Anda di halaman 1dari 15

CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPEMILIKAN KELUARGA

Umi Muawanah

Universitas Gajayana Malang, Jl. Merjosari Blok L Lowokwaru Malang


Surel: umi_azmi@yahoo.com

Abstrak: Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga. Tujuan peneli-


tian adalah menganalisis perbedaan praktik corporate governance perusahaan
keluarga dengan perusahaan nonkeluarga serta menganalisis pengaruh kepe-
milikan keluarga terhadap praktik corporate governance. Penelitian ini menggu-
nakan embedded explanatory design yang menggabungkan Mail survey dengan
in-depth interview. Uji beda rata-rata sampel independen dan step-wise regres­
sion digunakan untuk menganalisis data survei. Hasil analisis statistik menun-
jukkan terdapat perbedaan praktik corporate governance pada perusahaan kelu-
arga dengan nonkeluarga. Sejumlah proksi Kepemilikan keluarga serta regulasi
dan supervisi berpengaruh terhadap variasi praktik corporate governance. Hasil
in-depth interview memperkuat pentingnya keterlibatan keluarga dalam proses
governance.

Abstract: Corporate Governance and Family Ownership. This research aims


to analyze differences on the practice of corporate governance in family firms with
non-family firm as well as to analyze the influence of family ownership on corpo­
rate governance practices. This study uses an embedded correlational design that
incorporates mail surveys with in-depth interviews. Statistical analysis showed
that there are differences in corporate governance practices among family with
non-family firms. A number of proxy variables of family ownership and supervision
influence on variation of corporate governance practices in family firms. The results
of in-depth interviews reinforce the importance of the family involvement in the
governance process.

Kata kunci: Corporate governance, Perusahaan keluarga, Kepemilikan keluarga,


Embedded explanatory design.

Gagasan different governance kepemilikan dan pengendali­ an


models for different firm Carcello sebagaimana yang berlaku di
et al. (2011:23) mengimplika- negara-negara anglo saxon.
sikan pentingnya untuk memper- Muawanah (2014) menegaskan
timbangkan konteks tersebut bahwa pemisahan kepemilikan
dalam penelitian corporate gover­ dan pengendalian di BPRS bersifat
nance. Perbedaan budaya, sistem semu, sehingga pedoman tersebut
hukum, regulasi, dan karakte­ berpotensi untuk tidak efektif
ristik perusahaan bisa mempe­ diterapkan. Selain itu karakter-
ngaruhi rancangan dan imple- isik BPRS berbeda dengan Bank
mentasi governance yang optimal. Umum Syariah (BUS) dan unit
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL Bank Indonesia telah menetapkan usaha syariah (UUS). Muawanah
Volume 5
Nomor 2
sejumlah peraturan dan pedoman (2010) menyebutkan bahwa
Halaman 170-344
Malang, Agustus 2014
pelaksanaan corporate governance 66,70% kepemilikan BPRS berada
pISSN 2086-7603 yang bersifat mandatory bagi pada individu-individu (keluarga)
eISSN 2089-5879
perbankan syariah diantaranya pendiri dan menempati posisi
Tanggal masuk: bank umum syariah (BUS), unit sebagai pemegang saham pengen-
26
03 Maret
September
20142014 usaha syaiah (UUS), dan tidak dali. Hal ini berarti BPRS meru-
Tanggal revisi: terkecuali Bank Pembiayaan pakan perusahaan dengan karak-
14
16 Mei
Nopember
2014 2014 Rakyat Syariah (selanjutnya teristik perusahaan keluarga dan
Tanggal diterima:
21
18 Mei
Nopember
2014 2014
disebut BPRS). Pedoman corpo­ berada di bawah kendali keluarga.
rate governance dirancang Kepemilikan perusahaan diya-
mengacu pada konsep pemisahan kini sebagai determinan penting
299
Muawanah, Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga 300

proses corporate governance. Barucci dan dalam pengelolaan perusahaan.


Falini (2005) melaporkan bahwa kepemilikan Penelitian-penelitian bidang corpo­
perusahaan yang terkonsentrasi merupakan rate governance umumnya hanya meng-
salah satu determinan penting praktik corpo­ gunakan salah satu aspek corporate gover­
rate governance di pasar modal Italia. Hasil nance sebagai proksi serta menggunakan
yang sama dilaporkan oleh Chau dan Leung pendekatan archival research. Pengabaian
(2006) serta Jaggy dan Leung (2007) untuk aspek tertentu akan menyebabkan pene-
pasar modal Hongkong, Arrarat dan Yutoglu muan penelitian menjadi kurang lengkap
(2006) untuk pasar modal Turki, Hastuti karena corporate governance merupakan
(2005) untuk pasar modal Indonesia dan sistem yang menyangkut sejumlah prinsip
masih banyak lagi penelitian lainnya. Chau yang harus diterapkan secara simultan
dan Leung (2006) menunjukkan pada level (Adam dan Mehran 2003). Demikian juga
kepemilikan yang lebih tinggi, efektifitas penggunaan archival research dapat menye-
komite audit semakin meningkat, sementara babkan peneliti tidak bisa mengeksplorasi
pada level kepemilikan medium (5-25%) eksis- hal-hal yang lebih menarik dan tersembunyi
tensi dan efektifitas komite audit menurun. dari proses governance (Carcello et al. 2011).
Hasil yang berbeda dilaporkan oleh Jaggy Mendukung Carcello et al. (2011), penelitian
dan Leung (2007) yang menemukan bahwa ini menggunakan pendekatan embedded
efektifitas komite audit akan meningkat atau correlational design untuk mengeksplorasi
lebih kuat ketika tidak ada anggota kelu- proses, perilaku, tindakan maupun struktur
arga yang duduk sebagai anggota board of governance perusahaan sehingga data yang
director. Kehadiran anggota keluarga dalam diperoleh menjadi lebih lengkap.
struktur dewan komisaris menurunkan Tingginya peran kepemilikan keluarga
efektifitas komite audit.1 inkonsistensi ini dalam proses governance belum banyak
terjadi diduga karena kedua peneliti meng- mendapat perhatian peneliti. Penelitian-
gunakan proksi kepemilikan yang berbeda penelitian governance pada umumnya dilak-
(yaitu persentase kepemilikan keluarga vs sanakan di perusahaan yang terdaftar di
dominasi keluarga). bursa dengan menggunakan rerangka gover­
Penelitian-penelitian tentang peru- nance dari negara anglo saxon yang kemung-
sahaan keluarga masih meninggalkan kinan tidak cocok diterapkan pada peru-
permasalahan yang belum terpecahkan sahan yang tidak listing di bursa (Arrarat
menyangkut proksi perusahaan keluarga. dan Yurtoglu 2006). Kurangnya bukti
Taballujan (2002) menggunakan proksi empiris ini mendorong peneliti melakukan
struktur kepemilikan terkonsentrasi, Chen analisis praktik corporate governance pada
et al. (2011) menggunakan proksi kepe- perusahaan keluarga dengan fokus pada
milikan manajerial yang tinggi, Chau dan peran kepemilikan keluarga. Tujuan pene-
Leung (2006) menggunakan proksi kepemi- litian ini adalah menganalisis bagaimana
likan keluarga, sedangkan Jaggy dan Leung praktik corporate governance pada peru-
(2007) menggunakan proksi dominasi kelu- sahaan keluarga dengan mengkaji apakah
arga. Proksi-proksi tersebut menggunakan terdapat perbedaan praktik corporate gover­
numeric seperti persentase kepemilikan nance antara perusahaan keluarga dengan
sebagai ukuran kepemilikan. Kelemahan nonkeluarga dan pengaruh kepemilikan
ukuran ini adalah tidak mencerminkan keluarga terhadap praktik corporate gover­
proses keterlibatan maupun pengaruh kelu- nance. Penelitian ini juga bertujuan untuk
arga dalam perusahaan. Proksi yang berbeda menganalisis pengaruh regulasi dan super-
dikembangkan oleh Astrachan et al. (2006) visi ter­hadap praktik corporate governance.
yang menggabungkan dimensi numeric
struktur kepemilikan perusahaan dengan METODE
dimensi proses keterlibatan dan pengaruh Penelitian ini mengadopsi embedded
keluarga dalam perusahaan. Penelitian ini correlational design dari Cresswell dan
mengadopsi dimensi-dimensi kepemilikan Clark (2007), yang menggabungkan peneli-
keluarga dari Astrachan et al. (2006) karena tian kualitatif dan kuantitatif, di mana satu
memberi kesempatan untuk mengeksplorasi jenis data penelitian menjadi suplemen bagi
proses keterlibatan dan pengaruh keluarga data yang lain dalam keseluruhan desain.

1 Komite Audit dan Dewan Komisaris merupakan nakan sebagai proksi corporate governance dalam
salah satu mekanisme internal yang sering digu- penelitian.
301 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 287-298

Desain utama adalah correlational design merupakan perusahaan dengan kepemi-


yang dilengkapi dengan desain kedua yaitu likan publik, pemerintah pusat maupun
qualitative design. Data kualitatif diper- peme­ rintah daerah. Sesuai dengan hasil
lukan untuk melengkapi data proses gover­ penelitian Muawanah (2010), maka BPRS
nance dan keterlibatan pemilik/keluarga dika­tegorikan sebagai perusahaan keluarga
yang tidak dapat diperoleh dari data survei. dan BUS/UUS dikelompokkan sebagai peru-
Penelitian ini menggunakan dua jenis sahaan nonkeluarga.
sumber data. Data primer (kepemilikan Kepemilikan keluarga merupakan
keluarga dan praktik corporate governance keterlibatan dan pengaruh keluarga ter­hadap
diperoleh melalui mail survey/questionare perusahaan. Penelitian ini mengadopsi
kepada BPRS yang terdaftar di direktori Bank proksi kepemilikan keluarga dari Astrachan
Indonesia dan atau Otoritas Jasa Keuangan. et al. (2006) yang mengembangkan definisi
Data ini juga diperoleh dari wawancara kepemilikan keluarga dengan memper-
kepada informan penelitian yang meliputi timbangkan tiga dimensi penting yaitu
pemegang saham pengendali, direktur, power, experience, dan culture. Power meru-
dan komisaris. Data sekunder berupa nilai pakan proxy right/voting right yang diukur
indeks komposit praktik corporate gover­ menurut prosentasi kepemilikan, persen-
nance BUS dan UUS serta sejumlah data tase (proporsi) anggota keluarga dalam
variabel kontrol diperoleh melalui doku- manajemen dan dalam bidang pengawasan.
mentasi laporan publikasi pelaksanaan self Experience berhubungan dengan suksesi
assessment BUS dan UUS. serta keterlibatan anggota keluarga dalam
Populasi penelitian ini adalah bank aktifitas bisnis perusahaan. Sedangkan
syariah yang meliputi bank umum syariah culture dalam bisnis keluara mengindika-
(BUS), unit usaha syariah (UUS) maupun sikan kesamaan nilai-nilai keluarga dengan
BPR syariah sesuai dengan definisi bank nilai-nilai perusahaan serta komitmen
syariah menurut UU No. 21/2008. Menurut keluarga yang meliputi personal belief dan
data Bank Indonesia (Desember 2012) support terhadap visi dan tujuan organisasi
yang dipublikasikan melalui web site BI, serta kerelaannya untuk berkorban demi
terdapat 11 BUS, 35 UUS dan 158 BPR orga­nisasi. Pemilihan konsep dari Astrakhan
syariah. Purposive sampling dilakukan et al. (2006) karena dianggap menyajikan
untuk menentukan bank yang akan dipilih dimensi yang lebih lengkap tentang keterli-
menjadi sampel survei untuk perusahaan batan dan pengaruh keluarga. Mengacu pada
keluarga. Kriteria sampel adalah bank yang konsep Astrachan et al. (2006) selanjutnya
telah beroperasi minimal dua tahun, tidak penelitian ini mengembangkan dimensi-
termasuk dalam kelompok BUS dan UUS dimensi kepemilikan keluarga yang akan
serta bukan bank yang dimiliki oleh peme­ dianalisis meliputi Struktur Kepemilikan
rintah daerah maupun oleh pemerintah (SK), Hubungan Keluarga (HK), Keterlibatan
pusat (BUMN/BUMD). dalam Manajemen (KM), Keterlibatan dalam
Untuk pelaksanaan in-dept interview, Pengawasan (KP), Komitmen dan Nilai
responden dipilih dari tiga BPRS (BPRS Keluarga (KN).
DAM, BPRS BHI dan BPRS GRI). Informan Struktur kepemilikan mencerminkan
yang diharapkan bisa memberikan data yang tingkat konsentrasi kepemilikan di peru-
relevan dari ketiga bank ini adalah Pemilik sahaan. Struktur kepemilikan diukur
atau Pemegang Saham Mayoritas (PSP) dan dengan besarnya persentase kepemilikan
direktur utama. Kedua kelompok informan saham oleh pemegang saham pengendali.
ini merepresentasikan pemilik dan penge- Hubungan keluarga merupakan keberadaan
lola bank. Variabel terdiri dari perusahaan anggota keluarga dalam kepegurusan bank
keluarga, kepemilikan keluarga, struktur yang diukur dengan variabel dummy (0
kepemilikan, praktik corporate governance, berarti tidak ada anggota keluarga dalam
regulasi dan supervisi, serta variabel kontrol kepengurusan bank dan 1 menunjukkan
yaitu aset dan usia perusahaan, sedangkan keberadaan anggota keluarga dalam kepe­
yang menjadi variabel dummy adalah tipe ngurusan bank). Keterlibatan dalam mana-
perusahaan. jemen merupakan keterlibatan pemilik dan
Perusahaan keluarga merupakan peru- atau anggota keluarga pemilik dalam proses
sahaan dengan pemegang saham pengen- manajemen bank secara langsung dan tidak
dali yang berada pada tangan individu langsung. Keterlibatan dalam Pengawasan
atau keluarga. Perusahaan nonkeluarga merupakan keterlibatan pemilik atau
Muawanah, Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga 302

anggota keluarga pemilik dalam proses akan dijelaskan pada penjabaran di bawah.
pengawasan. Komitmen dan nilai keluarga Regulasi dan supervisi merupakan
merupakan dukungan dan kesediaan pemilik persepsi responden atas regulasi dan super-
dalam mencapai visi dan tujuan bank serta visi yang dilakukan oleh pengawas terhadap
pembentukan nilai organisasi. Ketiga proksi pengelolaan bank. Indikator variabel ini
terakhir diukur dengan nilai kontinum pada mengacu pada tujuan regulasi dan super-
skala 1 (sangat tinggi) dan 5 (sangat rendah). visi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia/
Praktik Corporate governance meru- Otoritas Jasa Keuangan. Indikator tersebut
pakan pelaksanaan tatakelola berbasis meliputi regulasi dan supervisi pelaksanaan
prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertang- prinsip kehati-hatian, pelaksanaan fungsi
gungjawaban, professional dan kewajaran kepatuhan, regulasi dan supervisi untuk
yang diwujudkan dalam mekanisme sesuai mendorong keleluasaan berusaha, mendo-
dengan peraturan bank Indonesia. Terdapat rong pertumbuhan kinerja serta menum-
9 indikator pembentuk variabel ini yang buhkan kepercayaan masyarakat. Kelima
diukur dengan nilai komposit [dihitung indikator ini diukur dengan menggunakan
dengan mengalikan bobot nilai untuk setiap skala likert dengan skala 1 (sangat Ketat/
indikator dengan peringkat pada skala 1 sangat tidak mendorong) dan 5 (sangat
longgar/sangat mendorong).
(sangat Baik) sampai skala 5 (Sangat tidak
Variabel kontrol penelitian ini meliputi
baik) (Tabel 1). Perhitungan nilai komposit
aset yang merupakan proksi size diukur

Tabel 1. Pengukuran Nilai Komposit

Peringkat
No Indikator Bobot Nilai
(self assessment)
(1) (2) (1 X 2)
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung 22,5 Skala 1 - 5
jawab Komisaris dan Komite
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung 17,5 Skala 1 - 5
jawab Direksi
3 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab 10,0 Skala 1 - 5
Dewan Pengawas Syariah
4 Pelaksanaan prinsip syariah dalam 5,0 Skala 1 - 5
kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa
5 Penanganan benturan kepentingan 10,0 Skala 1 - 5
6 Penerapan fungsi kepatuhan Bank 5,0 Skala 1 - 5
7 Penerapan fungsi audit intern dan 10,0 Skala 1 - 5
audit ekstern
8 Batas Maksimum Penyaluran Dana 5,0 Skala 1 - 5
9 Transparansi kondisi keuangan dan 15,0 Skala 1 - 5
non keuangan, Laporan pelaksanaan
GCG dan Pelaporan internal
Total Nilai Komposit
Predikat:
Sangat Baik<1,5;
Baik 1,5 ≤ 2,5;
Cukup Baik 2,5 ≤ 3,5;
Kurang Baik 3,5 ≤ 4,5
Tidak Baik ≤ 5,0
Sumber: Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 diolah (2014)
303 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 287-298

dengan logaritme jumlah aset, usia peru- HASIL


sahaan diukur dengan logaritme jumlah Survei dilaksanakan dengan mengirim
tahun sejak pertama berdiri dan tipe peru- kuisioner kepada 158 direksi BPRS dengan
sahaan merupakan variabel dummy dengan tingkat pengembalian sebesar 32,91% (54
0 = perusahaan keluarga dan 1= perusahaan BPRS). Sementara itu penelitian ini juga
nonkeluarga. mendokumentasikan data dari 69,5 (32)
Analisis data dilakukan secara BUS/UUS. Dengan demikian data penelitian
bertahap. Pertama, uji beda rata-rata terdiri dari 62,79% perusahaan keluarga
sampel independen dilakukan untuk menga- (BPRS) dan 37,21% perusahaan nonke-
nalisis perbedaan praktik corporate gover­ luarga (BUS dan UUS). Deskripsi statistik
nance perusahaan keluarga dengan perusa- setiap variabel penelitian ditunjukkan dalam
haan nonkeluarga. Kedua, analisis regresi tabel berikut:
berganda dengan metode estimasi step-wise Hasil statistik deskriptif (Tabel 3)
digunakan untuk mengestimasi pengaruh menunjukkan bahwa praktik Corporate
Governance (CG) untuk ketiga jenis sampel
kepemilikan keluarga terhadap praktik corpo­
sesuai dengan kriteria BI berada pada
rate governance. Analisis regresi dilakukan
peringkat baik yaitu terletak pada range
metode backward menghasikan beberapa
1.5 X ≤NK≤2.5. Namun demikian rata-
model. Model regresi pertama mengesti-
rata untuk perusahaan nonkeluarga lebih
masi pengaruh struktur kepemilikan untuk
kecil dibanding perusahaan keluarga yang
seluruh sampel dengan memasukkan vari- mengindikasikan praktik corporate gover­
abel kontrol yaitu tipe perusahaan (kelu- nance perusahaan nonkeluarga sedikit
arga/ nonkeluarga), size dan usia perusa- lebih baik dibanding perusahaan keluarga.
haan. Model regresi kedua untuk menges- Hasil ini konsisten dengan hasil Muawanah
timasi pengaruh struktur kepemilikan dan (2010).
variabel kontrol (size dan usia perusahaan) Struktur kepemilikan semua sampel
untuk perusahaan keluarga. Regresi ketiga rata-rata 85%, perusahaan keluarga sebesar
mengestimasi pengaruh struktur kepemi- 81% dan perusahaan nonkeluarga sebesar
likan dan hubungan keluarga serta variabel 93%. Rata-rata Kepemilikan saham pengen-
kontrol. Regresi keempat mengestimasi dali untuk perusahaan nonkeluarga lebih
pengaruh struktur kepemilikan, hubungan tinggi karena dalam kelompok sampel ini
keluarga, keterlibatan dalam manajemen, 65% merupakan unit usaha syariah yang
keterlibatan dalam pengawasan, komitmen kepemilikannya 100% berada pada induk
dan nilai serta variabel kontrol. Regresi perusahaan. Variabel kontrol aset perusa-
kelima dilakukan dengan memasukkan haan nonkeluarga lebih tinggi dibanding
variabel regulasi dan supervisi dalam model perusahaan keluarga sebagai akibat dari
regresi keempat. 35% sampel perusahaan nonkeluarga
Hasil analisis data kuantitatif selan- adalah perusahan publik dengan nilai kapi-
jutnya dilengkapi dengan hasil analisis data talisasi yang lebih tinggi. Namun dari sisi
kualitatif. Hal ini dilakukan terutama untuk usia, perusahaan keluarga rata-rata lebih
mengeksplorasi fakta atau fenomena yang tua dbanding perusahaan nonkeluarga. 50%
tidak tertangkap dalam analisis kuantitatif. sampel perusahaan keluarga menyatakan
Dengan analisis kualitatif ini, maka perta­ terdapat hubungan keluarga (HK) antara
nyaan tentang bagaimana praktik corporate PSP dengan pengelola, dan 50% selebihnya
governance akan menjadi lebih lengkap menyatakan tidak ada hubungan keluarga
antara PSP dengan pengelola. Keterlibatan
penjabarannya. Analisis kualitatif dilakukan
dalam Manajemen (KM), Keterlibatan dalam
dengan mengadopsi metode Miles dan
Pengawasan (KP) serta Dukungan Komitmen
Huberman (1984) dengan melakukan anal-
dan Nilai (KN) memiliki peringkat disekitar
isis selama tahapan proses pengumpulan
2. Hal ini berarti keterlibatan pemilik dalam
data. Analisis data dilakukan secara inter- pengelolaan perusahaan cenderung tinggi.
aktif dan berkelanjutan selama proses dan Sementara untuk Regulasi dan Supervisi
sampai tuntas penelitian yang dilakukan. (RS) rata-rata 1.6, yang berarti responden
Hal ini dilakukan agar situasi atau konteks mempersepsikan Regulasi dan Supervisi
dalam suatu fenomena tidak tertinggal cenderung ketat dan kurang mendukung
dalam analisis. Aktivitas analisis data meli- perkembangan BPRS.
puti Data Collection, Data reduction, Data Uji beda rata-rata (analysis of mean
Display, dan Conclusion: drawing/verifiying. differences). Independent sample T test
Muawanah, Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga 304

Tabel 2. Satistik Deskriptif

Semua Perusahaan Perusahaan Keluarga Perusahaan non-Keluarga


Std. Std.
Var Mean Mean Mean Std. Deviation
Deviation Deviation
CG 1.878155 .3898486 2.062654 .2922727 1.5668 .33365
Aset 1.29E10 2.020E10 1.66E10 2.270E10 6.8062E9 1.32859E10
Usia 10.39 6.980 11.89 5.980 8.89 4.89
SK .858281 .1577567 .810020 .1259261 .9397 .17385
HK .50 .505
KM 1.96 1.373
KP 2.70 1.475
KN 2.241 1.3727
RS 1.983333 .6257825
TIPE .6279 .48620
N 86 54 32

digunakan untuk menganalisis perbedaan menyatakan bahwa faktor kontekstual


praktik corporate governance pada perusa- dan kompleksitas perusahaan mendorong
haan keluarga dengan perusahaan nonke- perbedaan praktik corporate governance
luarga. Ringkasan hasil uji beda rata-rata Analisis regresi. Analisis regresi digu-
dapat dilihat pada Tabel 3. nakan untuk menguji apakah struktur
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan (SK), Hubungan Keluarga
praktik corporate governance perusahaan (HK), Keterlibatan dalam Manajemen
keluarga berbeda signifikan dengan perusa- (KM), Keterlibatan dalam Pengawasan
haan nonkeluarga. Perbedaan ini juga diikuti (KP), Dukungan Komitmen dan Nilai (KN),
dengan variabel kontrol yaitu Aset dan Usia Regulasi dan Supervisi (RS) serta beberapa
untuk kedua tipe sampel. Dengan demikian variabel kontrol (Aset, Tipe dan Usia) berpe­
dugaan awal penelitian ini bahwa perbedaan ngaruh terhadap praktik corporate gover­
karakteristik perusahaan mengimplikasikan nance (CG). Step-wise regression dijalankan
perbedaan praktik corporate governance untuk memperoleh model yang fit. Regresi
mendapatkan dukungan. Temuan peneli- 1 menguji apakah Struktur Kepemilikan
tian ini sejalan dengan hasil meta analysis (SK), Aset, Tipe dan Usia berpengaruh terh-
Carcello et al. (2011) yang menyebutkan adap praktik corporate governance untuk
different governance model for different firm. seluruh sampel perusahaan. Regresi 2
Hasil penelitian ini juga mendukung Gillan et menguji pengaruh struktur kepemilikan
al. (2003) yang mendokumentasikan bahwa (SK), Aset, Tipe dan Usia untuk perusahaan
variasi struktur governance berhubungan keluarga. Regresi 3, 4 dan 5 merupakan
dengan faktor industri dan perusahaan. lanjutan dari regresi 2 dengan mempertim-
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan bangkan secara berturut-turut Hubungan
Yi Jiang (2006), Adam dan Mehran (2003) Keluarga (HK) untuk regresi 3, Keterlibatan
serta Ciancanelly dan Gonzales (2000) yang dalam Manajemen (KM), Keterlibatan dalam

Tabel 3. Uji Beda Rata-rata

N CG Aset Usia
P. Nonkeluarga 32 1.566813 6.81E9 8.89
P. Keluarga 54 2.062654 1.66E10 11.89
Sig .000 .000 .000
305 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 287-298

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi


Seluruh
Perusahaan Keluarga
Perusahaan
Reg 1 Reg. 2 Reg. 3 Reg 4 Reg. 5
-997 1.098 1.087 1.187 1.170
(Constant)
(.000)* (.000)* (.000)* (.000)* (.000)
.603 1.212 1.190 1.192 .553
SK
(.009)** (.000)* (.000)* (.000)* (.074)***
5.351E-13 1.268E-12 1.150E-12 1.032E-12 5.799E-14
Aset
(748) (.410) (.460) (.505) (.967)
-. 031 -.003 -.003 -.005 -.004
Usia
(503) (.599) (.644) (.431) (.420)
.569
Tipe
(.000)*
.051 .093 .084
HK
(.470) (.212) (.202)
-.030 .013
KM
(.393) (.690)
-.102 -.033
KP
(.056)*** (.509)
.108 .013
KN
(.094)*** (.835)
.247
RS
(.000)*
F 20.805 7.263 5.529 3.838 6.134
Sig. (.000)* (.000)* (.001)* (.002)** (.000)*
R Square .432 0304 .311 .369 .522
N 86 54 54 54 54
Catatan:
* signifikan pada α = .001
** Signifikan pada α = .05
*** Signifikan pada α = .10

Pengawasan (KP) untuk regresi 4 serta hanya Struktur Kepemilikan (SK) serta
Regulasi dan Supervisi (RS) untuk regresi Regulasi dan Supervisi (RS) yang berpen-
5. Hasil analisis regresi disampaikan pada garuh signifikan terhadap praktik corporate
Tabel 4. governance.
Keseluruhan model regresi 1-5 menun- Dimensi kepemilikan keluarga yang
jukkan pengaruh simultan Kepemilikan lain yaitu Hubungan Keluarga (HK) (regresi
Keluarga dan variabel kontrol terhadap 3) dan Keterlibatan dalam Manajemen
praktik corporate governance dengan nilai F (regresi 4) tidak signifikan pengaruhnya,
berada pada tingkat signifikansi α ≤ .001 dan sedangkan Keterlibatan dalam Pengawasan
α ≤ .05. Sedangkan analisis parsial menun- (KP) dan dukungan Komitmen dan Nilai (KN)
jukkan hasil yang berbeda. Hasil keselu- nampak berpengaruh signifikan meski pada
ruhan model regresi menunjukkan variabel tingkat signifikansi α sebesar 10%. Dengan
Struktur Kepemilikan (SK) berpengaruh demikian dapat disampaikan bahwa secara
signifikan terhadap praktik corporate gover­ umum variasi praktik corporate governance
nance (CG). Model regresi 4 menunjukkan berhubungan dengan kepemilikan keluarga
Struktur Kepemilikan (SK), Keterlibatan konsisten dengan hasil penelitian Chau dan
dalam Pengawassan (KP) serta Komitmen dan Leung (2006). Pengaruh struktur kepemi-
Nilai (KN) berpengaruh signifikan, semen- likan terhadap praktik corporate governance
tara itu hasil model regresi 5 menunjukkan konsisten dengan hasil penelitian Hastuti
Muawanah, Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga 306

(2005) baik pada perusahaan keluarga perusahaan. Dengan voting right yang tinggi,
maupun perusahaan nonkeluarga. Hasil pemilik atau pemegang saham pengendali
penelitian ini juga konsisten dengan Jaggy (PSP) memiliki kewenangan yang besar serta
dan Leung (2007) yang menyatakan bahwa memiliki hak suara mayoritas dalam rapat
keterlibatan anggota keluarga dalam dewan umum pemegang saham (RUPS) yang meru-
komisaris (fungsi pengawasan internal) pakan mekanisme tertinggi dalam proses
mempengaruhi efektifitas komite audit governance perusahan. Sesuai dengan
yang merupakan salah satu aspek corporate undang-undang no 40/2007, Indonesia
governance. Demikian juga hasil analisis menganut two tier board system. Struktur
pengaruh variabel regulasi dan supervisi governance menurut sistem ini meliputi
mendukung pendapat Chapra dan Ahmed RUPS, dewan komisaris, dewan direksi dan
(2002) yang menunjukkan pentingnya eksekutif manajemen. Dewan komisaris
kehadiran otoritas regulator dan pengawas merupakan representasi pemilik dalam
dalam mengendalikan pengaruh kepemi- kegiatan operasi bank yang memiliki fungsi
likan keluarga dalam proses governance. pengawasan yang terpisah dari fungsi yang
dijalankan oleh direksi.
PEMBAHASAN Dalam two tier board system,
Telah disampaikan bahwa gagasan keberadaan dewan komisaris dimaksudkan
utama yang mendasari penelitian ini adalah untuk mengurangi agency problem antara
perbedaan karakteristik perusahaan bisa kepemilikan dan manajemen. Dalam
mempengaruhi praktik corporate governance sistem ini pemisahan fungsi secara fisik
dan hasil analisis penelitian ini berhasil juga dilakukan untuk menghindari campur
memberikan dukungan bukti atas gagasan tangan dewan komisaris terhadap kegiatan
tersebut. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi operasional perusahaan. Keterlibatan peme-
penelitian-penelitian maupun pemikiran- gang saham dalam pengawasan perusa-
pemikiran sebelumnya misalnya Carcello et
haan terwujud dalam bentuk keberadaan
al. (2011), Gillan et al. (2003), Yi Jiang (2006),
pemilik (pendiri) atau keberadaan anggota
Adam dan Mehran (2003) serta Ciancanelly
keluarga terdekat atau orang-orang teper-
dan Gonzales (2000) bahwa variasi praktik
caya tapi bukan keluarga dalam struktur
governance berhubungan dengan komplek-
dewan komisaris. Kewenangan yang dimiliki
sitas faktor industri dan perusahaan.
oleh PSP baik kedudukannya dalam RUPS
Kompleksitas BPRS berbeda dengan
maupun dalam hubungannya dengan
BUS/UUS. Sebagian dari BUS merupakan
dewan komisaris bisa mendorong terjadinya
perusahaan publik dengan kepemilikan
bad atau good governance, tergantung pada
menyebar ke sebagian besar pemegang
bagaimana PSP menggunakan kewenangan
saham. Penyebaran kepemilikan mengaki-
batkan voting right secara individu menjadi tersebut.
kecil sehingga kekuatan pengaruh ke mana- Muawanah (2010) menemukan bahwa
jemen terpecah. Pemisahan fungsi kepemi- sistem nilai yang dianut pemilik memi-
likan/pengawasan dari fungsi manajemen liki pengaruh yang sangat kuat terhadap
menimbulkan asimetri informasi yang terjadinya bad atau good governance.
tinggi sehingga tuntutan akuntabilias dan Mendukung argumen yang disampaikan
transparansi menjadi tinggi pula. Sebaliknya oleh Lavensen dan Peng (2007) bahwa
di BPRS konsentrasi kepemilikan berada keyakinan nilai akan mempengaruhi
pada tangan indvidu/ keluarga sehingga persepsi tentang realitas termasuk realitas
pemilik individual ini memiliki kekuatan ekonomi dan keuangan, dan persepsi ini
yang besar untuk melakukan intervensi akan mempengaruhi bagaimana pengam-
ke perusahaan. Intervensi yang tinggi ini bilan keputusan dilakukan dan bagaimana
mengakibatkan asimetri informasi menjadi kualitas keputusan dihasilkan. Hasil pene-
rendah antara manajemen dengan pemilik, litian ini sejalan dengan penelitian-peneli-
sehingga tuntutan akuntabilitas dan tian sebelumnya bahwa nilai-nilai keluarga
transparansi terhadap manajemen menjadi memiliki pengaruh kuat dalam menentukan
berkurang. efektifitas governance mendukung pendapat
Struktur kepemilikan merepresentasi Taballujan (2002), Turnbull (1997) dan
voting right bagi pemilik, yang memberikan Williamson (1975). Nilai dan budaya kelu-
kekuasaan pengendalian dalam proses arga dianggap mempengaruhi bagaimana
penentuan kebijakan dan strategi perusahaan dijalankan.
307 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 287-298

Keterlibatan pemilik dalam struktur dan akan berusaha menanamkan sifat


manajemen dan pengawasan bisa dilak- tersebut ke dalam perusahaan. Maka jika
sanakan secara langsung maupun tidak pendiri memiliki komitmen dan tujuan mulia
langsung. Keterlibatan secara langsung dalam pendirian perusahaan, diyakini keter-
dilaksanakan melalui masuknya pemilik libatan pendiri akan mendorong terjadinya
generasi pertama maupun generasi kedua good governance.
dan seterusnya ke dalam struktur penge- Penuturan Bapak SM sebagai pemilik
lolaa perusahaan. Sementara keterlibatan 76% saham BHI2 berikut setidaknya
tidak langsung dilaksanakan melalui memberikan dukungan argumen tersebut.
pemilihan orang-orang yang bukan
“Bank ini didirikan untuk mela­
anggota keluarga untuk mewakili keluarga
yani kebutuhan modal wong cilik.
dalam struktur pengelolaan perusahaan.
Itulah kenapa bank ini didirikan
Keterlibatan pemilik baik secara langsung
dekat pasar. Bank-bank besar
maupun tidak langsung mengimplikasikan
susah melayani kebutuhan dana
pembentukan budaya ataupun internal-
isasi nilai-nilai keluarga pemilik ke dalam kecil yang diperlukan oleh peda-
perusahaan. Beberapa ahli mendefinisikan gang-pedagang pasar. Wong baku­
nilai-nilai perusahaan sebagai bagian dari lan itu seringkali tidak memiliki
“board” dan yang utama adalah pemilik aset untuk dijaminkan. Meskipun
perusahaan, karenanya keterlibatan pemilik dari sisi bisnis bank ini kurang
bisa menjadi proksi penting dari nilai-nilai nguntungno, tetapi yang paling
perusahaan yang akan mempengaruhi apa penting bisa melayani wong cilik
yang dilakukan para pekerja maupun stake­ sekaligus bisa tetap jalan, dan
holder lainnya. Jadi kepemilikan memi- bisa mbayari karyawan.”
liki konsekuensi terhadap nilai-nilai dan Penuturan Bapak SM ini menyiratkan
perilaku perusahaan (Thomsen 2005). bahwa tujuan mendirikan perusahaan tidak
Chaithanakij (2006) memberikan semata-mata profit oriented, tetapi terdapat
ulasan yang menarik di negara-negara yang tujuan lain yang sarat dengan nilai yang
sedang berkembang (utamanya di Malaysia, terungkap lewat kalimat ‘melayani kebu-
Philipina dan Indonesia) umumnya perusa- tuhan wong cilik’ yang tidak menghasilkan
haan berawal dari bisnis keluarga. Dalam keuntungan berlebih dari sisi bisnis. Dalam
lingkungan yang relatif tidak berubah, lingkungan bisnis, tujuan yang ditetapkan
maka norma budaya keluarga diyakini akan akan menentukan bagaimana bisnis dike-
bertahan dan mendominasi praktik bisnis, lola. Penuturan-penuturan Bapak SM
karena pemilik awal (founders) berlanjut berikut bisa memberikan gambaran ter­hadap
menjadi pemegang saham mayoritas. masalah ini.
Schein (1993 dalam Crongvist et al. 2007)
menyatakan bahwa founder memainkan “Syarat utama menjadi direktur
peran penting dalam pengembangan budaya di Bank ini adalah jujur, amanah
perusahaan karena mereka mengalami saat- dan mau bekerja keras. Direk-
saat sulit yang harus dihadapi perusahaan. tur ndak boleh gengsi blusukan
Keyakinan nilai dari founder turut menen- ke pasar. Bakul-bakul3 biasanya
tukan bagaimana tujuan perusahaan di malu untuk datang ke kantor
tetapkan, bagaimana sumberdaya diperoleh Bank. Jadi orang bank yang mesti
dan selanjutnya dikelola, serta bagaimana njemput bola.”
relasi dibentuk. Rata-rata usia perusahaan
Dan orang-orang kecil itu biasanya
sampel adalah 11 tahun. Dalam usia setua
manut dan nurut apa kata bank. Jadi orang-
ini, pemilik yang merupakan pendiri (founders
orang bank yang harus mengerti mereka,
owner) adalah generasi pertama yang masih
berbuat jujur dan adil dalam menghitung
terlibat langsung dalam menjalankan bisnis
keluarga. Menurut Chami (1999) sebagai keuntungan dan bagi hasil. Ojo mentang-
generasi pertama, pendiri memiliki sifat altru­ mentang manut, njur diplekotho (Jangan
istic yang mendasari pendirian perusahaan karena menurut sehingga dieksploitasi)

2 Bank BHI merupakan BPR syariah yang sejak awal 3 Istilah Jawa yang digunakan untuk menyebut Para
pendiriannya sudah berbasis syariah.Marupakan Pedagang di Pasar.
salah satu BPRS tertua di Malang Raya.
Muawanah, Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga 308

Lebih lanjut Bapak SM mengungkapkan: keluarga. Penuturan informan berikut bisa


memberikan gambaran tentang hal ini
Usaha ini kan bisnis kepercayaan,
ada amanah yang harus dijaga. “Agak repot bila Bapak (pemilik-
Mau nglepas nggak tega. Kudu pen) mengintruksikan untuk
tetep eling barang titipan. Ada hak pengeluaran dana untuk keper-
orang yang harus diberikan, ada luan lembaga pendidikannya.
aset orang yang harus dikelola. Meskipun pada akhirnya dikem-
Semua ada pertanggungjawab­ balikan, tetapi jelas mengganggu
annya. Agar tetap bisa memberi cash flow bank.”
manfaat, ya usaha dan waspada
Fan (2005) menyatakan bank yang
supaya tidak merugi.
dimiliki oleh keluarga biasanya dijalankan
Pernyataan-pernyataan yang disam- atas dasar relasi (relationship based banking)
paikan oleh PSP tersebut mengonfirmasi hasil dan memiliki social network yang kuat. Bank
survei tentang keterlibatan pemilik dalam dikelola oleh orang-orang yang memiliki
perusahaan. Keterlibatan dalam pemben- hubungan kekerabatan atau oleh orang-
tukan nilai-nilai organisasi seperti sikap orang yang sudah dikenal baik. Contoh
altruistik melayani wongcilik, jujur, adil, dan kasus terjadi di Bank GRI4 seperti penuturan
amanah dan keterlibatan dalam pemilihan Bapak NG berikut:
direktur merupakan bentuk keterlibatan
“Pengurus bank-bank dalam ke-
PSP. Keterlibatan pemilik dalam perusahaan
lompok Bank GRI umumnya
merupakan salah satu karakteristik dari
merupakan orang-orang dekat
patrimonial leadership structure yang sering
atau orang-orang yang dikenal
terjadi pada perusahaan dengan struktur
secara dekat bahkan merupakan
kepemilikan yang terkonsentrasi. Budaya
anggota keluarga inti. Di Bank
patriarki ini akan menciptakan pemimpin
GRI15 ini saja sebagai contohnya.
dengan single fighter yang biasanya dipegang
Komisaris bank ini de facto adalah
oleh founding father (Villatonga dan Amit
pemilik tunggal, meskipun de
2004), yang dalam kasus di Bank BHI adalah
jure bukan. Saham-saham bank
Bapak SM sebagai pemegang saham pengen-
ini atas nama anggota keluarga
dali. Taballujan (2002) menyatakan bahwa
beliau.”
dalam bisnis keluarga seperti ini nilai-nilai
etika, budaya, nilai-nilai individu atau kelu- Seperti yang ditunjukkan dalam
arga pemilik akan berperan dalam pemben- kasus Bank GRI, di mana kerabat atau
tukan nilai-nilai dan budaya serta pemben- keluarga ditempatkan dalam suatu posisi
tukan karakter perusahaan. formal (de Jure), dalam praktik (de facto)
Di sisi lain pengaruh negatif kepe- tidak sungguh-sungguh melaksanakan
milikan keluarga juga sudah diakui oleh wewenangnya. Figur pendiri sebagai single
banyak peneliti. Isu-isu seperti Crony fighter masih sering mendominasi praktik
Capitalism, Firm-Level Nepotism menurut pelaksanaan outhority dan supervision ini.
Gomiluk (2010) merupakan isu yang Claessens (2000) menyebut hal ini sebagai
mengarah pada terjadinya bad governance. crony capitalism. Meskipun regulasi6 mela-
Pemilihan orang-orang terdekat dan teper- rang adanya hubungan keluarga antara
caya dalam struktur pengelola bank tanpa manajemen dengan pemilik, namun de facto
didukung oleh keahlian profesional yang hal ini sulit untuk dihindari. Masih banyak
tinggi hanya akan mendorong terjadinya terjadi firm-level nepotism. Hasil survei
penyimpangan-penyimpangan dalam penge- mendukung pernyataan tersebut yaitu
lolaan bank. Problem expropriation sangat 50% sampel menyatakan ada hubungan
mungkin terjadi dalam industri perbankan keluarga antara pemilik dengan penge-
melalui pembiayaan-pembiayaan bisnis lola baik sebagai direktur maupun sebagai

4 Bank GRI merupakan BPRS hasil konversi dari reksi dengan pemegang saham pengendali, semen-
BPR Konvensional. tara tidak demikian bagi komisaris. Artinya bahwa
5 Dalam kelompok bank ini terdapat lima bank yang pemilik bisa menunjuk anggota keluarga menjadi
tersebar di wilayah Jawa Timur. komisaris dengan persetujuan BI. Hasil survei
6 PBI No 11/23/PBI/2009 pasal 25 telah mengatur menunjukkan bahwa keterlibatan PSP umumnya
larangan adanya hubungan keluarga antara di- juga merupakan keterlibatan dalam pengawasan.
309 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 287-298

komisa­ ris. Keberadaan anggota keluarga keterlibatan. Peran pendiri masih sangat
bahkan pendiri dalam operasional bank di mendominasi terutama terkait dengan
satu sisi berakibat menurunnya asimetri authority dan supervision. Keterlibatan dalam
informasi antara pemilik dengan manajemen pengawasan dilakukan bukan semata-mata
(yang merupakan problem keagenan jilid untuk melindungi aset, tetapi lebih sebagai
pertama), namun di sisi lain masalah expro­ ‘garis batas’ agar perusahaan tidak melen-
priation sangat mungkin terjadi, terutama ceng dari tujuan awal pendiriannya. Sebagai
pada perusahaan keuangan. pendiri, pemilik akan berusaha menanamkan
Sulitnya memisahkan kepemilikan filosofi yang diyakininya ke dalam peru-
dan pengendalian, serta adanya hubungan sahaan untuk membentuk karakter peru-
kekerabatan maupun hubungan sosial sahaan serta membuat perusahaan tetap
antara pemilik dengan manajemen berakibat berjalan pada relnya. Pemilihan orang-orang
pada akuntabilitas individu tergantikan oleh terdekat dan terpercaya mengindikasikan
akuntabilitas kolektif. Budaya patriarki bahwa relasi yang dibangun didasarkan pada
ditambah dengan nilai ewuh pakewuh akan hubungan kepercayaan dan bukan pada
menggantikan akuntabilitas individu ini. hubungan keagenan. Pemilihan orang-orang
Bila terjadi penyimpangan individu misalnya terdekat dan terpercaya dilakukan dengan
maka penyelesaiannya akan lebih mengede- tujuan untuk memastikan bahwa perusa-
pankan pendekatan kekeluargaan dibanding haan dikelola sesuai dengan harapan pendiri
penyelesaian secara hukum. Setidaknya hal dan juga untuk memastikan bahwa tujuan
ini tercermin dalam ungkapan informan perusahaan yang notabene adalah tujuan
berikut ini: pemilik akan tercapai. Ungkapan eling lan
waspodo yang disampaikan oleh informan
“Pernah ada staf yang melakukan
memberikan informasi tentang value kunci
kecurangan. Tetapi karena dia
makna keterlibatan pemilik. Eling (ingat
adalah keluarga dari komisaris,
alam bahasa Jawa) dengan tujuan awal dan
pelanggaran ini diselesaikan den-
waspada (berhati-hati) dengan tujuan ke
gan kekeluargaan. Saya sungkan
depan.
untuk memberikan sanksi.”
Peran regulasi dan supervisi. Chapra
Budaya patriarki menempatkan pemilik dan Ahmed (2002) menyatakan regulasi
sebagai figur pemimpin di bank. Sebagai menjadi sangat penting dalam implementasi
bisnis individu (keluarga) maka bank dikelola corporate governance, karena mekanisme
oleh orang-orang terpercaya yang memiliki internal maupun eksternal yang diharapkan
hubungan kekerabatan maupun hubungan bisa menjadi kontrol tidak berjalan dengan
sosial dengan pemilik. Perusahaan dipan- baik. Regulasi dan supervisi merupakan
dang sebagai nexus of relationship, bukan representasi kepentingan publik dalam
nexus of contract sebagaimana di perusa- perusahaan dengan karakteristik leverage
haan-perusahaan modern. Akibatnya, nilai- yang tinggi. Sebagaimana diketahui bahwa
nilai etika dan budaya akan lebih mendo- kepemilikan BPRS sebagian besar bukan
minasi dalam penciptaan relasi dibanding kepemilikan tunggal (100%). Rata-rata kepe-
nilai-nilai keagenan. Makarim (1978) dalam milikan PSP adalah sebesar 73%. Dengan
Taballujan (2002) memandang perusahaan struktur kepemilikan seperti ini, Jensen dan
sebagai “an association of people rather than Smith (1985) menyebutkan kemungkinan
that capital”, perusahaan sebagai ekstensi terjadinya problem keagenan jilid kedua
family unit. Akibatnya nilai-nilai kelu- yaitu antara pemegang saham pengen-
arga akan mempengaruhi individu untuk dali dengan pemegang saham minoritas.
memandang perusahaan sebagai bagian dari Mekanisme kontrol yang dimainkan oleh
unit keluarga sehingga kewajiban personal regulator akan menekan terjadinya expro­
dan kewajiban kolektif menjadi sama-sama priation aset oleh PSP. Hasil penelitian ini
penting. Karena pemisahan antara share­ membuktikan bahwa regulasi dan supervisi
holder dengan entitas perusahaan bersifat meniadakan pengaruh keterlibatan keluarga
semu, maka sering terjadi kekaburan perbe- dalam proses governance.
daan antara aset personal dengan aset Hasil ini mendukung penelitian Black
perusahaan. dan Kim (2003) yang menemukan adanya
Dapat disampaikan bahwa pengaruh pengaruh faktor-faktor regulasi industri
kepemilikan keluarga terhadap praktik terhadap praktik corporate governance di
governance terwujud dalam berbagai bentuk tingkat perusahaan. Kehadiran regulasi
Muawanah, Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga 310

dan supervisi ini membuat keterlibatan tipe perusahaan (perusahaan keluarga


keluarga menjadi tidak signifikan lagi dan nonkeluarga) berpengaruh signifikan
dalam proses governance. Peran penting terhadap praktik corporate governance.
regulasi dan supervisi ini mengonfirmasi Kepemilikan keluarga terbukti berpen-
ciri perusahaan perbankan sebagai peru- garuh terhadap variasi Praktik corporate
sahaan yang high regulated. Meski sesuai governance. Variabel kepemilikan keluarga
dengan undang-undang no 40 tahun 2007, yang memiliki pengaruh signifikan adalah
struktur governance menganut two tier struktur kepemilikan, keterlibatan dalam
board system, namun implementasi dari pengawasan serta komitmen dan nilai kelu-
struktur ini tidak terlepas dari peran regu- arga. Namun keterlibatan dalam penga-
lator. Pemilihan anggota komisaris dan wasan serta komitmen dan nilai keluarga
direksi oleh RUPS harus mendapatkan ini tereliminasi seiring dengan kehadiran
persetujuan dari regulator (PBI 11/23/2009 variabel regulasi dan supervisi. Sementara
dan PBI 11/33/2009). Muawanah (2010) itu hubungan keluarga dan keterlibatan
menyebut hal ini sebagai extended two tier dalam manajemen tidak memiliki pengaruh
board system, yaitu pemisahan fungsi dan signifikan.
fisik operasi dan pengawasan dengan tetap Hasil in-dept interview mengonfirmasi
berada pada supervisi regulasi. serta melengkapi hasil survei, memberikan
Perusahaan keluarga dengan model gambaran yang lebih mendalam tentang
family capitalism cenderung memiliki proses dan value atas keterlibatan pemilik
insentif untuk beroperasi secara efisien. dalam praktik corporate governance.
Namun di pihak lain, kecenderungan Keterlibatan merupakan upaya pemilik
ke arah nepotisme (misalnya pemilihan untuk menginternalisasi tujuan utama dan
manajemen dari orang-orang terdekat yang nilai-nilai keyakinannya dalam perusahaan,
kurang kompeten), bisa mendorong ke arah yang dalam kasus ini berwujud dalam frasa
inefisensi. Lebih jauh perusahaan keluarga eling lan waspada, yang bermakna selalu
ini sering memiliki sistem pengambilan mengingat tujuan pendirian bank dan tetap
keputusan yang sentralistik dan sistem berusaha untuk bisa selamat sampai tujuan
pengendalian internal yang informal (Moris (mampu bertahan dalam persaingan industri
et al. 1997 dalam Lukviarman 2004). Akibat perbankan).
dari hal ini adalah related party transaction Implikasi dari hasil penelitian ini adalah
bisa terjadi serta terabaikannya sejumlah penting bagi regulasi untuk mempertim-
mekanisme governance dalam pengelolaan bangkan “kepemilikan” sebagai mekanisme
perusahaan. internal dalam proses governance.
Regulasi dan supervisi menjadi urgen Peraturan yang ada menempatkan pemilik
pada perusahaan keluarga ini untuk mendo- dalam mekanisme RUPS yang merupakan
rong praktik ke arah good governance. Karena mekanisme eksternal dalam struktur gover­
bank syariah merupakan lembaga dengan nance. Untuk perusahaan dengan kepe-
kepemilikan dana tidak hanya terletak pada milikan menyebar, mekanisme eksternal
pemegang saham semata tetapi juga shohibul (RUPS) bisa menjadi mekanisme yang lebih
mal (Investment account holder) yang bukan fit, tetapi tidak untuk perusahaan dengan
pemilik perusahaan, maka peran penting karakteristik kepemilikan keluarga.
yang harus dijalankan adalah memastikan Implikasi berikutnya bagi penelitian
bahwa nilai keadilan dapat dirasakan dan lanjutan adalah mempertimbangkan peng-
diterima oleh semua stakeholder (Chapra gunaan teori selain teori keagenan dalam
dan Ahmed 2002). Regulasi dan Supervisi riset governance khususnya untuk peru-
merupakan representasi kepentingan publik sahaan dengan karakteristik perusahaan
dalam pengelolaan bank syariah dan meru- keluarga. Keterlibatan pemilik secara lang-
pakan mekanisme eksternal bagi perusa- sung dalam proses governance, pemilihan
haan non publik. orang-orang terdekat dan tepercaya meng-
hasilkan hubungan kepercayaan dalam
SIMPULAN perusahaan, meniscayakan asimetri infor-
Penelitian ini menemukan perbe- masi yang menjadi domain Teori Keagenan.
daan praktik corporate governance pada Stewardship theory yang lebih altruistik bisa
bank dengan kepemilikan keluarga (family menjadi pilihan. Pilihan lain adalah dengan
capitalism) dengan kepemilikan nonke- menggabungkan agency theory dengan
luarga. Penemuan berikutnya adalah teori-teori lain mendukung anjuran Carcello
311 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 287-298

(2011) sehingga akan memperkaya pemba- Arrarat, M. dan B.B Yutoglu. 2006. “Corpo-
hasan mix governanace theory . rate Governance in Turkey: An Intro-
Namun demikian hasil penelitian duction to The Special Issue”. Corpo­
ini tunduk pada sejumlah keterbatasan: rate Governance, Vol. 14, No. 4, hlm
pertama, penelitian ini menggunakan 201-206.
embedded correlational design dalam upaya Astrachan, J.H., S.B. Klein, dan K.X. Smyr-
untuk mengurangi kelemahan metode nios. 2006. The F-PEC Scale of Fami­
survei. Namun metode ini juga masih belum ly Influence: a Proposal for Solving the
bisa menjamin kejujuran dan ketepatan Family Business Definition Problem.
responden yang bisa menjadi faktor utama Handbook of Research on Family Busi­
dari bias hasil penelitian. Untuk mengu- ness. Edited by Panikkos Zata Poutzi­
rangi bias ini, penelitian berikutnya disa- orous. Kosmas X. Smyrnios. dan Sabine
rankan menggunakan metode triangulasi B. Klein. Edward Elgar Publishing, No.
data (Creswell dan Clark 2007) yang meng- 9, hlm167-179.
gabungkan kedua jenis data ke dalam satu
Barucci, E. dan J. Falini. 2005. “Determi-
analisis. Meskipun sulit, tapi metode ini
nants of Corporate governance in the
diduga bisa menghilangkan bias hasil survei.
Italian Financial Market”, Economic
Metode survei mensyaratkan vali-
Notes by Banca monte dei paschi di Si­
ditas dan reliabilitas instrumen penelitian.
ena SpA., Vol 34, No. 3, hlm 371-405
Instrumen keterlibatan keluarga, meskipun
definisi untuk proksi keterlibatan kelu- Bank Indonesia. 2009a. PBI nomor No.
arga mengacu pada definisi dari Astrachan 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan
et al. (2006) yaitu power, experience, dan Good Corporate governance Bagi Bank
culture, namun pengukuran untuk masing- Umum Syariah dan Unit Usaha sya-
masing proksi merupakan hasil eksplorasi riah. Diunduh tanggal 15 Juni 2013.
yang dilakukan sebelum penelitian dimulai. <http:// www.bi.go.id/>
Meski sudah melalui serangkaian tahapan Bank Indonesia 2009b. PBI nomor No.
untuk memperoleh instrumen yang valid 11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembi-
dan reliabel, namun pengujian lebih lanjut ayaan Rakyat Syariah. Diunduh tang-
diperlukan untuk memperoleh dukungan gal 15 Juni 2013. <http:// www.bi.go.
empiris yang lebih kuat/rigor. id/>
Barle, A dan G. Means. 1932. The Modern
DAFTAR PUSTAKA Corporation and Private Property. Mac-
Millan, New York.
Adam, R. dan H. Mehran. 2003. “Is Corporate
Governance Different for Bank holding Brennan, Niamh M., dan J. Solomon. 2008.
Companies”. Federal Reserve Bank of “Corporate Governance, Accountabil-
New York Economic Policy Review, hlm ity and Mechanisms of Accountability:
123-141. an Overview”. Accounting, Auditing and
Accountability, Vol. 21, No. 7, hlm 885-
Aguilerra, R.V., I.H. Filatotchev, Gospel, dan
906.
G. Jackson. 2007. “An Organizational
Approach to Comparative Corporate Carcello, Joseph V., D.R. Hermanson., dan
Governance: Cost, Contingencies and Z.S. Ye. 2011. “Corporate Goernance
Complementaries”. Organization Sci­ Research in Accounting and Auditing:
ence, Vol. 19, No. 3, hlm 1– 42. Insight, Practice Implicartion, and Fu-
ture Research Directions”. Auditing: A
Anderson, C.W. dan T.L. Campbel. 2003.
Journal of Practice and Theory, Vol. 30.
“Corporate Governance of Japanese
No.3, hlm 1-31.
Banks”. Journal of Corporate Finance,
Vol. 189, hlm 1-28. Chaithanakij. 2006. Cultural Effects on Cor-
porate Governance in Thailand: A Study
Arifin, Z. 2003. “Pengaruh Corporate gover­
through the Three-Phlilares Model, Un­
nance terhadap Reaksi Harga dan Vol-
published Working Paper. Thammasat
ume Perdagangan pada Saat Pengumu-
University.
man Earnings”. Makalah Simposium
Nasional Akuntansi VI, 16-17 Oktober Chami, R. 1999. What’s Different about Fam-
2003, hlm 614-621. ily Businesses? Working Paper. IMF In-
stitute, Washington, D.C.
Muawanah, Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga 312

Chapra, M. Umer dan H. Ahmed. 2002, Cor- Federal Reserve Bank of ST. Louis No.
porate Governance in Islamic Financial 1999-018A.
Institutions. Occasional Paper Islamic Fan, Joseph. 2005. Corporate Governance of
Research and Training Institute: Islamic Bank in Asia. Presentation on the 2005
Development Bank, No. 6. Jeddah, Asian Roundtable on Corporate Gover­
Chau, G. dan P. Leung. 2006. “The Impact nance Task Force On Corporate Gover­
of Board Composition and Family Own- nance of Bank in Asia. Bali Indonesia.
ership on Audit Committee Formation: Filatotchev, I., G. Jackson, H. Gospel, dan D.
Evidence from Hong Kong”. Journal of Allcock. 2007. Key Driver of Good Cor-
International Accounting, Auditing and porate Governance and the Appropri-
Taxation, Vol. 15, hlm 1- 15. ateness of UK Policy Responses. Final
Chen, F., Ole-Kristian Hope, Qingyuan Li, Report. The Departement of Trade and
dan Xin Wang. 2011. “Financial Report- Industry and King’s College, London.
ing Quality and Investment Efficiency Freeman, R.E. 1994. “The Politics of Stake-
of Private Firms in Emerging Markets”. holder Theory: Some Future Direc-
The Accounting Review, Vol. 80, No.4 tions”. Business Ethics Quarterly, Vol.4,
hlm 1255-1288. No. 4, hlm 409-421.
Ciancanelli, P. dan Jose A. Gonzalez. 2000. Gillan, S.L., J.C. Hartzell. dan L.T. Starks.
Corporate Governance in Banking: A 2003. Corporate Governane, Corporate
Conceptual Framework. Working Paper. Ownership, and Role of Insitutional In-
Diunduh tanggal 10 Juni 2014. <http:// vestors: A global Perspective. Working
www.ssrn.com/abstract=954791> Paper. John Weinberg Center for Cor-
Claessens, S., S. Djankov, J. Fan, dan L. porate Governance. University of Dela-
Lang, 2000. “The Separation of Own- ware. WP No. 2003-01. hlm 1-44.
ership and Control in East Asian Cor- Gomiluk, O. 2010. Whiter Family Firm in De-
porations”. Journal of Financial Econo­ veloping Countries? Unpublished Dis­
mics, Vol. 58. No. 1-2, hlm 81-112. sertation. Harvard LL.M, Cambridge.
Creswell, J.W. dan Vicki L. P. Clark. 2007. Massachusetts.
Designing and Conducting; Mixed Meth­ Gregory, Holly J. dan Marsha E. Simms.
ods Research. Sage Publications. 1999. Corporate Governance: What It
Cronqvist, H., A. Low dan M. Nilson. 2007. Is and Why It Matters. Working Paper
Does Corporate Culture Matter for Firm 9th International Anti_Corruption Confer­
Policies? Working Paper. diunduh tang- ence, 10-15 October. Durban, South
gal 10 Juni 2014. <http://www.ssrn. Africa.
com/abstract=954791> Hastuti, T.D. 2005. Hubungan Antara Good
Cullen, M., C. Kirwan, dan N. Brennan. corporate Governance dan Struktur
2006. Comparative Analysis of Corpo- Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan,
rate Governance Theory: The Agency- Prosiding Simposium Nasional Akun­
Stewadship Continum. Paper to Pre­ tansi VIII. 15-16 September 2005. Solo,
sented at The 20th Annual Conference of hlm 238 – 250.
the Irish Accounting and Finance Asso­ Jaggi, B. dan S. Leung. 2007. “Impact of Fam-
ciation, Institute of Technology Tralee. ily Dominance on Monitoring of Earn-
Drobetz, W., K. Gugler, dan S. Hirschvogl. ings Management By Audit Committee:
2004. The Determinant of the German Evidence From Hong Kong”. Journal of
Corporate Governance Rating. Working International Accounting, Auditing and
Paper. Diunduh tanggal 10 Juni 2014. Taxation, Vol.16, hlm 27 – 50.
<http://papers.ssrn.com/abstract> Jensen, M. dan W. Meckling. 1976. “Theory
Eisenhardt, K.M. 1989. “Agency Theory: An of Firm: Managerial Behavior, Agency
Assessment and Review”. Academy of Costs, and Ownership Structure”. Jour­
Management review, Vol. 14, No. 1, hlm nal of Financial Economics , hlm 305
57 – 74. -309.
Emmons, W.R. dan Frank A. Schmid. 1999. Kaihatu, T.S. 2006. “Good Corporate Gov-
Corporate Governance and Corporate ernance dan Penerapannya di Indone-
Performance.Working Paper Series. sia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausa­
haan, Vol. 8, No. 1, hlm 1 – 9.
313 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014, Hlm. 287-298

Klein, S.B., M.P. Torsten, dan J. Peter. 2005. tor, Working Paper on Workshop on Eco­
Antecedent for Agency and Stewardship nomic and Corporate Governance and
Orientation in Corporate Governance: Accountability. Southern Africa.
The Role of Cultural, Family Enterprise Navarro, M.S. dan S.G. Anson. 2006. Fam­
Research Conference. Oregon. USA. ily Onership, Corporate Governance and
LaPorta, R., F. Lope–de-Silanes, A. Shleifer, Firm Value: Evidence from the Spanish
dan R. Vishny. 1999. “Corporate Own- Market. Handbook of Research on Fam­
ership Around the World”. Journal of Fi­ ily Business. Edited by P. Z. Poutzi-
nance, Vol. 54, hlm 471-517. orous. K.X. Smyrnios, dan S.B. Klein.
Lemmon, L. Michael. dan Karl V. Lins. 2001. Edward Elgar Publishing. No. 32, hlm
Ownership Structure, Corporate Gover- 593-613
nance, and Firm Value: Evidence from Prasetyantoko, A. 2008. Corporate Gover­
the East Asian Financial Crisis. William nance: Pendekatan Institusional. PT.
Davidson Working Paper, No. 393. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Lavensen, J.D. dan K. Peng. 2007. “Valuing Petra, S.T. 2006. “Corporate Governance Re-
Cultural Differeces in Behavioral Eco- form: Fact or Fiction?”. Corporate Gov­
nomics”. The ICFAI Journal of Beha­ ernance, Vol. 6, No. 2, hlm 107-115
vioral Finance, Vol. 4, No. 1, hlm 32-47 Schleifer, A. dan A. Vishny. 1997. “A Survey
Levine, Ross. 2004. The Corporate Gover- of Corporate Governance”. Journal of Fi­
nance of Banks: A Concise Discussion nance, Vol. 52, hlm 737-783.
of Concepts and Evidence, World Bank Supriyono, G. 2007. Mewujudkan Good Cor­
Policy Research Paper, No. 3404 porate Governance Sebagai Sebuah
Lewis, M.K., dan L.M. Algaout. 2007. Per­ Sistem Di Perbankan. Buku Seri Good
bankan Syariah: Prinsip, Praktik dan Corporate Governance. The Indonesian
Prospek. PT. Serambi Ilmu Semesta Ja- Institute for Corporate Governance. Ja-
karta Indonesia. karta.
Lukviarman, N. 2004. Ownership Structure Tabalujan, B.S., 2002. “Family Capitalism
and Firm’s Performance: The Case of and Corporate governance of Family-
Indonesia. Thesis in Graduate Doctor of controlled Listed companies in Indo-
Business Administration, Curtin Univer­ nesia”, University of New South Wales
sity of Technology. Perth. Law Journal, Vol. 25, No. 2, hlm 1 – 39
Marcey, J.R. dan M. O’Hara. 2003. “The Cor- Thomseen, S. 2005. “Corporate Governance
porate Governance of Banks”. FRBNY as a Determinant of Corporate Values”.
Economic policy Review, April hlm 91 – Corporate Governance, Vol. 5, No. 4,
106 hlm 10- 27.
Miles, M.B. dan M. Huberman. 1984. Quali­ Villatonga, B. dan R. Amit. 2004. How Do
tative Data analysis 2ed. Sage Publica- Family Ownership, Control, and Man-
tion New Delhi. agement Affect Firm Value? diunduh
Muawanah, Umi. 2010. Praktik Corporate tanggal 10 Juni 2014. < http://www.
Governance dan Spiritualitas Islami di ssrn.com/abstract=556032>
Perbankan Syariah: Pendekatan Mixed Yi Jiang, MS. 2006. Corporate Governance
Method. Disertasi tidak Dipublikasi­ Across Institutional Contex. Unpub­
kan. Program Doktor Ilmu Akuntansi lished Dissertation. Ohio State Univer-
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universi- sity.
tas Brawiaya Malang. Williamson, O. E. 1985. The Economic Insti­
Mwanakatwe, C. 2005. The Role of Corpo- tutions of Capitalism: Firms, Markets,
rate Governance in The Banking Sec- Relational Contracting. The Free Press,
New York.

Anda mungkin juga menyukai