Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penilaian kinerja karyawan adalah suatu proses untuk penetapan


pemahaman bersama tentang apa yang akan dicapai pada perusahaan dengan
tujuan mengembangkan karyawan dengan cara peningkatan produktivitas kerja
pada perusahaan dimana peningkatan tersebut akan dicapai dalam waktu yang
singkat ataupun lama.

Cv.Sahat Berjaya Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak


dibidang scaffolding yang ada dikota medan. Dalam melaksanakan operasional
perusahaan Cv.Sahat Berjaya Mandiri memberikan penghargaan kepada karyawan
scaffolding dengan cara memilih karyawan terbaik setiap tahunnya. Untuk
memacu kinerja karyawan, maka suatu perusahaan melakukan pemilihan
karyawan berprestasi setiap periodenya dengan memberikan bonus atau kenaikan
gaji pada setiap karyawan yang telah terpilih. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan semangat karyawan dalam bekerja.

Dalam hal ini pengambilan keputusan sangat penting bagi pihak


manajemen perusahaan untuk menentukan pemilihan kinerja karyawan
scaffolding terbaik. Selama ini yang terjadi untuk menentukan pemilihan
karyawan scaffolding terbaik hanya dilakukan dengan cara manual sehingga
kinerja karyawan menjadi lambat dan tidak akurat. Metode Multi Objective
Optimization on the basis of Ratio Analysis (MOORA) adalah multi objektif
sistem mengoptimalkan dua atau lebih atribut yang saling bertentangan secara
bersamaan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan masalah dengan
perhitungan matematika yang kompleks. Berdasarkan permasalahan diatas maka
disusunlah sebuah penelitian dengan judul "Sistem pendukung keputusan
penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik dengan menggunakan
Metode Moora (studi kasus : Cv.Sahat Berjaya Mandiri)".

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka yang menjadi


rumusan masalah adalah :

1. Bagaimana menentukan kriteria-kriteria yang dapat membantu menentukan


penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik untuk Cv. Sahat Berjaya
Mandiri ?

2. Bagaimana merancang sistem yang dapat membantu dalam menentukan


penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik untuk Cv. Sahat Berjaya
Mandiri ?

3. Bagaimana menerapkan metode Multi Objective Optimization on the basis of


Ratio Analysis (MOORA) untuk menentukan penilaian kinerja karyawan
scaffolding terbaik untuk Cv. Sahat Berjaya Mandiri ?

4. Bagaimana sistem dapat menyajikan informasi yang dapat membantu proses


pengambilan keputusan menentukan penilaian kinerja karyawan scaffolding
terbaik untuk Cv. Sahat Berjaya Mandiri ?

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalaham tidak meluas, maka diperlukan batasan masalah


sebagai berikut :

1. Data yang dibutuhkan untuk membangun Sistem Pendukung Keputusan ini


bersumber langsung dari Cv. Sahat Berjaya Mandiri.

2. Sistem yang akan dirancang berbasis Desktop Programing.

3. Kriteria yang digunakan sebagai dasar penelitian ditentukan oleh Cv. Sahat
Berjaya Mandiri.
4. Permasalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja
karyawan scaffolding untuk meningkatkan kinerja karyawan di Cv. Sahat
Berjaya Mandiri.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari peneilitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menentukan kriteria-kriteria yang dapat membantu menentukan


penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik.

2. Untuk merancang sistem yang dapat membantu menentukan penilaian kinerja


karyawan scaffolding terbaik.

3. Untuk menerapkan metode Multi Objective Optimization on the basis of Ratio


Analysis (MOORA) untuk menentukan penilaian kinerja karyawan scaffolding
terbaik.

4. Untuk membuat sistem yang dapat menyajikan informasi yang dapat membantu
proses menentukan penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan ini mendapatkan


manfaat sebagai berikut :

1. Dapat membantu mengambil keputusan dalam menentukan penilaian kinerja


karyawan scaffolding terbaik.

2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan, masukan atau solusi untuk pihak


manajemen perusahaan dalam menetukan penilaian kinerja karyawan
scaffolding terbaik.

3.Dapat menerapkan metode Multi Objective Optimization on the basis of Ratio


Anaylsis (MOORA).
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem

Sistem merupakan bahasa latin (Systema) dan bahasa Yunani (sustema).


Pengertian sistem adalah suatu keatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi
untuk mencapai suatu tujuan (Kusrini, 2007). Secara sistem adalah sekumpulan
unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain sistem
merupakan perangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas (Jogiyanto, 2009).
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem secara umum yang pertama kali
diuraikan oleh Kannet Boulding, terutama menekan pentingnya perhatian terhadap
setiap bagian yang membentuk sebuah sistem. Kecenderungan manusia yang
dapat tugas memimpin suatu organisasi adalah terlalu memusatkan perhatian pada
salah satu komponen saja dari sistem organisasi (Hermawan, 2005).
Teori sistem mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi adalah
penting dan harus mendapatkan perhatian yang utuh supaya manajer dapat
bertindak lebih efektif. Yang dimaksud unsur atau komponen pembentuk
organisasi disini bukan hanya bagian-bagian yang tampak secara fisik, tetapi juga
hal-hal yang mungkin bersifat abstrak atau konsektual seperti misi, pekerjaan,
kegiatan, kelompok, informal, dan lain sebagainya (Kysrini, 2007).

2.2 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

DSS adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah
tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat
manajer (Andri K, 2008 : 33).
Menurut Little (dalam Sri E dan Rina C.N.S, 2010 : 137) “sistem pendukung
keputusan adalah sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan
dan penilaian, guna membantu para manajer mengambil keputusan.”
Menurut Scott-Morton (dalam Hengki T.S dan Maria S.S, 2016 : 2) “…
Mereka mendefinisikan bahwa sistem pengambilan keputusan merupakan suatu
sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu para pengambilan
keputusan dalam menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan
yang bersifat tidak struktur.”

2.2.1 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah:


1. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan atas masalah
semiterstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimasudkan
untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada
perbaikan efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi, komputer memungkinkan para pengambil keputusan
untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambilan
keputusan, terutama para pakar, biasa sangat mahal. Pendukung
terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para
anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat
biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analis
keuangan dan hokum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan
menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk
menjalankan sebuah bisnis.
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas yang dibuat.
7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan perusahaan. Tekanan
persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.
Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, dan dukungan pelanggan.
Organisasi harus mampu secara seting dan cepat mengubah mode operasi,
merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan peserta KB teladan,
serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan
pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk
membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki
pengetahuan yang kurang.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut
Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk
memproses dan menyimpan informasi (Kusrini, 2007:17). Orang-orang kadang
sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas
dari kesalahan.

2.2.2 Pembagian Sistem Pendukung Keputusan

Ditinjau dari tingkat teknologinya sistem pendukung keputusan dibagi menjadi


tiga, yaitu:
1. SPK spesifik
SPK spesifik bertujuan membantu memecahkan suatu masalah dengan
karakteristik tertentu. Misalnya SPK penentuan harga satuan barang.
2. Pembangkit SPK
Suatu software yang khusus digunakan untuk membangun dan
mengembangkan SPK. Pembangkit SPK akan memudahkan perancang dalam
membangun SPK spesifik.
3. Perlengkapan SPK
Berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung pembangunan
SPK spesifik maupun pembangkit SPK.

2.3 Algoritma Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis

(MOORA)

Menurut Joli A. dkk, (2018 : 161) “MOORA (Multi-Objective Optimization


on The basis of Ratio Analysis) metode ini pengoptimalan multi-tujuan (atau
pemrograman), juga dikenal sebagai pengoptimalan multi-kriteria atau beberapa
atribut, adalah proses sekaligus mengoptimalkan dua atau lebih atribut yang
bertentangan (goals) tunduk pada batasan tertentu. Metode MOORA, yang
pertama kali diperkenalkan oleh Braures(2004) adalah teknik optimasi
multiobjektif yang diterapkan untuk memecahkan berbagai jenis masalah
pengambilan keputusan yang kompleks.
Menurut Sri W. dkk, (2018 : 96) “... Metode MOORA memiliki tingkatan
fleksibilitas dan kemudahan untuk dipahami dalam memisahkan bagian subjektif
dari suatu proses evaluasi kedalam criteria bobot keputusan dengan beberapa
atribut pengambilan keputusan.”
Metode MOORA menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut,
dimana rating atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot yang pada setiap
kolomnya, Preferensi untuk alternative Si, secara umum prosedur MOORA
meliputi langkah-langkah:
1. Penentuan nilai matrik keputusan
Menentukan tujuan untuk mengidentifikasi atribut evaluasu yang bersangkutan

[ ]
X 11 X 12 X 13
X = X 21 X 22 X 23
X 31 X 32 X 33

2. Normalisasi Matrik
Breaures (2008) menyimpulkan bahwa penyebut, pilihan terbaik adalah akar
kuadrat dari jumlah kuadrat dan setiap alternatif peratribut.

√∑
m
¿
X = X ij /
ij ¿ 1 X 2ij
i

Untuk j = 1 2 …m.

3. Mengoptimalkan Atribut
Untuk optimasi Multiobjektif, ukuran yang dinormalisasi ditambahkan dalam
kasus maksimasi (untuk atribut yang menguntungkan) dan dikurangi dalam kasus
minimasi (untuk atribut yang tidak menguntungkan).
g
Y i=∑ ¿1−g+1 X ij
x

Dimana G adalah jumlah atribut yang akan dimaksimalkan, (n-g) adalah atribut
yang akan diminimalkan, dan yi adalah nilai penilaian yang telah
dinormalisasikan dari alternative 1 terhadap semua atribut.
Saat atribut bobot dipertimbangkan, persamaan 3 menjadi sebagai berikut:
g n
Y i=∑ ¿1 W j X ¿ij −∑ ¿ g+1W j W ¿ij
j j

Wj adalah bobot dari Jth atribut, yang dapat ditentukan dengan menerapkan

applying analtic hierarchy process (AHP) atau metode entrophy.

4. Perangkingan nilai Yi

Nilai Yi bisa positif atau negatif tergantung dari total maksimal dan minimal

dalam matriks keputusan. Sebuah urutan peringkat dan Yi menunjukan pilihan

terakhir. Dengan demikian alternatif terbaik memiliki nilai Yi tertinggi,

sedangkan alternative terburuk memiliki nilai yang rendah.

Sebagai bahan contoh, Dalam pemilihan siswa/I teladan terkadang sekolah sering

mengalami kesulitan dalam mendapatkan keputusan untuk menghitung dan

menentukan siapa yang akan menjadi siswa/I teladan. Berdasarkan permasalahan

diatas maka dibentuk sistem untuk memecahkan masalah yang dialami oleh

sekolah agar tidak terjadi kekeliruan. Pada pembahasan berikut peneliti

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dengan menggunakan

metode MOORA dalam perhitungannya.

Proses-proses yang dilakukan pada MOORA memerlukan kriteria-kriteria yang

mempengaruhi peserta (alternatif) dalam perhitungan. Untuk alternatif dan criteria

dapat dilihat dibawah ini:


Tabel 2.1 Data Alternatif

Alternatif Nama Siswa


A1 Santi
A2 Yuni
A3 Ridho
A4 Ahmat
A5 Irma

Tabel 2.2 Kriteria

Kriteria Keterangan Bobot Jenis


C1 Nilai Rapot 0.25 Benefit
C2 Absensi 0.25 Cost
C3 Nilai Tugas 0.30 Benefit
C4 Prestasi 0.20 Benefit

Tabel berikutnya adalah merupakan tabel yang berisikan nilai bobot dari setiap

kriteria:

Tabel 2.3 Menentukan Kriteria Rapot

Nilai Rapot Keterangan Bobot


89.422 Sangat Baik 5
80.223 Baik 3
74.437 Cukup 2
50.233 Buruk 0

Tabel 2.4 Menentukan Kriteria Absensi

Absensi Keterangan Bobot


0 Sangat Baik 5
1 Baik 3
2 Cukup 2
≥3 Buruk 0

Tabel 2.5 Menentukan Kriteria Nilai Tugas

Nilai Tugas Keterangan Bobot


89.422 Sangat Baik 5
80.223 Baik 3
74.437 Cukup 2
50.233 Buruk 0
Tabel 2.6 Menentukan Kriteria Prestasi

Prestasi Bobot
Ada 1
Tidak Ada 0

Data pada tabel kecocokan antara alternative dan kriteria diperoleh dari

pembobotan pada tabel berikut ini. Tabel 2.7 merupakan tabel yang menentukan

nilai rating kecocokan:

Tabel 2.7 Data Rating Kecocokan Kriteria dan Alternatif

Alternatif C1 C2 C3 C4
A1 80.223 2 89.422 Ada
A2 50.233 4 74.437 Tidak Ada
A3 74.437 2 80.223 Tidak Ada
A4 80.223 1 89.422 Ada
A5 89.422 1 80.233 Ada

Berdasarkan tabel 2.7 diatas, maka data rating kecocokan menjadi berikut ini:

Tabel 2.8 Data Hasil Pembobotan

Alternatif C1 C2 C3 C4
A1 80,223 2 89,422 1
A2 50,233 4 74,437 0
A3 74,437 2 80,223 0
A4 80,223 1 89,422 1
A5 89,422 1 80,233 1

Setelah didapatkan nilai alternative yang telah di bobotkan, maka dilakukan


pemrosesan keputusan menggunakan metode MOORA. Berikut langkah-langkah
perhitungan MOORA.

1. Langkah awal melakukan persiapan terhadap nilai matrik keputusan x, yang

diambil dari tabel 2.8


80,223 2 89,422 1
50,223 4 74,437 0
X= 74,437 2 80,223 0
80,223 1 89,422 1
89,422 1 80,233 1

2. Kemudian melakukan normalisasi matriks X, menggunakan persamaan ke 1


(satu)
C 1=√ 32+ 02 +22+ 32+ 52=√ 47=6.85

A11 = 3 / 6.85 = 0.437

A21 = 0 / 6.85 = 0

A31 = 2 / 6.85 = 0.291

A41 = 3 / 6.85 = 0.437

A51 = 5 / 6.85 = 0.729

C 2=√ 2 + 4 +2 +1 +1 =√ 26=5.0990
2 2 2 2 2

A12 = 2 / 5.0990 = 0.3922

A22 = 4 / 5.0990 = 0.7844

A32 = 2 / 5.0990 = 0.3922

A42 = 1 / 5.0990 = 0.1961

A52 = 1 / 5.0990 = 0.1961

C 3=√ 5 + 2 + 3 + 5 + 3 =√ 72=8.485
2 2 2 2 2

A13 = 5 / 8.485 = 0.589

A23 = 2 / 8.485 = 0.235

A33 = 3 / 8.485 = 0.353

A43 = 5 / 8.485 = 0.589

A53 = 3 / 8.485 = 0.353


C 4= √1 +0 +0 +1 +1 = √3=1.732
2 2 2 2 2

A14 = 1 / 1.732 = 0.577

A24 = 0 / 1.732 = 0

A34 = 0 / 1.732 = 0

A44 = 1 / 1.732 = 0.577

A54 = 1 / 1.732 = 0.577

Hasilnya dari Normalisasi Matriks X diperoleh matriks X ij* yang dilihat dibawah

ini:

0.437 0.392 0.589 0.577


0 0.784 0.235 0
X= 0.291 0.392 0.353 0
0.437 0.196 0.589 0.577
0.729 0.196 0.353 0.577

3. Langkah selanjutnya mengoptimalkan atribut dengan menyertakan bobot


dalam pencarian yang ternomalisasi

0.437 (0.25) 0.392 (0.25) 0.589 (0.30) 0.577 (0.20)


0 (0.25) 0.784 (0.25) 0.235 (0.30) 0 (0.20)
X wj= 0.291 (0.25) 0.392 (0.25) 0.353 (0.30) 0 (0.20)
0.437 (0.25) 0.196 (0.25) 0.589 (0.30) 0.577 (0.20)
0.729 (0.25) 0.196 (0.25) 0.353 (0.30) 0.577 (0.20)

Hasil perkalian dengan bobot kriteria yaitu:

0.10925 0.098 0.1767 0.1154


0 0.196 0.0705 0
X= 0.07275 0.098 0.1059 0
0.10925 0.049 0.1767 0.1154
0.18225 0.049 0.1059 0.1154
Dengan menggunakan persamaan ke 3, maka dapat dihitung nilai Yi, yang dilihat
pada tabel 2.8.
Tabel 2.9 Daftar Yi

Alternatif Maximum (C1+C3+C4) Minimum (C2) Yi = Max - Min


A1 0.40135 0.098 0.30335
A2 0.0705 0.196 -0.1255
A3 0.17865 0.098 0.08065
A4 0.40135 0.049 0.35235
A5 0.40355 0.049 0.35455

Dari hasil diatas, dapat dilihat rangking setiap alternatif dari perhitungan kriteria
terhadap siswa/I pada tabel berikut:
Tabel 2.10 Hasil Perangkingan

Alternatif Hasil Rangking


A5 0.3545 1
5
A4 0.3523 2
5
A1 0.3033 3
5
A3 0.0806 4
5
A2 -0.1255 5

2.4 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Engels et al (dalam Tri A.K, 2017 : 77) “Bahasa pemodelan


perangkat lunak unified modeling language (UML), sejak pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1997, saat ini telah berkembang menjadi sebuah bahasa
pemodelan yang baku (de facto) di dalam sebuah pengembangan perangkat
lunak.”
Menurut Mamed R.M (dalam Yunahar H, 2018 : 67) “Unified Modeling
language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk
memvisualisasi, menspesifikasikan dari sebuah sistem pengembangan software
berbasis object oriented.”
UML digunakan dalam pengembangan sistem perangkat lunak yang
menggunakan pendekatan berorientasi objek. Intensitas penggunaan UML yang
tinggi ini didukung dengan semakin matangnya konsep pemodelan yang
dirumuskan dalam setiap rilis spesifikasi UML yang dikembangkan oleh Object
Management Group (OMG). Sampai tahun 2017, OMG telah merilis 11 versi
spesifikasi UML, yang terakhir adalah versi 2.5.1 yang termasuk dalam versi
UML 2.0. Di sisi lain, pengembangan alat bantu untuk pemodelan dengan UML
berkembang cukup pesat dan sebagiannya tergolong sebagai free software
sehingga tersedia banyak pilihan bagi pengembang perangkat lunak untuk
menggunakannya, antara lain: StarUML, ArgoUML dan UML Desaigner.

2.4.1 Use Case Diagram

Menurut Mamed R.M (dalam Yunahar H, 2018 : 67) “Use case diagram
adalah suatu atau proses merepresentasikan hal-hal yang dapat dilakukan oleh
actor dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.”
Menurut Shalahuddin (dalam Yunahar H, 2018 : 67) “Diagram use case
merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan
dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih actor
dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan
untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja
yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut.”
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case

Tabel 2.11 Simbol Pada Use Case Diagram

Simbol Deskripsi
Use Case Fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang saling bertukar
pesan anta unit atau actor, biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata
kerja di awal frase nama use case.
Aktor Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat di luar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
symbol dari actor adalah gambar orang,
tapi actor belum tentu merupakan orang,
biasanya dinyatakan menggunakan kata
benda di awal frace nama actor.
Asosiasi Komunikasi antara actor dan use case
yang berpartisipasi pada use case atau use
case memiliki iteraksi dengan actor.

Tabel 2.11 Simbol Pada Use Case Diagram (lanjutan)

Simbol Deskripsi
Ekstensi Relasi use case tambahan ke sebuah use

<<extend>> case dimana use case yang ditambahkan


dapat berdiri sendiri walau tanpa use
case tambahan itu.
Generalisasi Hubungan generalisasi dan spesialisasi
(umum-khusus) antara dua buah use
case dimana fungsi yang satu adalah
fungsi yang lebih umum dari lainnya.

Include Relasi use case tambahan ke sebuah

<<include>> use case dimana use case yang


ditambahkan memerlukan use case ini
untuk menjalankan fungsinya atau
sebagai syarat dijalankan use case ini.

Sumber : Jurnal (Yunahar Herianto : 2018)


2.4.2 Activity Diagram

Menurut Rosa (dalam Yunahar H, 2018 : 68) “Activity diagram


menggambarkan work flow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau
proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas
menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan actor, jadi aktivitas
dapat dilakukan oleh sistem.”

Simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram sebagai berikut:

Tabel 2.12 Simbol-Simbol Activity Diagram

Simbol Deskripsi
Simbol Start Simbol start untuk menyatakan awal
dari suatu proses.
Simbol End Simbol stop untuk menyatakan akhir
dari suatu proses.

Tabel 2.13 Simbol-Simbol Activity Diagram (lanjutan)

Simbol Deskripsi
Simbol Decision Simbol decision digunakan untuk
menyatakan kondisi dari suatu
proses.
Simbol Action Simbol action menyatakan aksi yang
dilakukan dalam suatu arsitektur
sistem.
Fork Node Satu aliran yang pada tahap tertentu
berubah menjadi beberapa aliran.
Join Digunakan untuk menunjukkan
kegiatan yang digabungkan.
Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas
yang terjadi.

Sumber : Jurnal (Yunahar Herianto : 2018)

2.4.3 Class Diagram

Menurut Rosa (dalam Yunahar H, 2018 : 68) “Class Diagram


menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan
dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan
metode atau operasi. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu
kelas, sedangkan operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh
suatu kelas.”
Tabel 2.14 Simbol-Simbol Class Diagram

Simbol Deskripsi
Kelas Kelas pada struktur sistem.
Nama Kelas
+atribut
Operasi(0)

Antarmuka/Interface Sama dengan konsep interface dalam


pemrograman berorientasi objek.

nama_interface
Asosiasi/association Kelas antar kelas dengan makna kelas
yang satu digunakan oleh kelas yang
lain, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity.
Asosiasi berarah/directed Kelas antar kelas dengan makna kelas
association
yang satu digunakan oleh kelas yang
lain, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity.
Generalisasi Kelas antar kelas dengan makna
generalisasi-spesialisasi(umum
khusus).

Kebergantungan/dependency Kelas antar kelas dengan makna


kebergantungan antar kelas.

Agresasi/Aggregation Kelas antar kelas dengan makna


semua-bagian (whole-graft).

Sumber : Jurnal (Yunahar Herianto : 2018)

2.5 Flowchart

Menurut Santoso dan Ratna N ( 2017 : 86-87) “Flowchart adalah representasi


secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan suatu
masalah, dengan menggunakan flowchart akan memudahkan pengguna
melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah,
disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara
pemrograman yang bekerja dalam tim suatu proyek.”
Flowchart membantu memahami urutan-urutan logika yang rumit dan
panjang. Flowchart membantu mengkomunikasikan jalannya program ke orang
lain (bukan pemrogram) akan lebih mudah.

Tabel 2.15 Simbol Flowchart

Simbol Fungsi
Predefined Process Permulaan sub program

Decision Perbandingan, pernyataan, penyeleksian data yang


memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya.
On Page Connector Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada
pada satu halaman.

Off Page Connector Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada


pada halaman berbeda.

Terminal Permulaan/akhir program.

Arus/Flow Arah aliran program.

Preperation Proses inisialisasi/pemberian harga awal.

Proses Proses penghitung/proses pengolahan data.

Input / Output Proses input/output data.

Sumber : Jurnal (Santoso dan Ratna N, 2017)

2.6 Aplikasi Pendukung Sistem

Adapun aplikasi pengujian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini


yaitu Microsoft Visual Basic.Net (Microsoft Visual Studio), Microsoft Access dan
Crystal Report.

2.6.1 Microsoft Visual Basic.Net (Microsoft Visual Studio)

Menurut Hidayatullah P, (2015 : 5-8) “Visual Basic.Net adalah Visual Basic


yang direkayasa kembali utuk digunakan pada platform.Net sehingga aplikasi
yang dibuat menggunakan Visual Basik.Net dapat berjalan pada sistem komputer
apapun, dan dapat mengambil data dari server dengan tipe apapun asalkan
terinstal .Net Framework.”
Menurut Nency E P dan Supriandi A, (2018 : 205) “Microsoft Visual studio
adalah sebuah Integrated Development Environtment buatan mrosoft
Coroporation. Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan
aplikasi dalam natice code(dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas
Windows) ataupun managed code (dalam bentuk Microsoft Intermediate
Language di atas .Net Framework).”
Menurut Herlina Trisnawati, (2016 : 30) “Visual Basic adalah sebuah
bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah
atau intruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas
tertentu. Visual Basic selain itu disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, juga
sering disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program
aplikasi berbasis Windows.”

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki VB.Net antara lain :


1. Sederhana dan mudah dipahami
Bahasa yang digunkan VB.Net sangat sederhana sehingga lebih mudah
dipahami bagi meraka yang masih awam terhadap dunia pemrograman.
2. Mendukung GUI (Graphical User Interface)
VB.Net bisa membuat software dengan antarmuka grafis yang user friendly
3. Menyederhanakan deployment
VB.Net mengatasi masalah deployment dari aplikasi berbasis Windows yaitu
DLL Hell dan registrasi COM (Component Object Model). Selain itu tersedia
wizard yang memudahkan dalam pembuatan file setup.
4. Menyederhanakan pengembangan perangkat lunak
Ketika penulisa kode mengalami kesalahan maka VB.Net langsung
menampilkan pesan kesalahan pada bagian Message Windows sehingga
programmer dapat memperbaiki dengan cepat serta wizard yang lainnya yang
mendukung programmer dalam pembuatan software.
5. Mendukung penuh OOP
Memliki fitur bahasa pemrograman berorientasi objek seperti inheritance
(pewarisan), encapsulation (pembungkusan), dan polymorphism (banyak
bentuk).
6. Mempermudah pengembangan aplikasi berbasis Web
Disediakan desain form Web. Selain itu juga disediakan layanan Web XML
sehingga memungkinkan suatu aplikasi “berkomunikasi” dengan aplikasi lain-
nya dari berbagai platform menggunakan protokol internet terbuka.
7. Migrasi ke VB .Net dapat dilakukan dengan mudah
Konversi aplikasi VB ke VB .Net dapat dijalankan dengan mudah.
8. Banyak digunakan oleh kalangan programmer-programmer diseluruh dunia
Jika memiliki suatu kendala maka keuntungannya dapat bertanya dan
berkonsultasi dengan programmer-programmer lain yang ada diseluruh dunia
melalui forum di internet.

Gambar 2.1 Interface Microsoft Visual Studio (Visual Basic.Net)

2.6.2 Microsoft Access

Menurut Suama S.T, (dalam Mariana P, 2017 : 60) “Microsoft Access


adalah program aplikasi untuk mengolah basis data model rasional, karena terdiri
dari lajur kolom dan lajur baris. Selain itu Microsoft access merupakan program
aplikasi yang sangat mudah dan familiar dalam pembuatan dan perancangan
sistem manajemen basis data.”
Menurut Sutan M.A dan Hendro P, (2018 : 23) “Microsoft Access (atau
Microsof Office Access) adalah sebuah program aplikasi basis data komputer
relasional yang dutujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga
menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft
Office. Aplikasi ini menggunakan Microsoft Jet Database Engine dan juga
menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna.”

Gambar 2.2 Interface Microsoft Access

2.6.3 Crystal Report

Menurut Henny E. dkk (2018 : 57) “Crystal Report adalah suatu program
aplikasi yang dirancang untuk membuat laporan-laporan yang dapat digunakan
dengan bahasa pemrograman berbasis windows, seperti Visual Basic 6.0, Visual
C++, Visual Interdev. Crystal Report adalah software untuk membuat laporan
yang berdiri sendiri terintegrasi dengan Microsoft Visual Basic dan merupakan
salah satu media untuk membuat laporan dan mencetaknya ke printer.
Menurut Triana E. dan Stephanie D.H (2015 : 167) “Crystal Report
merupakan peranti standar untuk pembuatan laporan pada sistem operasi
windows, dimana cetakan/template laporan yang dihasilkan dapat disertakan pada
banyak bahasa pemrograman.”
Crystal Report terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
a. Toolbox, yang berfungsi untuk menambahkan objek-objek ke dalam report
desaigner.
b. Field Explorer, yang berfungsi untuk menampilkan daftar field, formula, dan
pernyataan-pernyataan SQL serta yang lainnya.
c. Report Desaigner, yang berfungsi untuk meletakkan objek-objek yang
digunakan pada laporan.

Gambar 2.3 Interface Crystal Report


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Pada kerangka penelitian ini penulis akan memaparkan langkah-langkah


yang di tempuh oleh penulis dalam mengidentifikasi masalah yang diteliti.
Sebelum membuat kerangka penelitian, penulis terlebih dahulu menganalisa
topik yang akan diteliti.
Dibawah ini merupakan alur dari tahapan penelitian serta proses
pengumpulan data yang dilakukan:
Identifikasi
masalah

Pengumpulan data

Studi literatur

Analisa

Penerapan Metode
Moora

Implementasi

Pengujian

Dokumentasi

Gambar 3.1 Tahap Penelitian

1. Mengidetifikasi Masalah
Pada tahap ini penulis menguraikan apa yang menjadi masalah sebelum
sampai pada tahap pembahasan selanjutnya agar pembahasan suatu masalah
dapat terarah atau fokus pada suatu tujuan.
2. Pengumpulan Data
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan dalam
melakukan penelitian dengan cara wawancara. Pengumpulan data dilakukan
langsung kepada pihak perusahaan yang bersangkutan yaitu CV.Sahat Berjaya
Mandiri.
3. Studi Literatur
Pada tahapan ini, dilakukan pemahaman terhadap objek yang akan diteliti,
dengan membaca berbagai sumber referensi seperti, buku-buku, jurnal,
maupun sumber bacaan lainnya.
4. Analisa
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka pada tahapan ini dilakukan
analisa terhadap data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui apakah data
tersebut bisa digunakan untuk penilaian kinerja karyawan scaffolding di
Cv.Sahat Berjaya Mandiri.
5. Penerapan Metode Moora
Pada tahapan ini penulis melakuakan proses pemecahan masalah dengan
menerapkan metode Moora dimana data diproses untuk menanggapi
perumusan masalah.
6. Implementasi
Implementasi merupakan tahap penerapan dari proses analisa dan
merancang sistem, dimana data akan diproses kedalam perangkat lunak
sistem (source code), tujuannya untuk mengetahui apakah sistem dapat
berjalan sesuai kebutuhan.
7. Pengujian
Pada tahapan ini dilakukan proses pengujian maka hasil dari pengujian
tersebut kembali dianalisa untuk memastikan apakah hasil tersebut sesuai
dengan tujuan dari penelitian ini dilakukan.
8. Dokumentasi
Dokumentasi ini merupakan tahap yang paling akhir dilakukan setelah
pengujian. Tujuannya untuk menyajikan sebuah informasi yang akurat serta
diakui kebenarannya melalui bukti-bukti dokumen yang sudah di miliki oleh
penulisan.

3.2 Lokasi Riset dan Sampel Data

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini penulis melakukan penelitian di CV.Sahat Berjaya Mandiri.


Cv.Sahat Berjaya Mandiri adalah salah satu Cv yang ada dikota Medan dengan
integritas tertinggi dan menjaga mutu dari pekerjaan.
Berikut peta yang menunjukkan lokasi penelitian ini:

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian

3.2.2 Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini terhitung dari bulan juni hingga
bulan Oktober 2021. Untuk waktu pelaksanaan penelitian maka dapat di lihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan
BAB IV

ANALISA DAN HASIL

4.1 Analisis Permasalahan


Pada bab ini akan dibahas mengenai permasalahan dalam menentukan
penilaian kinerja karyawan scaffolding dalam memajukan perusahaan di Cv.
Sahat Berjaya Mandiri. Dimana dalam proses penilaian kinerja karyawan, pihak
managemen Cv. Sahat Berjaya Mandiri harus melalukan penilaian karyawan yang
akurat terhadap setiap kinerja karyawan terbaik.
Dari uraian permasalahan yang terjadi maka penelitian ini akan mencoba
untuk merancang suatu sistem dalam menentukan penilaian kinerja karyawan
agar pihak perusahaan dapat mengembangkan karyawan scaffolding dalam
memajukan perusahaan. Dimana pada skripsi ini akan menerapkan Algoritma
MOORA (Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis) untuk
mencari penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik. Dalam metode ini kita
dapat melihat penilaian kinerja karyawan scaffolding di Cv.Sahat Berjaya
Mandiri.

4.2 Algoritma Sistem


Identifikasi data ini dilakukan setelah data terkumpul dan sesuai dengan
kebutuhan sistem ini. Algoritma sistem ini merupakan urutan langkah-langkah
yang dilakukan dalam penyelesaian suatu masalah berdasarkan elemen-elemen
yang saling terintegrasi dengan dituangkan ke dalam bentuk kalimat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga algoritma sistem yang jelas dan
teratur sangat diperlukan dalam penyelesaian rancangan sistem perangkat lunak.

4.2.1 Data Kasus

Data ini adalah data yang disediakan melalui hasil dari sumber
pengetahuan dan juga melalui wawancara. Untuk data yang disiapkan dalam
skripsi ini dengan metode MOORA adalah data tentang penilaian kinerja
karyawan scaffolding terbaik.
Kinerja merupakan salah satu gambaran tentang diri seseorang karyawan
atau karyawan dengan berbagai standar tugas yang telah diberikan kepada
karyawan tersebut sebagai salah satu bentuk tanggung jawab.

Tabel 4.1 Data Karyawan Cv. Sahat Berjaya Mandiri

Kriteria
Nama Kualitas Tanggung
Karyawan Displin Jujur Kerja Sama Absensi
Kerja Jawab
Riris 10 10 10 15 10 2
Brando 15 15 10 10 15 1
Arbi 10 15 12 10 20 2
Delita 20 15 10 12 20 1
Putra 20 15 12 10 10 1

Heri 10 10 15 15 20 3

Risna 10 10 10 8 12 4

Mona 10 8 10 10 10 5

4.2.2 Proses Perhitungan Metode MOORA


Berikut ini akan dibahas untuk perhitungan kasus pada tabel 3.2 dengan
menggunakan algoritma Moora.

Tabel 4.2 Kriteria

Kriteria Keterangan Bobot Jenis


C1 Disiplin 10% Cost
C2 Kualitas Kerja 15% Benefit
C3 Jujur 15% Benefit
C4 Kerja Sama 20% Benefit
C5 Tanggung Jawab 15% Cost
C6 Absensi 25% Benefit
1. Kriteria Disiplin (C1)

Tabel 4.3
Pembobotan Kriteria Disiplin
Disiplin Keterangan Bobot
20 Sangat Baik 5
15 Baik 3
10 Cukup 2

2. Kriteria Kualitas Kerja (C2)

Tabel 4.4
Pembobotan Kriteria Kerja
Kualitas Kerja Keterangan Bobot
15 Sangat Baik 5
10 Baik 3
8 Cukup 2

3. Kriteria Jujur (C3)

Tabel 4.5
Pembobotan Kriteria Jujur
Jujur Keterangan Bobot
15 Sangat Baik 5
12 Baik 3
10 Cukup 2
4. Kriteria Kerja Sama (C4)

Tabel 4.6
Pembobotan Kriteria Kerja Sama
Kerja Sama Keterangan Bobot
15 Sangat Baik 5
12 Baik 3
10 Cukup 2
8 Buruk 1
5. Kriteria Tanggung Jawab (C5)

Tabel 4.7
Pembobotan Kriteria Tanggung Jawab
Nilai Rapot Keterangan Bobot
20 Sangat Baik 5
15 Baik 3
12 Cukup 2
10 Buruk 1

6. Kriteria Absensi (C6)

Tabel 4.8
Pembobotan Kriteria Absensi
Absensi Keterangan Bobot
0 Sangat Baik 5
1 Baik 3
2 Cukup 2
≥3 Buruk 1

Berikut adalah merubah data dari setiap alternatif pada tabel 4.9 menjadi
nilai bobot yang sudah ada ketentuan dari masing kriteria, berikut adalah datanya:
Tabel 4.9
Data Hasil Pembobotan
Kriteria
Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Riris 3 3 2 5 1 2
Brando 4 5 2 2 3 3
Arbi 3 5 3 2 5 2
Delita 5 5 2 3 5 3
Putra 5 5 3 2 1 3

Heri 3 3 5 5 5 1

Risna 3 3 2 1 2 1

Mona 3 2 2 2 1 1
Setelah didapatkan nilai alternatif yang telah di bobotkan, maka dilakukan
pemrosesan keputusan menggunakan metode MOORA. Berikut langkah-langkah
perhitungannya:
1. Langkah pertama yaitu, melakukan persiapan terhadap nilai matrik keputusan
x, yang diambil dari tabel 4.9
2. Matriks keputusan

3 3 2 5 1 2

4 5 2 2 3 3

3 5 3 2 5 2

X= 5 5 2 3 5 3

5 5 3 2 1 3

3 3 5 5 5 1

3 3 2 1 2 1

3 2 2 2 1 1

3. Kemudian melakukan normalisasi matriks X, menggunakan persamaan ke 1

(satu)

Rumus sebagai berikut:


m
X ¿ij = X ij / ∑ ¿ 1 X 2ij
i

Kriteria 1 (C1)

=√ 32 +4 2 +32 +52 +52 +32 +3 2 +32 = 10.5356

A11 = 3 / 10.5356 = 0.2847

A21 = 4 / 10.5356 = 0.3796

A31 = 3 / 10.5356 = 0.2847


A41 = 5 / 10.5356 = 0.4745

A51 = 5 / 10.5356 = 0.4745

A61 = 3 / 10.5356 = 0.2847

A71 = 3 / 10.5356 = 0.2847

A81 = 3 / 10.5356 = 0.2847

Kriteria 2 (C2)

= √ 32 +52 +52+5 2 +52 +3 2+32+ 22 = 11.4455


A12 = 3 / 11.4455 = 0.2621

A22 = 5 / 11.4455 = 0.4368

A32 = 5 / 11.4455 = 0.4368

A42 = 5 / 11.4455 = 0.4368

A52 = 5 / 11.4455 = 0.4368

A62 = 3 / 11.4455 = 0.2621

A72 = 3 / 11.4455 = 0.2621

A82 = 2 / 11.4455 = 0.1747

Kriteria 3 (C3)

= √ 22+22 +3 3+22+ 32 +52 +22+22 = 7.9372

A13 = 2 / 7.9372 = 0.2519

A23 = 2 / 7.9372 = 0.2519

A33 = 3 / 7.9372 = 0.3779

A43 = 2 / 7.9372 = 0.2519

A53 = 3 / 7.9372 = 0.3779

A63 = 5 / 7.9372 = 0.6299

A73 = 2 / 7.9372 = 0.2519


A83 = 2 / 7.9372 = 0.2519

Kriteria 4 (C4)

= √ 52+22+ 22+32+ 22 +52 + 12 +22 = 8.7177

A14 = 5 / 8.7177 = 0.5735

A24 = 2 / 8.7177 = 0.2294

A34 = 2 / 8.7177 = 0.2294

A44 = 3 / 8.7177 = 0.3441

A54 = 2 / 8.7177 = 0.2294

A64 = 5 / 8.7177 = 0.5735

A74 = 1 / 8.7177 = 0.1147

A84 = 2 / 8.7177 = 0.2294

Kriteria 5 (C5)

= √ 12 +32+5 2+52+ 12+52+ 22+12 = 9.5393

A15 = 1 / 9.5393 = 0.1048

A25 = 3 / 9.5393 = 0.3144

A35 = 5 / 9.5393 = 0.5241

A45 = 5 / 9.5393 = 0.5241

A55 = 1 / 9.5393 = 0.1048

A65 = 5 / 9.5393 = 0.5241

A75 = 2 / 9.5393 = 0.2096

A85 = 1 / 9.5393 = 0.1048

Kriteria 6 (C6)

= √ 22 +32+22+32+32+12+12+12 = 6.1644
A16 = 5 / 6.1644 = 0.8111

A26 = 2 / 6.1644 = 0.3244

A36 = 2 / 6.1644 = 0.3244

A46 = 3 / 6.1644 = 0.4866

A56 = 2 / 6.1644 = 0.3244

A66 = 5 / 6.1644 = 0.8111

A76 = 1 / 6.1644 = 0.1622

A86 = 2 / 6.1644 = 0.3244

Hasil dari Normalisasi Matriks X diperoleh matriks X* yang dapat dilihat dibawah
ini:

0.2847 0.2621 0.2519 0.5735 0.1048 0.8111

0.3796 0.4368 0.2519 0.2294 0.3144 0.3244

0.2847 0.4368 0.3779 0.2294 0.5241 0.3244

X= 0.4745 0.4368 0.2519 0.3441 0.5241 0.4866

0.4745 0.4368 0.3779 0.2294 0.1048 0.3244

0.2847 0.2621 0.6299 0.5735 0.5241 0.8111

0.2847 0.2621 0.2519 0.1147 0.2096 0.1622

0.2847 0.1747 0.2519 0.2294 0.1048 0.3244

Langkah selanjutnya mengoptimalkan atribut dengan menyertakan bobot dalam

pencarian yang ternormalisasi. Perkalian bobot disertakan pencarian y

ternormalisasi. Maka nila X * W yaitu sebagai berikut :


0.0284 0.0393 0.0377 0.1147 0.0157 0.2027

0.0379 0.0655 0.0377 0.0458 0.0471 0.0811

0.0284 0.0655 0.0566 0.0458 0.0786 0.0811

X= 0.0474 0.0655 0.2519 0.0688 0.0786 0.1216

0.0474 0.0655 0.0377 0.0458 0.0157 0.0811

0.0284 0.0393 0.0944 0.1147 0.0786 0.2027

0.0284 0.0393 0.0377 0.0229 0.0314 0.0405

0.0284 0.0262 0.0377 0.0458 0.0157 0.0811

Kemudian setelah melakukan perkalian antara X dan W maka berikutnya adalah

menghitung nilai Yi yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10 Daftar Yi

Maximum Minimum Yi (Max –


No. Alternatif
(C2+C3+C4+C6) (C1+C5) Min)
1 Riris (A1) 0.3944 0.2311 0.1633
2 Brando (A2) 0.2301 0.1190 0.1111
3 Arbi (A3) 0.2490 0.1095 0.1395
4 Delita (A4) 0.5078 0.1690 0.3388
5 Putra (A5) 0.2301 0.1285 0.1016
6 Heri (A6) 0.4511 0.2311 0.2200
7 Risna (A7) 0.1404 0.0689 0.0715
8 Mona (A8) 0.1908 0.1095 0.0813

Dari tabel diatas dapat kita lihat hasil Yi dari setiap alternative, maka akan
kita dapatkan perankingan penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik yang
akan di pilih:
Tabel 4.11 Perangkingan Alterlatif

No. Alternatif Yi (Max) Ranking


1 Riris (A1) 0.1633 3
2 Brando (A2) 0.1111 5
3 Arbi (A3) 0.1395 4
4 Delita (A4) 0.3388 1
5 Putra (A5) 0.1016 6
6 Heri (A6) 0.2200 2
7 Risna (A7) 0.0715 8
8 Mona (A8) 0.0813 7

Pada Tabel 4.11, maka dapat disimpulkan bahwa alternative ke 1 dapat


direkomendasikan sebagai penilaian kinerja karyawan scaffolding terbaik adalah
yang memiliki nilai Yi (max) tertinggi yakni Delita (A4) dengan nilai Y1 (max) =
0.3388.

4.3 Flowchart Program

Flowchart merupakan penggambaran secara fisik dari langkah-langkah dan


urutan prosedur dari suatu metode penyelesaian masalah. Flowchart membantu
analisis dan programmer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen
yang lebih kecil dan membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif dalam
pengoperasian. Flowchart untuk metode MOORA ini dapat dilihat pada gambar
4.3.1 :
Gambar 4.1 Flowchart

4.4 Pemodelan dan Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang baru diambil dengan pra-pembuatan UML untuk


memperjelas informasi mengenai use case diagram, activity diagram dan class
diagram yang terjadi pada metode Moora. Unified Modeling Languange (UML)
adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standart dalam industri untuk
visualisasi, merancang dan mendokumentasi piranti perangkat lunak.
4.4.1 Use Case Diagram

Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih actor
dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan
untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi.
Berikut ini adalah use case diagram yang ada didalam sistem dalam kasus ini:

Melakukan Login

Memasukan Data
Alternatif dan
Kriteria
Admin Kepala Cv. Sahat
Scaffolding
Proses Metode Berjaya mandiri
Moora

Cetak Laporan
Moora

Gambar 4.2 Use Case Diagram Metode Moora

4.4.2 Activity Diagram

Activity diagram akan menggambarkan alur aktivitas dari sistem, untuk


activity diagram dari menentukan Penilaian Kinerja Karyawan Scaffolding
Terbaik di Cv. Sahat Berjaya Mandiri dengan menggunakan metode Moora,
adalah sebagai berikut:
Admin System Kepala Cv.Sahat
Berjaya Mandiri

Login

Masukkan user
name dan Tidak
password

Verifikasi
Akun Login

Ya

Menu Utama

Masukkan Data Data Kriteria


Kriteria Dan Dan Alternatif
Alternatif

Proses Metode Moora

Hasil Perankingan Hasil Perankingan Hasil Perankingan

Gambar 4.3 Activity Diagram Moora


4.4.3 Class Diagram

Class Diagram memberi kita gambaran tentang sistem/perangkat lunak


yang ada di didalamnya. Bentuk class diagram dapat dilihat pada gambar
dibawah:

Tabel_login

-Masuk

Tabel_karyawan

Tabel_hasil
-Kode_karyawan : text
hasil
-Nama_karyawan : text
-IDAlternatif : number
+Simpan () -Nama_karyawan : text
+Ubah () -Hasil : number
+Hapus ()

+Proses
+Simpan
Tabel_penilaian

-IDAlternatif : number Tabel_perangkinganMoora


-Kode_karyawan : text
-Nama_karyawan : text -Nomor : number
-C1 : number -IDAlternatif : number
-C2 : number -Nama_karyawan : text
-C3 : number -Hasil : number
-C4 : number -Keterangan : text
-C5 : number
-C6 : number
-Ket1 : text
-Ket2 : text
-Ket3 : text +Proses
-Ket4 : text +Simpan
-Ket5 : text
-Ket6 : text

+Simpan ()
+Ubah ()
+Hapus ()

Gambar 4.4 Class Diagram


4.5 Rancangan Database

Rancangan database berguna untuk menyimpan data-data yang akan


diinputkan oleh program aplikasi nantinya. Dalam perancangan database
dibentuk satu file yang berguna untuk menyimpan tabel-tabel yang diperlukan
sebagai basis penyimpanan suatu data. Langkah pertama yang dilakukan dalam
merancang sebuah database adalah membuat tabel-tabel database-nya.

1. Desain Tabel Login


Tabel Login digunakan untuk menampung record username dan password.
Berikut ini tampilan rancangan struktur data tersebut:
Nama Tabel : tabel_login
Primary Key : username
Jumlah Field :2
Tabel 4.12 Tabel tabel_login

No. Nama Field Type Size Keterangan


1 username Text 20 Primary Key
Password untuk
2 password Text 10
setiap user

2. Desain Tabel Kriteria


Tabel ini digunakan untuk menampung record data kriteria. Berikut ini
tampilan rancangan struktur data tersebut:
Nama Tabel : Kriteria
Primary Key : kode
Jumlah Field :3
Tabel 4.13 Tabel Kriteria

No
. Nama Field Type Size Keterangan
1 kode Text 4 Primary Key
2 kriteria Text 50 Nilai bobot biaya
3 bobot Double Nilai bobot jarak
4 Max_min Text 20 Keterangan

3. Desain Tabel Karyawan


Tabel ini digunakan untuk menampung record data Alternatif. Berikut ini
tampilan rancangan struktur data tersebut:
Nama Tabel : tabel_karyawan
Primary Key : kode_karyawan
Jumlah Field :2
Tabel 4.14 Tabel tabel_alat

No. Nama Field Type Size Keterangan


1 kode_karyawan Text 100 Primary key
2 nama_karyawan Text 100 Nama alternative

4. Desain Tabel Hasil


Tabel ini digunakan untuk menampung record data hasil dari perhitungan
MOORA. Berikut ini tampilan rancangan struktur data tersebut:
Nama Tabel : tabel_hasil
Primary Key : IDAlternatif
Jumlah Field :3
Tabel 4.15 Tabel tabel_hasil

No. Nama Field Type Size Keterangan


1 IDAlternatif number Primary key
Nama_karyawa
2
n text 100 Nama Alternatif
3 Hasil number Nilai Prioritas

5. Desain Tabel Penilaian


Tabel ini digunakan untuk menampung record data penilaian setiap alternatif:
Nama Tabel : tabel_penilaian
Primary Key : IDAlternatif
Jumlah Field : 15
Tabel 4.16 Tabel tabel_penilaian

No. Nama Field Type Size Keterangan


1 IDAlternatif number Primary key
kode_karyawa
2
n text 100 Id Alternatif
3 nama_karyawa number Nilai Prioritas
n
4 C1 number Nilai kriteria 1
5 C2 number Nilai kriteria 2
6 C3 number Nilai kriteria 3
7 C4 number Nilai kriteria 4
8 C5 number Nilai kriteria 5
9 C6 number Nilai kriteria 6
10 Ket1 text 100 Keterangan kriteria 1
11 Ket2 text 100 Keterangan kriteria 2
12 Ket3 text 100 Keterangan kriteria 3
13 Ket4 text 100 Keterangan kriteria 4
14 Ket5 text 100 Keterangan kriteria 5
15 Ket6 text 100 Keterangan kriteria 6

6. Desain Tabel Perangkingan


Tabel ini digunakan untuk menampung record data hasil dari perhitungan
MOORA untuk perangkingan. Berikut ini tampilan rancangan struktur data
tersebut:
Nama Tabel : tabel_perangkinganMOORA
Primary Key : nomor
Jumlah Field :4
Tabel 4.17 Tabel tabel_perangkiknganMOORA

No. Nama Field Type Size Keterangan


1 Nomor number Primary key
2 IDAlternatif number Id alternative
nama_karyawa
3
n text 100 Nama alternative
4 hasil number Nilai Prioritas
5 keterangan text 100 Keterangan perangkingan

a. Perancangan Form Login


Form Login merupakan form untuk memasukan username dan password
Admin Scaffolding. Bentuk Form Login dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:

Gambar 4.5 Rancangan Form Login

b. Perancangan Form Menu Utama


Menu Utama merupakan awal pada aplikasi saat dijalankan. Bentuk form
menu utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.6 Rancangan Form Menu Utama

c. Perancangan Form Data Karyawan


Form ini dirancang sebagai form untuk memasukan data alternatif karyawan.
Berikut adalah desain dari form data karyawan:
Cari:

No Nama Karyawan Nilai

999 XXXXX 99999


999 XXXXX 99999
999 XXXXX 99999

Buat Baru No

Nama Karyawan
Simpan Data
Nilai

Hapus Data

Bersihkan Layar

Gambar 4.7 Rancangan Form Data Karyawan

d. Perancangan Form Penilaian


Form penilaian adalah form untuk penilaian setiap alternatif. Bentuk form
penilaian seperti dibawah ini:
Data Penilaian
Cari :

ID Data No. Nama Disiplin Kualitas Kerja Tanggung


Jujur Absensi
Alternatif Karyawan Karyawan Kerja Sama Jawab

999 999 XXXXX 999 999 999 999 999 999


999 999 XXXXX 999 999 999 999 999 999
999 999 XXXXX 999 999 999 999 999 999

Buat3Baru Disiplin
ID Alternatif 999 999 C1 999

No Karyawan 999 Kualitas Kerja 999


C2 999
3 Data
Simpan
Jujur 999
Nama Karyawan xxx C3 999
Hapus
3 Data
Kerja Data Karyawan
999 C4Kriteria
999
3 layar
Bersihkan
Tanggung jawab 999 C5-Simpan
999

: Text C6-Kode
Absensi-Username
999 999: text
-Password : Text -Kriteria : text
-Bobot : number
Gambar 4.8 Rancangan Form Alternatif -Max, min : text

e. Perancangan Form Laporan Hasil


Berikut adalah tampilan untuk laporan:

LAPORAN HASIL PENILAIAN KINERJA KARYAWAN SCAFFOLDING TERBAIK


Logo CV . SAHAT BERJAYA MANDIRI

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

No Nama Hasil Keputusan

99 Xxxxx 999 Xxxxx


99 Xxxxx 999 Xxxxx
99 Xxxxx 999 Xxxxx

Gambar 4.9 Rancangan Form Laporan Hasil Metode MOORA


4.6 Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk
menyelesaikan sistem yang ada dalam dokumen rancangan yang telah disetujui
dan mengujinya.
Metode pengujian yang digunakan adalah Metode MOORA yaitu suatu
metode pada sistem pendukung keputusan yang digunakan untuk membantu
dalam proses menentukan nilai prioritas dalam suatu masalah.
Untuk menguji kebenaran dari hasil pengolahan data yang dikerjakan
secara manual pada Bab III tersebut digunakan software Microsft Visual Studio
2010. Berikut di bawah tahap dari pengaplikasian aplikasi sistem pendukung
keputusan dengan menggunakan Metode MOORA dalam menentukan penilaian
kinerja karyawan scaffolding terbaik Cv.Sahat Berjaya Mandiri:
1. Saat aplikasi pertama kali dijalankan oleh user, maka akan tampil form login
seperti pada gambar 4.9 berikut:

Gambar 4.10 Tampilan Interface Form Login

Dari gambar diatas dapat dilihat ada 2 textbox yang digunakan untuk
memasukan username dan password, kemudian ada 2 buat button yang
digunakan untuk melakukan action.
2. Interface Form Menu Utama, form Menu Utama digunakan sebagai perantara
untuk membuka form-form yang ada pada aplikasi. Untuk interface form menu
utama dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut:

Menu Utama
File Proses Laporan

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukukan Penilaian Kinerja Karyawan Scaffolding Terbaik
Dengan Menggunakan Metode Multi Objective Optimation an the basis of Ration Analysys (MOORA)

Gambar 4.11 Tampilan Interface Form Menu Utama

3. Interface Form Data Karyawan, adalah form yang di gunakan untuk menginput
Data Karyawan berupa keterangan setiap masing-masing. Untuk tampilan
interface dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut ini:
Menu Utama
File Proses Laporan

Data Karyawan

Data Penilaian

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukukan Penilaian Kinerja Karyawan Scaffolding Terbaik
Dengan Menggunakan Metode Multi Objective Optimation an the basis of Ration Analysys (MOORA)

Gambar 4.3 Tampilan Interface Form Data Karyawan

Dari gambar diatas dapat dilihat ada beberapa textbox untuk melakukan
pengisian Data Karyawan. Kemudian juga ada listview untuk menampilkan
Data Karyawan dan beberapa button tombol untuk action.

4. Interface Form Data Penilaian dapat dilihat pada gambar 4.4 :


Menu Utama
File Proses Laporan

Data Karyawan

Data Penilaian

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukukan Penilaian Kinerja Karyawan Scaffolding Terbaik
Dengan Menggunakan Metode Multi Objective Optimation an the basis of Ration Analysys (MOORA)

Pada gambar diatas dapat dilihat ada beberapa tools dari visual basic 2010
yang digunakan untuk memasukan data, menampung data dan juga tombol action.

5. Interface Form Laporan Hasil Keputusan, Pada form ini digunakan untuk
menampilkan hasil dari proses keputusan dengan menggunakan metode
MOORA dan ditampilkan dalam bentuk tampilan report seperti pada gambar
4.5 berikut ini:
4.7 Kelemahan dan Kelebihan Sistem
Sistem yang telah dibangun terdapat kelebihan dan kelemahan sistem. Berikut
ini adalah beberapa kelebihan dan kelemahan sistem :
1. Kelebihan Sistem
a. Aplikasi ini lebih mudah dan cepat dalam memberikan keputusan untuk
menentukan penilaian kinerja karyawan scaffolding.
b. Aplikasi ini lebih efisien dalam hal waktu pekerjaan.
2. Kelemahan Sistem
a. Aplikasi ini hanya digunakan untuk memberikan hasil keputusan untuk
menentukan penilaian kinerja karyawan scaffolding.
b. Aplikasi bersifat statis belum bersifat dinamis.
c. Aplikasi hanya bias memproses dengan minimal 3 data.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada permasalahan yang terjadi dalam kasus yang
diangkat tentang sistem pendukung keputusan dalam menentukan penilaian
kinerja karyawan scaffolding pada Cv.Sahat Berjaya Mandiri dengan
menggunakan metode Moora, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kriteria dalam penilaian kinerja karyawan scaffolding dapat
dilakukan dengan menggunakan program sistem pendukung keputusan yang
dibuat dengan metode Alogaritma sistem MOORA dengan penilaian kinerja
karyawan yang kemudian diproses dengan metode Alogaritma sistem MOORA
sehingga dapat menghasilkan beberapa kriteria yang sesuai untuk dipilih oleh
pihak CV.Sahat Berjaya Mandiri.
2. Untuk merancang program sistem pendukung keputusan dalam menetukan
penilaian karyawan dilakukan dengan menggunakan Flowchart dan UML,
dimana UML yang digunakan adalah Use Case Diagram, Activity Diagram
dan Class Diagram yang menggambarkan sistem yang akan dibangun dan
menggunakan beberapa aplikasi yaitu microsoft acess, Crystal report
kemudian melakukan pengkodean pada pemrograman desktop sesuai dengan
rancangan.
3. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode MOORA, ada beberapa
penilaian kinerja karyawan seperti disiplin, kualitas kerja, jujur, kerja sama,
tanggung jawab, dan absensi sebagai penilaian dalam pemilihan karyawan
berkualitas.
4. Untuk menerapakan sistem pendukung keputusan sistem MOORA harus
berkaitan antar pihak bagian admin scaffolding dan kepala Cv.Sahat Berjaya
Mandiri dalam penentuan penilaian kinerja karyawan scaffolding yang
kemudian dibuat dengan program Alogaritma sistem MOORA.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saya memberikan beberapa saran
yaitu :
1. Pihak Cv.Sahat Berjaya Mandiri membuat sebuah program yang didalamnya
terdapat sistem MOORA agar memudahkan dalam proses pemilihan karyawan
scaffolding yang berkualitas berdasarkan penilaian kinerja karyawan.
2. Dalam menjalankan sistem MOORA harus berkaitan antar pihak bagian admin
scaffolding dan kepala Cv.Sahat Berjaya Mandiri dalam penentuan pemilihan
karyawan scaffolding untuk dapat memilih karyawan yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai