Anda di halaman 1dari 3

Review artikel Religion What Is It?

Oleh William Calloley Tremmel


Feti Anggraini
15/388988/PSA/18214

Dalam artikel yang berjudul Religion What is It, dibicarakan mengenai beberapa hal:
Pertama, bahwa religi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dahulu, tampak dari adanya ritual
penguburan, adanya kubur batu, lukisan di goa-goa, dan sebagainya. Berdasarkan bukti-bukti
tersebut menunjukkan bahwa religi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Kedua, karena religi dianggap penting, maka muncul pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan
religi itu? Terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai religi, diantaranya Alfred North
Whitehead yang menyatakan bahwa religi atau agama merupakan apa yang dilakukan seorang
individu dalam kesendiriannya. Sedangkan Immanuel Kant berpendapat bahwa agama
merupakan kesadaran tentang kewajiban manusia untuk melaksanakan perintah dari Yang Maha
Kuasa.
Ketiga, untuk melihat secara detail apa itu agama, perlu dilihat deskripsi dan penjelasannya.
Terdapat 4 opsi dalam studi agama :
1. Menemukan bagaimana agama itu muncul dalam kehidupan manusia prasejarah
2. Mencari jawaban melalui penyelidikan mengenai sifat dasar manusia
3. Mencari jawaban dengan melihat agama sebagai pengalaman manusia terhadap kekuatan
di luar sana/dari dewa-dewa
4. Mencari jawaban melalui pengamatan bagaimana sesungguhnya agama berfungsi dalam
kehidupan manusia.
Keempat, dari hasil studi melalui artefak dan sebagainya, diperoleh 4 hal pokok yang berkaitan
dengan jawaban apa itu agama, yaitu: Animisme, Mana, Prelogical karakter, Magic.
Animisme.
Dikatakan oleh F. Max Muller, bahwa agama muncul pertama kali melalui adanya ide tentang
personalisasi dari kekuatan alam, bahwa suatu objek memiliki sifat spiritual. Agama bermula
dari masyarakat primitif yang menempatkan objek alam dan kejadian-kejadian sebagai subyek
yang memiliki karakteristik seperti manusia, yang dapat bertingkah laku, memiliki emosi,
keinginan, dan sebagainya. Sependapat dengan Muller, Edward B.Taylor juga meyakini bahwa
agama berawal dari manusia pada jaman dahulu yang memahami alam sebagaimana manusia.
Hal itu muncul karena adanya pengalaman hidup manusia akan mimpi, melihat bayangan, dan
sebagainya. Kemudian manusia sadar berdasarkan pengalamannya bahwa ada 2 hal dalam
kehidupannya, sesuatu yang terlihat secara fisik dan sesuatu yang bersifat spiritual. Kepercayaan
masyarakat primitif tentang benda mati yang dianggap sebagaimana makhluk hidup yang
memiliki memiliki jiwa/roh disebut animisme.
Mana.
Ahli antropologi lain berpendapat bahwa religi muncul sebelum adanya penjelasan rasional, yang
disebut prelogikal. Religi muncul karena adanya perasaan ketakutan yang dirasakan masyarakat
primitif ketika mereka perhadapan dengan 'kekuatan lain' di luar manusia. Dunia luar disebut
dunia yang liar dan membahayakan. Bishop Codrington yang melakukan studi pada masyarakat
kepulauan Melanesia mengatakan bahwa religi awal mulanya muncul dari prelogikal manusia
respon akan adanya kekuatan yang tidak berwujud yang disebut Mana. Mana adalah sebuah
kekuatan khusus yang menakjubkan, bukan merupakan roh yang hidup, bukan sesuatu yang
bersifat baik atau buruk, namun sesuatu yang menyenangkan, menakutkan, menakjubkan,
membahayakan, dan sebagainya. Misalnya kekuatan yang ada pada badai, guntur, dan
sebagainya. Mana merupakan Central Dynamic of Religion, atau kepercayan dinamisme.
Prelogikal Karakter.
Manusia bertindak sebelum dapat berpikir. Manusia berpikir setelah ia miliki pengalaman.
Contoh: manusia jaman dahulu takut terhadap rawa-rawa. Rawa-rawa dianggap hal yang
misterius dan membahayakan, namun untuk menemukan hewan buruan akan terlalu jauh bila ia
harus mengitari rawa-rawa, kemudian ia mengamati dan melihat bahwa ada sebuah pohon yang
besar dan tua namun nampak sangat kuat. Ia kemudian mendekati pohon itu dan menyeberang,
hal itu membuatnya merasa kuat seperti pohon itu. Setiap kali ia menyeberangi rawa2 ia selalu
melewati pohon tua tersebut. Pada awalnya ia tdk berfikir mengapa ia melihat pohon itu. Baru
setelahnya ia mulai berpikir. Tindakan tersebut merupakan tindakan religius. Tindakan religius
dilakukan sebelum ia dapat merasionalisasikan suatu keadaan. Masyarakat primitif melakukan
tindakan religius sebelum ia dapat memahaminya.
Magic
Merupakan metode atau cara yang dipakai masyarakat primitif untuk menghadapi ‘kekuatan-
kekuatan’ dalam kehidupannya. Magic berarti tindakan utnuk mengontrol secara langsung
kehidupan dari pemilik kekuatan supranatural. Magic dan religi dilihat sebagai suatu hal yang
saling berhubungan. Menurut penulis hal yang lebih penting adalah mempertimbangkan magic
dan religi melalui sudut pandang metatechnology. Metateknologi merupakan istilah yang
menyatakan seluruh usaha manusia yang menghadirkan kekuatan ekstranatural atau supranatural
dalam proses kehidupan manusia. Metateknologi ada diluar ilmu pengetahuan dan teknologi,
untuk memanfaatkan secara langsung atau tidak kekuatan yang lebih besar.
Perbedaan antara religi dan magic bukan pada keduanya sebagai sebuah sistem yang terpisah,
namun magic memiliki keterbatasan pada akibat yang ditimbulkannya pada perubahan
lingkungan, sedangkan religi tidak terbatas. Religi berkaitan dengan pemujaan terhadap Tuhan
atau dewa-dewa. Fungsi religi tidak hanya untuk mengontrol kehidupan manusia, namun juga
untuk menyatukan masyarakat, dan untuk bersyukur. Religi merupakan bentuk tingkah laku
manusia, untuk menyingkirkan atau membebaskan manusia dari pengaruh roh jahat, atau juga
merupakan pengalaman akan adanya kekuatan yang maha kuasa.

Kesimpulan
Terdapat banyak pendapat untuk menjawab apa itu religi. Salah satu ahli berpendapat bahwa
agama muncul dari ide manusia mempersonifikasi kejadian alam, Alam diberi karakteristik
seperti manusia. Pendapat lain mengatakan religi bermula dari masyarakat yang percaya akan
Mana. Mana, yaitu adanya kekuatan khusus yang menakjubkan. Adapula pendapat yang
menyatakan bahwa religi berawal dari tindakan religius, Tindakan religius dilakukan sebelum ia
dapat merasionalisasikan suatu keadaan. Selain itu muncul pula magic, yang merupakan metode
atau cara yang dipakai masyarakat primitif untuk menghadapi ‘kekuatan-kekuatan’ dalam
kehidupannya. Baik religi maupun magic bukanlah sistem yang terpisah, perbedaan keduanya
ada pada akibat yang ditimbulkannya. Bahwa magic memiliki keterbatasan pada akibat yang
ditimbulkannya pada perubahan lingkungan, sedangkan religi tidak terbatas.
Namun penulis dalam hal ini menekankan bahwa fokus studi religi bukanlah membicarakan asal
usul kejadian agama, namun mengenai fungsi agama dalam kehidupan manusia. Fungsi religi
tidak hanya untuk mengontrol kehidupan manusia, namun juga untuk menyatukan masyarakat,
Religi merupakan bentuk tingkah laku manusia, untuk menyingkirkan atau membebaskan
manusia dari pengaruh roh jahat, atau juga merupakan pengalaman akan adanya kekuatan yang
maha kuasa.

Pertanyaan:
bagaimana penyelidikan agama dilakukan dalam kehidupan masyarakat yang lebih modern?
Bagaimana keterkaitan agama masyarakat primitive tersebut dengan agama modern?

Anda mungkin juga menyukai