Anda di halaman 1dari 12

BATUAN PIROKLASTIK (PYROCLASTIC ROCKS) Batuan Piroklastik Selain batuan metamorf, sedimen dan batuan beku terdapat satu

lagi jenis batuan yang sangat unik yaitu batuan piroklastik, Kenapa disebut batuan yang unik ?. Hal ini dikarenakan secara genetis, kelompok batuan ini lebih dekat dengan batuan ekstrusif, tetapi secara deskriptif dan cara terjadinya memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur) yang mirip dengan kelompok batuan sedimen klastik. Kelompok batuan ini di definisikan sebagai batuan yang dihasilkan (secara langsung) oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunung api. Karena mempunyai sifat yang unik, maka terminologi yang digunakan untuk pemerian batuan ini juga khusus. Selain batuan metamorf, sedimen dan batuan beku terdapat satu lagi jenis batuan yang sangat unik yaitu batuan piroklastik, Kenapa disebut batuan yang unik ?. Hal ini dikarenakan secara genetis, kelompok batuan ini lebih dekat dengan batuan ekstrusif, tetapi secara deskriptif dan cara terjadinya memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur) yang mirip dengan kelompok batuan sedimen klastik. Kelompok batuan ini di definisikan sebagai batuan yang dihasilkan (secara langsung) oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunung api. Karena mempunyai sifat yang unik, maka terminologi yang digunakan untuk pemerian batuan ini juga khusus. Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku, apabila batuan beku adalah hasil pembekuan langsung dari magma atau lava, jadi dari fase cair ke fase padat dengan hasil akhir terdiri dari kumpulan kristal, gelas ataupun campuran dari kedua-duanya. Sedangkan batuan piroklastik terdiri dari himpunan material lepas-lepas

(dan mungkin menyatu kembali) dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa material padat berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai ukuran bongkah). Oleh karena itu klasifikasinya didasarkan atas ukuran butir maupun jenis butirannya. Pengamatan petrografi dari batuan piroklastik ini sangat terbatas, oleh karena itu sangat di anjurkan, untuk mempelajari dengan baik dari kelompok batuan piroklastik ini harus dilakukan pengamatan di lapangan, karena keterbatasan yang dimiliki bila hanya dilakukan pengamatan mikroskopi saja Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku, apabila batuan beku adalah hasil pembekuan langsung dari magma atau lava, jadi dari fase cair ke fase padat dengan hasil akhir terdiri dari kumpulan kristal, gelas ataupun campuran dari kedua-duanya. Sedangkan batuan piroklastik terdiri dari himpunan material lepas-lepas (dan mungkin menyatu kembali) dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa material padat berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai ukuran bongkah). Oleh karena itu klasifikasinya didasarkan atas ukuran butir maupun jenis butirannya. Berdasarkan kata pembentuknya: Pyro pijar & Klastik fragmen Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil langsung letusan gunung api (direct blast) yang kemudian terendapkan pada permukaan sesuai dengan keadaan permukaannya (endapan piroklastik) dan lalu mengalami litifikasi untuk menjadi batuan piroklastik. Mekanisme pengendapan piroklast adalah sebagai berikut:

Pyroclastic Flow Deposits Macam : block & ash flows -scoria flows -pumice / ash flows Distribusi / penyebaran : di lembah / depresi; struktur : perlapisan (graded bedding, paralel laminasi); tekstur : sortasi buruk, terdiri dari kristal, litik, dan gelas (pumis); bagian bawah : pyroclastic surge deposits Pyroclastic Fall Deposits Pyroclastic Surge Deposits Partikel, gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang mengalir dalam mekanisme turbulensi sebagai sebuah gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah base, ground dan ash cloud. Strukturnya cross-bedding dengan sortasi yang buruk. Klasifikasi batuan piroklastik berdasrkan ukurannya (Schmid, 1981) Endapan piroklastik Ukuran Piroklas Tefra (tak Batuanpiroklastik (terkonsolidasi) Aglomerat, breksi piroklastik

terkonsolidasi) > 64 mm Bom, blok Lapisan bom / blok Tefra bom atau blok

2 64 mm

lapili

Lapisan atau Tefra lapili

lapili

Batulapili (lapillistone)

1/16 2 mm < mm 1/16

Abu/debu kasar Abu/debu halus

Abu kasar

Tuf kasar

Abu/debu halus

tuf halus

Berdasarkan terbentuknya, fragmen piroklast dapat dibagi menjadi: Juvenile pyroclasts : hasil langsung akibat letusan, membeku dipermukaan (fragmen gelas, kristal pirojenik) Cognate pyroclasts : fragmen batuan hasil erupsi terdahulu (dari gunungapi yang sama) Accidental pyroclasts : fragmen batuan berasal dari basement (komposisi berbeda) Fragmen: 1. Gelas/ Amorf 2. Litik 3. Kristalin MINERAL-MINERAL ALTERASI

Alterasi = Metasomatisme

Merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam.

Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, tidak selayaknya metamorfisme yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi mineralogy batuan.

Beberapa contoh mineral alterasi antara lain: Kalkopirit Pirit Limonit Garnierit Epidote Malakit Khlorit Orphiment Realgar

Galena

Batuan dengan tekstur piroklastik memiliki sedikit karakteristik yang berbeda dengan batuan beku pada umumnya. Batuan piroklastik secara komposisi sama tetapi secara genetis memiliki makna tertransport akibat aktivitas volkanisme. Erupsi volkanik yang eksplosive dari magma andesitik dan magma rhyolitik yang umumnya akan menghasilkan volume material fragmental yang sangat besar yang didorong tinggi ke atmosfer (lihat gambar 3.9. dan gambar 3.10.). Ukuran fragmen berkisar dari debu (berukuran debu) atau ash hingga berukuran lebih dari satu meter.

Gambar 3.9. Gaya eksplosive dari erupsi gunungapi melontarkan eksplosive material volkanik ke udara. Ash flow merupakan percampuran antara debu volkanik dan gas yang panas bergerak cepat menuruni permukaan lereng (Hamblin & Christiansen, 1997).

(A) (B) Gambar 3.10. Batuan piroklastik: (A). Volcanic bombs berupa fragmen lava yang di didorong keatas dalam kondisi cair atau plastis. (B). Tephra adalah istilah umum untuk menunjukkan material piroklastik yang berasal dari gunungapi. Meliputi ash, dush, bombs dan rock fragment. Umumnya memperlihatkan kenampakan yang berlapis fragment. di lapangan (Hamblin & Christiansen, 1995). Tephra, terdiri dari fragmen potongan gelas, fenokris yang pecah pecah-pecah dan fragmen batuan asing. Batuan yang dihasilkan dari akumulasi tephra dikenal sebagai tuff. Walaupun asal volkanik, tuff memiliki karakteristik batuan sedimen dikarenakan fragmennya mengalami suspensi di udara dan umumnya menunjukkan perlapisan seperti batuan sedimen. 3.5 TUBUH BATUAN EKSTRUS EKSTRUSIVE Batuan beku ekstrusive terbentuk dari magma yang keluar menuju permukaan bumi melalui erupsi volkanik. Produk batuannya meliputi aliran lava (lava flow) dan debu volkanik (volcanic ash). Basaltic magma adalah rendah silika sehingga relatif encer. Ada dua tipe, yaitu lava aa dan lava pahoehoe. Lava aa bergerak lambat dengan ketebalan 3 10m. Alirannya hanya bergerak ergerak 3-10m. beberapa meter per jam. Ketika terus bergerak, kerak yang mengeras mengalami hancuran menjadi massa blok menyudut (angular blocks) dan arang kerak (clinkers) yang

tidak beraturan. Aliran pahoe pahoehoe lebih encer dari aliran aa. Biasanya tidak tebal atau kurang dari satu meter dan bergerak sangat cepat karena viskositasnya rendah. Ketika aliran pohoehoe mengalir, maka lava yang berkembang membentuk kerak gelasan yang tipis yang mana berkerut menjadi permukaan yang menggelembung dan akan terlihat seperti gulungan tali (lihat gambar 3.11.).

(A) (B) Gambar 3.11. (A). Aliran lava aa. (B). Aliran lava Pahoehoe (Hamblin & Christiansen, 1995). Ketika aliran lava mengalami pendinginan, maka berkembang polygonal cracks (retakan) yang dikenal sebagai struktur columnar joints (gambar 3.12.). Basaltic lava yang menerobos seringkali melalui rekahan pada kerak, yang disebut sebagai fissures. Material jatuhan hasil letusan gunungapi ketika kembali ke permukaan berbentuk sebagai atuhan

volcanic ash dan secara kolektif dikenal sebagai tephra. Bila berukuran besar disebut
sebagai volcanic bomb (lihat gambar 3.10A.). Fragmen besar yang berakumulasi dekat

vent (lubang pelepasan) membentuk cinder cone. Ekstrusi basaltic lava kedalam air ng
menghasilkan massa berbentuk ellipsoidal dikenal sebagai pillow lava (lava bantal), biasanya terdapat pada aktivitas volkanisk di dasar laut (lihat gambar 3.13.).

Pada magma kaya silik mengahasilkan andesite dan rhyolite dan batuan intrusi silika yang berasosiasi dengannya. Magma ini relatif dingin sehingga mekanisme erupsi dan aliran lava sangat berbeda dengan basaltic lava. Seringkali membentuk lava dome pada

volcanic vent. Viskositas yang tinggi menyebabkan eksplosivitasnya tinggi dan


berbahaya. Biasanya menghasilkan tephra yang sangat banyak. Lapisan tephra yang tebal dan lava yang saling bergantian menghasilkan composite volcano atau stratovolcano yang dicirikan oleh sisi yang terjal dan tinggi disekitar vent. Bagian depresi pada bagian puncak disebut crater. Bila ukurannya lebih besar lagi disebut sebagai caldera.

Gambar 3.12. Devilss Tower di Wyoming. Vertikal striation adalah bidang rekahanyang dikenal sebagai columnar joints (Monroe & Wicander, 1997).

(A) (B) Gambar 3.13. (A) Cinder cone. Struktur internal terdisi dari debu volkanik. Pada bagian volcanic neck terdiri dari lava padat dan fragmental debris. (B) Pillow basalt terbentuk ketika lava keluar dibawah air dan mendinging secara cepat membentuk massa ellipsoidal (Hamblin & Christiansen, 1995).

Letusan Gunungapi Krakatau yang pada tahun 1883 sebagai salah satu letusan terhebat dalam sejarah dunia. Kerucutnya hancur dan debu volkanik yang sangat besar terbawa hingga atmosfer. Eksplosivitas dan penurunan (subsidence) yang mengikutinya menghasilkan caldera dengan diameter 6 km sehingga langsung mengubah konfigurasi pulau tersebut. 3.6 TUBUH BATUAN INT INTRUSIVE Intrusi batua beku merupakan massa batuan yang terbentuk ketika magma mengalami pendinginan dibawah permukaan bumi. Intrusi biasanya diklasifikasikan berdasarkan ukuran, bentuk dan hubungannya dengan batuan yang lebih tua yang

mengelilinginya. Tubuh intrus batuan beku yang penting adalah batholiths, stocks, dikes, intrusi

sills dan laccoliths (lihat gambar 3.14.).

Gambar 3.14. Blok diagram menunjukkan berbagai tipe pluton (intrusi batuan beku). Beberapa pluton memotong lapisan batuan samping (discordant) dan ada juga yang paralel dengan lapisan batuan samping (concordant) (Monroe & Wicander, 1997). Batholiths adalah massa batuan kristalin berukuran butir kasar, umumnya berkomposisi granitik dan merupakan tubuh batuan terbesar di kerak bumi. Contoh, Idaho batholit tersingkap seluas ~ 41.000 km2. t

Stocks adalah tubuh intrusi dengan daerah singkapan yang kurang dari 10 km2.
Umumnya berkomposisi granitik dengan tekstur porphyritic dengan massa dasar berbutir halus. Kebanyakan terdapat deposit perak, emas, timah, zinc dan tembaga diendapkan pada rekahan dan membentuk veins yang meluas dari stock hingga batuan disekitarnya.

Dikes adalah bentuk aktivitas batuan beku yang sempit, tabular. Dike terbentuk
ketika magma masuk kedalam rekahan disekitar batuan samping kemudian mendingin. Lebar dikes dapat sekitar beberapa centimeter hingga ratusan meter. Dike terbesar diketahui di Zimbabwe dengan panjang 600 km dan lebar rata-rata 10 km.

Sill adalah bentuk tabular yang paralel dan concordant terhadap perlapisan.
Magma yang naik selalu mengikuti daerah yang kurang resisten. Jika jalur yang dilewatinya seperti bidang perlapisan, maka magma akan menerobos diantara lapisan. Sill dapat berukuran centimeter hingga ratusan meter tebalnya dan dapat meluas hingga beberapa kilometer. Sill dapat terlihat seperti aliran lava yang tertimbun yang berada didalam sekuen batuan sedimen. Bagaimanapun sill merupakan intrusi sehingga berbeda dengan lava yang tertimbun oleh sedimen diatasnya. Perhatian harus difokuskan pada daerah kontak untuk mendapatkan bukti-bukti intrusi, seperti ditemukannya alterasi dan rekristalisasi pada batuan disekitarnya dan bukti inclusion berupa block atau potongan batuan samping.

Laccoliths adalah bentuk lensa dengan bagian dasar datar dan bagian atas yang
mengkurva. Biasanya bertekstur porphyritik.

Compiled By :

Agus Priono ( 1003013 ) Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Anda mungkin juga menyukai