Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGAARUH FINYECH TERHADAP PERKEMBANGAN


PEREKONOMIAN MASYARAKAT

Di susun oleh :
MUHAMMAD SAMHUDI

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA FAKULTAS


SYARI’AH PRODI EKONOMI SYARI’AH TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur yang mendalam kami sampaikan kepada dzat yang
maha pemberi rahmat, taufik, hidayah serta inayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada suri tauladan umat muslim yaitu Nabi
besar Muhammad SAW, karena berkat warisan Kitab suci beliau lah yaitu Al-Qur’an dan Hdist,
sehingga kita dapat hidup dalam nafas Islam. Selanjutnya kami atas kelompok 6 Mahasiswa
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an tahun 2020-2021 menjalankan tugas semester 6 kami yaitu

membuat makalah yang berjudul ” PENGAARUH FINYECH TERHADAP


PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT” tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi
maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami,
oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................iii
A. Latar Belakang................................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................1
A. Pengertian Fintech...........................................................................................................................1
B. Jenis Jenis Fintech...........................................................................................................................1
C. Manfaat Fintech Bagi Masyarakat Di Era Modern..........................................................................2
D. Perkembangan Fintech Di Indonesia...............................................................................................4
E. Pengaruh Perkembangan Fintech Terhadap Perekonomian............................................................6
BAB III SIMPULAN.....................................................................................................................................11
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan era digital telah menyergap semua lini kehidupan, baik
interaksi sosial maupun bisnis. Berbagai inovasi selalu berkaitan dengan digital melalui
berbagai perkembangan Teknologi Informasi (TI). Tak terkecuali ranah regulasi pun
menyesuaikan diri dan berpacu dalam pengembangan Teknologi Informasi (TI), seperti
halnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengembangkan pengawasan sistem jasa
keuangan menggunakan Teknologi Informasi (TI) Based Supervision, penguatan peraturan,
perizinan dan pengawasan terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. Peranan layanan jasa
keuangan secara online dalam Teknologi Informasi (TI) dipergunakan untuk
mengembangkan industri keuangan yang melalui modifikasi dan efisiensi dalam layanan
jasa keuangan atau yang dikenal dengan sebutan Financial Technology (Fintech). Pengertian
Financial Technology diatur dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Bank Indonesia No.
19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial. Perkembangan Financial
Technology yang selanjutnya disebut dengan (Fintech) membutuhkan penanganan yang
tepat. Bahkan, OJK terus memastikan Fintech memberi peran strategis agar risikonya dapat
dikendalikan.

Saat ini kehadiran Fintech, menjadi peluang bagi pasar modal untuk menambahkan
jumlah emiten. Kondisi ini sangat baik untuk pasar modal dan juga paling siap untuk
menerima Financial Technology (Fintech), karena pasar modal sudah biasa dengan
teknologi. Fintech bisa membuat pasar modal tidak lagi eksklusif sehingga nantinya
membuka kenaikan volume transaksi. Dalam menargetkan kenaikan akses anggota bursa
kepada calon investor lebih luas dan tentu juga harapannya orang lebih banyak berinvestasi
sehingga volumenya akan naik.

Diharapkan penyedia jasa industri keuangan untuk terus meningkatkan penggunaan


teknologi keuangan yang semakin canggih. Hal ini diperuntukkan agar masyarakat bisa
dengan mudah mengakses keuangan. Mengenai pontensi penggunaan Fintech di masyarakat,
bahwa Fintech memang memiliki pontensi meningkatkan literasi finansial masyarakat,
khususnya di Indonesia. Dalam perkembangan crowdfunding merupakan satu dari sekian

iii
banyak pemanfaatan layanan keuangan di masyarakat. Ada beberapa layanan Fintech yang
akrab dipakai oleh konsumen saat ini seperti pembayaran, investasi ritel, perencanaan
keuangan, pembiayaan termasuk model – model penggalangan dana, dan lainnya.

Layanan tersebut mulai banyak dikembangkan oleh perusahaan rintisan atau start up.
Semakin hari, produknya juga kian beragam. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentu menyadari
hal ini sebagian dari pemanfaatan teknologi untuk memudahkan layanan keuangan kepada
masyarakat. Dalam satu sisi lainnya, keberadaan layanan keuangan berbasis teknologi itu
pun juga harus dimonitor agar tidak merugikan masyarakat.

Fintech cukup beragam, mulai dari pengelolaan aset, penggalangan dana, emoney,
P2P lending, payment geteway, rimittance, saham, hingga bidang asuransi. Dengan
perkembangan start up yang ada, banyak pula investor, baik dari individual maupun institusi
yang melirik perusahaan jenis ini sebagai lahan untuk berinvestasi. Keberadaan perusahaan
Teknologi Finansial atau Tekfin sebagai pendatang baru di sektor jasa keuangan di
Indonesia disambut positif, karena dinilai dapat turut berkontribusi terhadap perekonomian
nasional dan mendorong tumbuhnya alternatif pembiayaan bagi masyarakat.

Dari latar belakang diatas maka dapat ditarik latar belakang sebagai beikut:

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Fintech ?
2. Apasaja Jenis Jenis Fintech ?
3. Bagaimana Manfaat Fintech Bagi Masyarakat Di Era Modern ?
4. Bagamana Perkembangan Fintech Di Indonesia ?
5. Bagaimana Pengaruh Perkembangan Fintech Terhadap Perekonomian ?

iv
v
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Fintech

Fintech merupakan singkatan dari financial technology. Berdasarkan National


Digital Research Center (NDRC) mendefinisikan sebagai istilah yang dapat digunakan
untuk menyebut inovasi dalam bidang jasa keuangan atau finansial. Inovasi yang dimaksud
adalah inovasi finansial yang diberikan sentuhan teknologi modern. 

Sederhananya, fintech adalah jenis perusahaan di bidang jasa keuangan yang


digabungkan dengan teknologi. Bisa juga diartikan sebagai segmen di dunia startup yang
membantu untuk memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mempertajam, mengubah,
dan mempercepat berbagai aspek pelayanan keuangan. Sehingga, mulai dari metode
pembayaran, transfer dana, pinjaman, pengumpulan dana, sampai dengan pengelolaan aset
bisa dilakukan secara cepat dan singkat berkat penggunaan teknologi modern tersebut. 

Maka tidak heran jika kemudian financial technology menjadi kebutuhan yang bisa


mengubah gaya hidup seseorang, khususnya mereka yang familiar atau bergelut di bidang
keuangan dan teknologi. 

B. Jenis Jenis Fintech

Pada dasarnya, fintech memiliki banyak layanan dan produk yang bisa


dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun, berdasarkan Bank Indonesia, fintech ini terbagi
menjadi 4 jenis, yakni:

1. Peer-to-Peer (P2P) Lending dan Crowdfunding


P2P lending dan crowdfunding,dikatakanjugasebagai marketplace finansial. Platf
orm seperti ini mampu mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang memberikan dana sebagai modal atau investasi. Biasanya, proses melalui
P2P lending ini lebih praktis karena dapat dilakukan dalam satu online platform. 
2. Manajemen Risiko Investasi

1
Dalam jenis yang satu ini, Anda bisa memantau kondisi keuangan dan juga
melakukan perencanaan keuangan dengan lebih mudah dan praktis. Jenis manajemen
risiko investasi biasanya hadir dan bisa Anda akses melalui smartphone. Anda hanya
perlu memberikan data yang dibutuhkan untuk bisa mengontrol keuangan Anda. 
3. Payment, Clearing, dan Settlement
Terdapat beberapa startup finansial yang sering menyediakan payment
gateaway atau e-wallet yang mana kedua produk tersebut masih masuk dalam
kategori payment, clearing, dan settlement.
4. Market Aggregator
Jenis fintech yang saat ini mengacu pada portal yang mengumpulkan beragam
informasi terkait keuangan untuk disuguhkan ke target audiens atau pengguna.
Biasanya, fintech jenis ini berisi berbagai informasi, tips keuangan, kartu kredit, dan
investasi. Dengan adanya fintech jenis ini, diharapkan Anda dapat menyerap banyak
informasi sebelum mengambil keputusan terkait keuangan. 
C. Manfaat Fintech Bagi Masyarakat Di Era Modern
1. Meningkatkan Inklusi Keuangan di Tanah Air
Salah satu manfaat penting dari keberadaan fintech yaitu dapat menjadi
akselerator bagi inklusi keuangan di Indonesia. Inklusi keuangan sendiri dapat
didefinisikan sebagai kondisi dimana masyarakat baik sebagai individu maupun pelaku
bisnis menggunakan ataupun mengakses produk-produk keuangan seperti perbankan,
investasi, asuransi, pinjaman, teknologi finansial, dan masih banyak lagi.
Inklusi keuangan sendiri dapat ditingkatkan dengan cara mempromosikan literasi
keuangan bagi masyarakat secara luas. Di Indonesia sendiri tingkat inklusi keuangan
dari tahun ke tahun semakin meningkat. Meski begitu, persentase saat ini masih jauh
dari target yaitu pada angka 75%. Namun fintech menjadi salah satu elemen penting
yang meningkatkan inklusi keuangan tanah air.
Perusahaan financial technology memberikan kemudahan bagi masyarakat
sehingga dapat mengakses berbagai layanan keuangan secara mudah dari genggaman
tangan. Hanya bermodalkan smartphone dan jaringan internet, kini siapa saja dapat
menggunakan layanan keuangan dengan efektif serta efisien. Inklusi keuangan ini

2
dapat berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat serta performa sektor ekonomi
nasional.
2. Membantu Pelaku Bisnis Memperoleh Modal Usaha
Manfaat fintech lainnya yang tidak kalah penting yaitu memberikan bantuan bagi
para pelaku bisnis untuk memperoleh modal. Sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) yang berkembang di negara Indonesia pada umumnya mendapatkan modal
dari pinjaman bank. Untuk mendapatkan pinjaman dari bank baik milik pemerintah
maupun swasta, peminjam harus melengkapi banyak persyaratan.
Belum lagi prosesnya yang cukup panjang sehingga memakan waktu lama. Tidak
hanya itu, bunga pinjaman bank biasanya juga relatif tinggi. Hal ini tentunya dapat
memberatkan para pelaku usaha, apalagi skala usaha mereka tergolong mikro, kecil,
dan menengah. Namun permasalahan ini dapat terurai dengan hadirnya startup
financial technology.
Salah satu jenis fintech yaitu peer to peer lending adalah alternatif bagi para
pelaku UMKM untuk memperoleh modal dengan bunga rendah. Cara mendapatkannya
juga mudah, Anda hanya perlu mendaftar serta melengkapi persyaratan tanpa
meninggalkan rumah alias dengan smartphone saja.
Berikutnya Anda dapat mengajukan pinjaman kepada para calon pemberi
pinjaman yang ada di platform P2P Lending tersebut. Dengan cara ini, pinjaman untuk
modal usaha menjadi lebih praktis dan mudah dicairkan. Salah satu platform P2P
Lending yang bisa menjadi referensi adalah Modal Rakyat.
3. Memberikan Kemudahan pada Layanan Finansial
Manfaat fintech yang tidak dapat dipungkiri yaitu memberikan kemudahan
layanan finansial kepada masyarakat luas. Aktivitas yang berkaitan dengan keuangan
seperti pembayaran, transfer uang, pengajuan pinjaman, hingga investasi pada zaman
dahulu memiliki banyak keterbatasan. Apalagi bagi orang yang tidak terikat dalam
produk perbankan. 
Namun sekarang semua aktivitas tersebut dapat dilakukan semudah memencet
jempol di layar smartphone Anda. Metode pembayaran dengan uang digital kini
semakin banyak tersedia di berbagai merchant. Aktivitas berbelanja menjadi lebih

3
mudah dan transaksi lebih aman. Melalui startup fintech, Anda juga dapat memperoleh
informasi tentang berbagai produk keuangan.
4. Menambah Referensi Pinjaman Berbunga Rendah bagi Masyarakat
Sebelum perusahaan teknologi finansial marak di Indonesia, penyedia pinjaman
didominasi oleh bank. Sehingga hal tersebut mau tidak mau berdampak pada
pemberlakuan bunga yang cukup tinggi. Dengan perkembangan informasi dan
teknologi, jumlah pinjaman berbunga tinggi semakin berkurang karena adanya fintech.
Jumlah perusahaan financial technology yang semakin marak menimbulkan
persaingan menarik antara para penyedia pinjaman sehingga mereka menawarkan
pinjaman dengan bunga bersaing. Melalui startup market aggregator, Anda dapat
memantau data serta informasi tentang produk keuangan secara lengkap. Dengan
begitu bisa memilih produk mana yang paling cocok dengan kebutuhan Anda. 
Selain itu, hal terpentingnya adalah fintech memberikan transparansi kepada
masyarakat tentang skema pinjaman yang diberikan. Hal ini menjadi keunggulan
tersendiri karena masyarakat dapat menilai produk keuangan mana yang paling layak
dijadikan pilihan. Transparansi ini juga banyak dimanfaatkan para investor untuk
menanamkan dananya.
5. Mendukung Taraf Hidup Masyarakat Jadi Lebih Baik
Perusahaan fintech tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial bagi
bisnisnya sendiri. Lebih jauh lagi, startup tersebut juga turut mengambil peran dalam
peningkatan taraf hidup masyarakat. Seiring berkembangnya zaman, daya beli
masyarakat semakin meningkat. Hal ini berkat inovasi infrastruktur keuangan yang
diciptakan oleh startup teknologi finansial.
Selain itu, keberadaan startup ini juga berperan melahirkan merchant-merchant
yang menyediakan pembayaran dengan metode mudah, praktis, serta murah. Ini juga
menjadi stimulus bagi masyarakat untuk mendirikan bisnis online sendiri. Dengan kata
lain, fintech turut meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat.

D. Perkembangan Fintech Di Indonesia

Perkembangan fintech di Indonesia mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto


atau PDB sebesar Rp25,97 triliun baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu,

4
konsumsi rumah tangga mampu meningkat hingga Rp8,94 triliun. Kedua hal tersebut
menunjukkan keberadaan fintech telah mampu meningkatkan perekonomian Indonesia
secara makro," kata Bhima, di Jakarta, Selasa (28/8).

Sementara itu, ekonom Indef lainnya, Nailul Huda mengatakan bahwa di sisi dunia
usaha, kompensasi tenaga kerja baik berbentuk gaji dan upah mampu meningkat sebesar
Rp4,56 triliun dengan sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor perdagangan,
keuangan, dan asuransi.

Layanan fintech berhasil menjangkau sektor-sektor yang saat ini belum tersentuh
oleh penyedia layanan keuangan yang ada seperti perbankan. Jadi sifatnya bukanlah
subsitusi perbankan melainkan pelengkap dari jasa keuangan yang sudah ada. Peran fintech
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada 2018, penyaluran
kredit Fintech menembus Rp7,64 triliun dan banyak disalurkan kepada sektor perdagangan
dan pertanian.

"Selain itu, investasi di fintech di Indonesia mencapai Rp5,69 triliun yang didapatkan
dari porsi pembentukan PDB Indonesia dikalikan dengan jumlah investasi fintech Dunia,"
ujar Bhima. Direktur Asosiasi FinTech Indonesia Ajisatria Suleiman menambahkan
rekomendasi untuk memperkuat peran fintech maka diperlukan kebijakan yang mampu
menekan biaya akusisi nasabah, meminimalisasi risiko fraud, dan juga dapat melindungi
konsumen beritikad baik.

"Ke depan kami berharap risiko fraud dari nasabah palsu dan risiko gagal bayar
dapat diminimalisasi dengan penguatan akses identitas berbasis biometrik, dan juga akses ke
layanan biro kredit. Saat ini sudah ada pengaturan di OJK terkait e-KYC dan informasi
kredit, sehingga yang dibutuhkan adalah implementasi di level teknisnya, terutama yang
bersifat lintas kementerian seperti contohnya dengan Kementerian Dalam Negeri dan
Kementerian Kominfo," ujar Aji.

5
E. Pengaruh Perkembangan Fintech Terhadap Perekonomian

Berdasarkan data OJK, langkah mengoptimalkan peran FinTech di Indonesia, maka


perlu membangun sinergi bisnis FinTech dengan Industri Incumbents (Bank dan Lembaga
Keuangan Non Bank) Upaya ini dapat ditempuh dalam beberapa bentuk antara lain :

1. Kolaborasi jalur informasi antara FinTech dan lembaga keuangan yang ada dengan
memanfaatkan data nasabahyang banyak dan jalur distribusi (distribution channel) yang
sudah dibangun. Pemanfaatan fungsi FinTech diharapkan dapat meningkatkan
efisiensibisnis bank dan lembaga keuangan.
2. Kolaborasi produkyang menjadi solusi bagi konsumen. Untuk ini, pelaku FinTech
bersama bank dan lembaga keuangan perlu melakukan proses desain (desain thinking)
untuk membuat produk (bundling product) yang bermanfaat bagi kedua pihak. Sinergi
ini bisa dilakukan oleh bank yang berbisnis inti di UMKM dengan FinTech yang
menyediakan platform UMKM digital.

Payung hukum FinTech memakai Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016 tanggal


29 Desember 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi dan PBI (Peraturan Bank Indonesia) 18/40/PBI/2016 tanggal 14 November
2016 tentang penyelanggaraan pemrosesan transaksi pembayaran. (Djawahir, 2018:5).
Dalam peraturan tersebut, OJK mengatur berbagai hal yang harus ditaati oleh
penyelenggara bisnis pinjam dari pengguna ke pengguna, atau yang biasa disebut
dengan peer to peer lending (P2P lending). Sehingga pada akhirnya ini akan melindungi
kepentingan konsumen terkait keamanan dana dan data serta kepentingan nasional
terkait pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta stabilits sistem
keuangan. Salah satu opsi yang yang aman adalah melalui crowdfunding yang
berbasiskan pinjaman modal usaha melalui layanan perusahaan teknologi sebagai
perantara antara pemberi pinjaman dengan pelaku usaha, khususnya UKM, sebagai
peminjam. Sebagaimana dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA), para pelaku usaha UKM dituntut untuk meningkatkan kualitas barang
dagangannya untuk dapat bersaing di tingkat regional. Crowdfunding melalui
mekanisme peer-to-peer lending mampu menjawab kebutuhan para pelaku usaha
terhadap alternatif permodalan usaha. Tercatat sebanyak 85 perusahaan Fintech P2P
6
lending sedang dalam proses pendaftaran sampai dengan November 2017. Hingga per
Januari 2018, terdapat 32 perusahaan financial technology yang sudah terdaftar di OJK
(OJK, 2018). Financial technology merupakan inovasi yang dinilai dapat meningkatkan
pangsa pasar UMKM sebagai langkah dalam mengatasi permasalahan terkait
pembiayaan modal, penyunsunan laporan keuangan, pembayaran dan pemasaran, serta
transaksi keuangan dan literasi keuangan lainnya.

Beberapa fitur startup financial technology dapat dimanfaatkan untuk mengatasi


permasalahan UMKM saat ini (Fahmi, 2018). Kehadiran sejumlah perusahaan fintech
turut berkontribusi dalam pengembangan UMKM. Tidak hanya sebatas membantu
pembiayaan modal usaha, peran Fintech juga sudah merambah ke berbagai aspek seperti
layanan pembayaran digital dan pengaturan keuangan (Muzdalifah, 2018). Pertumbuhan
ekonomi dapat tercapai ketika sumber daya produktif dapat dimanfaatkan secara
optimal dan dialokasikan secara merata. Tujuan pembangunan ekonomi untuk mencapai
sasaran utama dalam menciptakan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan. Dalam
proses pembangunan perekonomian Indonesia, sektor UMKM memiliki peranan yang
sangat strategis dan penting (Muzdalifa, 2018) .

Menurut (Muzdalifah, et all, 2018) Usaha mikro kecil menengah atau UMKM
memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Perintah
memandang penting keberadaan para pelaku UMKM bersama dengan Koperasi
memiliki wadah secara khusus dibawah kementrian koperasi dan UKM. ada 3 peran
penting UMKM dalam kehidupan masyarakat kecil.

1. Sarana mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan Dalam data milik


kementian koperasi dan UKM tahun 2011 disebutkan lebih dari 55.2 juta unit.
UMKM mampu menyerap sekitar 101.7 juta orang. Amgka tersebut meningkat
menjadi 57.8 juta unit UMKM dengan jumlah tenaga kerja mencapai 114 juta orang
2. Sarana untuk meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil UMKM memiliki lokasi
di berbagai tempat, termasuk di daerah yang jauh dari jangkauan perkembangan
jaman sekalipun. Keberadaan UMKN Di 34 Provinsi yang ada di Indonesia tersebut
memperkecil jurang ekonomi antara orang miskin dan orang kaya. Selain itu

7
masyarakat kecil tak perlu berbondong-bondong untuk pergi ke kota guna
memperoleh kehidupan yang layak.
3. Memberikan pemasukan Devisa bagi negara Data dari kementrian Koperasi dan
UKM di tahun 2017 menunjukan devisa negara dari pelaku UMKM. Angkanya pun
sangat tinggi mencapai Rp.88,45 milliar. Angka ini mengalami peningkatan hingga
delapan kali lipat dibanding 2016.

Menurut berita kompas.com, terdapat langkah investor untuk mengelola risiko yaitu
dengan cara:

1. Kredibilitas Penyedia Layanan P2P Lending. Perkembangan pesat industri


tekfin di Indonesia mendorong melesatnya angka dana pinjaman, jumlah
pemberi pinjaman dan peminjam di Indonesia. Sebelum berinvestasi, investor
disarankan untuk meneliti kredibilitas penyedia layanan p2p lending, yang
mencakup status terdaftarnya perusahaan dalam yang mencakup status
terdaftarnya perusahaan dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reputasi
perusahaan, serta layanan yang ditawarkan. Faktor penting dalam
memilihbpenyedia layanan p2p lending yang tepat adalah memastikan dana
yang ditangani dengan aman dan transparan. Penyedia layanan p2p lending
yang terpercaya memiliki akun escrow, dimana dana investor dipisahkan dari
dana perusahaan; serta menyediakan fasilitas sistem akun virtual sehingga
dapat memeriksa saldo dan penggunaan akun kapanpun diperlukan.
2. Pembayaran pinjaman yang tertunda. Setelah dana pinjaman dicairkan,
peminjam berkewajiban untuk melakukan pembayaran atas pinjamannya
sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah disepakati. Namun, ada
beberapa kasus dimana peminjam terlambat melakukan pembayaran karena
berbagai alasan, seperti memburuknya iklim bisnis yang berakibat pada
menurunnya kinerja usaha peminjam, atau terlambatnya pembayaran dari
konsumen mereka. Seorang investor potensial perlu memeriksa performa
pembayaran yang dilakukan oleh peminjam pada masa lalu. Investor
sebaiknya dapat melihat informasi rekam jejak pembayaran peminjam yang
pernah melakukan pinjaman lebih dari satu kali. Data tersebut dapat

8
memperlihatkan pembayaran yang tepat waktu dan yang tertunda. Selain itu,
Anda harus rajin memantau jadwal pembayaran yang sedang berlangsung
secara aktual dan dapat bertanya kepada penyedia layanan p2p lending jika
ada pembayaran pinjaman yang tertunda. Beberapa penyedia layanan p2p
lending memiliki laman khusus yang memuat data pinjaman yang tertunda
tersebut.
3. Risiko gagal bayar. Setelah dana pinjaman disalurkan, salah satu risiko yang
mungkin terjadi adalah terjadinya gagal bayar oleh peminjam. Penyedia
layanan p2p lending oleh peminjam. Penyedia layanan p2p lending sebaiknya
memiliki langkah antisipasi apabila kemungkinan terburuk ini terjadi. Ada
beberapa tahapan yang dapat dilakukan agar status gagal bayar tersebut dapat
diselesaikan, seperti melakukan restrukturisasi, penjadwalan ulang
pembayaran, hingga pencairan jaminan. Menyadari adanya risikorisiko
tersebut, penyedia layanan p2p lending memiliki beberapa upaya pencegahan
risiko, salah satunya lewat uji kelayakan yang ketat terhadap peminjam.
Harapan bagi para pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menangah (UMKM) dalam
mengembangkan usahanya. Salah satunya terkait bagi pelaku UMKM untuk
mengakses pembiayaan."Fintech berupa P2P (peer to peer) lending membuat
UMKM yang unbankable menjadi terakses. Pada ujungnya, fintech ini bisa
membuat kapasitas usaha mengalami peningkatan. Dalam mendukung dan
menopang pelaku UMKM pemerintah sebenarnya memiliki sejumlah
program. Salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sejak
diluncurkan pada 2007, realisasi penyaluran KUR maupun debitur terus
meningkat. (Henley, 2017) Pada 2016, besaran bunga KUR tercatat 9,0
persen per tahun. Selama 2017, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 94,4
triliun dari target Rp 100 triliun. Sementara untuk tahun ini, realisasinya
sampai dengan Agustus 2017 Rp 61,14 triliun dari target Rp 110 triliun
dengan jumlah debitur 2,7 juta. Akan tetapi, para pelaku UMKM yang
hendak mengakses KUR melalui bank, harus memiliki salah satu komponen
penting, yaitu agunan. Ketiadaan agunan membuat mereka menjadi kesulitan
untuk memperoleh modal. Mengutip hasil penelitian Institute for

9
Development of Economics and Finance, Sekarang ini masih ada sekitar 60
juta pelaku UMKM. Dari jumlah tersebut ternyata baru sebanyak 11 juta
pelaku UMKM yang bankable. Sisanya sebesar 49 juta pelaku UMKM masih
belum unbankable. Masih berasal dari data yang sama, total kebutuhan
pembiayaan nasional untuk UMKM sebesar Rp 1.649 triliun. Sementara
kapasitas perbankan hanya Rp 660 triliun. Dengan begitu terdapat gap Rp
989 triliun. Masyarakat yang belum terliterasi dengan baik ditambah besarnya
kebutuhan pembiayaan nasional untuk UMKM, merupakan peluang bagi
pelaku usaha fintech. Kehadiran teknologi telah menjadikan layanan
keuangan menjadi lebih murah, cepat, dan mudah. Tiga elemen ini, terkadang
sulit diperoleh ketika pelaku UMKM mendatangi bank. Di sinilah peran
fintech bisa menjadi solusi bagi pengembangan usaha UMKM di masa
mendatang. Tantangan untuk memaksimalkan peran fintech dalam
mendukung UMKM. Tantangan mendasar itu adalah akses masyarakat
Indonesia terhadap layanan keuangan. Berdasarkan survei yang pernah
dilakukan Otoritas Jasa Keuangan, baru 67,8 persen dari masyarakat
Indonesia yang sudah menggunakan produk keuangan. Artinya masih ada
32,2 persen.

10
BAB III SIMPULAN

Financial technology merupakan inovasi yang dinilai dapat meningkatkan pangsa pasar
UMKM sebagai langkah dalam mengatasi permasalahan terkait pembiayaan modal,
penyunsunan laporan keuangan, pembayaran dan pemasaran, serta transaksi keuangan dan
literasi keuangan lainnya. Terdapat tiga peran penting UMKM yaitu : 1. Sarana mengentaskan
masyarakat dari jurang kemiskinan 2. Sarana untuk meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil
3. Memberikan pemasukan devisa bagi negara Terdapat beberapa risiko yang harus dihadapi
oleh investor yaitu kredibilitas penyedia layanan P2P lending, terdapat pembayaran pinjaman
yang tertunda, dan terdapat risiko gagal bayar. Oleh karena itu, investor harus memiliki strategi
untuk mengelola risiko tersebut dengan tindakan yang bijak.

11
Daftar Pustaka

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/fintech

https://www.modalrakyat.id/blog/inilah-5-manfaat-fintech-bagi-masyarakat-di-era-modern

https://www.alinea.id/infografis/mendorong-fintech-ipo-b2c1m92y1

275-454-1-SM.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai