Anda di halaman 1dari 23

Perdarahan pada Kehamilan Muda

◦ Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada kehmilan kurang dari 22 minggu.
◦ 1. Keguguran atau abortus
◦ 2. Kehamilan Ektopik Terganggu
◦ 3. Mola Hidatidosa
Kehamilan Ektopik
◦ DEFINISI
◦ Kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium
kavum uteri
ETIOLOGI

1. Faktor dalam lumen tuba :


a) Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau
membentuk kantong buntu.
b) Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berlekuk-lekeuk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia
endosalping akibat infeksi dan menyebabkan implantasi di tuba.
c) Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit
2. Faktor pada dinding tuba :
a) Endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba
b) Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat itu
3. Faktor di luar dinding tuba :
a) Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur
b) Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba
4. Faktor lain :
a) Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri-atau sebaliknya (kontralateral)–
dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus; pertumbuhan telur yang terlalu cepat dapat
menyebabkan implantasi prematur
b) Fertilisasi in vitro
c) Pemakaian kontrasepsi dan IUD. Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan
kontrasepsi spiral (3 – 4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik
karena pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang membawa sel telur
yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim.
Gejala dan Tanda:
◦ a. Nyeri.
◦ Pelvis dan nyeri Abdomen dilaporkan sekitar 95% pada kehamilan tuba. Dengan masa gestasi yang terus
maju, Dorfman dkk (1984) melaporkan bahwa gejala GastroIntestin (80%) dan kepusingan kepala (58%)
biasanya. Dengan ruptur, nyeri tidak terlokalisir di abdomen.
◦ b. Perdarahan abnormal.
◦ Amenorrhea dengan beberapa spot vagina atau perdarahan dilaporkan oleh 60%-80% wanita dengan
kehamilan tuba. Mendekati kebenaran seperti menstruasi yang benar. Walaupun sedalam-dalamnya
perdarahan vagina itu menunjukkan akan terjadi aborsi inkomplete, seperti perdarahan berkala yang terlihat
dengan masa gestasi tuba.
◦ c. Abdomen dan kelembutan pelvis.
◦ Pada kehamilan ektopik non ruptur, kelembutan tidak biasa terjadi. Pada ruptur, kelembutan abdomen sangat mencolok dan
pemeriksaan vagina, khususnya dnegna nyeri goyang, itu mampu menunjukkan lebih dari kehamilan yang keempat.
◦ d. Perubahan uterin.
◦ Walaupun minimal didiagnosa cepat, kemudian uterus mungkin didorong ke satu sisi oleh masa ektopik. Uterus juga akan
membesar karena stimulasi hormonal. Lambat laun endometrium akan berubah menjadi desidua yang variable. Desidua uterus
tanpa trofoblas menandakan KEHAMILAN ECTOPIC, tetapi kehadiran dari pembuluh darah desidua bukan termasuk tanda.
◦ e. Tanda Vital.
◦ Umumnya normal sebelum ruptur, respon pada perdarahan yang cukup tidak mengubah tanda vital atau hanya sedikit
meningkatkan Tekanan Darah, atau vasovagal respon dengan bradikardi dan hipotensi. Birkhahn dkk (2003) mencarar pada 25
wanita dengan ruptur kehamilan ektopik, mayoritas memperlihatkan curah jantung yang berkurang dari 100 denyut per menit dan
tekanan darah sistoliknya lebih besar 100mmHg. Tekanan Darah akan menurun dan detak jantung akan meingkat seiring dengan
lanjutan dari perdarahan dan hipovolemia menjadi berarti.
Tatalaksana
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi :
1. Pada pengobatan konservatif, yaitu rupture tuba telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan
berulang
2. Infeksi
3. Sub ileus karena massa pelvis
4. Sterilitas
Mola hidatidosa
Diagnosis
Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak
Mual dan muntah hebat
Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
Tidak ditemukan janin intrauteri
Nyeri perut
Serviks terbuka
Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis) Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu
dengan pemeriksaan USG.
Faktor Predisposisi
◦ Usia – kehamilan terlalu muda dan tua
◦ Riwayat kehamilan mola sebelumnya
◦ Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan kontraseptif oral
Tatalaksana
◦ a. Tatalaksana Umum
◦ u Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, ibu harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap.
◦ u Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria selama 24 jam untuk mendilatasi serviks.
◦ u Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran besar
◦ b. Tatalaksana Khusus
◦ u Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM) dengan Penyulit Obstetri Kehamilan dan Persalinan
Mola Hidatidosa dan kosongkan isi uterus secara cepat (lihat Lampiran A.3 dan A.4). Pastikan tersedia tiga tabung AVM yang siap
dipakai karena banyaknya jaringan yang dievakuasi. Aspirasi vakum elektrik lebih diutamakan bila tersedia.
◦ u Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan 40-60
tetes/menit untuk mencegah perdarahan.
◦ u Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan
kesuburan
◦ u Selanjutnya ibu dipantau:
◦ • Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
◦ • Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier
yang mempunyai fasilitas kemoterapi.
◦ • HCG urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8 minggu juga mengindikasikan ibu perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan
tersier.
ABORTUS
dr. Retno Suci Fahillah
Definisi
◦ Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan < 20 mg (berat janin < 500 gram) atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara spontan tanpa
penyebab yang jelas (miscarriage) Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang
bertujuan untuk mengahiri proses kehamilan (pengguguran, aborsi, abortus provokatus).
Klasifikasi
a. Abortus Imminens (O.O5): Abortus mengancam, ditandai oleh perdarahan bercak dari jalan lahir, dapat
disertai nyeri perut bawah yang ringan, buah kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b. Abortus Insipiens: Abortus sedang berlangsung, ditandai oleh perdarahan ringan atau sedang disertai
kontraksi rahim dan akan berakhir sebagai abortus komplit atau inkomplit.
c. Abortus Inkomplit (O.03.4): Sebagian buah kehamilan telah keluar melalui kanalis servikalis dan masih
terdapat sisa konsepsi dalam rongga rahim.
d. Abortus komplit (O.03.9): Seluruh buah kehamilan telah keluar dari rongga rahim melalui kanalis servikalis
secara lengkap.
e. Abortus tertunda (missed abortion) (O.02.1): Tertahannya (retensi) hasil konsepsi yang telah mati dalam
rahim selama 8 minggu atau lebih.
f. Abortus Habitualis (O.O5): Abortus spontan yang berlangsung berurutan sebanyak 3 kali atau lebih.
Kriteria diagnosis
I. Abortus imminens : Terapi :
Klinis : a. Bila kehamilan utuh, ada tanda kehidupan janin :
Anamnesis: - Perdarahan sedikit dari jalan lahir - Nyeri perut Rawat jalan
tidak ada atau ringan
Tidak diperlukan tirah baring total
Pemeriksaan dalam : - Fluksus sedikit - Ostium uteri tertutup
Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan atau
Pemeriksaan penunjang : hubungan seksual.
USG, hasilnya dapat ditemukan : Bila perdarahan berhenti dilanjutkan jadwal pemeriksaan
kehamilan selanjutnya. Bila perdarahan terus berlangsung,
a. Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin nilai ulang kondisi janin (USG) 1 mg kemudian.
b. Meragukan (kantong kehamilan masih utuh, pulsasi jantung b. Bila hasil USG meragukan, ulangi pemeriksaan USG 1-2
janin belum jelas) mg kemudian.
c. Buah kehamilan tidak baik: janin mati. c. Bila hasil USG tidak baik: evakuasi tergantung umur
kehamilan (lihat prosedur terminasi kehamilan)
Abortus insipiens :
Klinis:
Anamnesis: Perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri/kontraksi rahim.
Pemeriksaan dalam:
a. Ostium terbuka
b. Buah kehamilan masih dalam rahim.
c. Ketuban utuh, dapat menonjol.
Terapi :
a. Evakuasi (lihat prosedur terminasi kehamilan)
b. Uterotonika pasca evakuasi
c. Antibiotika selama 3 hari
◦ Abortus inkomplit :
◦ Klinis:
◦ Anamnesis: Perdarahan dari jalan lahir, biasanya banyak, nyeri/kontraksi rahim ada, bila perdarahan banyak dapat
terjadi syok.
◦ Abortus inkomplit sering berhubungan dengan aborsi/abortus yang tidak aman, oleh karena itu periksa tanda-tanda
komplikasi yang mungkin terjadi akibat abortus provokatus seperti perforasi, tanda - tanda infeksi atau sepsis.
Pemeriksaan Dalam: - Ostium uteri terbuka. - Teraba sisa jaringan buah kehamilan
◦ Terapi:
◦ a. Bila ada syok, atasi dahulu syok (perbaiki keadaan umum)
◦ b. Transfusi bila Hb < 8 gr%
◦ c. Evakuasi (lihat prosedur terminasi kehamilan)
◦ d. Uterotonika (metilergometrin tablet 3 x 0,125 mg)
◦ e. Beri antibiotika berspektrum luas selama 3 hari
◦ Abortus komplit Seluruh buah kehamilan telah keluar.
◦ Klinis: Anamnesis: Perdarahan dari jalan lahir sedikit, pernah keluar buah kehamilan.
◦ Pemeriksaan Dalam : Ostium biasanya tertutup, bila ostium terbuka teraba rongga uterus kosong.
◦ Terapi :
◦ a. Antibiotika selama 3 hari
◦ b. Uterotonika
◦ Kematian janin dan belum dikeluarkan dari dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.
◦ Klinis: Anamnesis: Perdarahan dapat ada atau tidak.
◦ Pemeriksaan:
◦ a. Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan
◦ b. Bunyi jantung janin tidak ada
◦ Pemeriksaan penunjang:
◦ a. USG : terdapat tanda janin mati
◦ b. Laboratorium: Hb, trombosit, fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu protombin.
◦ Terapi:
◦ a. Evakuasi pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup, sehingga perlu tindakan dilatasi (lihat prosedur terminasi
kehamilan); hati-hati karena pada keadaan ini biasanya plasenta bisa melekat sangat erat sehingga prosedur kuretase lebih sulit dan
dapat berisiko tidak bersih/perdarahan pasca kuretase.
◦ b. Uterotonika pasca evakuasi
◦ c. Antibiotika selama 3 hari

Anda mungkin juga menyukai