Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SISTEM PENANGKAL PETIR

Dosen: Aripin Triyanto, S.T., M.T.

Oleh:

Bayu Setyo Nugroho

191010100080

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

PAMULANG TANGERANG SELATAN

2019
MAKALAH
SISTEM PENANGKAL PETIR

Makalah

Merupakan syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan

Teknik Elektro

Oleh:

Bayu Setyo Nugroho

191010100080

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

PAMULANG TANGERANG SELATAN

2019

i
ABSTRAK

Dizaman sekarang khususnya kota-kota besar, hampir semua Gedung di


bangun secara bertingkat, dari yang tingkat satu sampai puluhan tingkat. Semakin
tinggi suatu bangunan semakin tinggi pula resiko gangguan keamanan bangunan
tersebut. Salah satu kemungkinan gangguan yang terjadi ialah gangguan dari
sambaran petir. Untuk mencegah resiko tersebut maka dipasanglah penangkal
petir. Petir terjadi akibat perpindahan muatan negative (electron) menuju ke
muatan positif (proton). Sembarang petir yang sering terjadi dibumi ialah
perpindahan muatan yang ada di awan dengan muatan yang ada dibumi. Secara
teoritis petir bisa terjadi karena proses ionisasi atau gesekan awan.

Ada berbagai macam dampak dari sambaran petir, baik yang langsung
maupun tidak langsung, keduanya sama-sama menimbulkan bahaya bagi gedung
itu dan bagi manusia, salah satu bahaya yang mungkin terjadi pada manusia ialah
kematian. Maka proteksi penangkal petir sangat penting untuk dipasang digedung-
gedung yang tinggi. Jenis-jenis penangkal petir ada beberapa macam, diantaranya
jenis penangkal petir konvensional, penangkal petir dengan metode radio aktif dan
penangkal petir dengan metode elektronis. Semuanya memunyai fungsi yang
sama yaitu mengamankan gedung dari sambaran petir.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan rahmatnya sehingga dapat menyusun makalah yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia di
UNIVERSITAS PAMULANG.

Penyusun menyadari bahwa segala kemampuan telah dilakukan untuk


menyusun makalah ini, banyak hambatan yang penulis hadapi dalam menyusun
makalah ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikannya. Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1) Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan segalanya kepada kami;

2) Bapak Jamal A. Rachman Saprin M.Sc., selaku Kaprodi Teknik Elektro


Universitas Pamulang;

3) Aripin Triyanto, S.T., M.T.selaku dosen pembimbing di Universitas


Pamulang;

4) Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan arahan dalam menyusun tugas akhir ini.

Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna
memperbaiki untuk menunjang kesempurnaan makalah ini.

Pamulang, 30 November 2019


Penyusun

Bayu Setyo Nugroho


NIM: 191010100080

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi

DAFTAR TABEL..................................................................................................vii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Batasan Masalah........................................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................2

1.5 Metodologi Penelitian...............................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

2.1 Pengertian Petir.........................................................................................3

2.2 Proses Terjadinya Petir..............................................................................3

BAB III....................................................................................................................5

METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................5

3.1 Bahaya sambaran petir..............................................................................5

3.2 Metode Penangkal Petir.............................................................................6

3.2.1 Penagkal Petir Konvensional.............................................................6

3.2.2 Penangkal Petir Radio Aktif..............................................................7

3.2.3 Penangkal Petir Elektrostatik.............................................................8

BAB IV....................................................................................................................9
iv
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................9
4.1 Pemasangan Penangkal Petir.....................................................................9

4.2 Bagian – Bagian System Proteksi Petir Konvensional............................13

4.2.1 Air Terminal.....................................................................................13

4.2.2 Konduktor........................................................................................14

4.2.3 Sistem Pentahahan / Grounding System...........................................15

BAB V....................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

5.1 Kesimpulan..............................................................................................16

5.2 Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

v
DAFTAR

Gambar 2. 1 Proses Sambaran Petir......................................................................3Y


Gambar 3. 1 Penangkal Petir Konvensional............................................................6
Gambar 3. 2 Penangkal Petir Radio Aktif................................................................7
Gambar 3. 3 Penangkal Petir Elektrostatik................................................................
Gambar 4. 1 Air Terminal......................................................................................13
Gambar 4. 2 Konduktor.........................................................................................14
Gambar 4. 3 Sistem Pentanahan............................................................................15

vi
DAFTAR

Tabel 4. 1 Faktor Berdasarkan Penggunaan Bangunan.........................................10


Tabel 4. 2 Faktor Berdasarkan Kontruksi Bangunan.............................................10
Tabel 4. 3 Faktor Berdasarkan Ketinggian Bangunan...........................................11
Tabel 4. 4 Faktor Berdasarkan Situasi Bangunan..................................................11
Tabel 4. 5 Faktor Berdasarkan Intensitas Guruh....................................................12

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi sangatlah pesat, berbagai kemajuan teknologi


bermunculan dan terus berkembang, sebagai mahasiswa wajib mengikuti
perkembangan kemajuan teknologi tersebut, harus berani untuk mencoba dan
membuka wawasan baru selain wawasan yang ada di lingkungan kampus. Maka
dengan melalui makalah ini diharapkan mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan yang baru. Sejalan berkembangnya jaman dan semakin sempitnya
tanah yang dapat digunakan maka pembangunan perumahan di wilayah Indonesia
mengalami kendala pada perluasan bangunan. Oleh karena itu pembangunan
perumahan, gedung, ataupun bangunan-bangunan lainya cenderung keatas atau
bertingkat sebagai solusi menghadapi permasalahan tersebut. Bangunan bertingkat
lebih rawan mengalami gangguan baik gangguan secara mekanik maupun
gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah sambaran
petir.

Cara melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir


maka dipasang sistem pengamanan. Pentanahan atau grounding merupakan sistem
pengawatan ke bumi dalam proses instalasi listrik. Pentanahan berkaitan dengan
pembumian aliran listrik. Aliran listrik bersifat mencari segala media yang dapat
digunakan untuk mengalir sampai bermuara ke tanah. Pentanahan yang baik dapat
mencegah kebakaran dan sengatan listrik. Sistem pengamanan itu berupa sistem
penangkal petir beserta pentanahannya.

Adanya sistem pentanahan ini, semua bagian gedung dan permukaan tanah
diharapkan mempunyai tegangan yang merata, terutama pada saat gangguan ke
tanah sehingga tidak membahayakan orang yang berada disekitar tempat itu

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang dihadapi pada makalah ini adalah:
a. Apa saja metode penangkal petir.
b. Bagaimana perlindungan terhadap bahaya petir penagkal petir.
c. Bagaimana cara instalasi penagkal petir.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut:

a. Komponen tersebut digunakan dengan sebagaimana mestinya.


b. Memperhatikan spesifikasi dari setiap komponen tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan didalam makalah ini memiliki tujuan umum yaitu
untuk memenuhi syarat kelulusan program strata satu (S1) Program studi Teknik
Elektro Universitas Pamulang. Sedangkan tujuan khusus dari pelaksanaan
penelitian serta penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui petir dan proses terjadinya petir.


b. Mengetahui metode penangkal petir.
c. Menganalisa metode penangkal petir yang cocok untuk sebuah lingkungan.

1.5 Metodologi Penelitian

a. Studi literature, berupa metode kepustakaan dan kajian dari jurnal-jurnal dan
artikel pendukung selama penulisan makalah ini.
b. Metode diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing mengenai
masalah-masalah yang timbul selama penulisan.
c. analisis, mengumpulkan alat dan bahan dalam pengujian.
3

d. Perancangan rangkaian beban dan pengukuran rangkaian dengan


membandingkan hasil rangkaian dengan datasheet.
e. Pengambilan data dan analisa data dari pengujian rangkaian pengujian.
f. Pengambilan kesimpulan dari hasil perbandingan pengujian rangkaian dengan
datasheet.
BAB II
PENDAHULUA
N

2.1 Pengertian Petir

Petir adalah suatu fenomena alam, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa


hujan baik hujan air atau hujan es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya lidah
api listrik yang bercahaya terang yang terus memanjang kearah bumi dan
kemudian diikuti suara yang menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai
mahluk hidup.

2.2 Proses Terjadinya Petir

Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan


positif di awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga kejadian
Ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau
sebaliknya, bahkan padat (es) menjadi cair.

Gambar 2. 1 Proses Sambaran Petir

4
5

Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses


bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainya, dari
proses ini terlahir elektron-elektron bebas yang memenuhi permukaan awan. Ion
bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang
berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan
akan memiliki beda potensial yang cukup untuk menyambar permukaan bumi
maka inilah yang disebut petir.

Proses ini bisa digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastik
yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan
kertas.

Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir
dimungkinkan terjadi karena elektron-elektron bebas ini saling menguatkan satu
dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar
permukaan bumi.
6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahaya sambaran petir

Kerusakan harta benda dan kematian umat manusia yang disebabkan oleh
sambaran petir relatif tinggi, mulai dari meninggalnya seorang petani yang sedang
bekerja di sawah sampai terhentinya produksi sebuah kilang minyak penghasil
devisa negara disebabkan oleh sambaran petir baik secara langsung maupun tidak
langsung yaitu melalui radiasi, konduksi atau induksi gelombang elektromagnetik
petir.

Dengan demikian ancaman sambaran petir (LEMP) pada peralatan canggih


perlu diwaspadai dan upaya perlindungan terhadap instalasi, bangunan yang
berisikan peralatan elektronik seperti pada industri, bank,instalasi penting, militer,
bahkan perorangan perlu ditingkatkan. Kerugian juga berdampak terhadap
operasional sebuah perusahaan dimana sambaran petir dapat menimbulkan
kerusakan yang cukup parah terhadap instrumen kerja perusahaan dan
mengakibatkan terhentinya operasional. Apalagi pada saat sekarang ini tidak ada
satupun perusahaan yang tidak memakai komponen yang berhubungan dengan
elektronika.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi pada dewasa ini, maka


pelepasan muatan petir dapat merusak jaringan listrik dan peralatan elektronika
yang sensitif. Sambaran petir padatempat yang jauh +/- 1,5 km sudah dapat
merusak sistem elektronika dan peralatan, seperti instalasi komputer,
telekomunikasi kantor dan instrumentasi serta peralatan elektornik sensetif
lainnya.Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlindungan yang sesuai harus
diterapkan pada peralatan atau instalasi terhadap bahaya sambaran petir secara
langsung maupun tidak langsung.

Memperhatikan bahaya yang diakibatkan sambaran petir di atas, maka sistem


proteksi petir harus mampu melindungi fisik maupun peralatan dari bahaya

7
8

sambaran langsung (external protection) dan sambaran petir tidak langsung


(internal protection) serta penyediaan sistem pentanahan yang memadai serta
terintegrasi dengan baik.

3.2 Metode Penangkal Petir

Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya


adalah Sambaran Petir. dan metode yang pernah dikembangkan:

3.2.1 Penagkal Petir Konvensional

Teknik penangkal petir yang sederhana dan pertama kali dikenal


menggunakan prinsip yang pertama, yaitu dengan membentuk sebuah tameng
atau perisai yang berupa konduktor yang akan mengambil alih sambaran
petir. Penangkal petir semacam ini biasa disebut groundwires (kawat tanah)
pada jaringan hantaran udara, sedangkan pada bangunan-bangunan dan
perlindungan terhadap struktur, Benjamin Franklin memperkenalkan dengan
sebutan lightning rod. Istilah ini tetap digunakan sampai sekarang.

Gambar 3. 1 Penangkal Petir Konvensional


9

Penangkal petir konvensional sifatnya pasif, menunggu petir untuk


menyambar dengan mengandalkan posisinya yang lebih tinggi dari objek sekitar
serta ujung runcingnya.

3.2.2 Penangkal Petir Radio Aktif

Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan dihasilkan


kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan yang
dihasilkan oleh proses ionisasi, maka penggagalan proses ionisasi di lakukan
dengan cara memakai Zat berradiasi. Radiun 226 dan Ameresium 241, karena
2 bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan
muatan listrik awan.

Sedang manfaat lain adalah hamburan ion radiasi akan menambah


muatan pada Ujung Finial / Splitzer dan bila mana awan yang bermuatan
besar yang tidak mampu di netralkan zat radiasi kemuadian menyambar maka
akan condong mengenai penangkal petir ini.

Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya,


berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi
pemakaian zat beradiasi dimasyarakat.
1

Gambar 3. 2 Penangkal Petir Radio Aktif


1

3.2.3 Penangkal Petir Elektrostatik

Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system


penangkal petir Radioaktif, yakni menambah muatan pada ujung finial /
Splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar.

Perbedaan dari sisten Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang
dipakai. Untuk Penangkal Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari
proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik
energi listrik dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan
bumi.

Gambar 3. 3 Penangkal Petir Elektrostatik


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemasangan Penangkal Petir

Sistem proteksi petir tidaklah dapat mencegah atau menangkal terjadinya


petir.Suatu sistem proteksi petir yang dirancang dan dipasang sesuai dengan
standar, tidak dapat menjamin proteksi terhadap bangunan gedung, manusia atau
obyek secara mutlak. Namun demikian penggunaan sistem proteksi petir akan
mengurangi secara nyata resiko kerusakan yang disebabkan petir terhadap
bangunan gedung yang memiliki sistem proteksi petir.

Jenis dan lokasi sistem proteksi petir sebaiknya dipertimbangkan secara


seksama pada tahap perancangan suatu gedung baru, sehingga bagian bangunan
gedung yang secara listrik bersifat konduktif dapat dimanfaatkan secara
maksimum. Dengan demikian rancangan dan kontruksi instalasi secara
keseluruhan akan lebih mudah dilaksanakan dan efektivitas sistem proteksi petir
dapat ditingkatkan dengan biaya dan usaha yang minimum.

Pemasangan penangkal petir untuk rumah adalah memberikan saluran elektris


dari atas bangunan ke tanah dengan tujuan bila ada sambaran petir yang mengenai
atas bangunan maka arus petir bisa mengalir ke ground dengan baik.

Langkah pertama yang harus di lakukan adalah memilih jalur penurunan


kabel, ada 2 hal penting dalam pemilihan jalur kabel ini, yaitu:

a. Pertama jalur terpendek dengan pertimbangan hemat dan tahanan kabel


kecil.
b. Kedua sesedikit mungkin belokan agar tidak terjadi loncatan keluar jalur
kabel (Site Flasing).

12
1

Tabel 4. 1 Faktor Berdasarkan Penggunaan Bangunan

NO. PENGGUNAAN DAN ISI INDEKS

1 Bangunan dan isinya jarang digunakan. 0

2 Bangunan tempat tinggal, toko, dan pabrik kecil. 2

Bangunan yang isinya cukup penting misalnya


3 2
menara air, pabrik, dan gedung pemerintahan.

Bangunan untuk umum, misalnya bioskop,


4 3
sekolah, masjid, dan gereja.

5 Instalasi gas, bensin, dan rumah sakit. 5

6 Bangunan yang mudah meledak. 15

Tabel 4. 2 Faktor Berdasarkan Kontruksi Bangunan

NO. KONTRUKSI BANGUNAN INDEKS

Seluruh bangunan terbuat dari logam (mudah


1 0
menyalurkan arus listrik).

Bangunan dengan konstruksi beton bertulang


2 1
atau rangka besi dengan atap logam.

Bangunan dengan konstruksi beton bertulang


3 2
atau rangka besi dengan atap bukan logam.
1

4 Bangunan kayu dengan atap bukan logam. 3

Tabel 4. 3 Faktor Berdasarkan Ketinggian Bangunan

NO. TINGGI BANGUNAN (DALAM METER) INDEKS

1 0 sampai dengan 6. 0

2 > 6 sampai dengan 12. 2

3 > 12 sampai dengan 17. 3

4 > 17 sampai dengan 25. 4

5 > 25 sampai dengan 35. 5

6 > 35 sampai dengan 50. 6

7 > 50 sampai dengan 70. 7

8 > 70 sampai dengan 100. 8

9 > 100 sampai dengan 140. 9

10 > 140 sampai dengan 200. 10

Tabel 4. 4 Faktor Berdasarkan Situasi Bangunan

NO. SITUASI BANGUNAN INDEKS

1 Pada tanah datar di semua ketinggian. 0


1

Di kaki bukti sampai tiga per empat tinggi


2 1
bukit atau di pegunungan sampai 1000 meter.

Di puncak gunung atau pegunungan lebih


3 2
dari 1000 meter.
Tabel 4. 5 Faktor Berdasarkan Intensitas Guruh

NO. HARI GURUH PERTAHUN INDEKS

1 2 0

2 4 1

3 8 2

4 1 3

5 32 4

6 64 5

7 128 6

8 256 7
1

4.2 Bagian – Bagian System Proteksi Petir Konvensional

Secara umum sistem proteksi petir konvensional dapat dibagi kedalam 3


bagian:
4.2.1 Air Terminal

Gambar 4. 1 Air Terminal

Dalam sistem proteksi petir konvensional di Indonesia Air Terminal juga


disebut sebagai Splitzen dan untuk orang awam di Indonesia mengenalnya
sebagai tombak penangkal petir (walaupun seharusnya penangkap petir bukan
penangkal petir). Splitzen atau tombak ini di pasang vertikal diatas atap
bangunan dengan posisi ujung tombak yang runcing menghadap ke atas.

Ada 2 bentuk Tombak atau Splitzen yang pada umumnya dipasang dalam
sistem proteksi petir konvensional di bangunan rumah atau gedung, yang
pertama berbentuk tombak lurus (yang banyak digunakan saat ini pada
bangunan gedung dan rumah), yang kedua berbentuk trisula (dipercaya
beberapa orang memiliki radius penangkapan sambaran petir lebih luas dari
yang berbentuk lurus).
1

4.2.2 Konduktor

Gambar 4. 2 Konduktor

Kabel Konduktor dalam sistem proteksi petir konvensional berfungsi


menghubungkan Air Terminal/Splitzen ke komponen sistem proteksi petir
lainnya dan ke sistem pertanahan. Jika ada sambaran petir yang tertangkap
oleh Air Terminal/Splitzen maka arus petir tersebut akan segera disalurkan
melalui kabel konduktor tersebut.

Kabel Konduktor untuk sistem proteksi petir umumnya berbahan


tembaga tanpa bungkus atau dikenal dengan sebutan Kabel BC (Bare
Cooper). Kabel ini terdiri dari beberapa ukuran kabel yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, semakin besar ukuran kabelnya semakin baik penyaluran
arus petirnya.
1

4.2.3 Sistem Pentahahan / Grounding System

Gambar 4. 3 Sistem Pentanahan

Sistem pertanahan merupakan bagian dari sistem proteksi petir


konvensional yang sangat penting, di system pentanahan ini semua arus petir
yang di salurkan oleh kabel konduktor akan dieliminasi secara maksimal.
Untuk wilayah indonesia sesuai dengan standarisasi yang dikeluarkan oleh
SNI (Standar Nasional Indonesia) maksimal tahanan tanah yang bagus untuk
perlindungan terhadap bangunan adalah harus dibawah 5 Ohm (makin kecil
ukuran tahanan tanahnya semakin bagus).

Material yang digunakan dalam sistem grounding ada beberapa macam,


material yang biasa digunakan adalah Ground Rod yang berbentuk seperti
tongkat dengan panjang 2 meter, 3meter, atau 4meter yang nantinya Ground
Rod tersebut ditanam dengan kedalaman tertentu untuk mendapatkan hasil
tahanan tanah yang bagus. Selain Ground Rod, bisa juga menggunakan kabel
konduktor sebagai pengganti Ground Rod untuk ditanam didalam tanah, opsi
ini biasanya digunakan untuk menghemat biaya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah
kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif
atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti
yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian
listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage).

Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi
petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya.
Ada 3 bagian utama pada penangkal petir yaitu batang penangkal petir (Air
Terminal), kawat konduaktor, tempat pembumian (grounding).

Setidaknya dengan adanya penangkal petir ini, resiko akan sambaran petir
bisa diminimalisir, Untuk instalasi pemasangannya, bisa dilakukan sendiri asal
sesuai prosedur atau biar tidak repot serahkan kepada ahlinya.

5.2 Saran

Setelah menyusun makalah penangkal petir berikut beberapa saran, yaitu:


a. Perhatikan pemilihan metode penangkal petir yang paling baik untuk
lingkungan sekitar.
b. Penentuan kualifikasi sebaiknya memperhitungkan jenis penggunaan
bangunan, kontruksi bangunan, tinggi bangunan, situasi bangunan dan
intensitas guruh.
c. Untuk pemasangan penangkal petir radio aktif dengan radiasi/jangkauan
yang luas lebih diutamakan karena prinsipnya yaitu mencegah proses
terjadinya petir.

19
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://deltanarendra.com/definisi-penangkal-petir
[2] http://networking.jaringan-komputer.com/instalasi-penangkal-petir.html
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Penangkal_petir
[4] http://www.instalasijaringan.com/petir.html
[5] https://www.academia.edu/12907044/Makalah-penangkal-petir
[6] http://www.masterpetir.com/2018/01/penangkal-petir-elektrostatis.html
[7] http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-petir-dan-penetral-
petir.html
[8] http://eenpertiwidg.blogspot.com/2013/02/makalah-penangkal-petir-pada-
perumahan.html

21

Anda mungkin juga menyukai