Anda di halaman 1dari 13

TAFSIR AHKAM

TENTANG MAKANAN DAN MINUMAN

A. Pendahuluan

Semua manusia yang hidup didunia merupakan makluk sosial yang diciptakan Allah
SWT untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kebutuhan hidupnya manusiamempunyai
pacuan atau pedoman dalam dalam melaksanakan atau memenuhi kebiutuhan hidunya.
Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk taat
kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada Allah, baik
itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal lain yang
tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu makanan.

Apabila makanan kita terjaga dari makanan yang diharamkan Allah, atau dengan kata
lain kita hanya makan makanan yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu tidak mustahil
kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat, namun kita
makan dari makanan yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-sialah usaha
kita.

B. Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram

1) Makanan Halal

Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali ada
larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam
menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan
“halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan
makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.

1
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan
tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu
kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat
dengan api neraka.

2) Makanan Haram

Allah mengharamkan semua makanan yang mudhorotnya lebih besar dari manfaatnya.
Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana
baik atau buruknya keempat hal ini sangat ditentukan-setelah hidayah dari Allah-dengan
makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah
dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.

Selain itu Islam mengharamkan semua benda yang dapat menghilangkan kesadaran,
membuat tidak berdaya, serta membahayakan jiwa dan raga. Adapun makanan dari jenis
daging binatang, masalah inilah yang banyak diperselisihkan oleh berbagai agama dan
golongan.

C. Jenis-jenis Minuman yang Halal dan Haram

a. Jenis makanan halal

a) Makanan halal dari segi jenis ada tiga :

1. Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi,
burung, ikan.

2. Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.

3. Berupa hasil bumi yang lain seperti garam.

b) Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :

2
Halal makanan yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja sebagai buruh, petani,
pegawai, tukang, sopir, dll.

c) Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal ,
tetapi dibenci Allah seperti pengamen.

b. Jenis makanan haram

Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis:

1) Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang
sudah haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan lainnya.

2) Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang tidak berhubungan dengan dzatnya.
Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi haram karena
adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya: makanan dari
hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam
acara-acara yang bid'ah, dan lain sebagainya.

Diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa memudhorotkan diri
apalagi kalau sampai membunuh diri-baik dengan segera maupun dengan cara perlahan.
Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, dan sejenisnya.

D. Ketentuan Makanan dan Minuman yang Halal

Makanan dan Minuman dinyatakan halal apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Di dapatkan dengan cara yang dibenarkan oleh syariat islam, yaitu dengan cara-cara yang
tidak bathil. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah 2:188 :

َ‫َو ََل ت َۡأ ُكلُ ٓواْ أَ ۡم َٰ َولَ ُكم َب ۡينَ ُكم بٱ ۡل َٰ َبطل َوتُ ۡدلُواْ ب َها ٓ إلَى ٱ ۡل ُح َّكام لت َۡأ ُكلُواْ فَر ٗيقا م ۡن أَمۡ َٰ َول ٱلنَّاس بٱ ۡۡل ۡثم َوأَنت ُ ۡم ت َعۡ لَ ُمون‬

3
Artinya : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.

Cara yang bathil adalah segala cara yang mengambil hak orang lain, baik secara halus
maupun kasar, terang-terangan maupun sembunyi baik langsung maupun tidak langsung.
Seperti mencuri, penipuan, perampokan,korupsi dan sebagainya.

2. Halal Zatnya.

Pada prinsipnya segala jenis makanan dan minuman halal bagi manusia kecuali, yang
diharamkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah. Allah berfirman dalam Al-Quran Q.S Al-Baqarah
2 : 29

‫س َٰ َم َٰ َو ٖۚت َوه َُو ب ُكل ش َۡيءٍ َعليم‬


َ ‫س ۡب َع‬ َ َ‫س َمآء ف‬
َ ‫س َّو َٰى ُه َّن‬ ٗ ‫ه َُو ٱلَّذي َخلَقَ لَ ُكم َّما في ٱ ۡۡل َ ۡرض َجم‬
َّ ‫يعا ث ُ َّم ٱ ۡست ََو َٰ ٓى إلَى ٱل‬

Artinya : ”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu”.

3. Makanan dan Minuman tersebut dikatakan baik, dalam arti tidak memberikan mudhorot
kepada yang mengkonsumsinya.

Manfaat dan mudhorot makanan dan minuman yang halal kepada seseorang
ditentukan oleh keadaan fisik (kesehatan) orang tersebut. Hal tersebut tentu berbeda antara
seseorang dengan yang lainnya. Makanan dan minuman jenis tertentu, yang sekalipun dari zat
yang halal, tetapi membahayakan nyawa orang maka makanan dan minuman tersebut
dinyatakan haram. Dinyatakan haram karna perbuatannya dapat dikategorikan bunuh diri yang
dinyatakan dalam Al-Quran An-Nisa ayat 29 yaitu:

ٓ َّ ‫َٰ ٓيَأَيُّ َها ٱلَّذينَ َءا َمنُواْ ََل ت َۡأ ُكلُ ٓواْ أَ ۡم َٰ َولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بٱ ۡل َٰبَطل إ‬
َ ُ‫َل أَن ت َ ُكونَ ت َٰ َج َرة ً َعن ت ََراض من ُك ٖۡۚم َو ََل ت َۡقت ُلُ ٓواْ أَنف‬
‫س ُك ٖۡۚم إ َّن ٱ َّّللَ َكانَ ب ُك ۡم َرح ٗيما‬

4
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.

E. Hukum Makanan dan Minuman

a. Hukum minuman yang diharamkan

Pada Surat Al-Baqarah ayat 219 yang berisi

َ‫۞ َي ۡسلُونَكَ َعن ٱ ۡلخَمۡ ر َوٱ ۡل َم ۡيسر قُ ۡل فيه َما ٓ إ ۡثم كَبير َو َم َٰ َنف ُع للنَّاس َوإ ۡث ُم ُه َما ٓ أَ ۡك َب ُر من َّن ۡفعه َم ۗا َو َي ۡسلُونَكَ َماذَا يُنفقُونَ قُل ٱ ۡل َع ۡف ۗ َو َك َٰذَلك‬
َ‫يُبَينُ ٱ َّّللُ لَ ُك ُم ٱ ۡۡل ٓ َٰيَت لَعَ َّل ُك ۡم تَتَفَ َّك ُرون‬

Artinya : ”Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "
yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamu berfikir”.

Sebab turunnya ayat, Firman Allah SWT “Mereka bertanya kepada Mu tentang khamar
dan Judi.” Sebab turunnya ayat ini akan dijelaskan pada surah Al-Maidah.

b. Hukum Makanan yang diharamkan

Pada Surat Al-An’am ayat 145

‫س أَ ۡو ف ۡسقًا أُه َّل‬ ٓ َّ ‫طاعم يَ ۡطعَ ُم ٓهۥُ إ‬


ٌ ‫َل أَن يَ ُكونَ َم ۡيتَةً أ َ ۡو دَ ٗما َّم ۡسفُو ًحا أَ ۡو لَ ۡح َم خنزير فَإنَّهۥُ ر ۡج‬ َ ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَ َٰى‬ ُ
َ ‫َل أَجد ُ في َما ٓ أوح‬
َّ َ‫ي إل‬ ٓ َّ ‫قُل‬
ُ ‫ض‬
‫ط َّر غ َۡي َر بَاغ َو ََل َعاد فَإ َّن َربَّكَ َغفُور َّرحيم‬ ۡ ‫لغ َۡير ٱ َّّلل ب ٖۚهۦ فَ َمن ٱ‬

Artinya : Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor -

5
atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan
terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

c. Makanan yang halal

Pada surat Al-Maidah ayat 4

‫طي َٰبَتُ َو َما َعلَّ ۡمتُم منَ ٱ ۡل َج َوارح ُمكَلبينَ تُعَل ُمونَ ُه َّن م َّما َعلَّ َم ُك ُم ٱ َّّللُ فَ ُكلُواْ م َّما ٓ أ َ ۡم َس ۡكنَ َعلَ ۡي ُك ۡم‬
َّ ‫يَ ۡسلُونَكَ َماذَآ أُح َّل لَ ُه ۡم قُ ۡل أُح َّل لَ ُك ُم ٱل‬
‫ساب‬ َ ‫سري ُع ٱ ۡلح‬ ٖۚ َّ ‫َوٱ ۡذ ُك ُرواْ ٱ ۡس َم ٱ َّّلل َعلَ ۡيه َوٱتَّقُواْ ٱ‬
َ َ‫ّللَ إ َّن ٱ َّّلل‬

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagi mereka?".


Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang
buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut
apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya
untukmu dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya) dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat cepat hisab-Nya.

F. Manfaat Makanan Halal

Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna
bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang halal
sangat membawa berkah, barakah bukan berarti jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun
uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat
bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya dengan hasil dan jenis barang
yang memang haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan
baginya rahmat sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat.

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

a. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,

b. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,


6
c. Mendapat perlindungan dari Allah SWT.

d. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,

e. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,

f. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

g. Mudharat Makanan Haram

Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih
banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun
tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah. Dan juga makan haram
merugikan orang lain yang tidak mengetahui hasil dari perbuatan haram itu. Sehingga teman,
kerabat iktu terkena getahnya. Dan juga yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam
hidupnya apalagi dalam jumlah bayak dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan
nama baiknya dan keluarga sanak familinya. Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu :

a. Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak
mustajabah (maqbul).

b. Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya


kepada kemaksiatan dengan uang itu.

c. Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.

d. Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.

e. Berdosa, karena telah melanggar aturan Allah

f. Merusak secara jasmani dan rohani kita.

7
G. Tafsir Ayat

1. Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah 2:188

Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat

} ‫َوالَ ت َأ ْ ُكلُواْ أموالكم بَ ْينَكُم } أي يأكل بعضكم مال بعض { بالباطل } الحرام شرعا ً كالسرقة والغصب { َو‬
} ً ‫ال { ت ُ ْدلُوا } تلقوا { ِب َها } أي بحكومتها أو باألموال رشوة { إِلَى الحكام ِلتَأ ْ ُكلُواْ } بالتحاكم { فَ ِريقا‬
.‫طائفة { ّم ْن أ َ ْم َوا ِل الناس } متلبسين {باإلثم َوأَنت ُ ْم ت َ ْع َل ُمونَ } أنكم مبطلون‬

188. (Dan janganlah kamu memakan harta sesama kamu), artinya janganlah sebagian kamu
memakan harta sebagian yang lain (dengan jalan yang batil), maksudnya jalan yang haram
menurut syariat, misalnya dengan mencuri, mengintimidasi dan lain-lain (Dan) janganlah
(kamu bawa) atau ajukan (ia) artinya urusan harta ini ke pengadilan dengan menyertakan uang
suap (kepada hakim-hakim, agar kamu dapat memakan) dengan jalan tuntutan di pengadilan
itu (sebagian) atau sejumlah (harta manusia) yang bercampur (dengan dosa, padahal kamu
mengetahui) bahwa kamu berbuat kekeliruan.

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, bahwa hal ini berkenaan dengan
seseorang yang mempunyai tanggungan harta kekayaan tetapi tidak ada saksi terhadapnya
dalam hal ini, lalu ia mengingkari harta itu dan mempersengketakannya kepada penguasa,
sementara itu ia sendiri mengetahui bahwa harta itu bukan menjadi haknya dan mengetahui
bahwa ia berdosa, memakan barang haram. Demikian diriwayatkan dari Mujahid, Sa’id bin
Jubair, Ikrimah, Hasan al-Bashri, Qatadah, as-Suddi, Muqatil bin Hayyan, dan Abdur Rahman
bin Zaid bin Aslam, mereka semua mengatakan, “Janganlah engkau bersengketa sedang
engkau mengetahui bahwa engkau dhalim.”

Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim disebutkan, dari Ummu Salamah bahwa
Rasulullah bersabda: “Ketahuilah, aku hanyalah manusia biasa, dan datang kepadaku orang-
orang yang bersengketa. Boleh jadi sebagian dari kalian lebih pintar berdalih dari pada
sebagian lainnya sehingga aku memberi keputusan yang menguntungkannya. Karena itu,
8
barangsiapa yang aku putuskan mendapat hak orang Muslim yang lain, maka sebenarnya itu
tidak lain hanyalah sepotong api neraka. Maka terserah ia, mau membawanya atau
meninggalkannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa keputusan hakim itu
sesungguhnya tidak dapat merubah sedikitpun hukum sesuatu, tidak membuat sesuatu yang
sebenarnya haram menjadi halal atau yang halal menjadi haram, hanya saja sang hakim terikat
pada apa yang tampak darinya. Jika sesuai, maka itulah yang dikehendaki, dan jika tidak maka
hakim tetap memperoleh pahala dan bagi yang melakukan tipu muslihat memperoleh dosa.

2. Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Surat al-Baqarah: 29

‫س َٰ َم َٰ َو ٖۚت َوه َُو ب ُكل ش َۡيءٍ َعليم‬


َ ‫س ۡب َع‬ َ َ‫س َمآء ف‬
َ ‫س َّو َٰى ُه َّن‬ ٗ ‫ه َُو ٱلَّذي َخلَقَ لَ ُكم َّما في ٱ ۡۡل َ ۡرض َجم‬
َّ ‫يعا ث ُ َّم ٱ ۡست ََو َٰ ٓى إلَى ٱل‬

Artinya: “Dia-lah Allah, yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
bermaksud (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu”. (QS. 2: 29)

Setelah menyebutkan dalil-dalil berupa penciptaan manusia dan apa yang mereka
saksikan dalam diri mereka sendiri, Allah Sub-haanahu wa Ta'aala juga menyebutkan dalil
lain yang mereka saksikan berupa penciptaan langit dan bumi. Allah Ta'ala berfirman: "Dia-
lah Allah, yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia bermaksud
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit!" Arti "istawa" di sini adalah "qa-shada"
(bermaksud) menciptakan langit. "Fasawwaa hunna" artinya Dia menciptakan langit tujuh
lapis. Dan as-samaa' (langit) adalah ismul jinsi (nama jenis), oleh karena itu Allah berfirman:
"Lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu," yakni 'ilmu
Allah meliputi seluruh ciptaan-Nya, sebagaimana Dia berfirman:

"Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan)?"
(QS. Al-Mulk: 14) Awal Penciptaan: Perincian ayat ini disebutkan dalam surat Fushshilat:

"Katakanlah: 'Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada (Rabb) yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah

9
Rabb semesta alam. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atas-
Nya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuninya) dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia bermaksud (menciptakan) langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: 'Datanglah kamu berdua menurut perintah-
Ku dengan suka hati atau terpaksa.' Keduanya menjawab: 'Kami datang dengan suka hati.'
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa, dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang
dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa
lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Fushshilat: 9-12)

Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa Allah memulai dengan menciptakan bumi, baru
kemudian menciptakan langit tujuh lapis. (Hal ini berdasarkan pendapat bahwa huruf 'athaf
"tsumma" meng'athafkan fi'il kepada fi'il, yaitu meng'athafkan istawaa kepada khalaqa, -pent).
Begitulah awal mula mendirikan bangunan. Dimulai dari membangun dasar (pondasi)nya baru
kemudian bagian atasnya.

Para ahli tafsir telah menjelaskan dengan gamblang tentang masalah ini sebagaimana
akan kami sebutkan, insya Allah. Adapun firman Allah Ta'ala:

"Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit yang Allah telah
membangunnya? Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi
setelah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (Semua itu)
untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (QS. An-Naazi'aat: 27-33)

Pendapat lain mengatakan bahwa kata "tsumma" di sini (dalam kalimat "tsummas
tawaa ilas samaa'" fungsinya adalah 'athaf khabar kepada khabar (artinya, pengabaran
penciptaan bumi didahulukan daripada pengabaran penciptaan langit. Adapun penciptaannya
sendiri, mungkin langit terlebih dahulu atau bumi, -pent), bukan 'athaf fi'il kepada fi'il.

10
Demikian yang diriwayatkan oleh 'Ali bin Abi Thalhah dari 'Abdullah bin 'Abbas ra-
dhiyallaahu 'anhuma.

3. Tafsir jalalin surat al-an’am : 145

} ً‫وح َى ِإلَ َّى } شيئا ً { ُم َح َّر ًما على َطا ِع ٍم يَ ْطعَ ُمهُ إآل أ َن يَكُونَ } بالياء والتاء { َم ْيتَة‬
ِ ُ ‫قُل ال أ َ ِج ُد فِي َما أ‬
‫ بخالف غيره كالكبد والطحال { أ َ ْو‬، ً‫سفُو ًحا } سائال‬ ْ ‫بالنصب وفي قراءة بالرفع مع التحتانية { أ َ ْو َد ًما َّم‬
ْ ِ‫س } حرام { أ َ ْو } أي إال أن يكون { ف‬
{ ‫سقًا أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر هللا ِب ِه } أي ذبح على اسم غيره‬ ٌ ْ‫ير فَ ِإنَّهُ ِرج‬ ِ ‫لَحْ َم ِخ‬
ٍ ‫نز‬
َ َ‫غي َْر بَاغٍ َوالَ عَا ٍد فَ ِإنَّ َربَّك‬
ٌ ُ ‫غف‬
، ‫ور } له ما أكل { َّر ِحي ٌم } به‬ َ { ‫َف َم ِن اضطر } إلى شيء مما ذكر فأكله‬
.‫ويلحق بما ذكر بالسنة كل ذي ناب من السباع ومخلب من الطير‬

145. (Katakanlah, "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku) tentang
sesuatu (yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya kecuali kalau yang dimakan
itu) dengan memakai ya dan ta (bangkai) dengan dibaca nashab dan menurut suatu qiraat
dibaca rafa` serta tahtaniyyah (atau darah yang mengalir) yang beredar berbeda dengan darah
yang tidak mengalir seperti hati dan limpa (atau daging babi karena sesungguhnya semua itu
kotor) haram (atau) kecuali jika hewan itu (binatang yang disembelih atas nama selain Allah)
yakni hewan yang dipotong dengan menyebut nama selain nama Allah. (Siapa yang dalam
keadaan terpaksa) menghadapi semua yang telah disebutkan sehingga ia memakannya
(sedangkan ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengampun) kepadanya atas apa yang telah dimakannya (lagi Maha
Penyayang.") terhadapnya. Kemudian apa yang telah disebutkan itu dilengkapi dengan sebuah
hadis yang menambahkan yaitu setiap hewan yang bertaring dan setiap burung yang berkuku
tajam.

H. Penutup

Makanan yang halal adalah makanan yang terhindar dari unsur yang diharamkan. Baik
berupa dzatnya maupun berupa sifatnya. Makanan yang halal diperoleh dengan jalan yang
11
baik/jalan yang benar. Tidak bertentangan dengan syari’at islam. Sedangkan makanan yang
haram diperoleh dengan cara yang tidak baik atau tidak benar menenurut syari’at agama.

Makanan dan minuman yang halandapat mendatangkan pahala bagi yang memakannya
atau memperolehnya. Dan makan atau minuman yang haram akan mendatangkan mudhorot
bagi pemakannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yunahar Tafsir Tematis Cakrawala Al-Quran, (Yongyakarta : PT. Swara


Muhammadiyah, 2003).

Mardani, Ayat-ayat Tematik Hukum Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011)

Sababiq, Abdullah Sayid Fiqih Sunnah jilid 1 (Yogyakarta, Mulyaco. 1984)

Thobib Al-Asyhar. 2003. Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani.
Jakarat: Al-Mawadi Prima.

http://ashakimppa4.blogspot.co.id/2013/11/terjamah-tafsir-jalalain-surat-al-anam_5815.html

13

Anda mungkin juga menyukai