Anda di halaman 1dari 132
dal ds golongan Muslim dalam memandang masala Bid ah, Kelompok pereama memandang bahwa seals perbuatan ‘sta heblasha Yang dak ada di zaman Nabi saw kermadlan aa maka ity bid'ah. Pelaksinyn masuk neraka, Kelompok. kedua ‘memgndang balwa perbuatan dan kebiasaan baru yang aa di {Zama seharang dan lk d aman Nab saw selma ta mening ‘mata dan “Kebaikan” ak pa-apa dikerjakan. Tendek kata pandanfankelompok pert sangt ket terhaap masalah bid ah {ksrena “retap bid'ah itu set". Pandangan Kelompok kedua Sangat longgar dan permisif terhadap bid'ah schingga meski bertetargan dengan Mskum aalny perbustan eu boleh dlakakan, Mergka menamakannya bid'ah hesanah (bid'ah yang balk Betulkah demikian? Betulkah ada pembagian bidah hasanah dan bia haat? Beta sei temulan bara berup pera au kebiasaan yang tidak ada di zaman Nabi saw-—digelongkan Schagai bid? Dan etulkah setiap prbuatan “balk” yang tidak ada zaman Nabi saw bisa digolongkan sunah atau setidaknya bata Masanah? Di sinh arc pening dari bul ini bag pemibac, Dalam Buk ini pembaca akan menemukan bahwa tklak stip hal yarigbags itu digolongkan bi'ah. Misalnya, penggunaan pengerss ata (ud spear) untuk menyeru shalat Sebatknya, pemaca Duta disjak pada pemaharan bafwasctiap keblasah baru fefitarha dalam tbadsh—apabila berlawanan dengan sunah Nabi fa, maka harus ditolak. Meski Kesannya secars ssial tatacara Tada itu baik. Misalnya, pelaksanaan shalt tabajud besa, hala tarawih berjamaah dan yang linn, ‘Masi bahasanya sangatakadems, buku ini menarik untuk antaran topik kajannya masih sedikit. Dengan menyige {n, pembaca akan menemukan logika yang melee parcangan dia kelompok tect dan menemulan jaa Setsmat menyimak! AL-HUDA Team Al-Balagh een Ui Sunnah Kajian Tuntas Soe rE ET ryt BID* AH DALAM KACAMATA AL-QURAN DAN SUNAH Xajian Tuntas Seputar Masalah Bish Team Albalagh sna AL-HUDA Ditesjrabkan dari Bish enejemah: Ala Kall Pengunting Sandi Alson ‘Sexinga Abad Rial Dini Cover: Ein As Ceakan Petar Maret 202M Peneit ‘Manic Cenerlarta AL Haka J Tebet Bara No Jakarta 12810 P.O, BOK012)KSTB Telp 0219194142 Fal(0D) 6291858 cemalicl2@abudaoesd Thephrealbulaceid Daftar Isi Baar KONOTASI BID AH DALAM ALQURAN DAN SUNAH 1.1, Malina Bid‘sh Secara Ecimologis ~ 8 1.2, Makna Bid'ah Secara Terminologs ~ 9 13. Bidah dalam AL-Quran ~ 13 1.4 Bidah dalam Sunah ~ 17 BABI PENGERTIAN DAN SYARAT:SYARAT BID’AH ~ 28 241. Khusus Menyangkut Maslah Agoma (Syatit) ~ 28 212. Tidak Adanya Dail Syar' sebagai Rujukan "Perkara Baru’ ~ 42 BAB IIL IDE KLASIFIKASI BID'AH ~ 46 31, Dall Pelarangan Klasfkasi Bish ~ 50 32, Sikap Ulama Tethadap Ide Klass: Bid'h ~53 BABIV ‘SEBAB-SEBAB MUNCULNYA PRAKTIK BID"AH ~57 4:1-Anggapan ‘Beclebibaa’ dalam Memaknat HokikatIbedah ~ 59 42. Memperturutkan Hawa Naf ~65 43. Menjadikan Pribadi Bukan Maksum sebagai Rojukan ~ 69 BAB V PERAN AHLUL BAIT AS DALAM MEMERANGL BID'AH ~ 71 5.1 Determinisme dan Pelimpahan Wewenang. ~ 72 5.2. Qiyas Dan Ra‘yu ~ 75, 5.3, Antropomorfsme Tuhan (Tash dan Taji) ~76 5/4 Makna Ayat dan Fadis yang Menunjukkan Tasybis dan Tain ~ 78 54.1. Wajah Allok ~ 78 542. Tangan Allah ~ 78 5.43. Allah Beriemeyam ~ 80 5:44. Marah dan Ridha ~ 80 55, Masilah Melihat Allah ~ 81 5.6, Tasnwuf dan Kependetaan ~ 83 5.7. Menentang Gerakan Kavin Ekstrem (Ghulat) ~ 84 BAB VI 'APLIKASI KONSEP BID'AH ~ 89 6.1. Pelarangan Haji Tamatu’ ~ 90 GiLA. Kepon Munculnya Plarangan Haj Tama’ ~ 93, 6.1.2. Skap Kaun Muslin tas Pearangon ini ~ 94 62. Shalat Tarawih Berjamaah ~ 96 6.2.1. Orang Perama yong Memerbtabhan Pelksonaan Shalt Terauih Secara Berjamaah ~ 100 622. Shap Kaur Muslin terhadap ‘Bia Sklar “Tarawih Bejanatah ~ 102 63, Shalae Dhuha ~ 105 64. Contoh Prakek Bi'ah Lainnya ~ 113 BAB Vil BEBERAPA PRAKTIK YANG DIKLAIM SEBAGAL BID'AH PADAHAL TIDAK DEMIKIAN ~114 7.1, Perayaati Maul Nabi saw den Hari Besar Islam Iainnya ~ 114 17.2, Mentiaahi Kubur Nabi, Para Imam dan Orang orang Saleh ~ 121 7.2.1, Hukum ‘Isibabiyah’ Beriaah he Kubur Nabi saw ~ 123, 72.2, Kr dai- dal yang mengharambare mensiarahi kubur Nabi sew ~ 128 7.23. Mempertanyakan status dal ‘pengharaman’ Ibn Taimiyah ~ 128 BABI KONOTASI BID'AH DALAM AL-QURAN DAN SUNAH Bid’ah adalah salah satu masalah yang sampat sckarang menjedi poem di tengab masyarakat Islam. Pads esempacan ini akan dibsha secara lebih mendalam centang bid'ah, apa dan Bagaimana sebenarnya bidah icu erjadi sehingga menjadi masalah serie di kalangan muslin 1. Makna Bid'ah Secara Etimologis Kall bin Ahmad al-Farahidi mengatakan bahwa bitah adalah membuat atau mengada-adakan sesuatu yang. tidak eda sebelumanya, baik berupa peilaku, per. ‘maupun pengetahuen. Ar-Raghib juga menyebutkan behwa “bid'ah” adalah menciptakan_ateibue atau sifat tert tanpe divert suaty peniruan. Kace al-ibda’ adalab al edu bagi kata bid, yang diarbil dart kata abd'a. ‘Al-Aahari menjelaskan bah kata abibda’ lebih banyak dipakai ketimbang kara al-bad’. Akan etapi tidak berarti bahwa pemaksian kata al-bad’ keliru, Seseorang Derkaca bahwa kata abda'a lebih sering dipakal i dslam pembicaraan ketimbang kata baa‘, meskipun penggunaan ata boda’ dala Keli. ‘ ith don Kone Qn Sch bn Faris berkata bahwa bid'ah memiliki dua pengertian: perama, sesuatu yang muncul dan dibat anpa suatu percontokan; kedua, sesuate yang terputus. Fairurabadi mengatakan bahwa bid'ah adalah sesuatu yang diade-adakan di dalam agama sevelah Sempurnanya agama. Atau, bisa juga bermakne sebag perbuatan dan kecenderungan yang timbul setelah masa Rasulullah sew. ‘Aras dasa inl, kata a-bad' dapat digunakan dalam Kalina, “Badatu ayeyaa idea ansya th” saya membuat sesuatu yang bara), Sebagaimana juga dapet digunakan kata alba dalam kalimat, “abu ay yaa" saya mencipeakan fesuatu tanpa melalui contoh). Demikian juga ungkapan "Abdallah al-thalgaibda'an” (Allah telah meneiptakan mmakhlul tanpa meal concoh sebelumnya), atau ungkapan “abde'w ayaa” yang berart saya mengsluarkansesuat ddan mencipeakannya” ‘Melihat contoh di ats, dapac dkatakan bahwa suatu kkeadaan yang menytmpang pin adalah bid sh. Di mana kata tersebut merupakan kata benda dai alba, seperti kata vifh yang berosal kata iif Di ancara nama-nama Allah Swe jugs terdapat nama Bad yang bra *Zat yang menciptakan taku dengan tanpa contoh sebelamnya”, 4.2, Makna Bid’sh Secara Terminologis Ruang lngkup bid’ secaraetimologs meliput sega hal yang baru dan tidak disereatsuatu coutoh, baik yang ‘menyanglut aspek agama maupun adatistiadat. Hal tersebut dapat diconcobkan seperti dalam matalah makanan, pakaian, beangunan, induse dan lainya. [Namun bid'ah yang diharamban oleh nes-nas agama adalah bid dalam pengercan membust dan memuncallan suatu pendapet, perbuatan atau perilaku yang tidak nt Bah dean AL Qu dn Suh ° dlicontohkan maupun dilakukan oleh Rasulullah saw serta tidak didasari oleh dasar-dasar yang kokoh. Ungkapan lain menjebutkan bahwa bid'ah adalah memonculkn sesuatu yang baru dalam agama setelah agama tersebut disempurnakan. "Tema pembahasan bid'sh cukup banyak defini ‘hampir semua defini tersebut memiikiResamaan bak dast seg redakst maupun kandunganisinya. Kendatt demi terdapat sedkit perbedaan yaitu berupa penambshan yang iberkan oleh para ulama kepada defiisdefinisi tesebut dengan maksud uncul lebih memperjelas, dl ancaranya adalah Tn Rajab al-Honbali mendefiniskan bid'sh sebagat esuatu yang dieipeakan, yang tidak ada dasaenya di dalam ‘yariat. Adspun jkaal-hleereebut merit dasa d dalam syariat maka secara terminologi tidak dikacegoikan sebagai bid'ah, meskipun i tetap disebut sebagai bid’sh dalam konteks evimoogis. Tn Hajar al-Asgelani berkaca dl dalam Fath a-Bari bahwa pokok dari bi'ah adalah sesuatu yong baru dibuat dan dimunculkan dengon tanpa suatu contah sebelumnya, Sedangkan dalam syatat, pengerian bid'ah yang dimaksod adalah sesuacu yang menjadi wan dari sunah, dan oleh Kkarenanya ia tercela Dia juge menambahkan tentang kata al-muhdatsat {perkaa-perkara yang baru) yang merupakan bentuk plurel dart kata al-ruhdats—scbagaimana dijelaskan dalam hadi Nabi saw yang berbunyi, "Borangsiapa yang membuac atau rmemunclkan sesuaty Yang bar di dalam urusan kami, yang bukan merupekan bagian darinys, maka dia ertlak*. Hal tersebut merupokan perkaa-perkara baru yang dibuae-buat

Anda mungkin juga menyukai