

14. Apakah dengan adanya BUMDes,pendapatan masyarakat desa


meningkat?
(a).Ya (b). Tidak
Bila Ya, Sebutkan berapa persen peningkatannya.

.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


.................................................................................................................
....................

15. Apakah dengan adanya BUMDes, tenaga kerja masyarakat desa


terserap?
(a).Ya (b). Tidak
Bila Ya, Sebutkan berapa banyak yang terserap.

.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

16. Berapa keuntungan yang di dapat setiap bulannya dengan adanya


BUMDes?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................

TERIMA KASIH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH BUMDes TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI DESA DI

KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari

Warga Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Di Tempat

Dengan hormat,

Berkenaan dengan adanya penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan

judul “PENGARUH BUMDes TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI

DESA DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI” , saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan waktu sejenak

untuk mengisi angket ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai

dengan kode etik penelitian, maka semua data dan informasi dijamin

kerahasiaannya. Bapak/ibu tidak perlu berpikir terlalu rumit, saya berharap

bapak/ibu akan menjawab dengan lebih leluasa sesuai dengan pengetahuan,

pengamatan, pendapat dan harapan bapak/ibu mengenai pengaruh yang terjadi

karena adanya badan usaha milik desa terhadap pengembangan ekonomi desa di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Saya harap bapak/ibu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjawab dengan jujur dan terbuka. Saya sangat menghargai segala partisipasi

dan ketulusan bapak/ibu dalam menjawab kuesioner ini dan saya sangat

mengucapkan banyak terima kasih atas semua kerja samanya.

Petunjuk Pengisian

1. Isilah Identitas Responden dengan data diri bapak/ibu dengan benar dan

lengkap pada tempat yang telah disediakan.

2. Setiap nomor dalam kuesioner ini berisi pertanyaan,maka isilah kuesioner

jawaban sesuai dengan pandangan bapak/ibu dan jangan sampai ada nomor yang

terlewatkan.

Hormat Saya,

(ANDRIANI SARI)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


I. Identitas diri
No. Responden :

Nama/ umur : / tahun (L/P)

Alamat/kec :

Pekerjaan :

Pendidikan : a. Tidak pernah sekolah d. SMA

b.SD e. Sarjana

c. SMP

Jumlah tanggungan : orang

II. Jenis pekerjaan dan rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah adanya
badan usaha milik desa

PERTANYAAN TAHUN 2015 TAHUN 2017


Nama Pekerjaan

Berapa pendapatan rata-


rata perbulan dari
pekerjaan responden

TERIMA KASIH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3

Hasil Uji T – Statistik (paired simple t-test)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 2050000,00 50 2776229,274 392618,109

Sesudah 2326000,00 50 2844099,513 402216,410

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 50 ,995 ,000

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the Sig.

Difference (2-
Std. Std. Error tailed
Mean Deviation Mean Lower Upper t df )

Pai Sebelu
- - - -
r1 m- 281801,78 39852,79 4
276000,00 356087,18 195912,81 6,92 ,000
Sesuda 3 0 9
0 1 9 5
h

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai