DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Dosen Pengampu :
Drs. Ec. Budiono, M.Si
JURUSAN MANAJEMEN
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kamidapat
menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Analisis Perilaku Konsumen” dengan
baik dan lancar.
Kelompok 1
ii
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB IIPEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Pengertian Perilaku Konsumen...........................................................................2
B. Teori Perilaku Konsumen...................................................................................3
C. Analisis Pemahaman Perilaku Konsumen..........................................................3
D. Pendekatan – Pendekatan Perilaku Konsumen...................................................5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................17
DAFTARPUSTAKA.....................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan
utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan
umum.
Elemen kunci dalam definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan
memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang
dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar.Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada semua
yang dilakukan perusahaan.Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki
akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru, dalam bidang pemasaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Perilaku Konsumen ?
2. Apa saja Teori Perilaku Konsumen ?
3. Bagaimana cara memahami Perilaku Konsumen tentang pandangannya terhadap
Produk yang ada ?
4. Pendekatan - pendekatan apa saja yang sebaiknya dilakukan agar kita dapat
memahami Perilaku Konsumen ?
C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi manajerial
2. Untuk memahami pengertianperilaku konsumen
3. Untukmemahami Perilaku Konsumen tentang pandangannya terhadap Produk yang ada
4. Untuk memahami Pendekatan – pendekatan perilaku konsumen
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
bahwa terdapat tiga faktor penting didalam definisi tersebut, yaitu perilaku konsumen
adalah dinamis, melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan
kejadian sekitar, adanya aspek pertukaran.
B. Teori Perilaku Konsumen
Ada beberapa teori - teori yang mendasari perilaku konsumen terhadap produk yang
ada, yakni :
1. Teori Ekonomi Mikro
Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan
maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk
apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana
kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari
pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain.
2. Teori Psikologis
Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi
oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara
langsung.
3. Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang
ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya
C. Analisis Pemahaman Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan
konsumsi dari individu.Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan
yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan
jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalahtindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi
yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu.
Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi
sepuluh, yaitu :
1. Berpikir Jangka Pendek (short term perspective).
Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan
sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari
yang serba instant.
2. Tidak Terencana (dominated by unplanned behavior).
3
Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang
kelihatan menarik tanpa ada perencanaan sebelumnnya.
3. Suka berkumpul.
Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi).Salah satu
indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat
diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4. Gagap Teknologi (not adaptive to high technology).
Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya
sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan
kebanyakan pengguna lain
5. Berorientasi pada Konteks (context, not content oriented).
Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya.
Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik
ketimbang hal itu sendiri.
6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect).
Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada
produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding
produk di Indonesia.
7. Beragama (religious).
Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama.Inilah salah satu karakter khas
konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih
percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau
pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
8. Gengsi (putting prestige as important motive).
Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi.Banyak yang ingin cepat naik “status”
walau belum waktunya.Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun
tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi
Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Pertama : Konsumen
Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Kedua :
Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan
akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Ketiga : Masyarakat kita
mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling
pamer
9. Budaya lokal (strong in subculture).
Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri,
namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti
bertentangan dengan hukum perilaku yang lain
4
10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment).
Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka
terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen
terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di
perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham
dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga
premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah
lingkungan terhadap mereka
D. Pendekatan – pendekatan perilaku konsumen
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu
sebagai berikut :
1. Pendekatan Nilai Guna Kardinal
Pendekatan nilai guna kardinal atau sering disebut dengan teori nilai
subyektif menganggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen
dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen
dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari
seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai
jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena
itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.Kepuasan
seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan
kepuasan. Misalnya: mata uang.
Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Pendekatan yang menjelaskan nilai guna (nilai manfaat) yang diperoleh individu atau
masyarakat dapat dinyatakan secara kuantitatif. Analisis perilaku konsumen dengan
menggunakan pendekatan nilai guna kardinal sering juga disebut pendekatan
kepuasan marginal. Marginal merupakan pertambahan atau pengurangan jumlah
kepuasan yang diperoleh individu (konsumen) dikarenakan adanya pertambahan atau
pengurangan di dalam mengkonsumsi suatu produk sehingga secara matematis nilai
guna marginal (Marginal Utility, MU )dapat dirumuskan sebagai berikut :
5
Contoh :
6
Berdasarkan pada penjelasan nilai guna dengan pendekatan nilai guna kardinal, maka
dapat ditarik suatu teori, yaitu: “hukum nilai guna marjinal yang semakin
menurun”, yang mengungkapkan bahwa:
1) Pertambahan nilai guna yang diperoleh individu, semakin lama akan mengalami
penurunan jika terus seorang individu secara terus-menerus untuk mengkonsumsi
suatu produk.
2) Jika pertambahan nilai guna menjadi negatif, maka pertambahan konsumsi suatu
produk akan menyebabkan nilai guna atas konsumsi suatu produk tersebut juga akan
semakin berkurang.
Maksimasi Nilai Guna
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap individu atau masyarakat (sebagai
konsumen) berusaha untuk memaksimumkan kepuasannya (memaksimumkan nilai
guna) di dalam mengkonsumsi suatu produk.Jika produk yang dikonsumsi oleh
individu atau masyarakat hanya satu produk saja, mungkin hal ini tidak sukar bagi
mereka untuk menentukan seberapa besar tingkat kepuasan (nilai guna) yang
maksimal dalam mengkonsumsi suatu produk.Kondisi yang berbeda jika individu atau
masyarakat dihadapkan pada pilihan beberapa produk dan pada sisi dihadapkan
terbatasnya pada pendapatan yang dimiliki.Adanya keterbatasan sumber daya
tersebut, menyebabkan individu dihadapkan pada skala prioritas kebutuhan.
Permasalahan yang timbul dari kondisi di atas adalah seberapa besar komposisi
jumlah barang yang akan dapat memaksimalkan nilai gunanya. Nilai guna akan
mencapai tingkat maksimal pada saat nilai guna marginal pada setiap produk adalah
sama. Argumentasi ini tidak dapat diaplikasikan dikarenakan harga pada setiap
produk adalah berbeda-beda, sehingga maksimasi nilai guna harus
mempertimbangkan harga produk. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka secara
matematis maksimasi nilai guna adalah sebagai berikut:
Contoh :
Diketahui : TU = 7X2 – X3
Hitung:
1) Berapa unit jumlah produk untuk mencapai nilai guna yang maksimal
2) Berapa unit jumlah produk untuk mencapai nilai guna marginal yang maksimal
3) Berapa unit jumlah produk untuk mencapai nilai guna marginalnya mengalami
penurunan
4) Gunakan analisis tersebut dengan menggunakan pendekatan tabel dan
menggunakan pendekatan kalkulus.
7
Pembahasan:
TU = 7X2 – X3 , maka daya guna marginalnya adalah: MU = 14X – 3X2
Pendekatan Tabel
X TU MU
0 0 0
1 6 11
2 20 16
3 36 15
4 48 8
5 50 -5
6 36 -24
7 0 -49
8 -64 -80
9 -162 -117
10 -300 -160
8
2) MU maksimum akan terjadi jika, = ∂MU/∂X = 0, maka:
14 – 6X = 0
- 6X = -14
= 2,3 = 2 unit
MU = 14X – 3X2
= 14 (2) – 3 (2)2
= 16 util
3) TU = 0, jika 7X2 – X3 = 0
7X2 – X3 = 0
7–X=0
X = 7 unit
Kurva dari fungsi TU = 7X2 – X3 , dapat digambarkan sebagai berikut:
10
memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
1) Jumlah konsumsi pada suatu produk telah mencapai titik yang maksimum
pada anggaran pendapatan yang dimiliki oleh individu (konsumen).
2) Lengkung kurva kepuasan sama (indifference curve) telah menyinggung pada
kurva kendala anggaran konsumen (budget line).
Untuk mempermudah konsep: a) kurva kepuasan sama (indifference curve), b)
kendala anggaran konsumen (budget line), c) tingkat pergantian marginal, dan d)
tingkat keseimbangan konsumen, akan dijelaskan oleh contoh berikut ini.
Contoh
Diketahui: TU = 17X – 2X2 + 20Y – Y2
Px = Rp.3.000
Py = Rp.4.000
Pendapatan individu sebesar Rp.22.000
Hitung:
1) Kurva kepuasan sama (indifference curve)
2) Kendala anggaran konsumen (budget line)
3) Tingkat pergantian marginal (marginal rate of substitutions)
4) Tingkat keseimbangan konsumen
Pembahasan:
Kurva kepuasan sama (indifference curve)
Kombinasi konsumsi produk X dan produk Y yang memiliki nilai guna yang sama
(indeferen), dapat dijelaskan sebagai berikut:
TU = 17X – 2X2 + 20Y – Y2
11
Dari tabel di atas, dapat diketahui beberapa kombinasi konsumsi produk X dan produk
Y yang mrmpunyai nilai guna total yang sama, yaitu:
Nilai Guna
X Y
Total
1 5 90
2 4 90
9 9 90
9 11 90
Nilai Guna
X Y
Total
1 6 99
5 4 99
8 7 99
Nilai Guna
X Y
Total
2 7 117
3 6 117
7 8 117
7 12 117
Tingkat
Nilai Guna
X Y Pengembalian
Total
Marginal
1 5 90 -
2 4 90 1
9 9 90 -1,67
9 11 90 -∞
13
Tingkat
Nilai Guna
X Y Pengembalian
Total
Marginal
1 6 99
5 4 99 0,5
8 7 99 -1
Tingkat
Nilai Guna
X Y Pengembalian
Total
Marginal
2 7 117
3 6 117 1
7 8 117 -0,5
7 12 117 -∞
14
22.000 = 3.000X + 4.000Y
15
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui tingkat keseimbangan
konsumen di dalam mengkonsumsi produk X dan produk Y pada tingkat kendala
yang ditetapkan adalah konsumsi X sebanyak 2 unit dan konsumsi Y sebanyak 4 unit.
Nilai guna total yang diperoleh individu (konsumen) dengan mengkonsumi produk X
sebanyak 2 unit dan produk Y sebanyak 4 unit adalah sebesar 90 util. Tingkat
keseimbangan konsumen, jika digambarkan dalam kurva, adalah sebagai berikut:
Kurva Tingkat Keseimbangan Konsumen
A. KESIMPULAN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk
dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low
involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan
untuk barang berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari
pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakuk.an
pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran
dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18