Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Contoh:
1. Kalimat tidak berarti: Kucing meja itu Jakarta
datang.
2. Kalimat berarti: Apakah kamu sudah makan?
3. Pernyataan bernilai Benar: Semarang ibukota
provinsi Jawa Tengah.
4. Pernyataan bernilai Salah: 2 + 3 = 54.
5. Bukan kalimat deklaratif: Berdirilah agak
menjauh!
Pernyataan yang hanya menyatakan pikiran tunggal
dan tidak mengandung kata hubung
kalimat disebut pernyataan sederhana/pernyataan
primer. Sedangkan pernyataan yang terdiri
atas dua atau lebih pernyataan sederhana dengan
bermacam-macam kata hubung kalimat disebut
pernyataan majemuk/pernyataan komposit.
Dalam logika matematika, suatu pernyataan bisa
disimbolkan dengan huruf kecil, seperti
a, b, c, . . . atau p, q, r, . . . atau kadangkala
digunakan huruf besar A, B, C, . . . atau P, Q, R, .
. . . Sedangkan nilai benar disimbolkan ”B” atau “1
(satu)” dan nilai salah disimbolkan dengan
“S” atau “0 (nol)”.
Pernyataan majemuk
Contoh:
1) p: Ada 12 bulan dalam setahun, pernyataan
bernilai benar.
2) q: 4 + 5 = 8, pernyataan bernilai salah.
2. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum/tidak
dapat ditentukan nilai kebenarannya.
Dalam matematika, kalimat terbuka bisa berbentuk
persamaan (kalimat terbuka yang
menggunakan tanda “=”) atau berbentuk
pertidaksamaan (kalimat terbuka yang menggunakan
tanda “≠”, “<”, “>”, “≤”, atau “≥”).
Contoh:
1) 𝑥 + 1 = 3, kalimat terbuka yang berbentuk
persamaan.
2) 𝑥 2 − 2 < 7 kalimat terbuka yang berbentuk
pertidaksamaan.
3) 3𝑥 − 1 ≤ 5, untuk x 𝜖 ℝ..
4) 𝑥 − 5 < 7, untuk x 𝜖 ℝ..
5) 𝑥 + 5 = 7
6) 4𝑥 − 6 = 13
7) 9 − 3𝑥 < 4, untuk x 𝜖 ℝ..
8) 14 + 3 = ⋯
3. Pernyataan Majemuk
Pada praktiknya, suatu pernyataan dalam
matematika tidak hanya terdiri atas pernyataan
tunggal saja, namun seringkali melibatkan beberapa
pernyataan tunggal yang dihubungkan
dengan kata hubung seperti atau, dan, jika … maka
…, serta jika dan hanya jika.
Contoh:
1) Kenza gadis yang pandai dan cantik.
2) Jika saya lapar maka saya makan.
Pernyataan yang dihubungkan dengan kata hubung
tersebut di atas dinamakan dengan
pernyataan majemuk. Pernyataan majemuk adalah
pernyataan yang terdiri atas beberapa
pernyataan tunggal
a. Negasi
Misalkan pernyataan: “Soni adalah mahasiswa
UNNES”. Negasi/ingkaran pernyataan
tersebut adalah “Soni bukan mahasiswa UNNES”.
Jika pernyataan semula bernilai benar maka
negasinya bernilai salah, dan sebaliknya. Jadi, negasi
suatu pernyataan adalah pernyataan yang
bernilai salah jika pernyataan semula benar, dan
sebaliknya.
Negasi pernyataan 𝑝 disimbolkan sebagai: 𝑝
̅, −𝑝 , ¬𝑝, atau ~𝑝.
b. Konjungsi
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan
kata penghubung “dan”, “tetapi”,
“meskipun”, atau “walaupun”. Dua pernyataan 𝑝 dan
𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk 𝑝 ∧ 𝑞
disebut konjungsi dan dibaca “𝑝 dan 𝑞”. Sebagai
contoh, 𝑝, 𝑞 merupakan pernyataan dengan
𝑝: peserta lomba wajib menyerahkan foto
𝑞: peserta diklat wajib membawa KTP
Dari dua pernyataan di atas maka dapat dibuat
konjungsi dari 2 pernyataan tersebut
sehingga 𝑝 ∧ 𝑞 berbunyi “peserta lomba wajib
menyerahkan foto dan membawa KTP”.
Seandainya kedua pernyataan tunggalnya yaitu 𝑝, 𝑞
semuanya bernilai benar, maka pernyataan
𝑝 ∧ 𝑞 (peserta lomba wajib menyerahkan foto dan
membawa KTP) juga bernilai benar. Jika salah satu
diantara 𝑝, 𝑞 ada yang salah atau bahkan keduanya
salah, maka pernyataan 𝑝 ∧ 𝑞 bernilai
salah.
c. Disjungsi
Disjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan
kata penghubung “atau”. Dua
pernyataan 𝑝 dan 𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk 𝑝
∨ 𝑞 disebut disjungsi dan dibaca “𝑝 atau 𝑞”.
Sebagai contoh, 𝑝, 𝑞 merupakan pernyataan dengan
𝑝: peserta diklat wajib membawa KTP
𝑞: peserta diklat wajib membawa SIM
Dari dua pernyataan di atas maka dapat dibuat
disjungsi dari 2 pernyataan tersebut sehingga
𝑝 ∨ 𝑞 berbunyi “peserta diklat wajib membawa KTP
atau SIM”. Pernyataan tersebut akan
bernilai benar apabila salah satu di antara
pernyataan tunggalnya bernilai benar. Disjungsi yang
mempunyai nilai kebenaran tersebut disebut
disjungsi inklusif. Disjungsi seperti ini yang umum
digunakan dalam pernyataan matematis.
d. Implikasi
d.1 Implikasi sebagai Pernyataan Bersyarat
Implikasi atau pernyataan bersyarat merupakan
pernyataan yang dibuat dari 2 pernyataan
tunggal 𝑝 dan 𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat “jika 𝑝 maka 𝑞”. Implikasi dilambangkan
dengan 𝑝 ⇒ 𝑞. Pada implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞, pernyataan 𝑝
dinamakan pernyataan
penyebab/pendahulu/syarat
cukup/hipotesis/anteseden, sedangkan pernyataan 𝑞
dinamakan
pernyataan akibat/pengikut/syarat perlu/konklusi/
konsekuen.
Bentuk implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞 dapat pula dibaca:
1) Jika p maka q.
2) p hanya jika q.
3) q jika p.
4) p syarat cukup bagi q.
5) q syarat perlu bagi p.
Nilai kebenaran suatu implikasi dapat dijelaskan
sebagai berikut. Misalnya kita berjanji
pada seorang anak bernama Ahmad, jika Ahmad
mendapat rangking 1, maka Ahmad dibelikan
sepeda. Di sini ada dua pernyataan tunggal, yaitu:
𝑝: Ahmad mendapat rangking 1.
𝑞: Ahmad dibelikan sepeda.
Seandainya 𝑝 bernilai benar, yaitu Ahmad mendapat
rangking 1 dan 𝑞 juga benar, yaitu
Ahmad dibelikan sepeda, maka kita tidak melanggar
janji kita sehingga pernyataan 𝑝 ⇒ 𝑞
bernilai benar. Adapun jika 𝑝 benar, tetapi ternyata 𝑞
salah, yaitu Ahmad tidak dibelikan sepeda,
maka kita telah melanggar janji kita, sehingga
pernyataan 𝑝 ⇒ 𝑞 bernilai salah. Selanjutnya
bagaimanakah apabila 𝑝 bernilai salah, yaitu Ahmad
tidak mendapat rangking 1, pada kasus ini
kita diberi kebebasan apakah Ahmad dibelikan
sepeda atau tidak. Oleh karena itu, apa pun nilai
kebenaran dari pernyataan 𝑞, maka pernyataan 𝑝 ⇒ 𝑞
tetap bernilai benar.
e. Biimplikasi
Biimplikasi merupakan pernyataan yang dibuat dari
2 pernyataan tunggal 𝑝
dan 𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk kalimat “𝑝 jika
dan hanya jika 𝑞”. Biimplikasi
dilambangkan dengan 𝑝 ⇔ 𝑞. Biimplikasi sebenarnya
merupakan pernyataan
majemuk kombinasi antara implikasi dan konjungsi.
Jika kita memiliki implikasi
𝑝 ⇒ 𝑞 bernilai benar dan 𝑞 ⇒ 𝑝 juga bernilai benar
maka dapat dibentuk
biimplikasi 𝑝 ⇔ 𝑞 yang juga bernilai benar.
1. Kuantor
a. Kuantor Universal
Kata-kata yang biasa digunakan dalam kuantor
universal adalah “semua”, “setiap”,
“untuk semua” atau “untuk setiap”. Kuantor
universal dilambangkan dengan ∀.
b. Kuantor Eksistensial
Pernyataan matematika yang dilengkapi dengan kata-
kata “terdapat”, “ada”,
“sekurang-kurangnya satu”, atau “beberapa”
merupakan pernyataan berkuantor eksistensial.
Kuantor eksistensial dilambangkan dengan ∃.
Lambang ∃! dibaca: “Terdapat dengan
tunggal”.
2. Tautologi
Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar
untuk setiap substitusi pernyataan
tunggalnya dinamakan tautologi. Dengan kata lain,
tautologi merupakan pernyataan yang
selalu bernilai benar dalam kondisi apa pun.
Tautologi digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan atau pembuktian matematis.
3. Kontradiksi
Jika tautologi adalah pernyataan yang selalu bernilai
benar, maka sebaliknya
kontradiksi adalah pernyataan yang selalu bernilai
salah untuk setiap substitusi nilai
kebenaran pernyataan tunggalnya.
1. Aljabar Proposisi
Setiap proposisi yang saling ekivalen dapat
dipertukarkan atau diganti antara satu dengan
yang lainnya. Hal ini dikarenakan setiap proposisi
yang ekivalen memiliki nilai kebenaran yang
sama.
3. Metode Inferensi
Melakukan inferensi dengan menggunakan tabel
kebenaran sangatlah tidak praktis. Cara
yang lebih praktis banyak yang bertumpu pada tabel
kebenaran dasar dan bentuk
kondisionalnya. Berikut adalah beberapa kaidah
yang dapat digunakan tanpa memerlukan tabel
kebenarannya, akan tetapi berdasarkan bentuk
argumennya.
Sebagai pengantar materi ini, dapat dilihat Video
tentang Penerapan Argumen dalam menyimpulkan
d. Silogisme Disjungtif
Bentuk argumen pada silogisme disjungtif dapat
disimbolkan dalam bentuk:
Premis 1
:𝑝∨𝑞
Premis 2
:∼𝑞
Kesimpulan
:𝑝
Perhatikan bahwa 𝑝 ∨ 𝑞 bernilai benar dan 𝑞 bernilai
salah, maka 𝑝 bernilai benar. Bentuk
argumen silogisme disjungtif didasarkan pada
kenyataan jika dihadapkan pada dua pilihan dan
tidak memilih pilihan pertama, maka satu-satunya
kemungkinan adalah memilik pilihan kedua.
Validitas argumen ini dapat dilihat pada baris kedua
dan ketiga dari tabel kebenaran disjungsi.