Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional belakangan ini sedang menjadi sorotan,

infrastruktur dan sarana pelayanan publik terus diperbaiki demi

menunjang kesejahteraan rakyat. Untuk tujuan pembangunan

tersebut pemerintah harus memperhatikan perihal pembiayaan

negara. Pembiayaan negara itu berasal dari penerimaan negara yang

melalui berbagai sektor internal maupun eksternal. Sektor eksternal

adalah melalui pinjaman negara ke luar negeri, sedangkan untuk

sektor internal salah satunya berasal dari pendapatan pajak. Untuk

menghindarkan negara dari ketergantungan dari pendapatan sektor

eksternal maka pemerintah perlu memaksimalkan sektor internal yang

salah satu di dalamnya adalah pajak.

Saat ini pajak menduduki peringkat pertama sektor penyumbang

APBN negara. Dalam RUU APBN 2018 penerimaan 1,878,45 triliun

berasal dari penerimaan pajak ini adalah bukti bahwa pajak

merupakan sumber penerimaan yang harus benar-benar di

manfaatkan dan dikelola dengan baik.

Peran pajak sangatlah besar bagi pembiayaan di Indonesia dan

akan terus dilakukan peningkatan setiap tahunnya demi mencapai

1
2

kemandirian finansial negara. Peningkatan itu dilakukan baik secara

pelayanan dan pengelolaan pajak yang lebih efektif dan efisien

sampai saat ini masih menjadi tanggung jawab besar bagi Direktorat

Jenderal Pajak (DJP). Namun DJP merupakan badan yang

menaunginya, wajib pajak pribadi adalah pelaku utama berperan aktif

dalam mewujudkan semua cita-cita negara.

Pengetahuan serta penguasaan terhadap peraturan perpajakan

bagi setiap wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan kewajiban

perpajakan agar terhindar dari sanksi yang berlaku dalam ketentuan

umum perpajakan. Suatu kebijakan berupa pengenaan sanksi,

dipergunakan untuk 2 (dua) maksud, yang pertama dengan mendidik

dimaksudkan agar mereka yang dikenakan sanksi akan menjadi lebih

baik dan lebih mengetahui hak dan kewajibannya sehingga tidak lagi

melakukan hal yang sama. Maksud kedua adalah pengenaan sanksi

menghukum, sehingga pihak yang terhukum akan menjadi jera

(Mulyodiwarno, 2007).

Sistem perpajakan di Indonesia yang diterapkan sejak tahun 1983

sampai saat ini adalah Self Assessment System. Sistem ini

merupakan cara pemungutan pajak dengan wajib pajak yang

berperan aktif dalam perhitungan dan penyetoran pajaknya. Wajib

pajak menghitung sendiri pajaknya, sedangkan petugas pajak akan

memberi bantuan dan petunjuk bagi yang belum paham, lalu

mengawasi jalannya penyetoran dan pemungutan. Dalam sistem ini


3

diharapkan wajib pajak memiliki kesadaran terhadap pemenuhan

kewajibannya, kejujuran dalam menghitung pajaknya.

Banyak persoalan tentang pajak yang masih sangat tinggi salah

satunya adalah tentang kepatuhan bagi waib pajaknya. Kepatuhan

pajak merupakan persoalan yang sudah biasa sejak dulu ada di

perpajakan. Di Indonesia sendiri, kepatuhan wajib pajak dalam

melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya dari tahun ke

tahun masih menunjukkan persentase yang tidak mengalami

peningkatan rasio secara berarti. Jika tingkat kepatuhan pajak

rendah ini terus menerus tanpa ada penanggulangan, maka secara

otomatis akan berdampak rendah terhadap penerimaan pajak,

sehingga menurunkan tingkat penerimaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) pula. Dari berbagai data indikator kepatuhan

pajak tersebut, terlihat bahwa terdapat permasalahan kepatuhan

pajak di Indonesia yang masih menunjukkan tingkat kepatuhan yang

rendah (Widodo, 70:2010).

Pemerintah harus terus menerus menggali potensi-potensi pajak

yang ada di Indonesia dan salah satunya adalah Wajib Pajak Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Perkembangan UMKM di

Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat

pesat. Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha


4

Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran

Bruto Tertentu dengan tarif 1% dan bersifat final.

Mengingat banyak ditemukannya pelaku UMKM tidak memahami

kewajiban pajak, atau tidak mengetahui apabila UMKM memiliki

kewajiban dalam bidang perpajakan, seperti halnya perusahaan-

perusahaan yang ada. Saat ini sudah waktunya para pelaku UMKM

khususnya pengusaha mengetahui aspek-aspek perpajakan yang

terkait usahanya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh ( Ulfa (2015) dalam Nurulita

2017 ) tentang Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan Pajak dan Sikap

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerjaan Bebas Di

Kpp Pratama Semarang Timur menunjukkan bahwa pengetahuan

pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan penjelasan tersebut pengetahuan perpajakan sangat

penting bagi Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan,

terutama mengenai peraturan pemerintah untuk Wajib Pajak UMKM

yang diberlakukan tanggal 1 Juli 2013 yaitu berupa PP No. 46 Tahun

2013.

Hasil penelitian yang dilakukan Jotopurnomo (2013 dalam Nurulita

2017) tentang Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan

Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya menunjukkan


5

bahwa sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi di Surabaya. Hasil tersebut juga didukung

oleh Fuadi (2013 dalam Nurulita 2017) sanksi perpajakan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini Semakin

mempertegas bahwa sanksi pajak yang dikenakan pada wajib pajak

dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Apabila sanksi pajak

tidak ditindak secara tegas kepatuhan wajib pajak akan menurun.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Nurulita ( 2017 )

tentang pengaruh pengetahuan perpajakan, ketegasan sanksi pajak,

dan tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak menyatakan bahwa

terdapat pengaruh pengetahuan perpajakan dan ketegasan sanksi

perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak. Salah satu faktor utama

kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah pengetahuan perpajakan, tanpa

pengetahuan perpajakan Wajib Pajak UMKM akan merasa acuh

terhadap peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Jika tidak, Wajib

Pajak akan cenderung melakukan penghindaraan pajak atau bahkan

melakukan penggelapan pajak sehingga diperlukan adanya

ketegasan sanksi pajak untuk mencegah terjadinya kecurangan

tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang akan menjadi judul

dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan

dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Pada Sektor UMKM”


6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

berikut identifikasi masalah yang mempengaruhi motivasi wajib pajak:

1. Pembangunan nasional belakangan ini sedang menjadi sorotan,

infrastruktur dan sarana pelayanan publik terus diperbaiki demi

menunjang kesejahteraan rakyat;

2. Untuk menghindarkan negara dari ketergantungan terhadap

pendapatan sektor eksternal maka pemerintah perlu

memaksimalkan sektor internal;

3. Pengetahuan tentang pajak atau perpajakan sangat penting guna

meningkatkan kepatuhan wajib pajak;

4. Banyak ditemukannya pelaku UMKM yang kurang mengetahui

aspek-aspek perpajakan yang terkait usahanya;

5. Pemerintah harus terus menerus menggali potensi-potensi pajak

yang ada di Indonesia;

C. Pembatasan Masalah

Pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan, dapat dibahas secara tuntas dan terfokus maka

diperlukan gagasan masalah. Penelitian ini hanya memfokuskan pada

pengaruh pengetahuan perpajakan dan sanksi perpajakan.


7

D. Perumusan Masalah

1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak pada sektor UMKM?

2. Apakah ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak pada sektor UMKM?

3. Apakah pengetahuan perpajakan dan ketegasan sanksi perpajakan

berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib

pajak pada sektor UMKM?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak pada sektor UMKM.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara ketegasan sanksi perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak pada sektor UMKM.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan perpajakan dan

ketegasan sanksi perpajakan secara bersama-sama terhadap

kepatuhan wajib pajak pada sektor UMKM.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Peneliti, sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan

serta pemahaman mengenai pajak UMKM.


8

b. Pengusaha UMKM, agar memahami, mematuhi, dan menjalankan

peraturan perpajakan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.

c. Pemerintah, sebagai masukan untuk perbaikan sistem pelayanan

pajak yang lebih baik lagi dan sebagai acuan untuk lebih banyak

lagi penyuluhan akan wawasan pajak kepada masyarakat.

d. Masyarakat, yaitu sebagai sarana informasi mengenai masalah

yang berkenaan dengan perpajakan, utamanya Pajak UMKM.

e. Peneliti selanjutnya, yaitu sebagai referensi ilmiah mengenai

masalah perpajakan bagi UMKM.

Anda mungkin juga menyukai