Disusun oleh :
Azizahtul Iqna
Kelas : XI IPA 2
SMAN 1 BATU
AMPAR
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, karena atas rahmat dan hidayah - Nya, kiranya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Dampak Pembakaran Bahan Bakar”.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, Penulis menyadari banyak menemukan
kesulitan, terutama dalam pengumpulan data, yang disebabkan kurangnya pengetahuan
dan pengalaman yang Penulis miliki. Namun dengan bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan walaupun mungkin jauh dari
kesempurnaan, sehingga tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
karya tulis ilmiah ini, baik secara materi maupun non – materi.
Akhir kata dari Penulis, semoga penulisan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
baik para siswi pada khususnya, maupun bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1Dampak pembakaran terhadap lingkungan
2.1.1 Dampak terhadap udara dan iklim
2.1.2 Dampak terhadap perairan
2.1.3 Dampak terhadap tanah
2.1.4 Dampak terhadap kesehatan
2.1.5 Dampak terhadap ekonomi
2.2 Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak
terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil)
membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna
membentuk karbon monoksida dan uap air. Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana:
C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) ΔH = -2924,4 kJ
Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak sempurna
menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi
bahan bakar. kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas
karbon monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna
akan mencemari udara.
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan
kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi
manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan
alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara
langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan
dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-
zat pencemar yang berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya
kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan
oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana
transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan
rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta,
Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan
sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa
kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx
sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa
dampak negatif penggunaan bahan bakar fosil terhadap manusia dan lingkungan:
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Pembakaran Terhadap Lingkungan
2.1.1 Dampak terhadap udara dan iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan
asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran
bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari
proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara,
sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi
ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan
asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat.
Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil
dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan
asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk
pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di
dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan
(karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas
NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan
kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat,
sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut
menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu
atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan
permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.
Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang
sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan
dari gas bumi hanya 1,5 ton.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, pembakaran bahan bakar ini memiliki banyak sekali dampak negative
dibanding dengan dampak positif. Diantara dampak negative yang akan timbul akibat
pembakaran ini adalah dampak terhadap udara seperti udara yang semakin kotor akibat
banyak polutan, sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan, juga tumbuhan.
Kemudian tanah akan semakin asam, sehingga tumbuhan akan sulit untuk tumbuh, air
pun akan tercemar. Atau dapat disimpulkan bahwa hal tersebut dapat mengganggu
kelanggsungan hidup makhluk hidup.