Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Krisis yang paling menonjol dari dunia pendidikan kita adalah krisis
Indonesia tidak dapat menahan kemerosoton akhlak yang terjadi. Dapat kita
lihat bahwa sampai saat ini masih ada yang keliru dalam pendidikan di Tanah
Air. Titik berat pendidikan masih lebih banyak pada malasah kognitif. Penentu
kelulusan pun masih lebih banyak pada prestasi akademik dan kurang
memperhitungkan akhlak dan budi pekerti siswa. Bahkan jika dilihat dari
adalah akibat rendahnya moral dan akhlak para pelaku kebijakan yang juga
diikuti oleh rendahnya etos kerja masyarakat. Belum lagi jika diikuti statistik
seperti tawuran sesama mereka, serta masalah pergaulan bebas yang sudah
1
2
pembinaan moral dan budi pekerti sesuai UU RI No.20 tahun 2003 tentang
tutor, instruktur, fasiliator dan lain. UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru
yang beriman dan bertakwa, dan dalam pasal 36 tentang Kurikulum dikatakan
takwa, meskipun dalam pasal-pasal tersebut kata-kata ‘iman dan takwa’ tidak
akhlak para peserta didik yang dihasilkan dari proses pendidikan di Indonesia
tidak sesuai dengan yang dirumuskan. Jadi dapat dikatakan bahwa penyebab
pendidikan Barat.
3
Islam.1
negatif dari hal-hal tersebut di atas kecuali dengan mendalami memahami, dan
mengaplikasikan aqidah islamiyah yang sahih agar hidup kita dapat berjalan
sesuai kehendak Illahi, demi kebahagiaan kita baik di dunia maupu di akhirat,
seperti yang di firmankan Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 69 dan An-Nahl
Artinya :
1
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulang Bintang, 1987), h . 35
4
Artinya :
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik2 dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.(Q.S. An-Nahl [16]:97)
dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat
kehidupan yang lebih baik. Para peserta didik memandang sekolah sebagai
menaruh harapan kepada sekolah untuk dapat mendidik anak menjadi yang
pintar, serta memiliki akidah akhlak yang mulia. Apa yang diharapkan dari
memiliki orientasi dan tujuan yang relatif berbeda. Bagi kita bangsa Indonesia,
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan
2
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat
pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
5
Salah satu kewajiban guru dan orang tua adalah menanamkan akidah, ibadah,
akhlak yang baik pada anaknya, dan melaksanakan ajaran agama dengan
(Sekolah / Madrasah) di mana fungsi orang tua sebagai pendidik dapat dibantu
oleh guru.
lembaga pendidikan Islam pada umumnya. Oleh karena itu materi yang
3
Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung, PT. Remaja
Rosda Karya, 2010), h. 3
6
serta minat serta prestasi belajarnya. Tentang tujuan operasional ini dijelaskan
Dalam tujuan operasional lebih banyak dituntut dari anak didik suatu
kemampuan dan keterampilan tersebut. Dalam pendidikan hal ini
terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah, seperti bacaan, kaifiyat
sholat, akahlak dan tingkah laku. Pada masa permulaan yang penting
adalah anak didik mampu dan terampil berbuat, baik perbuatan itu
perbuatan lidah (ucapan) ataupun perbuatan anggota badan.
Kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada anak didik
merupakan sebagaian kemampuan dan keterampilan Insan Kamil yang
semakin sempurna (meningkat).4
Serpong Kota Tangerang Selatan yang dipimpin oleh Bp. Amud S.Pd.
4
Zakiyah Darajat, Op Cit, h. 23
5
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002),
hal. 71
7
kegiatan belajar mengajar dan diikuti oleh peserta didik terutama kelas VII
dan VIII.
Menurut kepala sekolah, guru, serta orang tua peserta didik setempat,
Selain itu kegiatan program kegiatan bimbingan dan konseling ini juga
akan terlihat betapa positif kegiatan program bimbingan dan konseling yang
masih banyak peserta didik yang enggan dan merasa canggung serta takut
signifikan.
Tangerang Selatan).
B. Identifikasi Masalah
Yang menjadi masalah sesuai latar belakang di atas serta tidak terjadi
peranan guru bimbingan dan konseling terhadap akhlak peserta didik kelas
VIII di MTs. Nurul Falah Ciater Kec. Serpong Kota Tangerang Selatan, dan
konseling.
Ciater.
didik.
akhlak siswa.
9
10. Peranan guru bimbingan dan konseling terhadap akhlak peserta didik
3. Korelasi & dampak guru bimbingan dan konseling terhadap akhlak siswa.
1. Tujuan Penelitian
(SMP/MTs).
2. Kegunaan Penelitian
dikaji.
E. Hipotesis
didik sebagai konseli). Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa secara
logika rendah dan tingginya akhlak peserta didik salah satunya dapat terlihat
dari peranan serta tehnik guru bimbingan dan konseling membimbing akhlak
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke- V, h . 62
11
peserta didik di sekolah tersebut. Dari asumsi teoritik tersebut, maka dapat di
disekolah tersebut, maka semakin baik pula akhlak peserata didik. Sebaliknya,
Dalam penelitian ini digunakan hipotesis nol, yaitu tidak ada hubungan
antara peranan guru bimbingan dan konseling terhadap akhlak peserta didik.
membandingkan harga “t” hitung dengan harga “t” tabel dengan catatan
apabila harga “t” hitung sama atau lebih besar “t” tabel maka hipotesis nol
ditolak, sedangkan apabila harga “t” hitung lebih kecil dari harga “t”, maka
F. Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan pokok penelitian ini, yaitu peran guru bimbingan
dan konseling tentang kegiatan bimbingan dan konseling di MTs Nurul Falah
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa
ada perlakuan terhadap objek yang diteliti, dengan menggunakan angka, mulai
deskriftif adalah penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada
pada masa sekarang, menuturkan dan menafsirkan data yang ada.8 Sedangkan
kesimpulan.
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
7
Ibid, h . 10.
8
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah. (Bandung : Tarsito, 1985), Cet.
Ke-7, h . 139.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Kependidikan, (Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya, 2007),Cet. Ke – 3, h . 54
10
Suharsimi Arikunto, op cit, h . 108
13
a. Observasi
b. Wawancara
melalui tatap muka antara pihak penanya dengan pihak ditanya atau
sebagai pelengkap dari data-data yang telah didapatkan dengan teknik lain.
c. Angket
angket tersebut, diharapkan mendapatkan data yang objektif 13. Angket ini
berikut :
c. Analisa korelasi
G. Sistematika Penulisan
Bab II Kerangka Teori terdiri dari peran guru bimbingan dan konseling,
13
Sudjana, op cit, h . 231
15
Bab III Metode Penelitian terdiri dari operasional variabel, tempat dan
DAFTAR PUSTAKA
Press, 2013
Rohadi Abdul Fatah, Ilmu dan Teknologi Dalam Islam, Jakarta : Rineka
Cipta. 1997.
1985.