BAB I
PENDAHULUAN
BTA positif adalah 114 per 100.000 penduduk, proporsi subyek sebesar 14 per 1000 penduduk.
1
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas. Didapatkan masalah-masalah
masalah -masalah TB sebagai berikut:
TB adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di dunia dimana pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB dan 3
juta kematian di seluruh dunia akibat TB.
Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia dengan penderita
539.000 kasus baru dan kematian 140.000 orang tiap tahunnya.
Tingginya insidens kasus BTA positif di Indonesia pada tahun 2006 yaitu sebesar 105
kasus per 100.000 penduduk.
Angka kematian akibat TB di Indonesia 88.000 orang per tahun.
Masih tingginya angka lali berobat yakni pada fase akhir terjadi peningkatan menjadi
94,9% di Puseksmas Kecamatan dan 96.3% di Puskesmas kelurahan.
Belum diketahuinya angka keberhasilan program penanggulangan TB di Puskesmas
Kecamatan Klari periode Oktober 2012 sampai dengan September 2013.
2
C1.3 Tujuan
Diketahuinya proporsi penderita TB paru BTA positif diantara semua penderita TB paru
yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari periode Oktober 2012 sampai
dengan September 2013.
Diketahuinya cakupan angka penemuan penderita / Case Detection Rate ( CDR )
) di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari periode Oktober 2012 sampai dengan
September 2013.
Diketahuinya cakupan angka kesembuhan / Cure Rate
Rate di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Klari periode Oktober 2012 sampai dengan September 2013.
Diketahuinya persentase penderita TBC yang pengobatannya di bawah pengawasan
PMO di Puskesmas Kecamatan Klari periode Oktober 2012 sampai dengan September
2013.
Diketahuinya persentase drop out dari
dari penderita TBC yang mendapatkan pengobatan di
Puskesmas Kecamatan Klari periode Oktober 2012 sampai dengan September 2013.
Diketahuinya cakupan angka konversi / Convertion Rate
Rate di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Klari periode Oktober 2012 sampai dengan September 2013.
Diketahuinya cakupan pemberian penyuluhan mengenai TBC di Puskesmas Kecamatan
Klari periode Oktober 2012 sampai dengan September 2013.
3
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator :
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
Melatih diri untuk mengevaluasi suaytu program dalam rangka mempersiapkan diri
sebagai dokter Puskesmas.
Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanankan program P2TB
(mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan) untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
4
Bab II
Materi dan Metoda
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam Program Penanggulangan TBC didapat dari laporan
bulanan Program Penanggulangan TBC di Puskesmas Kecamatan Klari periode Oktober 2013
sampai dengan September 2013 yang berisi:
1. Penemuan tersangka penderita (Case finding) TBC
2. Penentuan diagnosis TBC
3. Pengobatan penderita TBC dengan menggunakan strategi DOTS
4. Pengendalian keteraturan pengobatan di bawah pengawasan PMO
5. Follow up penderita
up penderita TBC
6. Penyuluhan TBC
2.2. Metoda
Membandingkan cakupan Program Penanggulangan TBC di Puskesmas Kecamatan Klari
periode Oktober 2013 sampai dengan September 2013 terhadap target yang telah ditetapkan
dengan menggunakan pendekatan sistem terutama pada variabel keluaran.
5
Bab III
Kerangka Teoritis
1 2 3 6
Masukan Proses Keluaran Dampak
5
Umpan balik
Perencanaan mengenai kegiatan yang dilakukan dalam program P2TB di Puskesmas
Ada struktur organisasi untuk program P2TB di Puskesmas
TB).
6
Cakupan proporsi penderita TB paru BTA positif diantara semua penderita TB paru yang
tercatat.
Cakupan angka penemuan penderita / Case Detection Rate ( CDR ).
).
Cakupan angka kesembuhan / Cure Rate.
Rate.
Cakupan persentase penderita TBC yang pengobatannya di bawah pengawasan PMO.
Cakupan persentase drop out dari
dari penderita TBC yang mendapatkan pengobatan.
Cakupan angka konversi / Convertion Rate.
Rate.
Cakupan persentase pemberian penyuluhan mengenai TBC.
4. Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem, yang terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
5. Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang
lengkap, monitoring dan rapat bulanan.
6. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu system, yaitu:
langsung (penurunan angka morbiditas dan mortalitas penderita TB paru, pemutusan
rantai penularan penyakit dan umur harapan hidup yang meningkat).
tidak langsung (peningkatan derajat kesehatan sesuai paradigma sehat sehingga TB paru
tidak lagi menjadi masalah kesehatan)
balik. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai. Terlampir pada lampiran
(data tabel tolok ukur secara lengkap pada lampiran I).
7
Bab IV
Penyajian Data
1. Laporan bulanan Puskesmas Kecamatan Klari periode Oktober 2013 sampai dengan
September 2013
2. Data geografi dan kependudukan (demografi) dari Kecamatan Klari periode Oktober
2013 sampai dengan September 2013
3. Laporan register Kohort pengobatan penderita TB periode Oktober 2013 sampai dengan
September 2013
8
1. Masukan
1.1 Tenaga
Dokter umum : 1 orang
Perawat : 1 orang (merangkap)
Petugas P2M : 1 orang (merangkap)
9
o Kategori 2 : 0
Alat-alat dan bahan laboratorium : tidak ada
Mikroskop : tidak ada
Sarana non medis:
Ruang pendaftaran : 1 ruang
Ruang tunggu yang terbuka : 1 ruang
2
Ruangan untuk pemeriksaan pasien : 1 ruang, 3 x 5 m
Ruang Tindakan : 1 ruang
Ruangan Laboratorium : tidak ada
Ruang obat : 1 ruang
Meja, kursi, lemari : 7 buah, 18 buah, 5 buah
Tempat tidur untuk pengobatan : 2 buah
Perlengkapan Administrasi
- Buku register kunjungan : ada
- Alat tulis : ada
- Komputer : ada
10
Alat-alat Penyuluhan
- Papan tulis : ada
- Spidol : ada
- Brosur TB : tidak ada
- Poster TB : ada
Tempat sampah, sabun : ada
Kartu status pasien : ada
Formulir Pencatatan
Kartu Pengobatan (TB 01) : ada
Kartu Identitas Penderita (TB 02) : ada
Formulir Permohonan Lab
Lab pemeriksaan dahak (TB 05) : ada
Daftar suspek yang diperiksa dahak (TB 06) : ada
Formulir Rujukan atau Pindah Penderita (TB 09) : ada
Metoda
1.4 Metoda
1.4.1 Penemuan tersangka penderita TBC
Menggunakan cara
cara passive case finding yaitu penemuan tersangka dari
penderita TBC yang datang
datan g ke Puskesmas Klari yang menunjukan gejala-
gejala yang mendukung, yaitu :
a. Gejala Utama : Batuk terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
b. Gejala tambahan : batuk berdarah, dahak bercampur darah, keringat
malam tanpa kegiatan, berat badan menurun, nafsu makan menurun,
rasa tidak enak badan, demam subfebril selama 1 bulan atau lebih dan
11
b) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
2) Tuberkulosis paru BTA negatif
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif.
Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:
a). Hasil pemeriksaan sputum SPS, semua spesimen negatif yang
didukung pemeriksaan Röntgen yang positif, yang mendukung
diagnosis TB.
1.4.2.2 Anak (Lampiran V gambar 2)
2)
Diagnosis paling tepat adalah dengan ditemukannya kuman
TB dari bahan yang diambil dari penderita (dahak, bilasan
lambung, biopsi, dll). Tetapi pada anak, hal ini sulit dan jarang di
dapat sehingga sebagian besar diagnosis TB anak didasarkan atas
gambaran klinis, gambaran foto Röntgen dada dan uji tuberkulin
1
( Mantoux).
Mantoux).
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux
Mantoux
(penyuntikan intra kutan) dengan spuit tuberkulin 1 cc dan jarum
12
Keterangan :
13
H : INH (Isoniazid),
R : Rifampicin,
Z : Pirazinamid,
E : Ethambutol,
S : Streptomicin.
1.4.6 Penyuluhan
14
15
Penyuluhan
Penyuluhan perorangan: Setiap hari kerja, di Puskesmas Klari, jam08.00-
14.00.
Penyuluhan kelompok: Tidak ada perencanaan.
Pencatatan:Setiap hari kerja. Namun tidak termasuk data penderita TB yang
berobat di Fasilitas kesehatan lain yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan JogloII.
Pelaporan: 1 x/bulan ke Puskesmas Kecamatan Kembangan. Namun tidak
termasuk data penderita TB yang berobat di Fasilitas kesehatan lain yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari.
2.2. Pengorganisasian program
Struktur tertulis organisasi program penanggulangan TBC.
Petugas P2TB
Zr. T
16
2.3.6. Penyuluhan TB
2.3.6.1. Perorangan
Dilakukan sesuai metode, setiap hari kerja, pk 08.00-14.00 WIB, di
Puskesmas Kecamatan Klari. Ditujukan kepada tersangka penderita,
penderita dan anggota keluarga penderita TB yang akan ditunjuk sebagai
PMO. Penyuluhan diberikan pada awal pengobatan dan setiap pasien
datang kembali untuk mengambil obat ke Puskesmas.
2.3.6.2.Kelompok
Tidak dilakukan.
2.3.7. Pencatatan dan pelaporan
2.3.7.1. Pencatatan
Dilakukan sesuai metode, setiap hari kerja, pk 08.00-14.00 WIB, di
Puskesmas Kecamatan Klari.
2.3.7.2. Pelaporan
Dilakukan sesuai metode, 1x per bulan, ke Puskesmas Kecamatan
Kembangan.
17
2.4. Pengawasan
3. Keluaran
3.1. Angka kesakitan Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari
periode Juli 2008 –
2008 – Juni
Juni 2009 :
Pr ev
eval
al ence Rate :
3.2. CFR (Case
(Case Fatality Rate)
Rate) akibat penyakit tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Klari periode Juli 2008 –
2008 – Juni
Juni 2009 :
Σ penderita TB yang meninggal pada periode Juli 2008 –
2008 – Juni
Juni 2009 x 100%
Σ penderita TB pada periode yang sama
sama
= (0 / 11) x 100%
= 0%.
3.3. Jumlah penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Klari periode Juli 2008 – Juni
Juni
2009 adalah 31 orang. Terdiri dari 11 orang penderita
penderita BTA positif, 20 orang
18
3.5. Penentuan diagnosis TB
Proporsi penderita TB BTA positif di antara semua penderita TB yang tercatat
adalah persentase penderita TB BTA positif di antara semua penderita TB yang
19
3.6. Pengobatan penderita TB
Angka kesembuhan / Cure Rate
Rate
Adalah persentase penderita TB BTA positif yang sembuh setelah selesai masa
pengobatan, di antara penderita
pe nderita TB BTA positif yang diobati. Angka ini dihitung
untuk mengetahui keberhasilan program dan masalah potensial serta keberhasilan
1
pengobatan. Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%.
Angka kesembuhan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari periode Juli
2008 –
2008 – Juni
Juni 2009 :
Σ penderita baru BTA positif yang sembuh x 100%
Σ penderita baru BTA positif yang diobati
= (6 / 11) x 100%
= 54,5% (Target 85%).
20
= (0 / 18) x 100%
21
= 0% (Target ≤ 10%).
10%).
4. Lingkungan
4.1. Fisik
4.1.1. Pemukiman
o Kepadatan penduduk di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Klari cukup
tinggi.
o Tidak terdapat data mengenai Rumah Sehat di wilayah kerja puskesmas
Kecamatan Klari terutama pada hunian masing-masing penderita seperti
ventilasi, pencahayaan, kelembaban udara, dan kepadatan hunian di dalam
rumah penderita.
4.2. Non
Non fisik
22
6. Dampak
6.1. Langsung
6.1.1. Menurunnya angka morbiditas dan mortalitas TBC : Belum dapat dinilai.
6.1.2. Terputusnya rantai penularan penyakit TBC : Belum dapat dinilai.
6.2. Tidak langsung
6.2.1. TBC tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat :Bel
:Belum
um dapat dinilai.
6.2.2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat secara optimal :Belum dapat
dinilai.
23
Bab V
Pembahasan
Pengobatan penderita TB 8
Rate
Rate
MASUKAN
Tenaga :
Petugas P2M 1 orang 1 orang(rangkap) (+)
24
Pelaksanaan :
Penyuluhan kelompok Dilakukan 1x per Tidak dilakukan (+)
bulan, di UPK / pos-
pos unit upaya
kesehatan masyarakat.
LINGKUNGAN
Pemukiman Tidak ada hambatan Kepadatan
penduduk di
wilayah kerja
puskesmas
Kecamatan Klari
cukup tinggi.
25
Bab VI
Perumusan Masalah
26
Bab VII
Prioritas Masalah
A. Proporsi penderita TB BTA positif di antara suspek penderita TB yang diperiksa
dahaknya mencapai 35,5% dari target
target 5-15%. Besarnya masalah adalah 20,5%.
B. Proporsi penderita TB BTA positif di antara semua penderita TB yang tercatat baru
mencapai 35,5% dari target ≥ 65%. Besarnya masalah adalah 29,5%.
C. Tidak adanya penyuluhan kelompok. Besarnya masalah adalah 100%.
27
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah I
Tidak adanya penyuluhan kelompok. Besarnya masalah adalah 100%.
Penyebab :
1. Kurangnya tenaga di Puskesmas dalam melaksanakan program ini.
2. Tidak adanya sarana untuk penyuluhan, berupa brosur TB.
3. Tidak adanya perencanaan penyuluhan kelompok.
4. Tidak adanya pelaksanaan penyuluhan kelompok.
Penyelesaian masalah :
1. Mengoptimalisasi kinerja tenaga Puskesmas yang tersedia.
2. Membina peran serta masyarakat untuk turut dalam program P2TB dengan cara membina
Masalah II
Proporsi penderita TB BTA positif di antara semua penderita TB yang tercatat baru mencapai
35,5% dari target ≥ 65%. Besarnya masalah adalah 29,5%.
Penyebab:
1. Tidak adanya sarana Laboratorium Pemeriksaan Sputum SPS.
Penyelesaiannya
1. Disarankan kepada Puskesmas untuk mengajukan ke Dinas Kesehatan dalam pengadaan
28
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program penanggulangan penyakit tuberkulosis di Puskesmas
Kecamatan Klari periode Juli 2008 –
2008 – Juni
Juni 2009 belum berhasil karena didapatkan masalah
sebagai berikut :
1. Proporsi penderita TB BTA positif di antara suspek penderita TB yang diperiksa
dahaknya mencapai 35,5% dari target
target 5-15%. Besarnya masalah adalah 20,5%.
2. Proporsi penderita TB BTA positif di antara semua penderita TB yang tercatat baru
mencapai 35,5% dari target ≥ 65%. Besarnya masalah adalah 29,5%.
3. Tidak adanya penyuluhan kelompok. Besarnya masalah adalah 100%.
29
9.2 Saran
1. Kepada Puskesmas agar melakukan pembinaan peran serta masyarakat untuk turut dalam
program P2TB dengan cara membina dan melatih kader untuk turut mensosialisasikan
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB dan deteksi dininya.
2. Disarankan kepada Puskesmas untuk mengajukan ke Dinas Kesehatan dalam pengadaan
sarana lab pemeriksaan sputum SPS.
30
Daftar Pustaka
31