Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk

hidup khususnya sebagai air minum, namun air juga menimbulkan berbagai gangguan

kesehatan terhadap si pemakai khususnya diare. Oleh karena itu, air harus bebas dari

pencemaran dan memenuhi tingkat kualitas tertentu sesuai dengan kebutuhan kadar di dalam

tubuh manusia (Sutrisno, 1996).

Menurut ilmu kesehatan, setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5 – 3 liter setiap

hari termasuk air yang berada dalam makanan. Dan banyaknya air yang diperlukan tubuh

tergantung pada situasi dan kondisinya setiap hari dipengaruhi oleh suhu udara, intensitas

gerak (Rismunandar, 1994).

Air yang harus diminum adalah air yang sehat yang harus memenuhi persyaratan

Bakteriologi, kimia radioaktif dan fisik berdasarkan KepMenKes

RINo:907/MenKes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum,

dimana untuk nilai Most probable Number (MPN) yaitu 0/100 ml contoh air yang dianalisis

(Depkes, 2002). Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air

bersih, air badan, air permadian umum, air kolam renang dan pemriksaan angka kuman pada

air PDAM Ada 3 macam ragam yang digunakan dalam metode MPN yaitu:

1. Ragam I : 5 x 10 ml, 1 x 1 ml, 1 x 0,1 ml. Untuk spesimen yang sudah diolah atau

angka kumannya diperkirakan rendah.

2. Ragam II : 5 x 10 ml, 5 x 1ml, 5 x 0,1 ml. Untuk spesimen yang belum diolah atau

yang angka kumannya diperkirakan tinggi. Kalau perlu penanaman dapat

dilanjutkan dengan 5 x 0,01 ml dan seterusnya.


3. Ragam III : 5 x 10 ml, 1 x 1 ml x 0,1 ml. Adalah ragam alternatif untuk ragam II,

apabila jumlah tabung terbatas begitu pula persedian media juga terbatas, cara

pelaksanaannya seperti ragam II (Soemarno, 2002).

Dalam metode MPN untuk air minum ada dua tahap pemeriksaan yaitu :

a. Tes Pendahuluan (PresumtiveTest) Pemeriksaan pada tes pendahuluan dengan

menginokulasi pada media Lactose Broth dilihat ada tidaknya pembentukan gas

dalam tabung durham setelah diinkubasi selama 24–48 jam pada suhu 35oC –

37oC. Bila terdapat pembentukan gas tabung durham maka tes air minum menurut

KepMenKes RI No.:907/MenKes/SK/VII/2002.bila setelah 48 jam tidak terbentuk

gas, hasil dinyatakan negative dan tidak perlu melakukan penegasan.

b. Tes Penegasan (Confirmatif Tes)

Pemeriksaan pada tes penegasan dengan penanaman pada media Brillian Green

Lactosa Bile Broth, dilihat ada tidaknya pembentukan gas dalam tabung durham

setelah diinkubasi selama 48 jam. Bila terbentuk gas dalam tabung durham maka

tes dinyatakan tidak terbentuk gas, hasil dinyatakan negatif

dan tidak perlu melakukan penegasan.

Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator

adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, susu dan produk susu.

Adanya bakteri Coliform di dalam makanan dan minuman. Menunjukan adanya mikroba

yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Suriawiria,

1996).
Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok :

1. Coliform fekal, contoh : Escherichia coli, merupakan bakteri yang berasal dari

kotoran hewan dan manusia. Adanya Escherichia coli dalam air minum, hal ini

menunjukkan bahwa air minum yang dikomsumsi telah terkontaminasi oleh feses

manusia, oleh karena itu standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus

0/100 ml.

2. Coliform non fekal misalnya : Enterobakter aerogenes Bagi manusia air minum

ialah salah satu kebutuhan utama mengingat air sebagai factor utama dalam

penularan penyakit khususnya dalam masyarakat, maka tujuan utama penyedian air

bersih atau air minum adalah untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air

(Suriawira, 1996).

Dalam metode uji kualitas mikrobiologi air minum digunakan kelompok Coliform

sebagai indikator. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri bentuk batang,

gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang mengfermentasi

laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC (Widiyanti,

2004).

Sebagian besar kebutuhan air minum dipenuhi dengan berbagai cara diantaranya

dengan menggunakan air sumur gali. Untuk keperluan masyarakat terhadap air minum yang

bermutu dan aman untuk dikomsumsi serta memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan dan

peraturan yang ada, maka air sumur gali harus memiliki jarak minimal 10 meter dari jamban

(Haryanto, 2002).

Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.

Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E.


coli, misalnya dalam produksi obatobatan seperti insulin dan antiobiotik (Dufour,

1984).

Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini

dengan syarat genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat

menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. maka tidak bisa dipungkiri juga

betapa besar manfaat E. coli bagi kita. E. coli di alam terbuka hidup di dalam tanah.

Jika terjadi pencemaran (umumnya pencemar organik yang ditandai dengan BOD

tinggi), tanah menjadi media pertumbuhan yang baik untuk bakteri ini dan

menyebabkan peningkatan konsentrasi E. coli dalam tanah. Saat hujan turun atau salju

mencair, semakin banyak bakteri ini yang terbawa oleh air tanah masuk ke sungai.

Dengan demikian konsentrasi E. coli akan terdeteksi tinggi di air tanah dan sungai

sehingga mengindikasikan adanya pencemaran tanah. E. coli tidak dapat dibunuh

dengan pendinginan maupun pembekuan, Bakteri ini hanya bisa dibunuh oleh

antiobiotik, sinau Ultraviolet (UV), atau suhu tinggi >1000 C. Suhu tinggi akan

merusak protein dalam sel dan Mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam

aspek-aspek kehidupan manusia, membuatnya tidak dapat hidup kembali. E.coli yang tidak

direkayasa genetika (wild type) umumnya tidak dapat hidup jika ada antibiotik seperti

amphicillin dan kloramfenikol (Girard et al., 2003) walaupun dengan antiobiotik seperti

Amoxicillin pun sudah cukup (derivat dari amphicillin yang lebih rendah daya bunuhnya).

Bakteri E. coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungsi untuk

menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan berperan sebagai mikrobiota usus yang

membantu proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus

besar. Selain itu, bakteri ini juga membantu produksi vitamin K.

Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah saat terjadi perdarahan seperti

pada luka/mimisan. (Pourbakhsh et al., 1997).


Bakteri E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika.

Penggunaannya adalah sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang

diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat

dan mudah dalam penanganannya (Fournout et al., 2000).

Oleh sebab itu, negara-negara di Eropa sekarang sangat mewaspadai

penyebaran bakteri E. coli ini, dan bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar

karena dikhawatirkan dapat disalahgunakan dan menyebabkan kematian. Kebutuhan

nutrisi E. coli tidak jauh berbeda dengan nutrisi manusia, yaitu gula, protein, dan

lemak. E. coli memiliki kemampuan lebih karena dapat mencerna asam organik

(asetat) dan garam anorganik (amonium sulfat) sebagai sumber nutrisi karbon dan

nitrogen. Bakteri ini tidak mampu mengkonsumsi karbohidrat rantai panjang dan juga

tidak dapat melakukan fotosintesis. Bakteri E. coli juga merupakan makhluk

heterotrof yang tergantung pada molekul-molekul organik sederhana seperti gula,

protein, dan asam organik. Dengan demikian, apabila E. coli bertahan hidup di tanah,

maka diperlukan adanya molekulmolekul tersebut yang kemungkinan dihasilkan oleh

mikroorganisme lain dalam tanah. Air yang harus diminum adalah air yang sehat yang

harus memenuhi persyaratan bakteriologis, kimia radioaktif dan fisik. KepMenKes RI No :

907/MenKes/SK/VII/2002 tentang syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum, dimana

untuk nilai Most probable Number (MPN) yaitu 0/ 100 ml contoh air yang dianalisis.

Menurut Hartanti (2015) metode MPN merupakan salah satu metode

perhitungan sel bakteri, terutama pada perhitungan bakteri coliform berdasarkan

jumlah perkiraan terdekat. Jumlah perkiraan terdekat ini ini dalah perhitungan dalam

rangetertentu. Dihitung sebgai nila duga terdekat secara statistik dengan berpedoman

pada tabel MPN yang telah ditetapkan. Pada pengujian MPN koliform ini dilakukan

dengan 3 tingkatan yaitu, Uji Praduga, Uji konfirmasi dan Uji Pelengkap.

1. Uji Praduga (Presumtif Test)


Pada uji praduga media yang digunakan sebagai nutrisi adalah media LB.

Media LB merupakan media pengaya yang digunakan sebagai detektor adanya

golongan bakteri koliform dalam suatu sampel. Adapun kandungan nutrisi yang

terdapat di media LB antara lain:

o Pepton 0.5%, adanya pepton ini bertanggung jawab dalam menyediakan

nitrogen, asam amino, vitamin dan mineral.

o Laktosa 0.5% sebagai penyedia karbohidrat untuk membantu proses

fermentasi bakteri.

o Beef Extract 0.3% sebagai penyedia nutrisi esensial untuk proses metabolisme

tubuh (Akhwan, 2017).

Adapun tahap dari uji praduga yaitu membuat media LB double strength (2 kali

resep) dan media LB single strength. Pada media LB double strength dimasukkan

sampel bakteri sebanyak 10 ml, sedangkan media LB single strength dimasukkan

bakteri masing-masing sebanyak 0.1 ml dan 1 ml. Setelah sampel dimasukkan

kedalam tabung reaksi yang sudah diberi tabung durham didalamnya kemudian

dilakukan inkubasi selama 24 jam atau dua kali 24 jam pada suhu 37oC. Hasil

dikatakan positif mengandung bakteri koliform, jika ditandai dengan terbentuknya gas

dalam tabung (Sahdan, 2010).

2. Uji konfirmasi (Confirmative Test)

Pada uji konfirmasi media yang digunakan adalah media BGLB dengan

tujuan untuk membedakan bakteri koliform dengan bakteri lainnya. Kandungan

nutrisi yang terdapat pada media ini yaitu:

o Peton

o Laktosa
o Oxbill dan brilliant green sebagai penghambat bakteri selain bakteri

koliform (Akhwan, 2017).

Adapun tahap-tahap pada uji konfirmasi yaitu dilakukan inokulasi hasil biakan

positif dari setiap tabung LB dengan memasukkan jarum ose kedalam tabung BGLB

yang berisi tabung durham. Kemudian inkubasi tabung BGLB pada suhu 35°C selama

48 jam. Hasil uji positif ditandai dengan terbentuknya gas dalam tabung durham,

dalam hal ini bertujuan untuk memperkuat adanya gelembung gas tersebut dihasilkan

dari kerjasama beberapa spesies dari bakteri koliform . Selanjutnya ditentukan nilai

MPN dengan menggunakan tabel MPN koliform berdasarkan jumlah tabung BGLB

yang bernilai positif sebagai jumlah koloni koliform per ml (Sahdan, 2010).

3. Uji Pelengkap (Completed Test)

Uji pelengkap merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengatahui bakteri

secara spesifik menggunakan media selektif. Media selektif yang digunakan dalam

uji ini yaitu media EMBA. Adapun kandungan nutrisi yang terdapat pada media ini

antara lain:

1. Pepton 10 g,

2. Laktosa 5 g,

3. Eosin 0,4 g sebagai indikator pH dan menghambat pertumbuhan bakteri gram

positif,

4. Sukrosa 5 g sebagai sumber karbohidrat,

5. K2HPO4 (dipottasium phosphate) 2 g sebagai sumber elektrolit dan untuk

menyeimbangkan secara osmotik,

6. Agar yang berfungsi sebagai bahan pemadat (Akhwan, 2017).

Adapun tahap dari uji pelengkap yaitu masing-masing biakan positif pada uji

penegasan diinokulasikan pada media EMBA. Diinkubasi selama 70°C selama 48


jam. Adanya bakteri E.coli didapati dengan tumbuhnya koloni bakteri yang berwarna

hijau metalik (Sahdan, 2010).


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Adapun waktu yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu:

a. Uji MPN seri 7 tabung

Hari : Kamis-Rabu

Tanggal : 21-27 April 2022

Pukul : 13:00-16:00 WITA

b. Uji MPN seri 15 tabung

Hari :Kamis-Rabu

Tanggal : 20-25 Mei 2022

Pukul : 13:00-16:00 WITA

2. Tempat

Adapun tempat yang digunakan pada praktikum bakteriologi yaitu di

laboratorium mikrobiologi D-IV Teknologi Laboratoriun Medis di lantai 1,

Gedung D, Universitas Megarezky Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a) Objek glass

b) Bunsen

c) Gegep kayu

d) Beker gelas

e) Erlenmeyer
f) Autoclove

g) Incubator

h) Mikroskop

i) Pipet tetes

j) Tabung reaksi

k) Tabung durham

l) Gelas kimia

m)Ose/nald

n) Tissu

2. Bahan

a) Biakan Bakteri

 Media LB

 Media BGLBB

 Media MCA

 Media SIM

 Media LIA

 Media Urea

 Media SCA

 Media MRVP

 Aquadest

b) Zat warna Kristal gentian violet,

c) Alcohol 96%,

d) Laruta Safranin.

e) Oil emersi

f) Reagen Metil Red


g) Larutan Alfa Naftol

h) Larutan KoH 40%

i) Larutan kovacs

j) Larutan Lugol,

k) Sampel air sumur

l) Sampel air minum berwarna

C. Prinsip Kerja

Dengan menggunakan air sumur/PAM dan air minum kemasan sebagai sampel

kemudia dilakukan uji penduga dengan media LB, uji konfirmasi dengan media

BGLBB,

D. Cara kerja

a. Uji MPN seri 7 tabung

1. Pembuatan Media

1) Dihitung volume media yang akan ditimbang dengan menggunakan

rumus perhitungan media sebagai berikut:


a) Media LB

a) LB 1,5 % :

5 x 5 x 6 = 150

150 x 30 = 4,5 g
1000

b) LB 0,5 % :

10 x 2 x 6 = 120

120 x 90 = 10, 8 g
1000

b) Media BGLB 2 % :

10 x 7 x 6 = 420

420 x 40 = 16,8 g
1000

c) Media Mac Konkay

15 x 20 = 300

300 x 49,53 = 14,859 g


1000

d) Media MRVP

5 x 20 = 100

100 x 17,0 = 1,7 g


1000

e) Media SCA

5 x 12 = 60

60 x 23 = 1,38 g
1000

f) Media Urea

8,3 x 12 = 100

100 x 2,4 = 2,5 g


95

g) Media SIM

8,3 x 12 = 100

100 x 36,2 = 3,62 g


1000

h) Media LIA

8,3 x 12 = 100

100 x 32 = 3,2 g
1000

1) Ditimbang semua media yang telah dihitung semua volume yang

dibutuhkan yaitu: media LB 1,5 % 4,5 g, media LB 0,5 % 10,8 g, BGLB 2

% 16,8 g, media Mac Konkay 14,859 g, media MRVP 1,7 g, media SCA

1,38 g, media Urea 2,5 g, Media SIM 3,62 g, dan media LIA 3,2 g

2) Dicampurkan masing-masing media dengan aquades pada tabung

erlenmeyer

3) Dipanaskan media yang telah dicampur aquades pada tabung erlenmeyer

diatas api bunsen hingga menjadi jernih

4) Didinginkan media yang telah dipanaskan dan diautoklaf pada suhu 121°C

selama 15 menit

5) Dituangkan media LB, BGLB, MR, VP, SCA, Urea, SIM, LIA yang telah

diautoklaf pada tabung reaksi dan media Mac Konkay pada cawan petri

6) Media dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 35°C

2. Uji Penduga

1) Disiapkan 7 tabung reaksi, dimana tabung 1 s/d 5 berisi 5 ml Laktosa

Broth dengan kosentrasi 1,5% dan tabung ke 6 dan 7 berisi 10 ml Laktosa

Broth dengan kosentrasi 0,5 %. Tabung disusun pada rak tabung reaksi,
masing-masing tabung diberi tanda sebagai berikut: Nomor tabung,

volume dan tanggal Pemeriksaan

2) Diambil bahan pemeriksaan berupa sampel air yang telah disiapkan

dengan menggunakan pipet volume. Dimasukkan kedalam tabung 1 s/d 5

masing-masing sebanyak 10 ml, tabung ke-6 sebanyak 1 ml, tabung ke 7

sebanyak 0,1 ml. Kemudian dihomogenkan semua tabung agar spesimen

dan media bercampur rata

3) Diinkubasi media didalam inkubator pada suhu 35°C, selama 24 jam

4) Setelah 24 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas pada tabung

durham

5) Dicatat semua tabung yang menunjukkan peragian lactose (membentuk

gas). Pembentukan gas pada tabung durham pada tes pendahuluan

dinyatakan tes + (positif), dan langsung dilanjutkan dengan tes konfirmasi

6) Dilakukan inkubasi ulang pada suhu 37°C selama 24 jam apabila tidak

terbentuk gas sama sekali. Jika pada inkubasi ulang terbentuk gas pada

tabung durham, hasil menunjukkan + (positif) dan tes dilanjutkan dengan

tes konfirmasi. Bila tes negatif berarti tidak terdapat bakteri coliform pada

sampel

7) Dicocokan jumlah tabung yang positif sesuai yang ada pada tabel MPN

untuk menentukan jumlah MPNnya

3. Uji Konfirmasi

1) Diinokulasi sebanyak 1-2 mata ose dari tiap-tiap tabung uji penduga yang

positif kedalam tabung uji konfirmasi yang berisi 10 ml BGLB 2%, sesuai

no tabung yang positif.


2) Diinkubasi selama 24 jam, dengan suhu 35°C, dan dibaca hasilnya. Jika

terjadi pembentukan gas maka hasilnya positif

3) Dicocokan jumlah tabung yang positif sesuai yang ada pada tabel MPN

untuk menentukan jumlah MPNnya

4. Uji Penegak

1) Diambil koloni bakteri dari media BGLB dengan menggunakan ose lalu

diinokulasikan pada media Mac Konkay dan diinkubasi pada suhu 35°C

selama 24 jam

2) Diambil koloni bakteri yang telah diinokulasi pada media Mac Konkay

untuk dilakukan pewarnaan gram. Jika hasil pewarnaan menunjukan

bakteri berwarna merah (gram negatif) dan berbentuk basil, maka dapat

dipastikan bahwa bakteri tersebut termasuk bakteri coliform

3) Diambil koloni bakteri yang telah diinokulasi pada media Mac Konkay

untuk diinokulasikan lagi pada media uji biokimia yaitu: media MR, VP,

Urea, SIM, SCA, dan LIA

4) Diinkubasi media Uji biokimia yang telah diinokulasi bakteri selama 24

jam pada suhu 35°C

5) Diamati perubahan yang terjadi pada media uji biokimia untuk

mengetahui sifat yang dimiliki oleh bakteri

6) Ditentukan jenis bakteri sesuai sifat yang dimiliki oleh bakteri.

b. Uji MPN Seri 15 tabung

1. Pembuatan Media

1) Dihitung volume media yang akan ditimbang dengan menggunakan rumus

perhitungan media sebagai berikut:

a) Media LB
a) LB 1,5 %

150 x (36x3) = 16,2 g


1000

b) LB 0,5 %

600 x 36 = 21,6 g
1000

b) Media BGLB

900 x 40 = 36 g
1000

c) Media Mac Konkay

15 x 20 = 300

300 x 49,53 = 14,859


1000

d) Media MRVP

5 x 24 = 120

120 x 17,0 = 2,04 g


1000

e) Media SCA

5 x 12 = 60

60 x 23 = 1,38 g
1000

f) Media Urea

5 x 12 = 60

60 x 2,4 = 1,515 g
95

g) Media SIM

8,3 x 12 = 100

100 x 36,2 = 3,62 g


1000
h) Media LIA

5 x 12 = 60

60 x 32 = 1,92 g
1000

2) Ditimbang semua media yang telah dihitung semua volume yang

dibutuhkan yaitu: media LB 1,5 % 16,2 g, media LB 0,5 % 21,6 g, BGLB

36 g, media Mac Konkay 14,859 g, media MRVP 2,04 g, media SCA 1,38

g, media Urea 1,515 g, Media SIM 3,62 g, dan media LIA 1,92 g

3) Dicampurkan masing-masing media dengan aquades pada tabung

erlenmeyer

4) Dipanaskan media yang telah dicampur aquades pada tabung erlenmeyer

diatas api bunsen hingga menjadi jernih

5) Didinginkan media yang telah dipanaskan dan diautoklaf pada suhu 121°C

selama 15 menit

6) Dituangkan media LB, BGLB, MR, VP, SCA, Urea, SIM, LIA yang telah

diautoklaf pada tabung reaksi dan media Mac Konkay pada cawan petri

7) Media dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 35°C

2. Uji Penduga

1) Disiapkan 15 tabung reaksi, dimana tabung 1 s/d 5 berisi 5 ml Laktosa

Broth dengan kosentrasi 1,5%, tabung ke 6 s/d 10 berisi 10 ml Laktosa

Broth dengan kosentrasi 0,5 %, tabung 11-15 berisi 10 ml Laktosa Broth

dengan konsentrasi 0,5 %. Tabung disusun pada rak tabung reaksi,

masing-masing tabung diberi tanda sebagai berikut: Nomor tabung,

volume dan tanggal Pemeriksaan

2) Diambil bahan pemeriksaan berupa minuman berwarna yang telah

disiapkan dengan menggunakan pipet volume. Dimasukkan kedalam


tabung 1 s/d 5 masing-masing sebanyak 10 ml, tabung ke 6 s/d 10

sebanyak 1 ml, tabung ke 10 s/d 11 sebanyak 0,1 ml. Kemudian

dihomogenkan semua tabung agar spesimen dan media bercampur rata

3) Diinkubasi media didalam inkubator pada suhu 35°C, selama 24 jam

4) Setelah 24 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas pada tabung

durham

5) Dicatat semua tabung yang menunjukkan peragian lactose (membentuk

gas). Pembentukan gas pada tabung durham pada tes pendahuluan

dinyatakan tes + (positif), dan langsung dilanjutkan dengan tes konfirmasi

6) Dilakukan inkubasi ulang pada suhu 37°C selama 24 jam apabila tidak

terbentuk gas sama sekali. Jika pada inkubasi ulang terbentuk gas pada

tabung durham, hasil menunjukkan + (positif) dan tes dilanjutkan dengan

tes konfirmasi. Bila tes negatif berarti tidak terdapat bakteri coliform pada

sampel

7) Dicocokan jumlah tabung yang positif sesuai yang ada pada tabel MPN

untuk menentukan jumlah MPNnya

3. Uji Konfirmasi

1) Diinokulasi sebanyak 1-2 mata ose dari tiap-tiap tabung uji penduga yang

positif kedalam tabung uji konfirmasi yang berisi 10 ml BGLB 2%, sesuai

no tabung yang positif.

2) Diinkubasi selama 24 jam, dengan suhu 35°C, dan dibaca hasilnya. Jika

terjadi pembentukan gas maka hasilnya positif

3) Dicocokan jumlah tabung yang positif sesuai yang ada pada tabel MPN

untuk menentukan jumlah MPNnya

4. Uji Penegak
1) Diambil koloni bakteri dari media BGLB dengan menggunakan ose lalu

diinokulasikan pada media Mac Konkay dan diinkubasi pada suhu 35°C

selama 24 jam

2) Diambil koloni bakteri yang telah diinokulasi pada media Mac Konkay

untuk dilakukan pewarnaan gram. Jika hasil pewarnaan menunjukan

bakteri berwarna merah (gram negatif) dan berbentuk basil, maka dapat

dipastikan bahwa bakteri tersebut termasuk bakteri coliform

3) Diambil koloni bakteri yang telah diinokulasi pada media Mac Konkay

untuk diinokulasikan lagi pada media uji biokimia yaitu: media MR, VP,

Urea, SIM, SCA, dan LIA

4) Diinkubasi media Uji biokimia yang telah diinokulasi bakteri selama 24

jam pada suhu 35°C

5) Diamati perubahan yang terjadi pada media uji biokimia untuk

mengetahui sifat yang dimiliki oleh bakteri

6) Ditentukan jenis bakteri sesuai sifat yang dimiliki oleh bakteri.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Hasil Uji MPN seri 7 tabung

a. Uji Penduga

Seri Tabung Jumlah Tabung Positif MPN/100ml

Seri 1 3 5

4 ≥240

Seri 2 6 1

seri 3 7 1

Table 2.1 Uji penduga

b. Uji Konfirmasi

Seri Tabung Jumlah Tabung Positif MPN/100ml

Seri 1 1 5 ≥240

3
4

Seri 2 6 1

Seri 3 7 0

Table 2.2 Uji Konfirmasi


c. Uji Pewarnaan Gram

Media Bentuk Gram

Table 2.3 Uji Pewarnaan Gram

d. Uji Biokimia

Asal Koloni SIM


MR VP SCA UREA LIA
bakteri S I M

Koloni

berwarna

merah muda

Kaloni

Table 2.4 uji Biokimia

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, pengambilan sampel yang digunakan yaitu air

sumur/PAM dan minuman kemasan(pop ice). Persiapan sampel yaitu dengan

mensterilkan botol yang akan digunakan untuk mrngambil air sumur/PAM dan air

minum kemasan (pop ice) . media yang digunakan yaitu LB sebab media ini bisa

menumbuhkan bakteri apa saja namun banyak digunakanuntuk menumbuhkan bakteri


E.coli dan BGLBB juga di gunakan karena media ini khusus digunakan untuk

pemeriksaan MPN coliform yaitu pemeriksaan yang digunakan untuk megetahui

perkiraan jumlah terdekat bakteri coli dan coliform dalam 100ml

Pada perwarnaan gram yang dilakukan didaptkan hasil yaitu gram negative

basil. Didapatkan bakteri gram negative gram berwarna merah Karna penambahan

safranin menyebabkan sel dari bakteri berwarna merah, karena senyawa kompleks

Kristal violet larutan akibat alcohol dan dinding sel kemudian mengikat zat warna

safranin. Zat warna pertama yang digunakan adalah gentian violet yang akan

mewarnai bakteri. Bakteri gram positif akan berwarna ungu karena kompleks zat

warna gentian violet tetap dipertahankan meskipun diberikan pelarut pemucat,

sedangkan bakteri gram negative berwarna merah karena kompleks tersebut larutan

sewaktu pemberian pelarut pemucat dan kemuadia mengambil warna kedua yang

berwarna merah yaitu larutan lugol. Sediaan bakteri kemudian diberi larut pemucat

yaitu alcohol. Pada bakteri gram positif tetap berwana ungu setelah diberi alkohol

karena kompleks persenyawa Kristal violet tetap terikat pada dinding sel, sedangkan

gram negative berwarna pucat setelah diberi alcohol karena melarutkan lipid dan

meyebabkan pori-pori sel dinding membesar sehinggan meningkatkan daya larut

persanyawaan Kristal violet, yang terakhir diberi larutan air fuchsin yang berfungsi

untuk memberi pembedaan (kontras) terhadap zat warna gentian violet.

Anda mungkin juga menyukai