Anda di halaman 1dari 2

Nama: Danar Mustaqim Ludan

NIM : 2103106026
Kelas : 1A
Tugas : Notulensi presentasi

Menurut pendapat para pakar dapat penulis simpulkan bahwa perkembangan moral dan
agama anak usia 5–6 tahun adalah suatu kemampuan untuk berinteraksi dengan tingkah laku
yang baik sesuai dengan norma-norma, sehingga menimbulkan perilaku yang baik dan buruk.
Pendidikan agama dan moral sangat membantu anak dalam memasuki tahapan selanjutnya.
Tujuan diajarkannya pendidikan agama kepada anak sejak dini yaitu agar anak dapat tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik sejak usia dini. Di samping
pendidikan agama, terdapat pula pendidikan moral.
Pengembangan moral kepada anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
lebih disarankan untuk menggunakan pendekatan yang bersifat individual, persuasif, demokratis,
keteladanan, informal, dan agamis. Misalnya dengan cara bercerita, bermain peran, bernyanyi,
mendongeng, dan lain sebagainya. Perkembangan moral pada anak dapat dilihat dari sikap dan
perilaku sehari-hari, anak dapat mem- bedakan suatu perbuatan yang dilakukan itu baik atau
buruk. Santrock (2007: 117) menyatakan bahwa “perkembangan moral adalah perubahan,
penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah”.
Dengan memberikan pendidikan agama untuk anak usia dini, dapat mendorong
pembentukan sikap yang sesuai dengan ajaran agama. Pendidikan agama usia dini juga sangat
penting untuk menyeimbangkan pengetahuan anak. Kita tidak akan lepas dariperkembangan
teknologi. Sedangkan faktor penghambat penanaman nilai moral yaitu lingkungan yang kurang
baik, keterbatasan waktu orangtua untuk bertemu anak, nenek yang terlalu memanjakan cucunya,
dan tidak adanya contoh perilaku baik dari orangtua, serta tidak adanya pembatasan pergaulan.
Penjabaran kompetensi pendidikan moral dan nilai-nilai agama, sebagaimana dijabarkan
oleh kurikulum pendidikan anak usia dini menunjukkan bahwa pendidikan moral dan nilai-nilai
agama ditanamkan tidak hanya dalam kegiatan ibadah agama yang sifatnya rutinitas tetapi
melalui secara luas dalam berbagai aktifitas anak dalam kehidupan sehari-hari, mencakup
bagaimana penanaman kasih sayang dengan sesama, tanggung jawab, sopan santun, kebersihan
dan kerapian dan ketertiban dalam aturan. Dengan demikian banyak cara, waktu dan kegiatan
yang dapat digunakan untuk menanamkan moral dan nilai-nilai agama dalam aktifitas keseharian
anak yang sebagian besar waktunya digunakan untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungan
sekitarnya.
Pembangunan karakter dibentuk melalui pembinaan akhlakul karimah (akhlak mulia);
yakni upaya transformasi nilai-nilai qur‟ani kepada anak yang lebih menekankan aspek afektif
atau wujud nyata dalam amaliyah seseorang. Pendidikan hadis diperlukan untuk menggantikan
posisi media yang terkadang membawa hal negatif dalam pembentukan karakter anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai