Anda di halaman 1dari 16

TUDUHAN PERZINAHAN DAN PENCEMARAN NAMA BAIK

Dosen Pengampu: Muhammad Taisir, M.Ag

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

CHENRUANG : 190101044
L. ALUNG ARTA JAYA : 190101046
ISMAYANTI : 190101048

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nimat, taufik dan hidayahnnya.Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “TUDUHAN PERZINAHAN DAN PENCEMARAN NAMA BAIK”, dengan
baik dan tepat pada waktunya serta tidak ada halangan apapun dalam menyelesaikan makalah
ini.

Makalah ini telah selesai dikerjakan dengan semaksimal mungkin berkat kerjasama
dan bantuan teman kelompok serta bimbingan dari Bapak pula.Oleh karena itu, terima kasih
banyak kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari bahwasanya masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam makalah ini baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat,
maupun isi.Dengan hal itu, maka dengan rendah hati kami memohon bimbingannya agar bisa
lebih baik lagi kedepannya.Sekian dan terima kasih semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Pengertian Penuduhan Perzinahan dan Pencemaran Nama Baik....................................6

B. Dasar Hukum Penuduhan Perzinahan..............................................................................6

C. Tujuan Ditetapkannya Hukum Penuduhan Perzinahan...................................................7

D. Sanksi Hukum Tuduhan Perzinahan................................................................................8

E. Tuduhan perzinahan Dalam Hukum Positif Indonesia..................................................10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................12

A. Simpulan........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan menuduh seseorang sebagai pemerkosa atau penzina adalah kesalahan
yang serius dalam Islam. Malahan Islam membuat kehormatan pada salah satu dari lima
kebutuhan dasar yang mesti dijaga dalam Islam. Manakala sesuatu tuduhan zina pada
seseorang tanpa barang bukti adalah salah satu dari tujuh dosa besar. Hal ini disebutkan
dalam al-Qur’an surat an-nur ayat 23;

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah


lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab
yang besar”.

Berkaitan dengan perbuatan ini, Nabi Muhammad s.a.w. bersabda dalam hadits
dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim juga agar kaum muslimin
sangat berhati-hati dalam melemparkan tuduhan keji atau tuduhan zina. Sehingga hukum
hududpun seharusnya ditinggalkan tanpa adanya bukti dan saksi yang sahih.

Artinya : “Tinggalkan hudud karena perkara-perkara yang syubhat atau yang


masih samar-samar”.

Dan ayat diatas juga membebaskan Aisyah RA dari tuduhan zina.

“'Aisyah berkata: Ketika turun ayat yang membebaskanku (dari tuduhan


melakukan penyelewengan), Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di atas
mimbar. Lalu beliau menuturkan hal itu dan membaca al-Qur'an.Setelah turun beliau
memerintahkan dua orang laki-laki dan seorang perempuan agar dipukul dengan
cambuk.Riwayat Ahmad dan Imam Empat.Bukhari juga memberikan isyarat.1

1
fatchul, Makalah Qadzaf, dalam http://blitarq-doel.blogspot.com/2012/11/makalah-qadzaf.html?m=1,
diakases pada tanggal 26 Februari tahun 2021, pukul 20.53
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian penuduhan perzinahan dan pencemaran nama baik?


2. Apa dasar hukum penuduhan perzinahan?
3. Apa tujuan ditetapkannya hukum penuduhan perzinahan?
4. Bagaimana sanksi hukum tuduhan perzinahan?
5. Bagaimana tuduhan perzinahan dalam hukum positif Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penuduhan Perzinahan dan Pencemaran Nama Baik


Qadzaf menurut bahasa yaitu ram’yu syain berarti melempar sesuatu. Sedangkan
menurut istilah syara’ adalah melempar tuduhan (wath’i) zina kepada orang lain yang
karenanya mewajibkan hukuman had bagi tertuduh (makdzuf).

Sejalan dengan beratnya hukuman bagi pelaku jarimah zina, hukum Islam juga
mengancamkan hukuman yang tak kalah beratnya bagi seseorang yang melakukan
tuduhan berzina kepada orang lain. Hukuman tersebut tidak dijatuhkan ketika tuduhannya
mengandung kebohongan.Namun, apabila tuduhannya dapat dibuktikan kebenarannya,
maka jarimah qadzaf itu tidak ada lagi dan di jatuhkan kepada orang yang
menuduh.Artinya, bila si penuduh tak dapat membuktikan tuduhannya karena lemahnya
pembuktian atau kesaksiannya, hukuman qadzaf dijatuhkan bagi si penuduh.

Suatu prinsip dalam fiqih Jinayah bahwa barang siapa menuduh orang lain dengan
sesuatu yang haram, maka wajib atasnya membuktikan tuduhan itu. Apabila ia tak dapat
membuktikan tuduhan itu, maka ia wajib dikenai hukuman.2

Secara umum pencemaran nama baik (Defamation) adalah tindakan mencemarkan


nama baik seseorang dengan cara menyatakan sesuatu baik melalui lisan atau tulisan,
dimana lisan yaitu pencemaran nama baik yang diucapkan dan secara tulisan yaitu
pencemaran yang dilakukan dengan tulisan.3

B. Dasar Hukum Penuduhan Perzinahan


Dasar Jarimah Qadzaf adalah firman Allah:

ٓ
َ ‫وا لَهُ ْم َش ٰهَ َدةً َأبَدًا ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ْٱل ٰفَ ِسقُون‬ ۟ ُ‫وا بَأرْ بَ َع ِة ُشهَدَٓا َء فَٱجْ لِدُوهُ ْم ثَ ٰمنِينَ َج ْل َدةً َواَل تَ ْقبَل‬
َ
۟
ِ ُ‫ت ثُ َّم لَ ْم يَْأت‬
ِ َ‫ص ٰن‬
َ ْ‫َوٱلَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْٱل ُمح‬

“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina)


dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh
2
http://kumpulanmakalah123.blogspot.com/2014/03/qadzaf-menuduh-zina.html?m=1, diakses pada
tanggal 26 Februari 2021, pukul 20.59
3
Andini Febriyanti, Pencemaran Nama Baik Yang Sering Terjadi di Media Sosial, dalam
https://www.kompasiana.com/andinifebriyanti/5e7741b4097f36226e1e15c3/pencemaran-nama-baik-yang-
sering-terjadi-di-sosial-media, diakses pada tanggal 26 Februari 2021, pukul 21.38
itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya.dan mereka Itulah orang-orang yang fasik.”(QS. An-Nuur : 4)

Dalam surat An-Nuur ayat 23, Allah berfirman :

ِ ‫ت ْال ُمْؤ ِمنَا‬


‫ت لُ ِعنُوا فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة َولَهُ ْم َع َذابٌ َع ِظي ٌم‬ ِ ‫ت ْالغَافِاَل‬ َ ْ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْال ُمح‬
ِ ‫صنَا‬

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang


lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi
mereka azab yang besar” (QS. An-Nuur : 23)4

C. Tujuan Ditetapkannya Hukum Penuduhan Perzinahan


Semua hukum yang berlaku di dunia selalu memiliki tiga aspek dalam penerapan
sanksinya, yaitu prepentif, represif dan rehabilitatif. Aspek prepentif dimaksudkan untuk
mencegah agar orang tidak melakukan dan mengulangi kejahatan dan orang lain yang
belum melakukan kejahatan agar tidak berbuat kejahatan. Aspek represif merupakan
penindakan terhadap pelaku kejahatan, mengakkan supremasi hukum dan memberikan
hukuman terhadap pelakunya sesuai dengan kejahatannya.

Sedangkan rehabilitatif merupakan upaya pembinaan agar kejahatan yang sama


tidak diulangi oleh penjahat bila ia masih hidup, atau membina orang yang belum berbuat
kejahatan agar mereka tidak melakukan kejahatan. Ketiga aspek ini berlaku secara
integral dalam setiap hukum, dimana setiap upaya prepentif selalu diiringi dengan upaya
represif jika kejahatan terjadi, dan dilanjutkan dengan upaya rehabilitatif jika pelaku
kejahatan masih hidup.

Tujuan hukuman terhadap pelaku zina ini ada dua bentuk, yaitu fisik dan fisikis.
Hukuman yang bersifat fisik adalah hukuman cambuk atau dera, yang akan menimbulkan
rasa sakit dan menimbulkan kengerian bagi pelaku dan masyarakat yang melihatnya.
Hukuman yang bersifat fsikis yaitu pelaku zina diberi malu dengan dihukum dihadapan
orang banyak, demikian juga bagi orang yang belum melakukan zina akan berpikir
panjang untuk melakukan zina karena akan mendapatkan siksaan yang pedih dan rasa

4
http://kumpulanmakalah123.blogspot.com/2014/03/qadzaf-menuduh-zina.html?m=1, diakses pada
tanggal 26 Februari 2021, pukul 21.53
malu yang besar, sehingga rusaklah nama baiknya dan jatuhlah harga dirinya dimata
masyarakat.5

D. Sanksi Hukum Tuduhan Perzinahan


Berzina termasuk salah satu dosa besar yang memiliki hukuman had.
Konsekuensi hukumannya tidak main-main.Jika pelaku zina sudah menikah, hukuman
rajam menjadi ancamannya.Beratnya hukuman zina membuat tuduhan terhadap
perbuatan ini termasuk dalam tudingan yang serius.

Zina selain berdampak pada dosa seorang hamba, juga berdampak secara sosial.
Seseorang yang berzina akan dianggap lingkungan sebagai orang yang harus dijauhi.
Perbuatan zina juga bisa menimbulkan berbagai rentetan masalah sosial lainnya. Zina
bisa menghancurkan sebuah rumah tangga, lahirnya anak hasil zina, hilangnya nasab, dan
tercemarnya nama baik keluarga.

Karena itu, dibandingkan tuduhan kejahatan dan pelanggaran lainnya, tuduhan


zina adalah sesuatu yang berat. Seseorang yang menuduh zina orang lain mesti
mengajukan bukti-bukti yang kuat dan cukup berbelit. Pada zaman Rasulullah SAW,
belum pernah didapati seorang hakim mengadili perbuatan zina.Yang ada hanya
pengakuan langsung dari pelaku yang minta untuk diberlakukan hukuman zina terhadap
dirinya.

Islam sangat menghargai privasi seseorang.Aib pada dasarnya harus dijaga. Tidak
diperkenankan menyebarluaskan aib orang lain. Kecuali memang diungkapkan dalam
peradilan demi tegaknya hukum.Apalagi, perbuatan zina cenderung dilakukan secara
tertutup sehingga amat sulit pembuktiannya.

Seperti halnya zina yang dosanya amat serius, menuding zina juga perbuatan
yang serius pula. Jika tidak terbukti, tuduhan itu justru berbalik kepada yang
menuduh.Hukuman karena menuding zina sembarangan juga siap menunggu.Islam
datang dengan menjunjung tinggi kehormatan seseorang.Maka tak heran, tudingan zina
harus memenuhi beberapa syarat dan tingkatan yang cukup banyak.

Menuduh zina dalam bahasa syariat dinamakan dengan qazaf. Secara pengertian,
qazaf bermakna melemparkan tuduhan zina kepada orang lain yang baik lagi suci atau

5
http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/mizani/article/download/57/57, diakses pada tanggal 26
Februari tahun 2021, pukul 22.10
menafikan keturunannya. Qazaf berpotensi melahirkan hukum had bagi yang dituduh jika
terbukti atau bagi penuduh jika mengada-ada. Jika ia hanya menuduh seseorang lain
mencuri, minum arak, murtad, termasuk juga mencaci yang bisa menjatuhkan
kehormatan kemudian tidak terbukti, ia hanya dikenakan hukuman takzir.

Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang melemparkan tuduhan zina kepada
perempuan-perempuan yang terpelihara kehormatannya, kemudian mereka tidak
membawa empat orang saksi, maka cambuklah mereka dengan 80 kali cambukan dan
janganlah kamu menerima penyaksiannya itu selama-lamanya, karena mereka itulah
orang-orang yang fasik." (QS an-Nur [24]:4)

Amat berat konsekuensi dan langkah yang harus dilakukan orang yang
melakukan qazaf. Ia harus memenuhi syarat yang diterima persaksiannya. Kemudian, ia
harus membawa empat saksi yang memiliki prasyarat spesifik. Jika gagal membuktikan
tuduhannya, justru sang penuduh harus diberikan hukuman had cambuk sebanyak 80
kali. Selain itu, persaksiannya di masa depan tidak akan diterima karena cacat yang
pernah ia lakukan.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi orang yang melakukann qazaf adalah
berakal, baligh, dan tidak terpaksa.Artinya, tuduhan orang gila atau anak kecil tidak
dapat diterima.Sementara orang yang dituduh juga mesti memiliki beberapa syarat.Di
antaranya beragama Islam, baligh, berakal, merdeka, dan menjaga diri dari zina.

Menurut ulama, ada tiga cara yang bisa dilakukan dalam qazaf. Pertama tuduhan
secara jelas (sharih), yakni menyebutkan tuduhan dengan perkataan yang jelas jika ia
menuding seseorang melakukan zina. Ia paham konsekuensi dari tuduhannya tersebut.

Kedua, secara kinayah atau kiasan.Tuduhannya dengan menggunakan perkataan


yang tidak langsung bermakna menuding zina.Namun, bisa diartikan jika ucapannya
tersebut adalah tudingan seseorang melakukan perbuatan zina.Ketiga dengan sindiran
(ta'ridh). Dengan ucapan yang amat bias yang belum tentu menuding seseorang
melakukan.6

6
Agung Sasongko, Hati-hati Menuduh Zina, dalam
https://www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id/amp/ozcxnz313, diakses pada tanggal 26 Februari 2021, pukil
22.32
E. Tuduhan perzinahan Dalam Hukum Positif Indonesia
Disebutkan dalam hukum positif, bahwa perbuatan zina diancam dengan
hukuman apabila perbuatan itu melanggar pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Perbuatan zina sebagaimana disebutkan dalam pasal 284 KUH Pidana diancam
dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan.

Adanya ancaman hukuman tersebut karena akan merugikan individu dan atau
mengganggu ketertiban umum. Dengan demikian diluar ketentuan yang tersebut didalam
pasal 284 KUH Pidana tersebut, yang apabila persetubuhan yang tidak sah itu dilakukan
atas dasar kerelaan masing-masing pihak maka perbuatan zina itu tidak dapat dikenai
hukuman, karena tidak ada ketentuan hukum yang mengaturnya.

Di samping itu, perbuatan zina yang diancam dengan hukuman itu merupakan
delik aduan, artinya jika pihak-pihak yang merasa dirugikan tidak mengajukan tuntutan,
maka kepada pelaku tidak dapat diambil tindakan.Dari ketentuan hukum pidana yang
dikemukakan di atas apabila dibandingkan dengan aturan Islam, maka zina yang dapat
diancam dengan hukuman penjara dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia itu
jauh berbeda dengan pengertian zina yang terdapat dalam hukum Islam.

Di dalam hukum Islam dinyatakan bahwa setiap perbuatan zina merupakan


jarimah yang diancam dengan hukuman sesuai dengan keadaan pelaku, yakni jika yang
berbuat zina itu orang belum kawin diancam dengan hukuman jilid, dan apabila yang
melakukan zina itu orang yang sudah kawin maka kepadanya diancam dengan hukuman
rajam, kemudian jika zina itu dilakukan oleh hamba (budak) maka diancam dengan
hukuman jilid lima puluh kali. Keanekaragaman di dalam hukuman zina dalam Islam ini
disebabkan perbedaan status pelaku itu sendiri.Mengenai pemberian hukuman, hukum
positif hanya memperhatikan dari segi ketenangan dan ketentraman individu atau
masyarakat saja.Jadi jika praktik zina itu tidak mengganggu maka tidak perlu dihukum.

Di dalam sistim hukum-hukum positif ternyata kurang memperhatikan dampak


negatif yang timbul sebagai akibat dari perbuatan zina itu.Kemudian dari segi sangsi
hukum, hukum positif memberikan ancaman terlalu ringan dibanding pengaruh negatif
yang akan ditimbulkan itu cukup besar.Syariat Islam dalam menentukan hukuman
terhadap pelaku jarimah sangat memperhatikan kehormatan dan keselamatan baik
individu maupun masyarakat dari kerusakan moral ummat manusia serta memperhatikan
pula bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari jarimah itu. Maka sangsi yang terdapat
dalam Islam cukup efektif untuk meneggulangi tindak pidana zina serta dapat pula
merupakan tindakan preventif bagi orang lain yang akan melakukan tindakan serupa.

Di samping efektif, juga hukuman had mengenai zina ini lebih efisien dalam
pengeluarandana dibanding dengan hukuman penjara dalam tindak pidana zina, dimana
hukuman penjara tentunya tidak sedikit dana yang akan dikeluarkan oleh negara untuk
biaya hidup nara pidana selama di dalam penjara. Disamping itu tidak mustahil mereka
yang di dalam penjara itu akanbertukar pengalaman dalam hal kejahatan yang akan
dipraktekkannya apabila mereka keluar dari penjara, meskipun di dalam masa tahanan
penjara itu terdapat bimbingan dan penyuluhan agar mereka dapat kembali menjadi
warga masyarakat yang baik dan berguna dalam masyarakat.7

7
https://media.neliti.com/media/publications/58082-ID-efektifitas-dan-efisiensi-hukuman-had-te.pdf,
diakses pada tanggal 26 Februari tahun 2021, pukul 23.10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berzina termasuk salah satu dosa besar yang memiliki hukuman had.
Konsekuensi hukumannya tidak main-main.Jika pelaku zina sudah menikah, hukuman
rajam menjadi ancamannya.Beratnya hukuman zina membuat tuduhan terhadap
perbuatan ini termasuk dalam tudingan yang serius.

Zina selain berdampak pada dosa seorang hamba, juga berdampak secara sosial.
Seseorang yang berzina akan dianggap lingkungan sebagai orang yang harus dijauhi.
Perbuatan zina juga bisa menimbulkan berbagai rentetan masalah sosial lainnya. Zina
bisa menghancurkan sebuah rumah tangga, lahirnya anak hasil zina, hilangnya nasab, dan
tercemarnya nama baik keluarga.

Karena itu, dibandingkan tuduhan kejahatan dan pelanggaran lainnya, tuduhan


zina adalah sesuatu yang berat. Seseorang yang menuduh zina orang lain mesti
mengajukan bukti-bukti yang kuat dan cukup berbelit. Pada zaman Rasulullah SAW,
belum pernah didapati seorang hakim mengadili perbuatan zina.Yang ada hanya
pengakuan langsung dari pelaku yang minta untuk diberlakukan hukuman zina terhadap
dirinya.

Suatu prinsip dalam fiqih Jinayah bahwasanya barang siapa yang menuduh orang
lain dengan sesuatu yang haram, maka wajib atasnya membuktikan tuduhan itu. Apabila
sebaliknya ia tak dapat membuktikan tuduhan itu, maka ia wajib dikenai hukuman.

Secara umum pencemaran nama baik (Defamation) adalah tindakan


mencemarkan nama baik seseorang dengan cara menyatakan sesuatu baik melalui lisan
atau tulisan, dimana lisan yaitu pencemaran nama baik yang diucapkan dari seseorang
secara langsung dan secara tulisan yaitu pencemaran yang dilakukan dengan tulisan
misalnya di media sosial dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
fatchul, Makalah Qadzaf, dalam http://blitarq-doel.blogspot.com/2012/11/makalah-
qadzaf.html?m=1, diakases pada tanggal 26 Februari tahun 2021, pukul 20.53
http://kumpulanmakalah123.blogspot.com/2014/03/qadzaf-menuduh-zina.html?m=1, diakses
pada tanggal 26 Februari 2021, pukul 20.59
Andini Febriyanti, Pencemaran Nama Baik Yang Sering Terjadi di Media Sosial, dalam
https://www.kompasiana.com/andinifebriyanti/5e7741b4097f36226e1e15c3/
pencemaran-nama-baik-yang-sering-terjadi-di-sosial-media, diakses pada tanggal 26
Februari 2021, pukul 21.38
http://kumpulanmakalah123.blogspot.com/2014/03/qadzaf-menuduh-zina.html?m=1, diakses
pada tanggal 26 Februari 2021, pukul 21.53
http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/mizani/article/download/57/57, diakses pada
tanggal 26 Februari tahun 2021, pukul 22.10
Agung Sasongko, Hati-hati Menuduh Zina, dalam
https://www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id/amp/ozcxnz313, diakses pada
tanggal 26 Februari 2021, pukil 22.32
https://media.neliti.com/media/publications/58082-ID-efektifitas-dan-efisiensi-hukuman-
had-te.pdf, diakses pada tanggal 26 Februari tahun 2021, pukul 23.10
PILIHAN GANDA MATKUL FIKIH SIYASAH DAN JINAYAH
TUDUHAN PERZINAHAN DAN PENCEMARAN NAMA BAIK

1. Apa pengertian Qadzab menurut bahasa ?


a. Mengeluarkan
b. Menangkap
c. Melempar
d. Melempar sesuatu
e. Menarik

Jawab : D

2. Surah dibawah ini yang menjelaskan tentang dasar jarimah qadzab, adalah ?
a. QS. An-Nur : 13
b. QS. Al-Baqarah : 183
c. QS. An-Nur : 4
d. QS. Al-Maidah : 45
e. QS. Al-Imran :190

Jawab : C

3. Sebutkan syarat yang harus dipenuhi orang yang melakukan qadzab !


a. Baligh
b. Berakal
c. Terpaksa
d. Tidak terpaksa
e. Jawaban a, b, dan d benar

Jawab : E

4. Ada berapa bentuk tujuan hukuman terhadap pelaku zina ?


a. 2
b. 4
c. 1
d. 5
e. 3

Jawab : A

5. QS. An-Nur ayat 23 menjelaskan tentang hukum …. ?


a. Pergaulan bebas
b. Pancung
c. Rajam
d. Menccuri
e. Tuduhan perzinahan

Jawab : E
6. Sanksi hukum bagi pelaku tuduhan perzinahan terhadapa perempuan baik-baik
adalah ?
a. Qishas
b. Diasingkan
c. Didera sebanayak 80 kali
d. Cambuk 100 kali
e. Cambuk 5 kali

Jawab : C

7. ‫ت‬ َ ْ‫ ِإ َّن الَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْال ُمح‬....,apa lanjutan dari ayat ini
ِ ‫صنَا‬
a. ‫َظي ٌم‬ ِ ‫َولَهُ ْم َع َذابٌ ع‬
b. ‫فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة‬
c. ‫وا لَهُ ْم‬ ۟ ُ‫َواَل تَ ْقبَل‬
d. ‫ت‬ ِ ‫ت ْال ُمْؤ ِمنَا‬ ِ ‫ْالغَافِاَل‬
e. ‫هُ ُم ْٱلفَ ِسقُون‬ٰ

Jawab : E

ِ َ‫ص ٰن‬
8. Apa arti dari ayat berikut ‫ت‬ َ ْ‫َوٱلَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْٱل ُمح‬
a. Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
b. dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi
c. Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera
d. dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya.
e. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik

Jawab : A

9. Penindakan terhadap pelaku kejahatan merupakan arti dari aspek ?


a. Prepentif
b. Represif
c. Rehabilitatif
d. Konstruktif
e. Inovatif

Jawab : B

10. Perzinahan yang dapat dituntut berdasarkan kuhp adalah apabila dilakukan oleh ?
a. Pelajar
b. Karyawan
c. Orang yang pernah menikah
d. Janda dan duda
e. Semua jawaban benar

Jawab : C

Anda mungkin juga menyukai