OLEH :
Segala puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah kelompok kami dapat menyelesaikan tulisan ini
dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun guna melengkapi persyaratan
dalam melengkapi pernyataan dalam menyelesaikan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
bagi kami selaku siswa/i SMK Tunas Bangsa (DECES).
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya
laporan Prakerin ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari
berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh karena itu, kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu, terutama :
I
9. Orangtua dan keluarga kami cintai yang telah memberikan bantuan dandukungan
baik moral maupun materi. Insyaallah Allah SWT tidak akan melewatkan sekecil
apapun pengorbanan yang kalian berikan.
10. Teman-teman Asisten Keperawatan SMK Tunas Bangsa angkatan 4 yang sama-
sama berjuang dalam melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dan semua
pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu, atas semua bantuan dan
kerjasamanya serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi Puskesmas Cirimekar maupun SMK Tunas Bangsa (DECES).
Akhir kata, kami berharup kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan yang telah membantu. Semoga laporan. Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Hormat kami,
Penyusun
II
DAFTAR ISI
III
G. Penatalaksanaan .............................................................................. 19
H. Pemeriksaan Penunjang .................................................................. 20
1. Komplikasi ................................................................................. 21
BAB IV TINJAUAN KASUS ........................................................... 22
A. Pengkajian ...................................................................................... 22
B. Diagnosa Keperawatan ................................................................... 28
C. Rencana Keperawatan ..................................................................... 31
D. Implementasi Dan Evaluasi ............................................................ 34
BAB V PENUTUP ............................................................................. 38
A. Simpulan ......................................................................................... 38
B. Saran ............................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 39
LAMPIRAN ....................................................................................... 40
A. ABSENSI (foto kopi dari jurnal) ....................................................
B. ADL (kegiatan harian PRAKERIN) ............................................... 41
IV
LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH
SMK TUNAS BANGSA DECES
Keperawatan
Mengetauhi,
Heri Gunawan, ST
V
LEMBAR PENGESAHAN DARI INSTANSI
PUSKESMAS CIRIMEKAR KABUPATEN BOGOR
Pembimbing
VI
Dr…
Mengetauhi
VII
Sumi Mulani, SKM
BIODATA SISWA
VIII
BIODATA SISWA
IX
BIODATA SISWA
X
BIODATA SISWA
XI
BIODATA SISWA
XII
BIODATA SISWA
XIII
XIV
MOTTO
LAPORAN PRAKERIN
Pendidikan adalah kemampuan untuk mendengarkan segala sesuatu tanpa
membuatmu kehilangan temperamen atau rasa percaya diri.
Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan, tanpa pendidikan
Indonesia tak mungkin bertahan.
Tujuan pendidikan harusnya untuk mengajarkan kita cara bagaimana
berpikir.Daripada mengajarkan apa yang harus dipikirkan, mengajarkan,
memperbaiki otak kita sehingga membuat kita bisa berpikir untuk diri
sendiri.Daripada membebani memori otak kita dengan pemikiran orang
lain.
Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah tenang dan sabar.
Menuntut ilmu adalah takwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah.
Mengulang-ulangi ilmu adalah zikir.
Mencari ilmu adalah jihad. Barang siapa keluar untuk mencari sebuah
ilmu, maka ia akan berada di jalan Allah hingga ia kembali.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala pada pencernaan dan gangguan kesadaran, penyakit
Demam tipoid ini disebabkan infeksi Salmonella typhi (Lestari, 2016). Gejala
biasanya muncul 1-3 minggu setelah terkena, dan gejala meliputi demam tinggi,
malaise, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, sembelit atau diare, bintik-
bintik merah muda di dada (Rose spots), dan pembesaran limpa dan hati (Inawati,
2017).
Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri yang berbeda
dibanding dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila tindakan dalam
2
mengatasi Demam tidak tepat dan lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan
dan perkembangan anak terganggu. Demam dapat membahayakan keselamatan anak
jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi lain
seperti, hipertermia, kejang demam dan penurunan kesadaran (Maharani, 2014).
Demam tifoid dapat menularkan bakteri Salmonella typhi kepada orang lain.
Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat. Apabila orang tersebut
kurang memperhatikan kebersihan dirinya, maka Salmonella typhi akan masuk ke
tubuh orang yang sehat (Zulkoni, 2011). Salmonella dapat berkembang biak untuk
mencapai kadar infektif dan bertahan lama dalam makanan. Makanan yang sudah
dingin dan dibiarkan di tempat terbuka merupakan media mikroorganisme yang lebih
disukai.
Kesimpulan dari data yang kami dapatkan dan kasus yang ada di Puskesmas
Cirimekar maka kami tertarik mengkaji Asuhan Keperawatan dengan kasus Demam
typoid.
B. Landasan Hukum
C. Tujuan umum
3
dan membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan menderita demam
typhoid.
D. Tujuan khusus
4
BAB II
PROFIL PRAKERIN
5
A. Sejarah
Puskesmas Cirimekar terletak di pusat Kecamatan Cibinong yang merupakan ibu kota
Kabupaten Bogor dengan kondisi geografis sebagian besar terdiri dari dataran rendah
dengan luas wilayah 10,15 Km2 yang terbagi menjadi 3 Kelurahan, 34 Rw dan 180
RT.
Wilayah Kerja Puskesmas Cirimekar terdiri dari 3 wilayah kelurahan Binaan yaitu
Kelurahan Cirimekar, Ciriung, dan Cibinong. VISI : Mewujudkan masyarakat
kecamatan cibinong mandiri untuk hidup sehat, MISI : Mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat melalui kegiatan kelurahan siaga, Meningkatkan
kemitraan dengan institusi lain dalam peningkatan Kesehatan masyarakat,
Memberikan layanan Tangguh Kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
6
A. Organisasi Lembaga Instansi
KEPALA UPT
Dr. Rika Sri Rama
Mulyani
KEPALA SUBBAGIAN
TATA USAHA
Enjang
SIP
Rodiyah Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan
Elida Triana Wahyu Enjang
PENANGGUNG
PENANGGUJAWA
JAWAB UKM B 1&7
PENANGGUNG JAWAB JARINGAN DAN
PENGEMBANGAN JEJARING PELAYANAN KESEHATAN
PENANGGUNG JAWAB KEFARMASIAN
UKM ESENSIAL DAN Dr. Cupri Retno LABORATORIUM
Drg. Prasetyowati
Dr. Fitriani
PERKESMAS
Nining Yuningsih
PELAYANAN UKS PELAYANAN
DAN JIWA PEMERIKSAAN
UMUM
Zukriawan Dr. Cupri PUSTU CIRIUNG
PELAYANAN PROMKES Ninik Bodi A
Nining Yuningsih
PELANANAN
GIZI DAN MULUT
PELAYANAN UKGM Drg. Prasetyowati
Aris Muzumdar PUSTU CIBINONG
PELAYANAN
KESLING Ninik Juriah PENGELOLAAN
PELAYANAN JEJARING
Yetti Saryati KIA/KB FASILITAS
PELAYANAN INDRA Sri Deni PELAYANAN
PELAYANAN
DAN KESORGA KESEHATAN
IMUNISASI BIKEL
Dr. Cupri Retno CIRIMEKAR
PELAYANAN KIA/KB Lia Iswati Yetti Saryati
KEFARMASIAN
Sri Deni Amelia Ika
Irenee Mutiara
PELAYANAN BATRA
PELAYANAN P2P PELAYANAN Elida Triana PELAYANAN
PERSALINAN
Sri Hidayat W KUSTA Lis Iswati
BIKEL CIRIUNG
Riska Dwi
Siti Rosidah
PELAYANAN PELAYANAN
PELAYANAN KESIA GAWAT
PERKESMAS
Dian Firdaus
Rodiyah
DARURAT
Zukriawan 7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella
enterica serovar typhi (S typhi). Salmonella enterica serovar paratyphi dapat
menyebabkan infeksi yang disebut demam paratifoid. Demam tifoid dan
paratifoid termasuk ke dalam demam enterik. Pada daerah endemik, sekitar
90% dari demam enterik adalah demam tifoid (Linson, 2012).
Penyakit demam typoid ini bersifat akut mempunyai gejala dengan spektrum
klinis yang bervariasi dari ringan berupa demam, lemas serta batuk yang ringan
sampai dengan gejala berat seperti gangguan gastrointestinal sampai dengan
gejala komplikasi (Sucipta, 2015).
B. Anatomi Fisiologi
8
pencernaan secara kimia adalah proses pengubahan zat makanan dari bentuk
yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim
pencernaan Misalnya saja, pengubahan protein menjadi asam amino yang
dilakukan oleh enzim tripsin.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan yaitu: pankreas,
hati dan kandung empedu.
1. Mulut
Mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Faktanya, proses pencernaan
manusia dimulai bahkan sebelum proses menggigit. Kelenjar ludah menjadi aktif
saat seseorang melihat dan mencium hidangan makanan. Setelah mulai makan,
mulut akan mengunyah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil
agar mudah dicerna.
Air liur pun bercampur dengan makanan untuk mulai memecahnya menjadi
bentuk yang dapat diserap dan digunakan tubuh. Saat menelan, lidah
memasukkan makanan ke tenggorokan dan ke kerongkongan. Mulut merupakan
suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada manusia. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk
sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
2. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan adalah bagian dari sistem pernapasan dan pencernaan manusia.
Sebelum memasuki esofagus dan lambung untuk menjalani proses pencernaan,
makanan akan melintasi tenggorokan. Tenggorokan juga termasuk bagian dari
sistem pernapasan dan terhubung pada rongga hidung, membiarkan udara masuk
melalui hidung menuju laring, trakea dan paru-paru.
Tenggorokan berperan memastikan proses bernapas dan menelan berjalan
9
dengan baik, sehingga makanan tidak akan memasuki trakea dan membuat
tersedak. Tenggorokan terdiri dari beberapa bagian yang saling bekerja sama
dalam mengatur dan mangarahkan arus makanan dan udara.
Faring – Bagian tenggorokan yang menghubungkan mulut dengan rongga
hidung pada esofagus dan laring, melalui tabung berotot. Berperan sebagai jalan
bagi makanan dan udara untuk mencapai lambung dan paru-paru. Faring terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu nasofaring (bagian atas, terdiri dari langit-langit mulut
lunak dan keras), orofaring (bagian tengah, terdiri dari uvula dan amandel), dan
laringofaring (bagian bawah, terdiri dari epiglotis dan saluran menuju esofagus
atau laring).
3. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus
bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Esofagus dibagi menjadi
tiga bagian:
a. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka).
b. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus).
c. Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Kerongkongan terletak di tenggorokan dekat trakea. Kerongkongan akan
menerima makanan dari mulut saat proses menelan. Epiglotis adalah lipatan kecil
yang terdapat di tenggorokan saat seseorang menelan untuk mencegah kejadian
tersedak (ketika makanan masuk ke tenggorokan).
4. Lambung
10
Sel-sel di dalam lapisan lambung akan mengeluarkan asam kuat dan enzim kuat
yang bertanggung jawab untuk proses pemecahan makanan. Ketika makanan
sudah diproses, sisanya kemudian dilepaskan ke usus kecil.
Usus halus adalah tabung berotot sepanjang 22 kaki atau sekitar 8,25 meter
yang berfungsi memecah maka Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu :
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam 11 jumlah
yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
11
Jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1- 2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam empedu.nan menggunakan enzim yang dilepaskan oleh pankreas dan
empedu dari hati. Pada usus halus, terdiri atas usus dua belas jari, usus kosong,
dan usus penyerapan.
Ketiga bagian usus tersebut akan bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan pencernaan makanan agar menjadi bagian-bagian kecil yang
diserap ke dalam pembuluh darah usus.
Usus besar adalah tabung berotot sepanjang kurang lebih 1,82 m yang
menghubungkan usus kecil ke rektum. Usus besar antara lain terdiri dari sekum,
kolon asendens (kanan), kolon transversum (melintasi), kolon desendens (kiri),
dan kolon sigmoid, yang terhubung ke rektum. Usus ini bertanggung jawab
untuk memproses limbah yang tersisa dari proses pencernaan.
Limbah atau kotoran dilewatkan melalui usus besar dengan cara peristaltik.
Pertama dalam keadaan cair dan akhirnya dalam bentuk padat. Kotoran
12
kemudian disimpan dalam usus sigmoid (berbentuk S) sampai ada dorongan
untuk mengosongkannya. Gerak peristaltik lalu akan mendorong tinja ke dalam
rektum sekali atau dua kali sehari hingga dikeluarkan melalui anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan
dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB
Anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan. Organ ini berbentuk
saluran sepanjang 2 inci atau 5,08 cm yang terdiri dari otot-otot dasar panggul
dan dua sfingter anal (internal dan eksternal). Anus dikelilingi oleh otot-otot
sfingter yang penting dalam memungkinkan mengontrol pengeluaran tinja.
Otot dasar panggul menciptakan sudut antara rektum dan anus yang dapat
menghentikan tinja keluar ketika itu tidak seharusnya. Sfingter internal selalu
kencang, kecuali ketika feses memasuki rektum. Hal ini berfungsi agar seseorang
bisa mencegah BAB tanpa disadari ketika tidur atau tidak menyadari kehadiran
feses.
13
C. Etiologi
Demam tifoid (tifus abdominalis) atau lebih populer dengan nama tifus di
kalangan masyarakat adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman
Salmonela typhi yang menyerang saluran pencernaan. Kuman ini masuk ke
dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar, baik saat memasak
ataupun melalui tangan dan alat masak yang kurang bersih. Selanjutnya, kuman
itu diserap oleh usus halus yang masuk bersama makanan, lalu menyebar ke
semua organ tubuh, terutama hati dan limpa, yang berakibat terjadinya
pembengkakan dan nyeri. Setalah berada di dalam usus, kuman tersebut terus
menyebar ke dalam peredaran darah dan kelenjar limfe, terutama usus halus.
Didalam dinding usus inilah, kuman itu membuat luka atau tukak berbentuk
lonjong. Tukak tersebut bisa menimbulkan pendarahan atau robekan yang
mengakibatkan penyebaran infeksi ke dalam rongga perut. Jika kondisinya
sangat parah, maka harus dilakukan operasi untuk mengobatinya. Bahkan, tidak
sedikit yang berakibat fatal hingga berujung kematian. Selain itu, kuman
Salmonela Typhi yang masuk ke dalam tubuh juga mengeluarkan toksin (racun)
yang dapat menimbulkan gejala demam pada anak. Itulah sebabnya, penyakit ini
disebut juga demam tifoid (Fida & Maya, 2012).
D. Manifestasi Klinis
a. Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.
c. Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
14
berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus
berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan
normal kembali pada akhir minggu ketiga.
d. Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor
(coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan.
f. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama demam.
E. Patofisiologi
15
makrofag. Setelah periode replikasi, kuman akan disebarkan kembali ke
dalam sistem peredaran darah dan menyebabkan bakteremia sekunder
sekaligus menandai berakhirnya periode inkubasi. Bakteremia sekunder
menimbulkan gejala klinis seperti demam, sakit kepala, dan nyeri abdomen.
Bakteremia dapat menetap selama beberapa minggu bila tidak diobati dengan
antibiotik. Pada tahapan ini, bakteri tersebar luas di hati, limpa, sumsum
tulang, kandung empedu, dan Peyer’s patches di mukosa ileum terminal.
Ulserasi pada Peyer’s patches dapat terjadi melalui proses inflamasi yang
mengakibatkan nekrosis dan iskemia. Komplikasi perdarahan dan perforasi
usus dapat menyusul ulserasi. Kekambuhan dapat terjadi bila kuman masih
menetap dalam organ-organ system retikuloendotelial dan berkesempatan
untuk berproliferasi
kembali. Menetapnya Salmonella dalam tubuh manusia diistilahkan sebagai
pembawa
kuman atau carrier (Linson et al., 2012).
F. Pathway
16
G. Penatalaksanaan
17
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemberian terapi yang tepat bermanfaat untuk mendapatkan hasil yang cepat
dan optimal sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi. Pengetahuan
mengenai gambaran klinis penyakit sangat penting untuk membantu mendeteksi
dini penyakit ini. Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan tambahan
dari laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Gambaran darah tepi
pada permulaan penyakit dapat berbeda dengan pemeriksaan pada keadaan
penyakit yang lanjut. Pada permulaan penyakit, dapat dijumpai pergeseran hitung
jenis sel darah putih ke kiri, sedangkan pada stadium lanjut terjadi pergeseran
darah tepi ke kanan (limfositosis relatif ).
Peran pemeriksaan Widal (untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen
Salmonella typhi) masih kontroversial. Biasanya antibodi antigen O dijumpai pada
hari 6-8 dan antibodi terhadap antigen H dijumpai pada hari 10-12 setelah sakit.
Pada orang yang telah sembuh, antibodi O masih tetap dapat dijumpai setelah 4-6
bulan dan antibodi H setelah 10-12 bulan. Karena itu, Widal bukanlah
pemeriksaan untuk menentukan kesembuhan penyakit. Diagnosis didasarkan atas
kenaikan titer sebanyak 4 kali pada dua pengambilan berselang beberapa hari atau
bila klinis disertai hasil pemeriksaan titer Widal di atas rata-rata titer orang sehat
setempat.
Pemeriksaan Tubex dapat mendeteksi antibodi IgM. Hasil pemeriksaan yang
positif menunjukkan adanya infeksi terhadap Salmonella. Antigen yang dipakai
pada pemeriksaan ini adalah O9 dan hanya dijumpai pada Salmonella serogroup
D. Pemeriksaan lain adalah dengan Typhidot yang dapat mendeteksi IgM dan IgG.
Terdeteksinya IgM menunjukkan fase akut demam tifoid, sedangkan terdeteksinya
IgG dan IgM menunjukkan demam tifoid akut pada fase pertengahan. Antibodi
IgG dapat menetap selama 2 tahun setelah infeksi, oleh karena itu, tidak dapat
untuk membedakan antara kasus akut dan kasus dalam masa penyembuhan.
18
I. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada demam tifoid adalah perdarahan usus dan
perforasi. Perdarahan usus dan perforasi merupakan komplikasi serius dan perlu
diwaspadai. Sekitar 5 persen penderita demam tifoid mengalami komplikasi
ini.Komplikasi lain yang lebih jarang antara lain pembengkakan dan peradangan
pada otot jantung (miokarditis), pneumonia, peradangan pankreas (pankreatitis),
infeksi ginjal atau kandung kemih, infeksi dan pembengkakan selaput otak
(meningitis), serta timbulnya masalah psikiatri seperti mengigau, halusinasi, dan
paranoid psikos.
19
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nama Praktikan : Kelompok 2
Tempat praktik : Puskesmas cirimekar
Tanggal pengkajian : 10 Febuari 2022
Waktu pengkajian : 09.45 WIB
A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : Nana Mulyana
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Sudah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
No.Medrek :-
Diagnosis medik : Demam tyhpoid
Tanggal Masuk : 10 Febuari 2022
Alamat : Nanggewer, Cibinong 6 / 8
20
Alamat : Nanggewer, Cibinong 6 / 8
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : Klien mengatakan demam,mual hingga muntah
2x.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang: : Sejak Seminggu sebelumnya klien mengeluh
Saat pengkajian didapatkan data: demam,mual,
nyeri perut bagian bawah serta dada bagian kiri,
dan pusing.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengatakan dirinya dahulu terkena typus
tahun lalu, tidak sampai masuk rumah sakit,
hanya berobat dan periksa di puskesmas.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki
Riwayat penyakit yang bisa diturunkan
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
a) Tingkat Kesadaran : Composmentis
b) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 MmHg
Nadi : 96x/menit
Respirasi : 15x/menit
Suhu : 38,9°C
b. Berat badan & Tinggi badan
a) Berat badan : 75 Kg
b) Tinggi badan: 168 Cm
21
c.) Mata : Struktur mata tampak simetris, kebersiahan mata baik
(tidak ada secret yang menempel pada mata),
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
ada kelainan pada mata seperti strabismus (juling),
mata dapat digerakan kesegala arah, tidak ada kelainan
dalam penglihatan, klien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan seperti kacamata
d.) Hidung : Struktur hidung tampak simetris, kebersiahan hidung
baik, tidak ada secret didalam hidung, tidak ada
peradangan, perdarahan, dan nyeri.
e.) Mulut : Struktur mulut tampak simetris, mukosa bibir tampak
kering, kebersihan mulut dan gigi cukup baik, tidak
terapat peradangan dan perdarahan pada gusi, lidah
tapak bersih dan klien tidak meggunakan gigi palsu.
telinga baik, tidak ada serumyang keluar, tidak ada
peradangan, perdarahan, dan nyeri, klien mengatakan
telinganya tidak berdengun, fungsi pendengaran baik
(klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik tanpa
harus mengulang pertanyaan), klien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
g.) Leher : leher tampak simetris, pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, leher
dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri.
h.) Dada & paru : Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 15x/menit,
terdapat nyeri dada pada bagian kiri, klien bernafas
melalui hidung, tidak ada terdengar bunyi nafas
tambahan seperti wheezing atau ronchi,tidak ada
penyakit paru-paru.
i.) Jantung : Muka bibir normal, konjungtiva normal, vena
jugularis normal, arteri karotis normal,denyut jantung
normal ,terdengar bunyi jantung
j.) Abodemen : Struktur abdomen simetris, abdomen tampak
datar(tidak ada benjolan), terdapat nyeri tekan pada
daerah perut pada bagian kiri bawah. Paristaltik usus
35x/menit(normal 5-30 x/menit)
k.) Genital : Klien mengatakan pada alat genitalnya tidak ada rasa
sakit saat BAK, dan tidak ada rasa gatal pada alat
genital.
l.) Anus : Klien mengatakan pada bagian anusnya tidak ada
benjolan, saat melakukan BAB klien mengatakan
lancarlancar saja, pada bagian anus tidak terasa gatal,
dan tidak terdapat wasir.
m.) Ekstremitas atas : Ekstremitas atas simetris, pergerakkan normal,
integritas kulit baik, arteri brachialis dan radialis
teraba jelas, tes reflek positif. Tambahan seperti CTR
22
± 3 detik.
n.) Ekstremitas bawah : Ekstremitas bawah simetriss, pergerakkan normal,
integritas kulit baik, arteri femoralis dan arteri
dorsalis pedis teraba jelas, tetapi arteri poplitea
tidak teraba dengan jelas, reflek patella dan archiles
positif.
E. Data Psikososial
Klien memiliki kepribadian yang terbuka, setiap ada masalah dibicarakan ke
istrinya, keluarga klien mendukung dan mensupport untuk kesembuhannya,
23
F. Data Spiritual
Klien kurang aktif dalam kegiatan lingkungan, klien beragama islam dan
menjalankan ibadahnya. Saat sakit klien tetap melakukan ibadahnya sebagaimana
aturan agama , klien menerima penyakit yang di deritanya dengan tabah,sabar dan
ikhlas
G. Data Penunjang
a) Laboratorium 10 februari 2022
HEMATOLOGI Hasil Nilai Normal
S.typhi O 1/320
S.Paratyphi ao 1:160
S.Paratyphi bo -
S.Paratyphi co -
S.Typhi h 1:80
S.Paratyphi ah 1:80
S.Paratyphi bh -
S.Paratyphi ch -
c) Radiologi
: Tidak dilakukan
d) Terapi
- Kloramfenicol
24
4x 500mg
- Antasida
3x1
- Omeprazole
2x20 mg
- Paracetamol
3x1 tablet (500 gram)
- Betahistine
3x6 mg
25
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1.Klien mengatakan mual dan muntah 1.mukosa bibir terlihat kering
2x 2. klien tampak pucat
2.klien mengatakan demam 3. TTV:
3,klien mengatakan ntyeri perut Tekanan darah : 120/80Mmhg
dibagaian kiri bawah dan dada terasa Nadi : 96x/menit
sakit dibagian ulu hati RR : 15x/menit
4.Klien mengatakan pusing BB: 72 kg, sebelum sakit 75 kg
1. ANALISA DATA
Nama klien: Nana mulyana Ruang/kelas: Poli umum
Umur : 23 Tahun No.Register: -
N DATA FOKUS ETIOLOGI PROMBLEM
o
1. DS: 1. Klien mengatakan Infeksi bakteri Hipertermi
salmonella tyhpi
kepalanya pusing
2.Klien mengatakan demam
26
Respirasi 15x/menit, Suhu
38,9 °C
2. Klien terasa panas saat
di raba
3. Hasil lab
S.typhiphi O 1/320
S. paratyphi O 1/160
S.typhia 1:80
S.Parathiphi ah 1:80
27
28
RENCANA KEPERAWATAN
29
raba e) Kolaborasi dengan3. e) Dapat menurunkan suhu
3. Hasil lab dokter dalam tubuh dan mengtasi
S.typhiphi O 1/320 pemberian obat anti gejalanya.
S. paratyphi O 1/160 piretik
S.typhia 1:80
S.Parathiphi ah 1:80
30
sakit bagian kiri bawah dokter dalam e) dapat membantu
pemberian obat anti
DO: mengatasi gejala mual dan
mual
- Berat badan turun 2 kg muntah
-Porsi makan 1 hari 2 kali
habis setengah porsi setiap
makan.
- Pasien tampak lemas
31
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien: Nana Mulyana Ruang/kelas: Poli umum
Umur : 23 Tahun No.Register: -
Tanggal No. Waktu Implementasi dan respon Evaluasi Nama & Paraf
DX
10/02/2022 1. 09.45 1. Menganjurkan klien untuk banyak S: Keluarga pasien
minum air putih mengatakan pasien
R/ pasien mengikuti anjuran perawat masih demam dan
2. Mengkaji tanda tanda vital mual
R/ tanda tanda vital: O: TTV
Nadi: 96 x/menit Nadi.96X/Menit
Respirasi:15 x/menit Respirasi.15x/
32
R/ pasien mengikuti anjuran perawat
5.Memberikan klien untuk
mengkonsumsi obat Paracetamol 3x1
tablet (500 gram) dan Betahistine 3x6
mg
R/ pasien telah menerima obat
33
mengatakan suka makanan makan hanya sedikit
seperti ayam goreng dan tidak A: Masalah belum
menyukai makanan sayur teratasi
sayuran seperti brokoli, P: Intervensi
dilanjutkan
kangkoli dan kangkong.
3. Mengidentifikasi berat badan
pasien
R/ Berat badan pasien
menurun 3 kg
4. Memberikan klien untuk
mengkonsumsi obat
Kloramfenicol 4x500mg,
Antasida 3x1,Omeprazole
2x20 mg
R/ Pasien mengonsumsi obat
yang diberikan oleh Dokter
34
Bab V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam tifoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di
negara yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan
kekurangan air bersih yang dapat diminum. Demam tifoid merupakan
penyakit yang penyebaran penyakitnya melalui media tertentu dari distribusi
global, gejala yang paling umum yaitu sakit kepala, sakit pada bagian abdomen,
diare dan demam tinggi.
Salmonella typhi, bertindak sebagai agen penyakit demam tifoid yang
mana masuk dalam kingdom Enterobacteriaceae daribakteri gram negatif. Sel
dari Salmonella typhi membentuk panjang 2-3 μm dan berdiameter 0.4 - 0.6 μm
Gejala dari penyakit demam tifoid, ditandai oleh demam yang sangat tinggi,
paradoxical bradycardia, ruam yang berwarna merah, dan yang paling umum yaitu
sakit kepala, sakit pada bagian abdomen dan diare.
Penyakit demam tifoid menjadi sangat berbahaya apabila berjangkit selama
kehamilan dan menjadi resiko besar dari keguguran dan kematian janin, dan
berpotensi terjadi infeksi transplacental dari janin, menyebabkan kerusakan hati
pada bayi dan pembentukan imunitas terganggu.
Ada 3 jenis vaksin tifoid yaitu:
1. parenteral vaksin sel tak aktif
2. Parenteral Capsular polysaccharide vaccine Vi [ViCPs]
3. Vaksin hidup yang diperlemah (Ty21a vaksin)
B. Saran
Dari uraian makalah yang telah disajikan maka kami dapat memberikan
saran untuk selalu menjaga kebersih lingkungan , makanan yang dikonsumsi
harus higiene dan perlunya penyuluhan kepada masyarakat tentang demam
tifoid.
35
DAFTAR PUSTAKA
SMK Tunas Bangsa ( 2022 ). Buku panduan penyusunan asuhan keperawatan. Depok
36
LAMPIRAN
37
38
39