(RKK)
PEKERJAAN:
Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer Beserta
Perabotnya - SMP Negeri 4 Linggabayu
CV. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
GANDATAMA
KONSTRUKSI (RKK)
DAFTAR ISI
Jabatan : Diektur
DTO.
Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleksitas dan begitu banyak
melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan bahan material dengan
kapsitas besar atau dalam jumlah yang besar baik secara pribadi ataupun secara kolektif
bersama-sama dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan. Kurangnya terampilnya tenaga
kerja akan memepengaruhi kelancaran pekerjaan dan sangat merugikan semua pihak seperti
misalnya pemilik, kontraktor, konsultan maupun tenaga kerja beserta keluarganya.
Perkembangan bidang konstruksi di seluruh Dunia, berkembang begitu pesat dan inovatif,
salah satu diantaranya adalah Indonesia. Pemerintah dan rakyat Indonesia mengedepankan
pembangunan disegala bidang sehingga hampir sebagian besar anggaran belanja Negara terserap
dalam laju perkembangan pembangunan infrastruktur. Dalam pelaksanaan pembangunan sektor
fisik tentunya melibatkan banyak pengguna jasa konstruksi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan yang sering muncul dan terjadi adalah kecelakaan kerja,
gangguan kesehatan sewaktu kerja. Masalah ini adalah salah satu yang harus diutamakan oleh
perusahaan jasa konstruksi, tentunya akan menambah biaya pengeluaran anggaran bagi pihak
peru sahaan. Hal ini tidak semua perusahaan penyandang jasa konstruksi memperhatikannya
dan ada yang belum bersedia mengakolasikan dana untuk kepentingan menanggulangi kecelakaan
dan kesehatan kerja. Proyek konstruksi adalah merupakan rangkaian jenis kegiatan yang
melibatkan manajemen perusahaan, tenaga kerja, peralatan teknik dan bahan konstruksi.
Dalam pengadaan bahan-bahan konstruksi skala besar ataupun skala kecil, dapat
menimbulkan sumber terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan. Kegiatan pekerjaan
konstruksi pada umumnya adalah dilakukan, dikerjakan pada ruang/lapangan terbuka (open
space). Pada genangan air/lumpur dan di bawah permukaan tanah asli maupun timbunan, dan
dalam kondisi cuaca yang silih berganti. Tidak bisa dihindari masalah ini dapat menimbulkan
penyakit dan gangguan kesehatan, akibat negatifnya akan kehilangan sumber daya tenaga kerja.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi operasional dalam pelaksanaan tugas, yang berarti merugikan
pada semua yang berkepentingan misalnya, penyandang dana/pemilik proyek, konsultan, penyedia
jasa/kontraktor dan tentunya tenaga kerja. Meminimkan dan menghindari kecelakaan terhadap
tenaga kerja maka perlu diperhatikan, diutamakan membuat Perencanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Suatu keharusan bagi bangsa Indonesia untuk secara aktif kontinyu
melakukan perlindungan terhadap para tenaga kerja. Perlindungan bagi para tenaga kerja
meliputi hal pokok yang luas, yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, penjagaan moral
kerja, moral agama serta perlakuan yang bermatabat sesuai budaya bangsa.
Perlindungan tersebut diatas dengan maksud, agar senantiasa para tenaga kerja dengan
nyaman melaksanakan pekerjaan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktifitasnya.
Penerapan perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bagian
utama perlindungan tenaga kerja sehingga proses kegiatan pembangunan berjalan dengan baik
dan lancar. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada semua pelaksanaan kegiatan proyek yang
sedang berjalan. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek konstruksi
merupakan salah satu syarat dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek dan sangat
memberikan manfaat yang begitu besar bagi kebersamaan pembangunan bangsa.
Dokumen
1 Undang-Undang Dasar 1945
2 UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
3 UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
4 UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja
5 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
C. 1. SUMBER DAYA
Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya sehingga kebijakan kesehatan dan
keselamatan dapat diimplementasikan dengan baik -termasuk anggaran, personil, pelatihan,
kesempatan meningkatkan kualitas dan wadah untuk berpartisipasi dalam perencanaan, Pelatihan
K3 harus dimulai dengan orientasi karyawan, ketika seorang karyawan baru atau ditransfer ke
pekerjaan baru. Sesi orientasi yang berkaitan dengan K3 biasanya harus mencakup:
1. Prosedur darurat;
2. Lokasi pertolongan pertama;
3. Tanggung Jawab K3;
4. Pelaporan cedera, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman;
5. Penggunaan peralatan pelindung diri (APD);
6. Hak untuk menolak pekerjaan yang berbahaya;
7. Bahaya, termasuk di luar area kerja mereka sendiri;
8. Alasan untuk setiap aturan K3.
C.2 KOMPETENSI
Pekerja tidak harus dilihat sebagai pengamat dalam K3. Mereka bertanggung jawab
untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3. Untuk melakukan ini,
mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan, standar dan
praktekpraktekKompetensi
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No 13 tahun 2005 tentang
Ketenagakerjaan, setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi keselamatan tenaga kerja dan sarana produksi. Untuk itu
diperlukan tenaga-tenaga K3 yang profesional dan kompeten dalam mengembangkan,
mengkoordinir, memfasilitasi dan melaksanakan program-program K3 dalam perusahaan.
Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperlukan pembinaan dan pengembangan kompetensi
SDM K3 untuk berbagai bidang keahlian dan bidang kegiatan.
Salah satu bidang kompetensi yang diperlukan dalam dunia usaha adalah Ahli K3 untuk
tingkat utama, madya dan muda yang dituangkan dalam SKKNI bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Paket pekerjaan ini Kami menyiapkan Petugas K3 dengan Sertifikat K3.
C.4 KEPEDULIAN
Kepedulian kami terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan operasional dan bisnis perusahaan yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab semua jajaran di perusahaan.
Kami bertekad untuk melaksanakan kegiatan perusahaan yang bergerak dalam bidang
JASA KONSTRUKSI yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan penerapan
program perbaikan berkelanjutan melalui Sistem, Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja
(OHSAS 18001) sehingga dapat tercipta tempat kerja yang aman serta nyaman bagi siapapun
yang berada di tempat kerja Untuk dapat memenuhi hal tersebut maka kami berkomitmen :
1. Membangun manemen perusahaan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat No. 05/PRT/M/2014 dan 02/PRT/M/2018 t tentang
pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
2. Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan
program Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala agar selaras,
baik dengan perkembangan kondisi perusahaan, peraturan atau standar yang berlaku.
3. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
berkaitan dengan K3, serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan
operasi.
4. Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifat dan skala resiko K3 dalam semua
aktivitas operasi.
5. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran - sasaran K3.
6. Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistem manajemen K3.
7. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
8. Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan disemua area lokasi kerja.
9. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua
personil secara berkala.
10. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak
berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
11. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
12. Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan.
13. Memberikan perlindungan bagi semua personil di tempat kerja sehingga dapat dicegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
14. Memberikan pelatihan dan kompetensi yang sesuai dan memadai agar tenaga
kerja dapat bekerja secara aman dan selamat.
15. Memperhatikan aspek K3 dalam semua kegiatan operasinya
C.4 Komunikasi
Kami akan memenuhi persyaratan ISO 9001: 2015 mendefinisikan informasi terdokumentasi
sebagai data yang diperlukan untuk dikendalikan dan dikelola oleh organisasi, Dalam ISO
9001:2015 dijelaskan bahwa persyaratan mengenai Informasi Terdokumentasi adalah sbb :
1. Membuat dan memperbarui informasi didokumentasikan,
2. Dikontrol dan tersedia khususnya dan sesuai dengan yang diperlukan oleh organisasi,
3. Perlindungan yang memadai,
4. Ketentuan Distribusi yang berlaku misalnya akses, pengambilan, penggunaan, penyimpan
5. pengendalian perubahan, retensi dan disposisi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan secara berkesinambungan sebagai
antisipasi untuk meminimalisasi terjadinya resiko kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul
akibat lingkungan yang tidak sehat demi pemenuhan dan peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan.
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah dokumen rencana
penyelenggaraan K3 Konstruksi di proyek yang disusun oleh Penyedia Jasa dan diajukan kepada
Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan yang selanjunya dijadikan sebagai kerangka acuan
antara Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa serta pihak-pihak yang terkait dalam rangka
penyelenggaraan dan penerapan K3 .
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disusun berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor :09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Kesiapan dan persiapan dalam menghadapi keadaan darurat Program atau tindakan tanggap
darurat. Mengetahui kesiapan yang dilakukan di dalam menghadapi kondisi darurat Melaksanakan
program tanggap darurat Latihan-latihan yang perlu dilakukan Evaluasi untuk perbaikan.
Menyelamatkan sebagian atau seluruh harta-benda (investasi vital) Perusahaan, penyelamatan
tenaga kerja yang berkerja di plant, kantor, dan tempat- tempat kerja, dll., akibat dari tumpahan
dan kebocoran bahan kimia, kebakaran dari bahan kimia, dan mencegah pencemaran lingkungan.
Oleh karenanya harus diatasi dalam waktu sesingkat- singkatnya dengan cara
terpadu dan hanya diberlakukan pada saat terjadi keadaan darurat. esiapan tanggap
darurat (emergency plan) adalah kesiapan pada semua fasilitas perusahaan, daerah perusahaan
dan hasil produksi Kesiapan ini menyangkut PERALATAN, PELATIHAN dan TENAGA
TERAMPIL guna melindungi pekerja, masyarakat, lingkungan dan reputasi Perusahaan.
Komitmen dan partisipasi semua fihak sangat diperlukan dalam kesiapan tanggap darurat.
Kesiapan tanggap darurat (emergency plan) harus berdasarkan analisa risiko yang berdampak
pada kelangsungan usaha. Peralatan, fasilitas, tenaga terampil harus terindentitas, teruji dan
tersedia secara memadai. Semua orang (karyawan, tamu, tetangga) mengerti tentang kesiapan
tanggap darurat perusahaan. Periodik latihan dilaksanakan dan selalu membuat perubahan
perbaikan (continual improvement). Mencegah timbulnya sumber bahaya Mencegah
membesarnya menjalarnya bahaya Memberikan jalan keluar/ perlindungan terhadap manusia.
E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI
1 2 3
1 Inspeksi
Konstruksi
Keselamatan Petugas K3
DTO.
Keterangan:
1 RINGAN, JARANG, RENDAH, KECIL
2 SEDANG
3 BERAT, SERING, TINGGI, PARAH
APD = ALAT PENGAMAN DIRI berupa safety shoes, masker, rompy, sarung tangan dan helm, dll
Lampiran
TABEL B2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dibuat oleh,
Dto.
Maratua Lubis
Penanggung Jawab Teknis
Lampiran
D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
1 Helm/Safety Helmet √
2 Sepatu/Safety Shoes √
3 Sarung Tangan/Safety Gloves √
4 Rompi Keselamatan/safety vest √
5 Masker √
6 Kaca mata √