Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(3420190093)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena dengan
limpahan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah sehingga saya mampu
menyelesaikan proposal yang berjudul “Penerapan Alat Peraga Keping Berwarna
Untuk Meningkatkan Ketrampilan Dalam Penjumlahan Dan Pemgurangan
Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V Mi Fathul Ulum Sumberjo Kidul”. Proposal
ini ini disusun sebagai salah satu pembahasan dari mata kuliah “ Metode
Penelitian”. Dan kami berterima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen mata kuliah
Metode penelitian yang telah memberikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusuan proposal ini masih jauh dari
kata kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya proposal ini.Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi saya sendiri
khususnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dasar-dasar dari ilmu matematika ada pada sekolah dasar (SD) atau
madrasah ibtidaiyah (MI), karena di sekolah dasar dipelajari tentang
penjumlahan,pengurangan, perkalian, pembagian dan materi-materi lainnya.
Dasar-dasar dari ilmu matematika yang diajarakan di sekolah dasar membuat
siswa banyak mengeluh akan sulitnya materi bilangan bulat terutama pada
penjumlahan dan pengurangan. Kesulitan materi tersebut kemungkinan ada pada
kuranganya kesadaran pendidik untuk menggunakan alat peraga yang sesuai
dengan materi oprasi bilangan bulat, yang seharusnya materi tersebut
menggunakan alat peraga tetapi pendidik tidak menggunakannya atau
menggunakannya tetapi tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk dapat
menjamain hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada obyek-
obyek yang dapat menarik perhatian siswa, bila tidak, maka perhatian siswa tidak
akan terarah atau fokus pada obyek yang sedang dipelajarinya.
Alat peraga dalam mengajar memegang peran penting sebagai alat bantu
untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif. Dalam proses belajar-
mengajar alat peraga dipergunakan untuk tujuan membantu guru agar proses
belajar siswa lebih efektif dan efisien (Susianto Heri,2017 dalam Sudjana, Nana,
2010:99). Alat peraga keping berwarn adalah alat peraga yang terbuat dari baban:
uang receh yang ditempeli kertas warna merah dan warna putih. Warna merah
mewakili bilangan negatif dan warna putih mewakili bilangan positif. Aturan
penggunaan keping berwana adalah mengikuti oprasi yang ada pada bilangan.
Apabila warna positif dan negatih digabungkan hasilnya sama dengan nol.
1
abstrak masih diperlukannya suatu hal yang bersifat konkret atau nyata
(Rosmawati Riski dan Pujiastuti Heni,2020 dalam Syahbana, 2012). Menurut
hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan
bantuan alat peraga mampu menstimulus kemampuan kognitif peserta didik dalam
memahami materi dalam suatu pelajaran (Rosmawati Riski dan Pujiastuti
Heni,2020 dalam Suwardi et al., 2014; Mukhibin & Himmah, 2019; Sunandar et
al., 2016).
2
Agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam maka penulis membatasi
variabel permasalahan, selanjutnya penulis membatasi hanya meneliti hal yang
berkaitan dengan “ Penerapan Alat Peraga Keping Warna Untuk Meningkatkan
Ketrampilan Pada Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan bulat Di Kelas V MI
Fathul Ulum Sumberjo Kidul”.
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi semua pihak antara
lain:
1) Bagi Penulis
2) Bagi Universitas
3
Memberikan referensi dalam larya ilmiah, khususnya dalam bidang
pendidikan matematika yang mana dapat dilakukan untuk pengembangan
penelitian-penelitian selanjutnya.
3) Bagi Masyarakat
4
BAB II
LANDASAN TEORI
“Matematika adalah (1) studi pola dan hubungan (study of patterns and
relationships) dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan
satu dengan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir (way of thinking)
yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau
semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3). Suatu seni (an art) yaitu
ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan (4) sebagai bahasa (a
language) dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam term dan symbol
yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan
kehidupan riil, dan matematika itu sendiri, serta (5) sebagai alat (a tool) yang
dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Sedangkan mengenai pengertian matematika sekolah.”
5
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan acuan yang berlaku
sehingga proses pembelajaran khususnya pemblajaram matematika dijadikan
suatu mata pelajaran yang tidak dianggap sulit oleh siswa. Dengan kata lain guru
harus membangun konsep yang dapat menggugah siswa agar bisa menguatkan
metode penerapan pembelajaran guna untuk menciptakan bahwa pelajaran
matematika adalah pelajaran yang menyenangkan dan tidak sulit untuk dipelajari.
“Dalam belajar aktif siswa harus melakukan sesuatu yang lebih dari
sekedar mendengarkan, untuk bisa terlibat aktif para siswa itu harus terlibat dalam
tugas yang perlu pemikiran tingkat tinggi seperti tugas analisis, sintesis, dan
evaluasi. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan CBSA guru harus berusaha
mencari metode mengajar yang dapat menyebabkan siswa aktif belajar.
Pembelajaran matematika hendaknya menganut kebenaran konsistensi yang
didasarkan kepada kebenaran-kebnaran terdahulu yang telah diterima, atau setiap
struktur dalam matematika tidak boleh terdapat kontradiksi.
6
Penelitian yang berjudul “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA MELALUI REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION
BERBANTU ALAT PERAGA BONGPAS” menghasilkan kesimpulan, Secara
umum kemampuan pemahaman konsep matematika kelas V SD 2 Bae telah
mengalami peningkatan yang signifikan dari setiap indikatornya, namun masih
ada kelemahan pada indikator membandingkan dan membedakan konsep-konsep.
Karena indikator ini membutuhkan kemampuan pemahaman yang tinggi untuk
membedakan konsep volume kubus dan volume balok dengan menggunakan alat
peraga BongPas yang telah diberikan oleh guru. matematika adalah aktivitas
manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks
kehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan RME merupakan model pembelajaran
yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil bagi siswa, beragrumentasi dengan teman
sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya
menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah baik secra individu
maupun kelompok. Keterampilan mengajar guru dalam mengelola pembelajaran
meningkat dari siklus I ke siklus II disebabkan karena penggunaan model RME
berbantu alat peraga BongPas. Kedua hal itu terbukti sangat efisien terhadap
siswa, karena siswa menjadi lebih aktif ketika pembelajaran di kelas, tidak gaduh
ketika mengikuti pembelajaran, siswa menjadi lebih kreatif ketika menyelesaikan
soal yang berkaitan dengan volume kubus dan balok berbantu alat peraga Bongpas
yang telah diberikan oleh guru.
7
4,00 dengan kategori sangat layak. Dan uji coba pemkaian oleh siswa sebesar 3,96
denagan kategori sangat layak. Dari keseluruhan validasi mendapatkan hasil
sangat layak sehingga alat peraga papan perkalian berbasis Montessori layak
digunakan.
Dari ketiga kata di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
8
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk menentukan mata pelajaran dan materi pokok yang akan digunakan
dalam penelitian ini dipilih mata pelajaran matematika dengan materi pokok
penjumlahan bilangan bulat di kelas V semester I. Berdasarkan kurikulum
K13, materi ini dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut :
10
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode
pengamatan atau observasi dan metode tes. Metode observasi atau pengamatan
adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat
melihat situasi penelitian (Susianto Heri,2017 dalam Kusumah, 2011 : 66). Dalam
penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati secara langsung
aktivitas siswa kelas V MI Fathul Ulum dalam proses pembelajaran di dalam
kelas. Metode tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.
Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan
skor angka (Susianto Heri,2017 dalam Kusumah, 2011 : 78). Dalam penelitian ini,
tes diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang materi operasi bilangan bulat pada penjumlahan dan
pengurangan.dengan media keping berwarna.
Analisis data adalah cara yang paling menentukan dalam menyusun dan
mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan
yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun teknik analisis data yang digunakan
11
adalah sebagai berikut, (1) Teknik Analisis Aktivitas Siswa. Data tentang aktivitas
siswa dihitung dengan menggunakan rumus prosentase aktivitas belajar = jumlah
semua skor/skor masksimum x 100%. (2) Teknik Analisis Hasil Belajar Siswa.
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus
Prosentase siswa yang tuntas belajar = jumlah siswa yang tuntas/jumlah siswa x
100%.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rosmawati, R & Pujiastuti, H (2020). Penerapan alat peraga ketupat isabel pada
sistem persamaan linear satu variabel : Jakarta
13