Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Dwi Novia Wulandari 19080574017

Erico Bestono 19080574046

Cindy Maharani 19080574079

Faidah Indah Lestari 19080574122

Dosen Pengampu :
Drs. Ec. Budiono, M.Si

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kamidapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Analisis Perilaku Konsumen” dengan
baik dan lancar.

Seiring dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, sepantasnyalah kami


mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Oleh karena itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan
dalam makalah ini.Selain itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Surabaya, 11 November 2020


Penyusun

Kelompok 1
ii

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB IIPEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Pengertian Perilaku Konsumen...........................................................................2
B. Teori Perilaku Konsumen...................................................................................3
C. Analisis Pemahaman Perilaku Konsumen..........................................................3
D. Pendekatan – Pendekatan Perilaku Konsumen...................................................5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................17
DAFTARPUSTAKA.....................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan
utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan
umum.
Elemen kunci dalam definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan
memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang
dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar.Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada semua
yang dilakukan perusahaan.Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki
akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru, dalam bidang pemasaran.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa itu Perilaku Konsumen ?
2.      Apa saja Teori Perilaku Konsumen ?
3.      Bagaimana cara memahami Perilaku Konsumen tentang pandangannya terhadap
Produk yang ada ?
4.      Pendekatan - pendekatan apa saja yang sebaiknya dilakukan agar kita dapat
memahami Perilaku Konsumen ?

C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi manajerial
2. Untuk memahami pengertianperilaku konsumen
3. Untukmemahami Perilaku Konsumen tentang pandangannya terhadap Produk yang ada
4. Untuk memahami Pendekatan – pendekatan perilaku konsumen

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Konsumen


Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku,
termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) guna
memenuhi kebutuhannya.Tidak ada kesamaan definisi yang dikemukanan para ahli,
perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan sudut pandang.Perilaku manusia sangat
komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-kata.
Perilaku konsumen adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior
that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposintog
of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian
tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan
dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan
mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Perilaku konsumenadalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang
mendahului dan menyusul dari tindakan ini.
Perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang
terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Difinisi
tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa
dibuat oleh individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga mengatakan bahwa
konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan, konsumsi, dan diakhiri
dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk, tahap konsumsi menganalisa
bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk yang diperoleh. Tahap
penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah selesai menggunakan
produk tersebut. Studi perilaku konsumen ini meliputi; apa yang dibeli, mengapa ia
membelinya, dan berapa sering ia membelinya
Secara umum, definisi dari perilaku konsumen adalah “Interaksi dinamis antara
pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita, dimana terdapat aspek
pertukaran didalamnya” Dari definisi umum tersebut, dapat diambil kesimpulan

2
bahwa terdapat tiga faktor penting didalam definisi tersebut, yaitu perilaku konsumen
adalah dinamis, melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan
kejadian sekitar, adanya aspek pertukaran.
B. Teori Perilaku Konsumen
Ada beberapa teori - teori yang mendasari perilaku konsumen terhadap produk yang
ada, yakni :
1.      Teori Ekonomi Mikro
Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan
maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk
apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana
kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari
pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain.
2.      Teori Psikologis
Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi
oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara
langsung.
3.      Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang
ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya
C. Analisis Pemahaman Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan
konsumsi dari individu.Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan
yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan
jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalahtindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi
yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu.
Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi
sepuluh, yaitu :
1.      Berpikir Jangka Pendek (short term perspective).
Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan
sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari
yang serba instant.
2.  Tidak Terencana (dominated by unplanned behavior).
3
Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang
kelihatan menarik tanpa ada perencanaan sebelumnnya.
3.  Suka berkumpul.
Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi).Salah satu
indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat
diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4.      Gagap Teknologi (not adaptive to high technology).
Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya
sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan
kebanyakan pengguna lain
5.      Berorientasi pada Konteks (context, not content oriented).
Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya.
Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik
ketimbang hal itu sendiri.
6.      Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect).
Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada
produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding
produk di Indonesia.
7.      Beragama (religious).
Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama.Inilah salah satu karakter khas
konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih
percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau
pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
8.      Gengsi (putting prestige as important motive).
Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi.Banyak yang ingin cepat naik “status”
walau belum waktunya.Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun
tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi
Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Pertama : Konsumen
Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Kedua :
Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan
akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Ketiga : Masyarakat kita
mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling
pamer
9.      Budaya lokal (strong in subculture).
Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri,
namun  unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti
bertentangan dengan hukum perilaku yang lain
4
10.  Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment).
Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka
terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen
terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di
perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham
dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga
premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah
lingkungan terhadap mereka
D. Pendekatan – pendekatan perilaku konsumen
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu
sebagai berikut :
1.      Pendekatan Nilai Guna Kardinal
Pendekatan nilai guna kardinal atau sering disebut dengan teori nilai
subyektif  menganggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen
dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen
dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari
seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai
jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena
itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.Kepuasan
seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan
kepuasan. Misalnya: mata uang.
Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Pendekatan yang menjelaskan nilai guna (nilai manfaat) yang diperoleh individu atau
masyarakat dapat dinyatakan secara kuantitatif. Analisis perilaku konsumen dengan
menggunakan pendekatan nilai guna kardinal sering juga disebut pendekatan
kepuasan marginal. Marginal merupakan pertambahan atau pengurangan jumlah
kepuasan yang diperoleh individu (konsumen) dikarenakan adanya pertambahan atau
pengurangan di dalam mengkonsumsi suatu produk sehingga secara matematis nilai
guna marginal (Marginal Utility, MU )dapat dirumuskan sebagai berikut :

5
Contoh :

Jumlah Apel yang


Nilai Guna Total Nilai Guna Marginal
di Konsumsi
0 0 -
1 25 25
2 40 15
3 50 10
4 58 8
5 63 5
6 65 2
7 66 1
8 65 -1
9 60 -5
10 53 -7

6
Berdasarkan pada penjelasan nilai guna dengan pendekatan nilai guna kardinal, maka
dapat ditarik suatu teori, yaitu: “hukum nilai guna marjinal yang semakin
menurun”, yang mengungkapkan bahwa:
1) Pertambahan nilai guna yang diperoleh individu, semakin lama akan mengalami
penurunan jika terus seorang individu secara terus-menerus untuk mengkonsumsi
suatu produk.
2) Jika pertambahan nilai guna menjadi negatif, maka pertambahan konsumsi suatu
produk akan menyebabkan nilai guna atas konsumsi suatu produk tersebut juga akan
semakin berkurang.
Maksimasi Nilai Guna
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap individu atau masyarakat (sebagai
konsumen) berusaha untuk memaksimumkan kepuasannya (memaksimumkan nilai
guna) di dalam mengkonsumsi suatu produk.Jika produk yang dikonsumsi oleh
individu atau masyarakat hanya satu produk saja, mungkin hal ini tidak sukar bagi
mereka untuk menentukan seberapa besar tingkat kepuasan (nilai guna) yang
maksimal dalam mengkonsumsi suatu produk.Kondisi yang berbeda jika individu atau
masyarakat dihadapkan pada pilihan beberapa produk dan pada sisi dihadapkan
terbatasnya pada pendapatan yang dimiliki.Adanya keterbatasan sumber daya
tersebut, menyebabkan individu dihadapkan pada skala prioritas kebutuhan.
Permasalahan yang timbul dari kondisi di atas adalah seberapa besar komposisi
jumlah barang yang akan dapat memaksimalkan nilai gunanya. Nilai guna akan
mencapai tingkat maksimal pada saat nilai guna marginal pada setiap produk adalah
sama. Argumentasi ini tidak dapat diaplikasikan dikarenakan harga pada setiap
produk adalah berbeda-beda, sehingga maksimasi nilai guna harus
mempertimbangkan harga produk. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka secara
matematis maksimasi nilai guna adalah sebagai berikut:

Contoh :
Diketahui : TU = 7X2 – X3
Hitung:
1) Berapa unit jumlah produk untuk mencapai nilai guna yang maksimal
2) Berapa unit jumlah produk untuk mencapai nilai guna marginal yang maksimal
3) Berapa unit jumlah produk untuk mencapai nilai guna marginalnya mengalami
penurunan
4) Gunakan analisis tersebut dengan menggunakan pendekatan tabel dan
menggunakan pendekatan kalkulus.
7
Pembahasan:
TU = 7X2 – X3 , maka daya guna marginalnya adalah: MU = 14X – 3X2
Pendekatan Tabel

X TU MU
0 0 0

1 6 11

2 20 16

3 36 15

4 48 8

5 50 -5

6 36 -24

7 0 -49

8 -64 -80

9 -162 -117

10 -300 -160

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui:


1) Jumlah unit produk pada saat nilai guna yang maksimal, ketika jumlah unit
produk yang dikonsumsi sebesar 5 unit.
2) Jumlah unit produk pada saat nilai guna marginal yang maksimal, ketika jumlah
unit produk yang dikonsumsi sebesar 2 unit.
3) Jumlah unit produk pada saat nilai guna marginal mengalami penurunan, ketika
jumlah unit produk yang dikonsumsi sebesar 3 unit.
Pendekatan kalkulus
1) TU maksimum akan terjadi jika, = ∂TU/ ∂X = 0 , maka:
14X – 3X2 = 0
(14 – 3X)X = 0
X = 4,666666667
X = 5 unit (pembulatan)
Maka:
TU = 7X2 – X3
TU = 7 (5)2 – (5)3
TU = 7 (25) – (125)
TU = 175 – 125
TU = 50

8
2) MU maksimum akan terjadi jika, = ∂MU/∂X = 0, maka:
14 – 6X = 0
- 6X = -14
= 2,3 = 2 unit
MU = 14X – 3X2
= 14 (2) – 3 (2)2
= 16 util
3) TU = 0, jika 7X2 – X3 = 0
7X2 – X3 = 0
7–X=0
X = 7 unit
Kurva dari fungsi TU = 7X2 – X3 , dapat digambarkan sebagai berikut:

Kurva dari fungsi MU = 14X – 3X2 , dapat digambarkan sebagai berikut:

2. Pendekatan Nilai Guna Ordinal.


Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis kurva
indeference menganggap bahwa manfaat yang diperoleh masyarakat dari
9
mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.Pendakatan ini
muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan
kardinal, meskipun bukan berarti pendekatan kardinal tidak memiliki kelebihan.
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan
kepuasan.Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Menurut pendekatan nilai guna ordinal, seorang individu dan masyarakat untuk dapat
memaksimalkan kepuasannya dapat ditunjukkan melalui empat hal yaitu:
a. Kurva kepuasan sama (indifference curve)
Kurva kepuasan sama (indifference curve) merupakan kurva yang
menggambarkan urutan tingkat nilai guna (utilitas) yang diperoleh oleh individu
(konsumen) di dalam mengkonsumsi sejumlah produk. Untuk menentukan urutan
tingkat nilai guna (utilitas), individu (konsumen) akan dihadapkan pada penentuan
keputusan untuk menentukan kombinasi produkproduk mana saja yang memiliki
nilai guna yang tinggi dan nilai guna yang rendah. Kombinasi dari berbagai
produk, akan dimungkinkan ada yang memiliki nilai guna yang sama, dan hal ini
dapat digambarkan pada sebuah kurva.
b. Kendala anggaran konsumen (budget line)
Kurva kepuasan sama (indifference curve) yang telah dijelaskan sebelumnya,
merupakan analisis mengenai kombinasi konsumsi beberapa produk. Analisis
tersebut tidak mempertimbangkan tersebut tidak mempertimbangkan: a) jumlah
pendapatan yang diperoleh oleh individu (konsumen), dan b) harga produk yang
dikonsumsi. Kedua faktor tersebut merupakan faktor yang membatasi perilaku
individu (konsumen) untuk mengkonsumsi suatu produk, sehingga hal ini dikenal
sebagai “fungsi kendala anggaran” atau “budget line.”
c. Tingkat pergantian marjinal (marginal rate of substitutions) Kurva kepuasan sama
(indifference curve) memiliki konsekuensi adanya tingkat pergantian konsumsi
antar produk. Titik-titik di sepanjang kurva kepuasan sama, menggambarkan
kombinasi konsumsi beberapa produk yang berbeda. Kombinasi konsumsi
beberapa produk yang berbeda telah mengindikasikan adanya tingkat pergantian
di antara produk-produk yang dikonsumen. Metode yang menganalisis tingkat
pergantian di antara produkproduk yang dikonsumen dan pada sisi yang lain tetap
mempertahankan nilai guna totalnya, dikenal sebagai, “tingkat pergantian
marginal” atau “marginal rate of substitutions.” Secara matematis, tingkat
pergantian marginal (MRS) dapat dirumuskan sebagai berikut:
MRS =-∆Y / ∆X
d. Tingkat keseimbangan konsumen Keseimbangan konsumen akan terjadi pada, jika

10
memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
1) Jumlah konsumsi pada suatu produk telah mencapai titik yang maksimum
pada anggaran pendapatan yang dimiliki oleh individu (konsumen).
2) Lengkung kurva kepuasan sama (indifference curve) telah menyinggung pada
kurva kendala anggaran konsumen (budget line).
Untuk mempermudah konsep: a) kurva kepuasan sama (indifference curve), b)
kendala anggaran konsumen (budget line), c) tingkat pergantian marginal, dan d)
tingkat keseimbangan konsumen, akan dijelaskan oleh contoh berikut ini.
Contoh
Diketahui: TU = 17X – 2X2 + 20Y – Y2
Px = Rp.3.000
Py = Rp.4.000
Pendapatan individu sebesar Rp.22.000
Hitung:
1) Kurva kepuasan sama (indifference curve)
2) Kendala anggaran konsumen (budget line)
3) Tingkat pergantian marginal (marginal rate of substitutions)
4) Tingkat keseimbangan konsumen
Pembahasan:
Kurva kepuasan sama (indifference curve)
Kombinasi konsumsi produk X dan produk Y yang memiliki nilai guna yang sama
(indeferen), dapat dijelaskan sebagai berikut:
TU = 17X – 2X2 + 20Y – Y2

11
Dari tabel di atas, dapat diketahui beberapa kombinasi konsumsi produk X dan produk
Y yang mrmpunyai nilai guna total yang sama, yaitu:
Nilai Guna
X Y
Total

1 5 90

2 4 90

9 9 90

9 11 90

Nilai Guna
X Y
Total

1 6 99

5 4 99

8 7 99

Nilai Guna
X Y
Total

2 7 117

3 6 117

7 8 117

7 12 117

Kendala anggaran konsumen (budget line)


Kombinasi konsumsi produk X dan produk Y yang terikat pada kendala pendapatan
dan harga produk, dapat dijelaskan sebagai berikut:
22.000 = 3.000X + 4.000Y
Jika X = 0
22.000 = 3.000 (0) + 4.000Y
22.000 = 4.000Y
Y = 5,5
Jika Y = 0
22.000 = 3.000X + 4.000 (0)
22.000 = 3.000X
X = 7,3
12
Berdasarkan pada perhitungan di atas maka koordinatnya adalah: (0;5,5):(7,3;0), dan
jika digambarkan dalam kurva adalah sebagai berikut:

Tingkat pergantian marginal (marginal rate of substitutions)


Setelah diketahui kendala anggaran dalam mengkonsumsi suatu produk, analisis
berikutnya membahas mengenai analisis tingkat pergantian di antara produk-produk
yang dikonsumen dan pada sisi yang lain tetap mempertahankan nilai guna totalnya.

Tingkat
Nilai Guna
X Y Pengembalian
Total
Marginal
1 5 90 -
2 4 90 1
9 9 90 -1,67
9 11 90 -∞

13
Tingkat
Nilai Guna
X Y Pengembalian
Total
Marginal
1 6 99
5 4 99 0,5
8 7 99 -1

Tingkat
Nilai Guna
X Y Pengembalian
Total
Marginal
2 7 117
3 6 117 1
7 8 117 -0,5
7 12 117 -∞

Tingkat keseimbangan konsumen


TU = 17X – 2X2 + 20Y – Y2 , diturunkan fungsinya menjadi;
= 17 – 4X + 20 – 2Y
Kendalanya adalah:

14
22.000 = 3.000X + 4.000Y

68.000 – 16.000X = 60.000 – 6.000Y


68.000 – 60.000 = 16.000X – 6.000Y
8.000 = 16.000X – 6.000Y
6.000Y = 16.000X – 8.000
3.000Y = 8.000X – 4.000
Y = 2,666666667X – 1,333333333
Dimasukkan kendala
22.000 = 3.000X + 4.000Y
22.000 = 3.000X + 4.000 (2,666666667X – 1,333333333)
22.000 = 3.000X + 10.666,66667X – 5.333,333332
22.000 = 13.666,66667X – 5.333,333332
-13.666,66667X = -22.000–5.333,333332
-13.666,66667X = -22.000 –5.333,333332
-13.666,66667X = -27.333,333332
X = 1,99
X = 2 unit
Y = 2,666666667X – 1,333333333
Y = 2,666666667 (2) – 1,333333333
Y = 5,333333334 - 1,333333333
Y = 4 unit

TU = 17X – 2X2 + 20Y – Y2


= 17 (2) – 2 (2)2 + 20 (4) – (4)2
= 34 – 8 + 80 – 16
= 90

15
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui tingkat keseimbangan
konsumen di dalam mengkonsumsi produk X dan produk Y pada tingkat kendala
yang ditetapkan adalah konsumsi X sebanyak 2 unit dan konsumsi Y sebanyak 4 unit.
Nilai guna total yang diperoleh individu (konsumen) dengan mengkonsumi produk X
sebanyak 2 unit dan produk Y sebanyak 4 unit adalah sebesar 90 util. Tingkat
keseimbangan konsumen, jika digambarkan dalam kurva, adalah sebagai berikut:
Kurva Tingkat Keseimbangan Konsumen

3.  Persamaan Nilai Guna Kadinal dengan Ordinal.


Persamaan Kardinal dan Ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen
dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan
konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).
4. Perbedaan Nilai Guna Kadinal dengan Ordinal.
Nilai guna kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam
bilangan/angka.Sedangkan analisis ordinal, besarnya utility dapat dinyatakan dalam
bilangan / angka.Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan
pendekatan marginal (marginal utiliy). Sedangkan analisis ordinal menggunakan
analisis kurva kepuasan sama (indifferent curve) 16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk
dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low
involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan
untuk barang berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari
pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakuk.an
pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran
dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi.

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Adit. 2012. Makalah Analisis Perilaku Konsumen


https://ifyourspeechdoesnotenoughanymore.wordpress.com/2012/03/09/makalah-analisis-perilaku-
konsumen/
Diakses pada 11November 2020 pukul 15.10 WIB

Andy. 2017. Makalah Analisis Perilaku Konsumen


https://andyyjr20.blogspot.com/2017/03/makalah-perilaku-konsumen.html
Diakses pada 11 November 2020 pukul 15.12 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai