Anda di halaman 1dari 35

5.

Transmisi and Penyambungan: Dasar-


Dasar dari sebuah jaringan (Transmission
and Switching: Cornerstones of A
Network)
Misfa Susanto

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
5.1 Definisi Transmisi dan Penyambungan
(Switching) (1/2)

⚫ Definisi transmisi oleh IEEE:


“propagasi dari sebuah sinyal, pesan, atau bentuk intelegensi yang
lainnya dengan cara apapun, seperti fiber optik, kawat, atau cara-
cara visual.”
⚫ Transmisi menyediakan transportasi sebuah sinyal dari sebuah
sumber pengguna-akhir (end-user) ke tujuan sehingga bahwa
kualitas sinyal pada tujuan memenuhi kriteria performa tertentu.
⚫ Switching memilih route ke tujuan harapan (desired destination) yang
sinyal terkirim berjalan dengan penutupan dari switch-switch dalam
salah satu domain ruang atau domain waktu atau beberapa
kombinasi dari dua tersebut.
⚫ Sebelum tahun 1985, transmisi dan switching telah menjadi disiplin
yang terpisah dalam telekomunikasi dengan sebuah garis pembagi
yang tegas di antara keduanya.
5.1 Definisi Transmisi dan Penyambungan
(Switching) (2/2)

⚫ Insinyur Switching tahu sedikit mengenai transmisi dan Insinyur


transmisi tahu sedikit mengenai switching.
⚫ Seperti kita telah ketahui dari bab 1, saat ini garis pembatas menjadi
hilang.
⚫ Signaling mengembangkan dan membawa informasi kontrol untuk
switch-switch.
⚫ Jika sebuah lintasan transmisi menjadi tak sempurna, signaling
menjadi tak berefek, dan switch tujuan akhir, salah satu, tidak akan
beroperasi atau akan tidak berfungsi secara benar, salah merutekan
(misrouting) konektifitas.
⚫ Timing (pewaktuan), yang mana begitu vital untuk lintasan transmisi
digital, berasal dari switch-switch yang terkoneksi.
5.2 Intensitas Trafik Mendefinisikan Ukuran dari
Switch-Switch dan Kapasitas Link-Link
Transmisi

5.2.1 Studi Trafik


5.2.2 Pembicaraan Rumus-Rumus Trafik Erlang dan
Poisson
5.2.3 Sistem-Sistem Menunggu (Waiting Systems)
[Queueing]
5.2.4 Pendimensian dan Efisiensi
5.2.5 Mengkuantifikasi Trafik Data
5.2.1 Studi Trafik (1/6)

⚫ Seperti kita telah ketahui, sentral (exchange) telephon (switch)


dihubungkan oleh “trunk” atau “junction”.
⚫ Jumlah trunk yang menghubungkan exchange X dengan exchange Y
adalah jumlah pasangan voice atau ekivalennya yang digunakan
pada koneksi.
⚫ Satu tahap sangat penting dalam desain sistem telekomunikasi
adalah menentukan jumlah trunk yang dibutuhkan pada sebuah rute
atau koneksi antara exchange.  Kita dapat mengatakan kita
“mendimensikan (dimensioning)” rute.
⚫ Untuk mendimensikan rute secara benar kita harus memiliki ide dari
penggunaannya – yaitu berapa banyak orang akan berharap untuk
berbicara pada satu kali melalui rute.
5.2.1 Studi Trafik (2/6)

⚫ Penggunaan sebuah rute transmisi atau switch


membawa kita ke dalam dunia rekayasa trafik (traffic
engineering); dan penggunaan bisa didefinisikan
sebagai oleh dua parameter:
1. Calling Rate (laju panggilan), jumlah waktu (berapa kali) sebuah
rute atau lintasan trafik digunakan per unit periode waktu.
2. Holding Time (Waktu Pendudukan), atau “durasi rata-rata
kedudukan/okupansi dari satu atau lebih lintasan oleh
panggilan”.
⚫ Sebuah lintasan trafik adalah sebuah “kanal, time slot,
pita frekuensi, saluran (line), saklar/switch trunk, atau
sirkit melalui yang mana komunikasi-komunikasi
individual lewat dalam urut-urutan”.
5.2.1 Studi Trafik (3/6)

⚫ Trafik yang dibawa (carried traffic) adalah volume trafik


secara aktual dibawa oleh sebuah switch.
⚫ Trafik yang ditawarkan (offered traffic) adalah volume
trafik yang ditawarkan ke switch.
⚫ Offered traffic minus carried traffic sama dengan lost call
 Lost Call adalah satu panggilan yang membuat tidak
lewat melalui sebuah switch.  Biasanya disebabkan
oleh kongesti/kesesakan (congestion) atau pemblokan
(blockage) pada switch tersebut.
5.2.1 Studi Trafik (4/6)
⚫ Untuk mendimensikan sebuah
lintasan trafik atau ukuran dari
sebuah sentral telephon
(telephone exchange), kita harus
tahu representatif dari musim
sibuk normal (normal busy
season).
⚫ Ada variasi secara mingguan dan
harian dalam musim sibuk.
⚫ Trafik secara alami adalah acak
(random).  Bagaimanapun kita
bisa mendapatkan konsistensi
tertentu.
⚫ Contoh variasi trafik jam-ke-jam
tipikal untuk switch yang
melayani di US (Gambar di
Samping).
5.2.1 Studi Trafik (5/6)
⚫ Definisi-definisi lain yang berguna pada teori trafik:
1. Jam Sibuk (Busy Hour)
Busy Hour mengacu ke volume trafik atau jumlah percobaan-
percobaan panggilan, dan merupakan periode satu-jam menjadi
interval waktu keseluruhan yang dipusatkan untuk yang mana kuantitas
ini (yaitu, volume trafik atau percobaan panggilan) adalah paling besar.
2. Jam Sibuk Musim Sibuk Rata-Rata (Average Busy Season Busy Hour /
ABSBH).
Digunakan untuk kelompok-kelomppok trunk dan selalu memiliki
kriteria Grade of Service yang diaplikasikan.
Ingat: Grade of Service mengacu ke kriteria nilai probabilitas
pemblokan yang direncanakan dari sebuah sentral.
Sebagai contoh: untuk beban ABSBH, sebuah panggilan
membutuhkan sebuah rangkaian dalam sebuah kelompok trunk harus
menemukan semua trunk sibuk (all trunks busy / ATB) tidak lebih dari
1% dari waktu.
5.2.1 Studi Trafik (6/6)

⚫ Ketika mendimensikan sentral telephon dan rute


transmisi, kita harus bekerja dengan level-level trafik BH
dan kepedulian harus digunakan pada definisi dari jam
sibuk.
⚫ Beban trafik puncak adalah pusat perhatian utama
daripada beban rata-rata untuk perencana sistem ketika
mendimensikan peralatan switching.bahwa “call
attempts” adalah sinonim dengan “offered traffic”.
⚫ Walaupun sebbuah panggilan tidak dibawa / dilayani,
processor pada switch atau komputer tetap terbebani,
pada banyak situasi, kemampuan switch untuk
merutekan trafik dibatasi oleh jumlah “call attempts”
puncak processor-nya dapat tangani.
5.2.1.1 Pengukuran Trafik Telephon (1/3)

⚫ Jika kita mendefinisikan trafik telephon sebagai


sekumpulan panggilan telephon melalui sekelompok
sirkit atau trunk dengan memperhatikan durasi
panggilan dan jumlahnya, kita dapat mengatakan
bahwa aliran trafik (A) diekspresikan sebagai
A = C x T,
– C: jumlah panggilan yang mula-mula dimulai selama
periode satu jam.
– T: holding time rata-rata (biasanya dinyatakan dalam jam)
– A: unit tanpa dimensi (sebab kita mengalikan panggilan/jam
dengan jam/panggilan)
5.2.1.1 Pengukuran Trafik Telephon (2/3)

⚫ Unit dari intensitas trafik adalah erlang, (dinamakan dari


Matematikawan Denmark A.K. Erlang).
⚫ Erlang adalah unit tak berdimensi.
⚫ Satu erlang merepresentasikan sebuah sirkit diduduki
selama satu jam.
⚫ Untuk sekelompok sirkit, intensitas trafik dalam erlangs
adalah jumlah detik-panggilan (call-seconds) per detik
atau jumlah jam-panggilan per jam.
⚫ Contoh: jika kita tahu bahwa sekelompok 10 sirkit telah
memiliki intensitas panggilan 5 erlangs, kita akan
berharap setengah dari sirkit-sirkit menjadi sibuk pada
saat pengukuran.
5.2.1.1 Pengukuran Trafik Telephon (3/3)

⚫ Di US istilah unit call (UC), atau terminologi sinonimnya,


hundred call-second, disingkat ccs, secara umum
digunakan.
⚫ Terminologi-terminologi ini mengekspresikan
penjumlahan dari sejumlah sirkit sibuk, disediakan
bahwa trunk-trunk sibuk telah diobservasi satu kali
setiap 100 seconds (36 observasi dalam 1 jam).
⚫ Hubungan erlang dan ccs:
1 erlang = 36 ccs, mengasumsikan sebuah
inteval 1-jam unit-waktu.
5.2.1.2 Pemblokan, Panggilan yang Hilang,
dan Derajat Layanan (1/3)

⚫ Jika kita asumsikan, sebuah sentral telephon terisolasi melayani


5000 pelanggan dan bahwa tidak lebih dari 10% pelanggan
mengharapkan layanan secara simultan, maka sentral
didimensikan dengan peralatan yang cukup untuk melengkapi 500
koneksi simultan. Setiap koneksi, akan menjadi, dua dari 5000
pelanggan yang manapun. Ketika pelanggan ke 501 mencoba
untuk membangkitkan panggilan. Dia tidak dapat melengkapi
panggilan sebab semua peralatan yang menghubungkan sibuk,
bahkan walaupun saluran yang ia harap untuk dijangkau sedang
menganggur (idle). Panggilan dari pelanggan ke 501 ini diistilahkan
sebuah “lost call” atau “blocked call”. Ia mengalami pemblokan
(blockage). Probabilitas dari mengalami blockage adalah sebuah
parameter penting dalam rekayasa trafik dari sistem telekomunikasi.
5.2.1.2 Pemblokan, Panggilan yang Hilang,
dan Derajat Layanan (2/3)

⚫ Jika kondisi kongesti akan dipenuhi dalam sebuah sistem telephon,


kita dapat berharap bahwa kondisi-kondisi itu akan biasanya
ditemukan selama busy hour (BH). Sebuah switch biasanya
didimensikan (direncanakan) untuk menangani beban BH.  terlalu
jauh dari puncak BH, perencanaan menjadi tidak ekonomis.
⚫ Grade of Service (GoS) mengekspresikan probabilitas dari
memenuhi pemblokan (blockage) selama BH dan diekspresikan
secara umum dengan huruf p.
⚫ Nilai tipikal GoS adalah 0,01.  Berarti, rata-rata satu panggilan
dari 100 panggilan akan diblok atau “lost” selama BH.
⚫ GoS, sebuah terminologi dalam rumus erlang, adalah lebih akurat
didefinisikan sebagai probabilitas pemblokan (“probability of
blockage”).
⚫ Lost call (blocked calls) mengacu ke panggilan-panggilan yang
gagal pada percobaan pertama (first trial).
5.2.1.2 Pemblokan, Panggilan yang Hilang,
dan Derajat Layanan (3/3)

⚫ GoS untuk sebuah network bisa ditentukan dengan menambahkan


GoS yang disediakan oleh sebuah kelompok trunk atau sirkit dari
ukuran yang dispesifikasikan dan membawa intensitas trafik yang
dispesifikasikan.  Merupakan sebuah probabilitas yang sebuah
panggilan ditawarkan ke kelompok akan mendapatkan trunk-trunk
yang tersedia telah siap diduduki pada percobaan pertama.

⚫ Probabilitas tersebut tergantung pada:


1. Distribusi dalam waktu dan durasi dari offered traffic (contoh, random
atau kedatangan periodik dan holding time konstan atau terdistribusi
secara eksponensial)
2. Jumlah sumber-sumber trafik (terbatas atau tinggi [tak berhingga])
3. Ketersediaan dari trunk dalam sebuah grup terhadap sumber-sumber
trafik (ketersediaan penuh atau terbatas)
4. Cara pada yang mana lost calls ditangani.
5.2.1.2.1 Ketersediaan (Availability) [1/2]

⚫ Pada pembicaraan sebelumnya, switch dikatakan sebagai divais dengan


saluran-saluran dan trunk-trunk, tetapi terminologi yang lebih baik untuk
menggambarkan sebuah switch adalah inlets dan outlets.
⚫ Ketersediaan penuh (full availability)  inlet yang manapun memiliki akses
ke outlet manapun.
⚫ Ketersediaan terbatas (limited availability)  Ketika tidak semua outlet
yang bebas dalam sebuah sistem switching dapat dijangkau oleh inlet.
⚫ Full availability switching lebih mahal untuk switch-switch yang lebih besar
daripada limited availability switching.
⚫ Full availability banyak didapatkan hanya dalam konfigurasi switching yang
kecil dan dalam banyak switch-switch digital.
⚫ Grading adalah satu metode memperbaiki kemampuan penanganan trafik
(traffic-handling) konfigurasi switching dengan limited availability.
⚫ Grading merupakan sebuah skema untuk menginterkoneksikan subgrup
switching membuat beban switching lebih uniform.
5.2.1.2.1 Ketersediaan (Availability) [2/2]
5.2.1.2.2 Penanganan (“Handling”) dari
Lost Calls

⚫ Dalam teori trafik telephon konvensional, tiga


metode dipertimbangkan untuk menangani
(handling) atau menyalurkan (dispensing) lost
calls:
1. Lost Calls Held (LCH)
2. Lost Calls Cleared (LCC)
3. Lost Calls Delayed (LCD)
Lost Calls Held (LCH)

⚫ LCH mengasumsikan bahwa lost call dipegang (held) atau


menunggu pada telephon pengguna.
– LCH mengasumsikan bahwa pengguna telephon akan segera kembali
mencoba panggilan pada penerimaan sebuah sinyal kongesti dan akan
terus redial.
– User berharap untuk meraih peralatan koneksi atau sebuah trunk
secepat peralatan switching menjadi tersedia untuk panggilan akan
ditangani.
⚫ Asumsi selanjutnya, lost calls memperperluas holding time rata-rata
secara teoritis, pada kasus ini holding time rata-rata adalah nol,
dan keseluruhan waktu adalah waktu menunggu (waiting time).
⚫ Rumus trafik prinsipil (untuk space division switching) di North
America didasarkan pada konsep LCH.
Lost Calls Cleared (LCC)

⚫ Konsep LCC digunakan di Eropa dan negara-negara


yang mengadopsi teknologi Eropa.
⚫ Asumsinya adalah user akan meletakkan dan
menunggu beberapa interval waktu sebelum kembali
mencoba, jika user mendengar sinyal kongesti pada
percobaan pertama.  Percobaan seperti ini
diasumsikan hilang dari sistem.
⚫ Sebuah percobaan kembali (setelah penundaan)
dipertimbangkan sebagai menginisiasikan sebuah
panggilan baru.
Lost Calls Delayed (LCD)

⚫ Konsep LCD mengasumsikan bahwa user secara otomatis


ditempatkan dalam antrian (queue) [sebuah baris menunggu
(waiting line) atau pool].
⚫ Juga digunakan pada semua sistem-sistem switching digital
modern.  Switch seperti ini adalah berbasis komputer (computer-
based) sebagai “brains” dari fungsi-fungsi kontrol dan disebut
switch dengan stored program control (SPC).
⚫ Kategari LCD dipecah ke dalam 3 subkategori, tergantung pada
antrian atau pool dari waiting calls ditangani. 3 kategori tersebut
adalah:
– last in first out
– first in first out
– random
5.2.1.2.3 Sumber trafik tak berhingga dan
berhingga

⚫ Sumber trafik tak berhingga (infinite-traffic-sources):


– Probabilitas dari kedatangan panggilan adalah konstan dan
tidak tergantung pada kedudukan / okupansi dari sistem.
– Jumlah kedatangan panggilan tak berhingga, tiap-tiap dengan
holding time yang kecil secara tak terbatas.
⚫ Sumber trafik terbatas (finite traffic sources)
– Contohnya adalah ketika sejumlah sumber menawarkan trafik
ke sebuah grup trunk secara komparatif kecil dibandingkan
terhadap jumlah sirkit.
– Laju kedatangan (arrival rate) adalah proporsional terhadap
jumlah sumber yang tidak siap dipesan dalam mengirimkan
sebuah panggilan.
5.2.1.2.4 Kurva-kurva Ditribusi Probabilitas
(1/2)

⚫ Pembangkitan panggilan telephon, secara alami, adalah acak


(random).
⚫ Pembangkitan panggilan atau kedatangan panggilan pada sentral
mengikuti kelompok kurva distribusi probabilitas mengikuti distribusi
poisson.  Distribusi Poisson adalah fundamental dalam teori trafik.
⚫ Kebanyakan kurva-kurva distribusi probabilitas adalah kurva dua
parameter (two-parameter curve)  Dapat digambarkan dengan
dua parameter: mean dan variance.
⚫ Mean adalah titik pada kurva distribusi probabilitas di mana sebuah
kejadian yang sama terjadi ke kanan dari titik sama ke kiri dari titik.
⚫ Sinonim mean adalah rata-rata (average).
5.2.1.2.4 Kurva-kurva Ditribusi Probabilitas
(2/2)

⚫ Parameter ke dua setelah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah


kurva distribusi adalah dispersi, yang mana menunjukkan nilai-nilai atau
populasi tersebar di sekitar pusat atau mean dari kurva.
⚫ Ada beberapa pengukuran dari dispersi, yang familiar adalah standard
deviation. (Dilambangkan dengan ).
⚫ Contoh kurva distribusi probabilitas (kurva distribusi normal):

• 1  adalah salah satu sisi dari


mean berisi 68% dari populasi
atau pengukuran.
• 2  akan berisi sekitar 95% dari
pengukuran.
• 3  akan berisi sekitar 99% dari
subjek, populasi, atau apapun
yang sedang diukur.
5.2.2 Diskusi dari Rumus-rumus Trafik
Erlang dan Poisson (1/6)

⚫ Ketika mendimensikan sebuah rute, kita ingin


mendapatkan jumlah sirkit optimum untuk melayani rute.
⚫ Ada beberapa rumus pada penyelesaian kita untuk
menentukan jumlah sirkit berbasis pada beban trafik BH.
⚫ Pada bagian 5.2.1.2, telah diberikan 4 faktor yang
menolong kita untuk menentukan rumus trafik. 4 faktor
ini mengurus mengenai:
1. Distribusi “call arrivals” dan “holding time”
2. Jumlah sumber-sumber trafik
3. Ketersediaan (full atau limited)
4. Handling dari lost calls (Lost Call Held)
5.2.2 Diskusi dari Rumus-rumus Trafik
Erlang dan Poisson (2/6)

⚫ Rumus loss Erlang B banyak digunakan di luar US.


⚫ Loss pada rumus Erlang B berarti probabilitas
mengalami blockage pada switch disebabkan kongesti
atau terhadap “all trunks busy” (ATB).
⚫ Rumus mengekspresikan GoS atau probabilitas
mendapatkan x kanal-kanal sibuk.
⚫ 2 faktor yang lainnya pada rumus Erlang B adalah mean
dari offered traffic dan jumlah trunk atau kanal yang
melayani tersedia.
5.2.2 Diskusi dari Rumus-rumus Trafik
Erlang dan Poisson (3/6)

⚫ Rumus Erlang B mengasumsikan:


– Trafik bangkit dari sebuah jumlah sumber yang tak berhingga
– Lost call dihilangkan mengasumsikan holding time nol (LCC)
– Jumlah trunks atau kanal yang melayani adalah terbatas
– Ketersediaan penuh (full availability)

⚫ Rumus detail dari Erlang B tidak dibahas di sini.


Hasilnya diberikan pada bentuk tabel, seperti
ditunjukkan pada tabel 4.1. (Tabel lebih detil lihat buku
teks)
5.2.2 Diskusi dari Rumus-rumus Trafik
Erlang dan Poisson (4/6)

• Tabel menggunakan
unit-unit intensitas
trafik UC (unit call) dan
TU (traffic unit).
• TU adalah Erlangs
mengasumsikan
kondisi BH
• UC adalah ccs (cent-
call-seconds).
• Ingat: 1 eralng = 36
ccs (berdasarkan pada
interval waktu satu
jam).
5.2.2 Diskusi dari Rumus-rumus Trafik
Erlang dan Poisson (5/6)

⚫ Di US banyak digunakan rumus Poisson.  Rumus ini


seringkali disebut rumus Molina (Molina formula).
⚫ Rumus Poisson berdasarkan pada konsep LCH.
⚫ Asumsi yang digunakan pada rumus Poisson:
– Full availability
– Trafik datang dari pelanggan yang tak terbatas (infinite traffic
sources) dan saling independen (random traffic input)
– Jumlah trunk atau kanal yang melayani terbatas
– LCH
⚫ Tabel 4.2 menyediakan ukuran-ukuran trunking untuk
macam-macam GoS diturunkan dari rumus P, sehingga
kadang-kadang disebut tabel P (Poisson). [Tabel lebih
detil lihat di buku teks]
5.2.2 Diskusi dari Rumus-rumus Trafik
Erlang dan Poisson (6/6)
5.2.3 Sistem-Sistem Menunggu (Antrian /
Queueing) (1/4)

⚫ Hampir semua switch-switch digital beroperasi di bawah


beberapa bentuk disiplin antrian, yang mana banyak
menyebutnya sistem-sistem menunggu (waiting systems) 
karena sebuah panggilan yang datang ditempatkan pada
sebuah antrian dan menunggu urutannya untuk layanan.
⚫ Sistem ini berdasarkan pada LCD (Lost Calls Delayed).
⚫ Sebuah antrian (queue) adalah sebuah pool dari pemanggil
menunggu akan dilayani oleh sebuah switch.
⚫ Istilah waktu melayani (serving time) adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sebuah panggilan akan dilayani dari
kejadian kedatangan dalam queue sampai kejadian sedang
dilayani oleh sebuah switch.
5.2.3 Sistem-Sistem Menunggu (Antrian /
Queueing) (2/4)

⚫ Untuk perhitungan trafik dalam kebanyakan sistem antrian


telekomunikasi, matematika didasarkan pada asumsi bahwa
kedatangan panggilan (call arrivals) adalah random dan
Poissonian (mengikuti distribusi Poisson).
⚫ Insinyur Trafik diberikan parameter-parameter dari offered traffic,
ukuran dari queue, dan GoS yang dispesifikasin, dan akan
menentukan jumlah sirkit-sirkit atau trunk yang melayani yang
dibutuhkan.
⚫ Metode dengan yang mana sebuah waiting call dipilih akan
dilayani dari pool dari waiting calls disebut “queue discipline”.
⚫ Disiplin yang paling umum adalah disiplin first-come, first-served,
di mana call waiting terpanjang dalam queue dilayani pertama.
 Menjadi sangat mahal, sebab peralatan dibutuhkan untuk
menjaga urutan dalam antrian / queue.
5.2.3 Sistem-Sistem Menunggu (Antrian /
Queueing) (3/4)

⚫ Tipe-tipe yang lain:


– Pemilihan acak (random selection), waktu dari sebuah panggilan
telah menunggu tidak dilihat, dipilih secara acak
– Last-come, first-served discipline
– Bulk service discipline, di mana setumpuk waiting calls didaftarkan
– Priority service discipline, preemptive dan nonpreemptive
⚫ Dalam queueing systems, GoS bisa didefinisikan sebagai
probabilitas dari penundaan (probability of delay). 
Diekspresikan sebagai P(t), probabilitas bahwa sebuah
panggilan tidak sedang dengan segera dilayani dan harus
menunggu sebuah periode waktu lebih dari t.
⚫ Delay rata-rata adalah parameter lainnya yang dapat digunakan
untuk mengekspresikan GoS. Parameter lainnya lagi adalah
panjang dari antrian (length of queue).
5.2.3 Sistem-Sistem Menunggu (Antrian /
Queueing) (4/4)

⚫ Probabilitas dari delay (indeks yang sangat


umum dari GoS untuk waiting systems ketika
berurusan dengan “full availability” dan
sebuah proses kedatangan panggilan
mengikuti distribusi Poisson) dihitung
menggunakan rumus Erlang C.
⚫ Asumsi pada rumus Erlang C adalah
panjang antrian tak terbatas.
⚫ Lebih detil mengenai Erlang C tidak dibahas
di sini.

Anda mungkin juga menyukai