Anda di halaman 1dari 9

RUANG LINGKUP PROTOKOLER

1. Pengertian Protokol
Dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor
maupun masyarakat.
Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa Perancis protocole, bahasa Latin protocoll(um), dan
bahasa Yunani protocollon. Awalnya istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah manuskrip atau
naskah.
 Di bawah ini adalah pengertian protokol menurut :
a. UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi
yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang
sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat. 

b.Encyclopedia Britannica 1962


Protocol is a body of ceremonial rules to be observed in all written or personal official intercourse between the heads of
different states or their ministers, it lays down the styles and titles of states or their ministers and indicates the forms and
customary courtesies to be observed in all international acts.
(Protokol adalah serangkaian aturan-aturan keupacaraan dalam segala kegiatan resmi yang diatur secara tertulis
maupun dipraktekkan, yang meliputi bentuk-bentuk penghormatan terhadap negara, jabatan kepala negara atau
jabatan menteri yang lazim dijumpai dalam seluruh kegiatan antar bangsa)

c. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Peraturan upacara di istana kepala negara atau berkenaan dengan penyambutan tamu-tamu negara dan sebagainya.
 Peraturan Tentang (Domain) Keprotokolan
a. UU No. 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan
b. PP No. 62 Tahun 1990 Tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan.
 Peraturan Terkait (Related) Keprotokolan
1) UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
2) UU No. 22 Tahun 2003 Tentang Pemerintah Daerah
3) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
4) UU No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
5) PP No. 40 Tahun 1958 Tentang Bendera Kebangsaan RI.
6) PP No. 43 Tahun 1958 tentang penggunaan lambang negara RI.
7) PP No. 44 Tahun 1958 Tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
8) PP No. 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil
9) PP No. 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD.
10) PP No. 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
11) Perpres No. 11 Tahun 1959 Tentang Pelantikan Jabatan Negeri
12) Keppres No. 18 Tahun 1972 Tentang Penggunaan Pakaian
13) Ketentuan dari institusi/lembaga resmi
 Landasan dan Sumber Hukum Keprotokolan.
1. Persetujuan Internasional :
-   Konvensi Wina 1815 (mengatur Dinas Diplomatik)
-   Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik
-   Konvensi Wina Tahun 1963 tentang Hubungan Konsuler.
2. Peraturan perundang-undang masing-masing Negara ( Indonesia )
a) Undang-undang No : 9 Tahun 2010, tentang Keprotokolan
b) Undang-undang No : 22 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah
c) Peraturan Pemerintah No : 62 Tahun 1990; tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara
dan Tata Penghormatan
d) Keputusan Menteri Agama No. 71 Tahun 1993, tentangPetunjuk Pelaksanaan Keprotokolan di lingkungan
Departemen Agama
e) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama
f) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama
g) Peraturan Menteri Agama RI No 13  Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama
3. Tradisi, adat istiadat dan kebiasaan setempat;
4. Azas timbal balik (reciprocity)
5. Praktek Pergaulan Internasional ( International Practices );
6. Logika Umum ( Common Sense ).

2. Azas Keprotokolan
a.Kebangsaan : harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang beraneka ragam/pluralistik dengan tetap
mempertahankan prinsip yang dimiliki oleh NKRI.
b.Ketertiban dan Kepastian Hukum: harus dapat memberikan keadaan yang tertib dalam kehidupan masyarakat melalui
kepastian hukum.
c.Keseimbangan, Keserasian dan Keselarasan : harus mencerminkan suatu keserasian (keseimbangan), kesesuian dan
keselarasan antara  warga negara (individu) dengan masyarakat untuk kepentingan bangsa dan negara.
d.Timbal Balik : keprotokolan diberikan oleh negara lain atas balas jasa yang diberikan oleh negara
3. Tujuan Protokol (Tugas Siswa)
4. Peran Keprotokolan (Tugas Siswa)
5. UnsurKeprotokolan
Dalam Protokol Upacara terdapat  3 unsur penting :
1. Tatacara :
     Yang menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam suatu acara tertentu. Perbuatan/tindakan-tindakan pada acara ini
dilakukan menurut aturan atau adat kebiasaan tertentu yang sudah tetap dan harus ditaati dengan seksama oleh peserta
upacara.
 2. Tata Krama :
Yang menentukan pilihan kata-kata, ucapan dan perbuatan yang sesuai dengan tinggi rendahnya jabatan seseorang.Pada
setiap upacara, diperlukan penggunaan kata-kata yang baik dan tepat menurut tinggi rendahnya derajat pejabat yang
bersangkutan, disesuaikan dengan peristiwanya.
 3. Rumus-rumus dan aturan tradisi/kebiasaan yang telah ditentukan secara universal ataupun di dalam suatu bangsa itu
sendiri. Di dalam penyelenggaraan suatu upacara kita terikat pada tatacara sudah tetap dan didasarkan pada rumus-rumus
tertentu yang sudah tetap pula.
 Contoh: 
- Tata tempat
Tata tempat adalah pengaturan tempat bagi pejabat negara, pejabat pemerintah, perwakilan negara asing dan/atau
Organisasi internasional serta tokoh masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi.
 - Tata Upacara
     Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara resmi.Yang perlu diperhatikan
adalah:
o jenis kegiatan
o bahasa pengantar
o materi aktivitas
o menyusun acara dengan urutan yang benar
o menyiapkan personil yang terlibat dalam suatu acara
o menetapkan urutan dan menghubungi yang akan memberikan sambutan sesuai jenjang jabatannya, pejabat tertinggi
memberikan sambutan terakhir.

Upacara bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata dengan tertib dan disiplin. Pada hakekatnya
upacara bendera adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa,
hal ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain. Pejabat upacara antara lain adalah :
 Pembina upacara
 Pemimpin upacara
 Pengatur upacara
 Pembawa upacara
Petugas upacara antara lain adalah :
 Pembawa naskah pancasila
 Pembacaan pembukaan teks undang-undang 1945
Pembaca do’a
 Pemimpin lagu
 Kelompok pengibar/penurun bendera
 Kelompok pembawa lagu
 Cadangan tiap perangkat.
Perlengkapan upacara antara lain adalah :
Bendera Merah Putih Ukuran perbandingan 2 : 3, Ukuran terbesar 2 X 3 meter, Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter.
Tiang Bendera Minimal 5 meter maksimal 17 meter, perbandingan bendera dengan tiang 1 : 5.
Tali Bendera Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar dan bukan tali plastik.
Naskah-naskah
1.Pancasila
2.Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
3.Naskah Do’a
4.Naskah Acara

 -  Tata Penghormatan.


Tata penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi pejabat negara, pejabat pemerintahan,
perwakilannegara asing dan/atau organisasi internasional dan tokoh masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau
acara resmi. 
- Tamu Negara
Tamu Negara adalah pemimpin negara asing yang berkunjung secara kenegaraan, resmi, kerja atau pribadi ke negara
Indonesia.

5. Pentingnya aturan Protokol


1. Ikut menentukan terciptanya suasana/iklim yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha.
2. Menciptakan tata pergaulan yang mendekatkan satu sama lain dan dapat diterima oleh semua semua pihak walaupun
mengandung unsur-unsur yang membatasi gerak pribadi.
3. Terciptanya suatu upacara yang khidmat, tertib dan lancar
4. Terciptanya pemberian perlindungan.
5. Terciptanya ketertiban dan rasa aman dalam menjalankan tugas.
6. Tugas dan fungsi Protokol (Tugas Siswa)
7. SyaratPetugas Protokol
1.  Secara teknis, setiap petugas harus menekuni bidang tugas masing-masing dan dituntut pula untuk turut memperhatikan
kepentingan bidang lainnya.
2.  Perlu mewujudkan aparat pengelola yang efektif dalam iklim yang kompak, tertib dan berwibawa dalam suatu kondisi yang
berazaskan kekeluargaan guna menjamin tercapainya keberhasilan pelaksanaan tugas.
3.  Protokol perlu menguasai segala permasalahan, tetapi bukan berarti harus melaksanakannya sendiri.
4.  Mampu mengerti arti pentingnya dekorasi, kebersihan dan keamanan.
5.  Mengerti tentang prinsip-prinsip manajemen yang baik .
6.  Mampu berpakaian yang baik.
8. AturanKeprotokolan
Aturan Dasar Protokol
Aturan Dasar Protokol I
Protokol berasal dari kata Protos dan Kolla.
Protos : Lembar pertama
Kolla : Melekatkan 
Protokol adalah suatu rule of politeness yang berisi aturan, hukum atau perjanjian yang telah disepakati bersama dalam
hubungan diplomatik antar negara.
Protokol merupakan etiket resmi berbagai upacara kenegaraan yang sarat tata tertib, tata tempat, tata upacara dan tata
penghormatan.
 Apakah yang penting dalam protokol?
Aspek yang penting adalah masalah : tata pengaturan tempat, tata upacara dan tata penghormatan.
Disini diatur siapa yang berhak mendapatkan prioritas dalam urutan pengaturan tempat
 Siapa Saja yang menjadi Prioritas ?
Mereka yang memiliki jabatan dan pangkat tertentu(VIP) dan juga memiliki derajat tertentu (Very Important
Citizen). Umumnya kedudukan itu diperoleh dari kepemilikan tanda jasa dan jabatan.
Aturan Dasar Protokol II 
1) Pengaturan Tempat Duduk
• Yang menempati posisi paling depan adalah yang paling tinggi kedudukannya.
• Jika menghadap meja, yang menghadap pintu keluar yang dianggap utama dan tempat terakhir adalah yang dekat dengan
pintu keluar.
• Kanan adalah utama
• Bila ada dua orang yang berjajar, posisi sebelah kanan adalah yang utama (2-1), empat orang, urutannya menjadi 4-2-1-3,
enam orang urutannya menjadi 6-4-2-1-3-5 dan seterusnya
2) Urutan saat naik turun kendaraan
Aturan urutan memasuki kendaraan
Tata urutan memasuki kendaraan, bagi undangan resmi atau kenegaraan memerlukan perhatian dan penanganan khusus
bahkan perencanaan yang matang. Tipe kendaraan juga mempengaruhi pengaturan itu. Peranan pengemudi, ia juga harus
mengenal pengetahuan protokoler, termasuk penampilannya.
Beberapa cara bagaimana memasuki pesawat udara, kapal laut, kenderaan mobil atau kereta api sebagai berikut:
a) Pesawat udara : Seorang dengan urutan pertama akan masuk pesawat udara yang paling akhir, sedangkan kalau
menuruni pesawat, orang yang utama akan turun lebih dahulu.
b) Kapal laut: orang yang utama, naik terlebih dahulu dan akan turun akan turun lebih dahulu
c)  Kendaraan mobil atau kereta: orang yang paling utama baik sewaktu naik maupun sewaktu turun akan mendahului yang
lain.  Namun demikian apabila letak kendaraan tidak dapat diatur sedemikian rupa karena keadaan, hal
tersebut merupakan suatu perkecualian.
d) Letak kendaraan hendaknya dihadapkan ke kiri, artinya arah kendaraan akan menuju berada di sebelah kiri kita.
e) Yang utama duduk di tempat duduk sebelah kanan, sedang berikutnya di sebelah kiri.
f)  Bila sampai ke tempat tujuan dan akan turun, hendaknya kendaraan dihadapkan ke sebelah kanan, sehingga memudahkan
yang utama dapat turun lebih dahulu.
g) Jika penumpang mobil tiga orang dan duduk di belakang, maka orang yang paling terhormat duduk di sebelah kanan,
orang ke dua duduk paling kiri dan orang ketiga duduk di tengah.
h) Jika mobil dimungkinkan diduduki oleh lebih dari 5 atau 6 orang, karena ada tambahan bak di tengah, maka bak yang
paling tengah diduduki oleh orang yang paling rendah kedudukannya, yang lebih tinggi menduduki di sebelah kanan
kirinya.
3)Urutan Saat Datang & Pulang
Orang yang paling utama akan tiba paling akhir dan meninggalkan tempat paling awal.
4) Posisi mobil saat menjemput dan mengantarkan tamu kehormatan
Berhentilah pada saat posisi pintu kanan mobil berada diarah pintu keluar gedung. Dengan demikian, sang tamu dapat
langsung berjalan menuju gedung begitu turun dari mobil dan sebaliknya.

Aturan Dasar Protokol III


Menghadiri Perayaan Hari Kemerdekaan
Menghadiri Perayaan Kemerdekaan di Istana, Gubernuran dan kotamadya atau kabupaten merupakan kebanggaan tersendiri
bagi orang yang diundang.
• Berusahalah untuk hadir, merupakan suatu kehormatan bagi seseorang bila menerima undangan ini. Konfirmasikan
kedatangan anda pada petugas, lakukan juga hal ini bila anda tidak datang.
• Patuhi peraturan yang tertera pada undangan.
• Hadirlah 15 menit sebelum acara dimulai
• Duduklah sesuai nomor atau deretan yang sudah ditentukan.
• Kalau anda sudah duduk tidak usah mondar – mandir untuk menyapa relasi
• Tahan diri untuk tidak menguap, kantuk atau melirik kesana kemari.
• Jangan ngobrol saat acara berlangsung.
• Pastikan bahwa anda cukup sehat dan kuat untuk menghadiri acara tersebut.
Aturan Dasar Protokol IV
1)Diterima Pejabat Tinggi
Diterima pejabat tinggi alias audensi mungkin belum pernah sekalipun terlintas dalam benak anda. Lakukan langkah sebagai
berikut:
• Hubungi orang yang berhubungan dan menangani masalah audensi ini.
• Cek lagi waktu dan tempat anda akan diterima
• Persiapkan jumlah rombongan yang akan pergi bersama anda sesuai arahan protokol.
• Datalah nama masing - masing anggota rombongan, lengkap alamat dan jabatan atau kedudukan mereka dalam organisasi
• Susunlah pokok-pokok materi yang akan dibicarakan secara tertulis diatas kertas berkop organisasi. Masukkan dalam map
yang bersih dan beri amplop. Tujukan kepada pejabat yang bersangkutan.
2) Saat Audiensi
• Datanglah setengah jam (30 menit) lebih awal.
• Isilah buku tamu yang disediakan
• Bila harus memakai tanda tamu yang ditukar dengan kartu identitas, patuhilah peraturan tersebut
• Jangan ribut dan menarik perhatian orang lain saat menunggu.
• Dilarang keras merokok.
• Masuklah keruangan dengan dipimpin ketua rombongan
• Ketua berdiri didekat pejabat untuk memperkenalkan anggota.
• Saat diajak berbicara ketua rombongan akan berbicara terlebih dahulu.
• Ketua harus membahas inti pembicaraan dan menutupnya dengan baik dan jangan lupa memberi kesempatan pada anggota
3) Berfoto Bersama Pejabat
Sebelum audensi dimulai, mintalah pada petugas protokol yang mengatur pertemuan. Bila waktu berfoto tiba, mintalah
kesediaan pejabat untuk berfoto bersama. Jangan sampai terkesan memaksa atau menodong.
4) Usai Audiensi
• Bila ada jumpa pers, sediakan materi untuk dibagi-bagikan pada wartawan.
• Segeralah membuat ucapan terimakasih kepada pejabat yang telah menerima.
• Serahkan surat tersebut dua hari setelah acara audensi selesai kepada petugas protokol.
• Jangan lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terlaksananya audensi
9. Ruang lingkupProtokol
1. Luasnya ruang lingkup tugas protokol yang menyangkut segi-segi keupacaraan, tercermin di dalam banyaknya macam acara
yang harus dilaksanakan, yaitu seperti :
a.Penerimaan tamu /audensi (dalam dan luar negeri)
b. Kunjungan tamu (dalam dan luar negeri)
c. Perjalanan ke daerah / Luar Negeri
d.Pengaturan Rapat / sidang
e. Penyelenggaraan resepsi / jamuan makan
f. Penyelenggaraan upacara-upacara :
1).Hari Besar Nasional
2).Hari Besar Keagamaan
3).Peresmian Proyek
4).HUT Organisasi
5).Upacara Bendera
6).Pelantikan dan Serah Terima Jabatan
7).Credentials
8).Penandatanganan Kerjasama Internasional
9).Peresmian Pembukaan / Penutupan Seminar / Lokakarya dan lain-lain.
2. Protokol berfungsi sebagai salah satu Staf Pembantu Pimpinan dalam mengelola fungsi.
8. TUGAS UMUM PROTOKOL MELIPUTI 5 BIDANG :
1. Tata Ruang
o Pengaturan ruangan (classroom, teater, conference, dsb).
o Lambang negara, bendera, gambar Presiden dan Wakil Presiden.
o Meja, kursi, dan podium.
o Tata cahaya.
o Tata suara.
o Dekorasi.
o Perlengkapan upacara (sirine, gong, prasasti,dan lain-lain).
2. Tata Tempat ( Preseance)
Adalah norma yang berlaku dalamhal tata tempat duduk para pejabat yang didasarkan atas kedudukannya dalam
ketatanegaraan, kedudukan administratif / struktural dan kedudukan sosialnya.
o Tata tempat duduk.
o Tata urutan memasuki kendaraan.
o Tata urutankedatangan dan kepergian / pulang.
Kata preseance berasal dari bahasa Perancis atau dalam bahasa Inggris precende yang artinya urutan. Maksudnya disini adalah
urutan berdasarkan prioritas, atau siapa yang lebih dulu.
Secara keseluruhan preseance adalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam hal tata duduk para pejabat, yang biasanya
didasarkan atas kedudukan ketatanegaraan dari pejabat yang bersangkutan, kedudukan administratif/struktural dan kedudukan
sosial.
Pihak-pihak yang berhak didahulukan dalam preseance:
1) Golongan Very Important Person (VIP), pihak yang didahulukan karena jabarannya atau
kedudukannya.
2) Golongan Very Important Citizen (VIC), pihak yang didahulukan karena derajatya, misalnya
bangsawan dan sebagainnya.
Pedoman Preseance:
1) Aturan dasar Preseance
a)  Orang yang dianggap paling utama atau tertinggi, mempunyai urutan paling depan atau mendahului,
b)  Jika orang-orang dalam posisi duduk atau berdiri berjajar, yang paling penting adalah mereka yang di sebelah kanan.
2) Aturan umum tata tempat
a) Jika duduknya menghadap meja, yang dianggap tempat pertama adalah menghadap pintu keluar.
Yang duduk di dekat pintu dianggap paling terakhir.
b) Dalam pengaturan tempat suatu jajaran (dari sisi ke sisi), yaitu bila orang-orang tersebut berjajar pada garis yang sama,
maka tempat sebelah kanan di luar atau tempat yang paling tengah adalah yang pertama tergantung situasi.
3)Aturan tempat duduk
Urutan tempat duduk diatur menurut aturan sebagai berikut:
a) Yang didahulukan adalah tempat duduk yang paling tinggi
b) Berikutnya diatur secara berurutan berdasarkan letak tempat sebelah yang utama, sebelah kanan merupakan urutan
nomor tiga, sebelah kiri urutan nomor tiga.

3. Tata Penghormatan
Ada beberapa bentuk penghormatan, antara lain adalah :
1.Penghormatan “preseance” (urutan) kedudukan tertinggi, urutan pertama.
2.Penghormatan “rotation” (susunan)
a. Preseance tertinggi, sambutan terakhir. Pada penghargaan urutan pertama.
b.Pembesar Upacara datang paling akhir dan pulang lebih dahulu.
c. Seseorang denganpreseance tertinggi pada kedatangan memperoleh penyambutan dan waktu kepulangan memperoleh
penghormatan penglepasan yang datangnya selalu dari arah sebelah kanan
4. Tata Busana
Menetapkan pakaian yang harus dikenakan pada suatu kegiatan protokoler baik oleh para pejabat / undangan maupun
petugas pelaksana kegiatan. Tata busana disini ialah pakaian yang harus yang dimaksud ialah pakaian yang harus dikenakan
pada suatu aktivitas protokoler, baik oleh para pejabat undangan ataupun pelaksana kegiatan. Tata busana harus ditentukan
atau dicantumkan pada surat undangan yang dikirimkan baik formal maupun informal.
Jenis tata busana yang perlu diketahui:
1)Pakaian Sipil Lengkap (PSL)
2)Pakaian Sipil Harian (PSH)
3)Pakaian Oinas Lapangan (PDL)
4)Pakaian Dinas Harian (PDH)
5)Pakaian Dinas Upacara I, II, II, (PDU) untuk kalangan militer.
6)Pakaian Resmi Jabatan (untuk pejabat tertentu)
7)Pakaian Nasional atau pakaian resmi organisasi (Dharma Wanita, Korpri)
8)Toga (Untuk Perguruan Tinggi/lnstitut)
5. Tata warkat
Penataan administrasi surat menyurat dan undangan yang berkaitan langsung dengan acara yang dilaksanakan.
Pengaturan mengenai undangan yang akan dikirim untuk suatu kegiatan. Hal yang perlu diperhatikan ialah:
1)Daftar nama tamu yang akan diundang hendaknya sudah disiapkan sesuai dengan jenis/keperluankegiatan.
2)Jumlah undangan disesuaikan dengan kapasitas tempat, kepentingan serta tercapainya tujuan kegiatansendiri.
3)Bentuk undangan sedapat mungkin dibakukan untuk setiap jenis kegiatan, baik mengenai format, isidan sebagainya.
4)Menulis nama orang yang diundang hendaknya secara benar dan jelas baik mengenai nama, pangkat,jabatan dan
alamatnya.
5)Dalam undangan perlu dijelaskan undangan diperuntukkan beserta istri/suami atau tidak.Tidakdibenarkan dalam
undangan resmi disebutkan undangan berlaku untuk beberapa orang.
6)Mencantumkan kode undangan pada sampul undangan untuk mempermudah penempatan duduknya.
7)Mencantumkan ketentuan mengenai pakaian yang dikenakan.
8)Menentukan batas waktu penerimaan tamu.
9)Catatan dalam undangan agar memberitahukan kehadirannya atau ketidakhadirannya (RSVP yangmerupakan
singkatan: Respondez s’il vous plaiz)
10)Undangan dikirim dalam waktu relatif tidak terlalu lama dengan waktu pelaksanaan kegiatan(seminggu sebelumnya
hendaknya sudah terkirim).

Anda mungkin juga menyukai