Anda di halaman 1dari 11

EKSTRAKSI CAIR-CAIR :

PEMISAHAN DAN PENENTUAN ASAM LEMAK


DARI SABUN MANDI PADAT DAN CAIR

DISUSUN OLEH :
Nama : Brahma Hakim Yuanda Hutabarat (08031281823098)

KelAS :C

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM TEKNIK PEMISAHAN

EKSTRAKSI CAIR-CAIR :
PEMISAHAN DAN PENENTUAN ASAM LEMAK
DARI SABUN MANDI PADAT DAN CAIR

DISUSUN OLEH :
Nama : Brahma Hakim Yuanda Hutabarat (08031281823098)

Koordinator Asisten Asisten

Nimyo Win Pe Sasmita Putri


NIM. 08031281722036 NIM. 08031181722015
RESUME PRAKTIKUM VIRTUAL
TEKNIK PEMISAHAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan asam lemak dari sabun mandi
padat dan cair dengan ekstraksi cair-cair serta menentukan kadar asam lemak
dengan metode titrimetri.
II. MANFAAT PERCOBAAN
Melalui praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui cara
memisahkan asam lemak dari sampel sabun mandi padat dan cair dengan metode
ekstraksi cair-cair.
III. DASAR TEORI
Ekstraksi adalah salah satu metode memisahkan larutan dua komponen
dengan menambahkan komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solute tetapi
tidak larut dengan pelarut (diluent). Dengan penambahan solvent ini sebagian solute
akan berpindah dari fasa diluent ke fasa solvent (disebut ekstraksi) dan sebagian
lagi akan tetap tinggal di dalam fasa diluent (disebut rafinat). Perbedaan konsentrasi
solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan
pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada. Gaya
dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat
ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang. Pelarut ekstraksi
yang meninggalkan kontaktor cari – cair disebut ekstrak.
Rafinat adalah fase cair yang tersisa dari umpan setelah proses ekstraksi pada
kedua fase. Pelarut pencuci adalah cairan yang ditambahkan proses fraksinasi cari
– cair untuk mencuci atau memperkaya kemurnian zat terlarut dalam fase ekstrak.
Pemisahan antara ekstrak dan rafinat terjadi apabila kedua fase tersebut dalam
keadaan keseimbangan sehingga, secara fisik pemisahan kedua fase dalam lapisan
yang jelas. Pemisahan komponen dengan ekstraksi cair-cair tergantung pada partisi
kesetimbangan komponen – komponen termodinamika antara dua fase cair. Partisi
ini dugunakan untuk memilih rasio pelarut ekstraksi untuk umpan yang masuk
proses ekstraksi dan untuk mengevaluasi laju perpindahan massa atau efisiensi
teoritis pada peralatan. Sejak dua fase cair yang bercampur digunakan,
kesetimbangan termodinamika melibatkan larutan non-ideal.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini antar lain neraca analiti8k,
pipet tetes, corong pisah, Erlenmeyer, buret, labu takar, dan beker gelas.
4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain sabun mandi
padat dan cair, akuades, indicator pp. petroleum eter, etanol, natrium klorida
jenuh dan natrium hidroksida.
V. PROSEDUR PERCOBAAN

0,5 gram sabun mandi cair


- dipotong kecil-kecil
- ditimbang
- dilarutkan dalam 400 mL aquades
- ditambahkan 1 – 2 tetes indicator pp
- dipanaskan hingga hampir mendidih
- didinginkan
- dilakukan pengenceran dalam 500 mL
labu takar

Larutan sabun cair

- diambil 20 mL
- dimasukkan dalam corong pemisah
- ditambahkan 10 mL larutan petroleum
eter
- dikocok
- Jika terbentuk emulsi, tambahkan 10 mL
NaCl jenuh
- dikocok selama 10 - 15 menit
- lapisan petroleum eter dipisahkan
- ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali
- dilakukan pengenceran dalam 500 mL
labu takar

Lapisan petroleum eter


- dimasukkan ke corong pemisah
- ditambahkan 10 mL aquades
- ditambahkan 2 tetes indikator pp
- dikocok
- didiamkan hingga terbentuk lapisan

Lapisan air

- dibuang
- ulangi dari penambahan aquades hingga
terbentuk lapisan, sampai penambahan
aquades tidak bersifat basa lagi

Lapisan petroleum eter


- ditambahkan 20 mL etanol
- dikocok 10 -15 menit
- didiamkan

Lapisan alkohol

- dimasukkan ke dalam erlenmeyer


- ditambahkan 2 tetes indikator pp
- dititrasi dengan NaOH

Hasil

- dihitung konsentrasi asam lemak dalam


sabun sebagai asam stearat
(C17H35COOH)
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan struktur asam stearat !

2. Pada percobaan ini menggunakan indikator pp. Apa yang dimaksud dengan
indikator dan apa fungsinya ? Mengapa indikator berubah warna pada pH yang
berbeda? Gambarkan struktur dari indikator pp ! Berapa range pH indikator tersebut
dan bagaimana perubahan warnanya?
Jawab:
- Indicator adalah senyawa kimia pada interval ph tertentu yang akan memberikan
warna yang berbeda pada reaksi asam basa, misalnya bromtimol biru yang akan
memberikan warna kuning pada suasana asam dan biru pada suasana basa.
- Perubahan warna ini disebabkan oleh resonansi isomer electron. Setiap
indikatorasam-basa merupakan ion yang berbeda -beda. Ion ini memiliki system
yang terkonjugasi yang dapat menyerapgelombang warna tertentu dan dapat
menyerap gelombang warna tertentu dan dapat meneruskan gelombang warna.
- struktur indicator pp

- Indicator bromtimol biru antara ph 6,0-7,6 bromtimol biru yang akan memberikan
warna kuning pada suasana asam dan biru pada suasana basa
Indicator fenolftalein antara ph 8,2-10,00 dapat berubah warna menjadi merah
muda pada suasana basa
Indicator metal merah antara ph 4,2-6,2
Dapat berubah warna menjadi merah dalam suasana asam
Indicator metal kuning antara 3,1-4,4 dapat berubah warna menjadi kuning dalam
suasana basa.
3. Apa yang dimaksud dengan larutan jenuh ? Jelaskan cara membuat NaCl jenuh
Jawab:
- Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung solute yang larut dan mengadakan
kesetimbagan dengan solut padatmya atau dengan tepatnya partikel-partikel tepat
habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal).
- Dalam proses pembuatan larutan NaCl jenuh dalam air 25oC, dimana harus
menambahkan NaCl berlebih kedalam air dan mengaduknya sampai tidak ada lagi
NaCl yang terlihat. Larutan jenuh NaCl pada suhu 25oC mengandung 36,5 gram
NaCl per 100 gram air. Penambahan NaCl berikutnya kedalam larutan jenuh NaCl
tidak akan mengubah konsentrasi larutan.
4. Dalam percobaan ini jelaskan fungsi dari aquades, petroleum eter, alkohol dan
NaOH
Jawab:
- Akuades merupakan zat kimia yang miliki rumus molekul H2O. Suatu molekul
air terdiri dari dua atom hidrogen dimana berikatan secara kovalen dengan satu
atom oksigen. Air memiliki tidak berasa, berwarna ataupun berbau pada kondisi
standar dimana tekanan dan suhunya yaitu 100 kPa (1 bar) dan 273,15 K (0 °C).
- Petroleum eter berfungsi sebagai senyawa yang dapat melarutkan senyawa-
senyawa yang bersifat kurang polar pada selubung sel dan dinding sel seperti lemak,
terpenoid, klorofil dan steroid.
- Alkohol berfungsi
- NaOH berfungsi sebagai bahan yang penting dalam proses pembuatan sabun
mandi karena menjadi bahan utama dalam proses saponifikasi dimana minyak atau
lemak akan diubah menjadi sabun.
5. Jelaskan maksud dan tujuan (proses yang terjadi) setiap langkah pada cara kerja
no 1-4.
Jawab:
- Melakukan penimbangan sampel yaitu 0,5 g sabun mandi cair ( padat yang telah
dipotong kecil-kecil), selanjutnya dilarutkan dalam 400 mL aquades, tambahkan 1-
2 tetes indikator pp, panaskan hingga hampIr mendidih kemudian dinginkan.
Larutan diencerkan menjadi 500 mL dalam labu takar. Ambil 20 mL larutan sabun
dan masukkan dalam corong pemisah, tambahkan 10 mL petroleum eter, kocok.
Jika terbentuk emulsi, tambahkan 10 mL NaCl jenuh, lalu kocok lagi selama 10-15
menit dan dibiarkan beberapa menit. Lapisan petroleum eter dipisahkan. Ekstraksi
dilakukan 3 kali. (cara kerja no 2 dilakukan 3 kali) Lapisan petroleum eter
dimasukkan ke dalam corong pemisah, tambahkan 10 mL aquades dan 2 tetes
indikator pp kemudian dikocok, biarkan beberapa waktu sehingga terbentuk
Lapisan, kemudian lapisan air dibuang. Ulangi lagi prosedur ini sampai
penambahan aquades tidak bersifat basa lagi.Tambahkan 20 mL alkohol (etanol) ke
dalam lapisan petroleum eter lalu dikocok selama 10-15 menit dan dibiarkan selama
beberapa menit. Lapisan alkohol dipisahkan ke dalam erlenmeyer 150 mL,
tambahkan 2 tetes indikator pp lalu dititrasi dengan NaOH 0,01 N.
6. Jelaskan apa perbedaan antara asam lemak, lemak, minyak, dan sabun
Jawab:
- Asam Lemak dalam lemak ataupun minyak terdapat kandungan trigliserida dan
asam lemak dimanfaatkan dalam proses membuat sabun. Asam lemak memiliki
terdisosiasi sebagian dalam air yang merupakan asam lemah. Asam lemak memiliki
rantai hidrokarbon dan gugus hidroksil yang berikatan dengan gugus karboksil.
Secara umum, asam lemak berfasa cair atau padat dengan suhu 27°C. Panjangnya
rantai karbon akan mudah beku dan sukar larut. Asam lemak bisa direaksikan pada
senyawa lain akan terbentuknya persenyawaan lipida.
- Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air yang disusun oleh unsur karbon,
hidrgogen dan oksigen. Minyak adalah senyawa organic yang tidak dapat larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Persamaan minyak dan lemak adalah
sama-sama mengandung komponen utama berupa trigliserida (termasuk ke dalam
golongan lipid), lemak dan minyak tidak dapat larut dalam air dan mudah larut
dalam pelarut organic, minyak dan lemak memiliki berat jenis lebih rendah
daripada air.
- Sabun adalah garam natrium dan kalium dari asam lemak yang berasal dari
minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang digunakan sebagai pembersih dapat
berwujud padat (keras), lunak dan cair. Dewan Standarisasi Nasional menyatakan
bahwa sabun adalah bahan yang digunakan untuk tujuan mencuci dan mengemulsi,
terdiri dari asam lemak dengan rantai karbon C12-C18 dan sodium atau potassium
7. Jelaskan mengapa sabun dapat membersihkan kotoran
Jawab:
- Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid,
sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang
bersifat polar maupun nonpolar karena sabun mempunyai gugus polar dan
nonpolar. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bersifat
hidrofobik (tidak suka air) sedangkan COONa+ bersifat hidrofobik (suka air) dan
larut dalam air.
Nonpolar: CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan
kotoran nonpolar)
Polar : COONa+ (larut dalam air, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran polar)
- Proses penghilangan kotoran
Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan tegangan permukaan
sehingga kain menjadi bersih dan air meresap lebih cepat ke permukaan kain.
Molekul sabun yang bersifat hidrofobik akan mengelilingi kotoran dan mengikat
molekul kotoran. Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekul kotoran dan
molekul sabun membentuk suatu emulsi.
Sedangkan bagian molekul sabun yang bersifat hidrofibik berada didalam air pada
saat pembilasan menarik molekul kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi
bersih.
8. Jelaskan perbedaan antara sabun dan deterjen !
Jawab:
- Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dengan minyak hewani
atau lemak nabati. Sabun dapat berbentuk wujud cair, padat, dan lunak sebagap
pembersih. Sabun merupakan produk yang dimanfaatkan dalam tujuan untuk
mengemulsi dan mencuci, terdiri dari asam lemak dengan rantai karbon C12-C18
dan sodium atau potassium. Molekul pada sabun mengandung suatu rantai
hidrokarbon panjang plus ion. Bagian hidrokarbon dari molekul bersifat hidrofobik
dan larut dalam zat-zat non polar. Sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut
dalam air. Rantai hidrokarbon menyebabkan sebuah molekul sabun secara
keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Tetapi mudah tersuspensi dalam
air karena membentuk misel (micelles), yaitu segerombol (50 - 150) molekul yang
rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung- ujung ionnya yang menghadap
ke air.
- Detergen merupakan produk yang berbeda dengan sabun lainnya. Pada sabun akan
terbentuknya senyawa yang sukar larut dalam ion-ion air sadah dikarenakan adanya
gumpalan atau endapan dan busa menjadi berkurang yang dihasilkan serta cleaning
action. Sedangkan detergen dapat direaksikan dengan ion air sadah dimana
menghasilkan produk yang larut atau dapat terdispersi berbentuk koloid didalam
air. Empat bagian dari detergen yaitu yaitu kationik, anionik, amfoter, dan nonionik.
Cara kerja detergen sendiri dimana menghilangkan pengotor dengan proses
pembasahan, pengemulsian, pendispersian, dan pelarutan oleh cleaning agent.
Didalam air detergen memiliki molekul yang disebut dengan micelles. Dimana pada
bagian hidrokarbon pada molekul detergen bercampur dengan micelles disebut
hidrofobik (tidak suka air), sedangkan pada bagian polarnya yaitu hidrofilik (suka
air) yang berada di luar micelles.

Anda mungkin juga menyukai