Anda di halaman 1dari 24

UNIT 1

PROSES RISET KEPERAWATAN

A. Pendahuluan

Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilaksanakan melalui langkah

sistematik yang bertujuan untuk menjawab kesenjangan yang terjadi. (Dharma,

2014). Dalam buku Metodologi Penelitian (Nasir, 2015) dijelaskan bebeapa

pengertian penelitian menurut pakar, antara lain :

1. Penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-

prinsip (Webster’s New International).

2. Penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga

diperoleh pemecahan masalah yang sesuai (Hillway, 1956).

3. Pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian

itu dilakukan pada masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parsons, 1946).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

penyelidikan adalah kegiatan yang terorganisasi dengan baik sesuai kaidah-

kaidah yang benar untuk menjawab permasalahan yang ada.

Secara umum langkah-langkah penelitian terdiri atas 4 tahapan, yaitu : 1)

persiapan; 2) pelaksanaan penelitian; 3) pengolahan dan analisa data; dan 4)

penulisan hasil penelitian (laporan). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap

persiapan akhirnya akan dituangkan dalam sebuah proposal penelitian. Untuk

lebih jelasnya mengenai tahapan atau proses yang harus dilalui dalam sebuah

penelitian, maka akan diuraikan dalam paparan selanjutnya.

1
B. Tahap persiapan

Merupakan tahap menyusun perencanaan penelitian yang dituangkan

dalam proposal penelitian. Proposal penelitian harus dibuat secara baik sehingga

dapat memberi gambaran pada pembaca proposal tentang pentingnya penelitian,

tujuan yang hendak dicapai, jalannya penelitian serta hasil akhir yang akan

diperoleh. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan

dalam tahap persiapan ini yang harus dituangkan dalam sebuah proposal

penelitian.

1. Merumuskan masalah penelitian

Penelitian diselenggarakan sebenarnya untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan (jangka panjang) dan menjawab masalah saat ini (jangka

pendek). Pada tahap merumuskan masalah penelitian, seorang peneliti

melakukan pengamatan dan penelusuran terhadap hal-hal yang masih belum

terselenggara dengan baik dalam area keperawatan. Peneliti bisa membaca

literatur, atau hasil-hasil penelitian orang lain yang berkaitan dengan area

yang akan diteliti dan dengan pendekatan deduktif merumuskan masalah

yang terjadi. Masalah keperawatan adalah kondisi yang memerlukan

pemecahan atau alternatif pemecahan. Lingkup masalah keperawatan

(Nursalam, 2008) antara lain :

a. Prioritas kesehatandan pencegahan penyakit pada masyarakat

b. Pencegahan perilaku atau lingkungan yang bisa berdampak buruk pada

kesehatan

c. Menguji model praktik keperawatan

d. Menentukan efektifitas intervensi keperawatan

2
e. Mengkaji pendekatan yang efektif pada kasus atau kondisi tertentu

f. Mengevaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada kasus tertentu

g. Mengidentifikasi faktor-faktor bioperilaku yang berhubungan dengan

keadaan atau kondisi tertentu

h. Menentukan metode dokumentasi yang efektif

i. Mengembangkan masalah dan metodologi riset keperawatan

j. Menentukan efektifitas perawatan terhadap aspek biaya.

Masalah-masalah keperawatan menurut Sastroasmoro dan Ismail (2016)

dalam Nursalam (2008) harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Feasible (dapat dijalankan) : ada subyeknya, ada dananya, ada

waktu/alat/keahlian

b. Interesting (menarik) : nyata, menarik, unik

c. Novel (sesuatu yang baru) : mengkonfirmasi atau membantah hasil

penelitian sebelumnya, melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian

sebelumnya atau menemukan sesuatu yang baru.

d. Ethical (etis) : tidak bertentangan dengan etika keperawatan,

menghormati hak asasi manusia

e. Relevant (sesuai) : bermanfaat bagi pengembangan IPTEK, dapat

digunakan untuk meningkatkan asuhan dan kebijakan kesehatan, dapat

dijadikan dasar/acuan penelitian selanjutnya.

Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang didasarkan pada 5

hal yang harus dijawab berikut ini : 1) apa yang salah atau apa yang perlu

diperhatikan pada situasi tsb; 2) dimana letak kesenjangannya; 3) informasi

yang dibutuhkan untuk memperjelas masalah; 4) perlukah melakukan

3
tindakan; dan 5) perubahan apa yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah

(Burns dan Grove, 1998 dalam Nursalam, 2008).

2. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan adalah alasan penelitian dilaksanakan yang menjelaskan tentang

apa hasil yang ingin diketahui. Tujuan merupakan dasar yang penting untuk

menentukan teori yang harus dipelajari, hipotesis yang akan dirumuskan,

desain yag akan digunakan, sampel yang akan digunakan, variabel, alat ukur

variabel dan bagaimana teknik analisanya.

3. Melaksanakan penelusuran dan penelaahan literatur

Penelusuran literatur bertujuan untuk memperjelas masalah penelitian

ditinjau dari aspek teoritisnya serta menambah luasnya pemahaman peneliti

tentang masalah yang akan diteliti. Telaah literatur akan membantu peneliti

merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian. Semakin lengkap teori

yang menjelaskan suatu variabel maka akan semakin kuat juga hipotesis yang

diajukan peneliti.

Perlu dibedakan antara telaah pustaka dengan tinjauan pustaka. Tinjauan

pustaka adalah teori-teori yang menjelaskan dimensi maslaah dan variabel

penelitian sedangkan telaahan pustaka mencakup analisa peneliti tentang

pustaka, berisi kritik, dan komentar terhadap pustaka serta perbandingan teori

lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Telaah pustaka akan

menjadi dasar peneliti dalam menjelaskan hasiil penelitian. (Telaah pustaka

secara khusus akan dibahas pada Unit 4).

4
4. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti yang merupakan jawaban

sementara atas masalah penelitian. Manfaat hipotesis adalah : 1) memberikan

arah pelaksanaan penelitian; 2) memfokuskan penelitian; dan 3) membuat

penelitian lebih obyektif. Hamid (2000) dalam Dharma (2011)

mengemukakan bahwa peneliti dapat merumuskan hipotesis berdasarkan 3

sumber , yaitu : 1) pengamatan terhadap fenomena; 2) analisis teori; dan

tinjauan literatur pustaka.

Hipotesis penelitian menurut Dharma (2011) memiliki karakteristik sebagai

berikut :

a. Menyatakan hubungan atau prediksi hubungan antar variabel-variabel.

Bentuk hubungan yang harus dinyatakan secara eksplisit dalam hipotesis

dinyatakan dalam frase : lebih dari, kurang dari, berhubungan positif,

berhubungan negatif, terdapat perbedaan, meningkatkan, menurunkan,

mempercepat atau memperlambat.

b. Dapat diuji. Pernyataan hubungan yang dituliskan tersebut harus dapat

diobservasi, diukur dan dianalisa. Data hasil pengukuran harus dapat

dianalisa dan digunakan untuk mendukung atau menolak hipotesis.

c. Disusun berdasarkan teori. Karena itu harus didasarkan pada masalah

yang nyata dan mengacu pada penelaahan sebelumnya.

Jenis hipotesis sendiri secara umum dapat dibagi 2, yaitu : 1) hipotesis

kerja : pernyataan tentang prediksi hubungan antara variabel-variabel (disebut

juga dengan hipotesis alternatif/Ha); dan 2) hipotesis statistik : hipotesis yang

5
akan diuji secara statistik yang menyatakan tentang ketiadaan hubungan antar

variabel-variabel. (disebut juga hipotesis null/H0).

5. Menentukan desain penelitian (akan dibahas secara khusus pada Unit 2)

6. Menentukan populasi dan sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan (Riduwan, 2004). Jenis populasi

terdiri dari : 1) populasi terbatas (memiliki sumber data yang jelas); dan 2)

populasi tak terbatas/tak terhingga (populasi yang sumber datanya tidak

jelas). Sedangkan berdasarkan sifatnya populasi dibagi menjadi : 1) populasi

homogen (memiliki karakteristik yang sama sehingga tidak perlu

mempersoalkan jumlahnya sevara kuantitas); dan 2) populasi heterogen

(populasi yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga perlu

ditetapkan batas-batasnya baik secara kualitas maupun kuantitas.

Sampel adalah bagian dari populasi atau wakil dari populasi sebagai

subyek penelitian untuk mewakili populasi (Riduwan, 2004).

7. Mengembangkan instrumen dan menentukan metode pengumpulan data

8. Uji validitas dan reliabilitas instrumen

C. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data pada sampel terpilih

sesuai tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen yang

telah teruji validitas dan reliabilitasnya dan dilakukan oleh peneliti atau

enumerator yang telah terlatih untuk melakukan pengukuran. Metode-metode

dalam pengumpulan data mencakup :

6
1. Metode observasi : pengamatan, terdiri dari

a. Observasi sistematis : pengamatan menggunakan pedoman tertentu

b. Observasi partisipatif : pengamatan dengan cara masuk dalam aktifitas

subyek yang diamati

2. Metode wawancara, terdiri dari :

a. Wawancara terstruktur : sesuai dengan daftar pertanyaan yang dtanyakan

secara sistematis.

b. Wawancara tidak terstruktur : kebebasan mengembangkan pertanyaan

tanpa terikat pedoman wawancara.

3. Metode kuesioner atau angket

D. Tahap pengolahan dan analisa data

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Coding / tabulasi data atau mentranskripkan hasil wawancara

2. Menyajikan data dalam bentuk deskriptif

3. Melakukan uji hipotesis

E. Tahap penulisan laporan

Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan laporan hasil penelitian

sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan penelitian. Laporan penelitian adalah

sebuah karya tulis ilmiah. Kedudukannya bisa menjadi syarat kelulusan dari studi

(skripsi/thesis/disertasi) maupun syarat kenaikan pangkat atau laporan

pertanggungjawaban kegiatan / penggunaan dana. Laporan penelitian ada yang

disimpan sebagai koleksi saja dan ada juga yang dipublikasikan sebagai bentuk

pertanggung jawaban peneliti terhadap keilmuannya. Dalam menyusun naskah

publikasi, terdapat perbedaan sistematika dengan laporan penelitian sehingga

7
perlu dicermati sistematika yang berlaku pada masing-masing institusi maupun

jurnal publikasi.

Kepustakaan :

Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman


melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info
Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. ISBN : 979-450-


173-5.

Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan; Pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian
keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. ISBN : 978-979-3027-
56-2.

Riduwan (2004) Metodologi dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan kesatu.


Bandung : Alfabeta. ISBN : 979-8433-11-7.

8
UNIT 2

DESAIN PENELITIAN

A. Pengertian

Desain penelitian adalah model atau metode yang akan digunakan

peneliti untuk melakukan penelitian yang akan memberikan arah tentang jalannya

penelitian. Desain penelitian akan menentukan setidaknya 5 hal berikut ini :

1. Apakah yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian.

2. Apakah menggunakan pembanding/kontrol.

3. Apakah yang akan dilakukan terhadap data hasil penelitian.

4. Metode yang akan digunakan untuk menentukan hubungan variabel-variabel

5. Uji statistik yang akan digunakan.

Dengan demikian dapat dianalogikan bahwa desain penelitian adalah

karakteristik dari sebuah penelitian yang membedakannya dengan penelitian

lainnya.

B. Jenis dan desain penelitian

Penelitian di bidang keperawatan dapat dibedakan berdasarkan berbagai

aspek, antara lain :

1. Berdasarkan pada area/tempat dilaksanakannya penelitian :

a. Penelitian laboratorium : dilakukan di laboratorium

b. Penelitian klinis : dilakukan di lahan klinik seperti rumah sakit,

puskesmas rawat inap, serta klinik bersalin.

c. Penelitian lapangan : dilakukan di masyarakat, misalnya area keluarga,

kelompok geriatri atau komunitas.

9
2. Berdasarkan tujuan penelitian :

a. Penelitian deskriptif : menggambarkan karakteristik variabel yang diteliti

b. Penelitian asosiatif : menganalisis hubungan antara variabel-variabel yang

diteliti

c. Penelitian komparatif : membandingkan data antara variabel yang diteliti

3. Berdasarkan waktu penelitian :

a. Penelitian transversal (cross sectional) : pengambilan data dilakukan

dilakukan pada satu waktu

b. Penelitian longitudinal : pengambilan data dilakukan pada waktu yang

berbeda menurut perjalanan waktu.

4. Berdasarkan substansi :

a. Penelitian dasar : mengembangkan ilmu-ilmu dasar yang akan

menyediakan data-data penting untuk penelitian selanjutnya.

b. Penelitian terapan : penelitian ilmu terapan, mengaplikasikan ilmu dasar

pada area khusus dalam keperawatan

5. Berdasarkan analisa yang dilakukan :

a. Penelitian deskriptif : memaparkan variabel secara deskriptif tanpa

menganalisa hubungan antar variabel-variabel yang diteliti

b. Penelitian analitik : mencari hubungan antara variabel-variabel yang

diteliti

Peneliti dapat menentukan jenis penelitiannya berdasarkan pembagian

diatas. Pembagian diatas memang tampak tumpang tindih, karena itu beberapa

pakar lain membuat klasifikasi yang berbeda (gambar 2.1). Klasifikasi tersebut

dibuat berdasarkan data yang akan diolah dalam penelitian, perlakuan /

10
manipulasi / intervensi yang akan diberikan, hubungan antar variabel, seleksi

sampel dan analisis yang akan dilakukan. Pembagian tersebut dijabarkan dalam

bentuk algoritma sehingga memudahkan dalam pemahaman. Pembagian desain

penelitian menurut pendapat yang kedua ini lebih familiar digunakan dalam

penelitian keperawatan terkini. Selain itu penyebutannya juga sudah lazim dalam

publikasi-publikasi ilmiah yang ada pada jurnal berstandar internasional.

Gambar 2.1.
Algoritma untuk menentukan jenis dan desain penelitian
Data hasil penelitian berupa angka dengan skala nominal, ordinal atau rasio

Ya Tidak
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

Manipulasi/intervensi/perlakuan diberikan kepada subyek

Tidak Ya
Observasional Eksperimental

Dilakukan random alokasi terhadap sampel


Dua variabel atau lebih, dibandingkan / dibandingkan/dianalisa hubungannya

Tidak Ya Tidak Ya
Deskriptif Analitik Quasi Eksperimen Eksperimen

Cross secctional Kohort Case control

Sumber : Dharma (2011).

Kepustakaan :

Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman


melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info
Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. ISBN : 979-450-


173-5.

11
UNIT 3

DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF :

EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN

A. Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah jenis penelitian dimana peneliti melakukan

uji coba/intervensi/manipulasi pada subyek penelitian kemudian mengukur dan

menganalisa efek dari intervensi tersebut. Kesimpulan didapat dengan

membandingkan efek intervensi pada kelompok yang memperoleh perlakuan

dengan kelompok yang tidak memperoleh perlakuan/kontrol atau

membandingkan hasil antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Umumnya uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif.

Eksperimen dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Eksperimen murni (true experiment)

Suatu penelitian dikatakan murni eksperimen jika memenuhi syarat sebagai

berikut :

a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding

b. Terdapat randomisasi (random alokasi) yaitu memasukkan subyek

kedalam kelompok kontrol atau perlakuan secara random (acak). Dan

randomisasi terbaik adalah mengandung unsur blind, dimana peneliti

maupun subyek tidak mengetahui perlakuan apa yang akan dialami saat

pembagian dilakukan.

Apabila kedua kaidah tersebut terpenuhi maka penelitian ini disebut

randomized control trial (RCT). Disain penelitian eksperimen terdiri dari :

12
a. Pre-post test control group

Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok atau lebih. Satu

kelompok sebagai perlakuan dan kelompok lainnya sebagai kontrol.

Sebelum perlakuan, pada semua kelompok dilakukan pengukuran awal

(pre-test) sebelum dilakukan uji coba (test). Selanjutnya pada kelompok

perlakuan diberikan intervensi sesuai dengan protokol yang diujicobakan

sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan atau

diberikan perlakuan lain selain yang diujicoba. Selanjutnya dilakukan

pengukuran akhir (post-test).

b. Post test only control group

Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagaimana desain

sebelumnya, tetapi tanpa dilakukan pengukuran awal (pre-test).

Pengukuran dilakukan hanya sekali yaitu sesudah perlakuan.

c. Solomon four group

Subyek penelitian dibagi menjadi 4 kelompok secara random. Dua

kelompok pertama diperlakukan seperti pre-post test control group

sedangkan dua kelompok terakhir diperlakukan seperti post test only

control group. Penggunaan 2 kelompok tambahan adalah untuk

meningktkan validitas internal penelitian dimana pengalaman mengikuti

pre test akan mempengaruhi hasil post test.

2. Eksperimen semu (quasi experiment)

Penelitian jenis ini sebenarnya sama dengan eksperimen tetapi tidak

dilakukan randomisasi dan boleh tidak menggunakan kelompok pembanding.

13
Desain penelitian quasi eksperimen terdiri dari :

a. Pre-post test nonequivalent control group

Subyek dibagi menjadi dua atau lebih seperti pre-post test control group

tetapi pembagiannya tidak dilakukan secara random sehingga berpotensi

terjadi ketidakseimbangan karakteristik antara kelompok perlakuan

dengan kelompok pembanding. Penerapan kriteria inklusi yang baik dapat

membantu ketidakseimbangan tersebut.

b. Post test only nonequivalent control group

Penelitian ini sama dengan sebenarnya serupa dengan post test only

control group tetapi tanpa randomisasi sehingga berpotensi memiliki

ancaman validitas seperti diatas.

c. Pre-post test without control

Sebagaimana namanya, penelitian ini dilaksanakan tanpa menggunakan

kelompok kontrol.

d. Time series

Penelitian dilakukan tanpa kelompok kontrol. Peneliti melakukan

pengukuran awal (pre-test) kemudian memberikan perlakuan (test)

kemudian melakukan pengukuran post test yang berulang sesuai

kronologis waktu.

Pada penelitian eksperimen dengan variabel dependen (outcome)

berskala nominal, dapat digunakan untuk parameter kepentingan klinik.

Parameter ini memperlihatkan efektifitas intervensi dibandingkan kontrol. Desain

berikut memperlihatkan penelitian RCT dengan variabel dependen berskala

nominal.

14
Gambar 3.1
Desain penelitian RCT dengan variabel dependen berskala nominal
Randomisasi Outcome (+) a
Kelompok Perlakuan

Sampel yang memenuhi kriteria Outcome (-) b


Populasi
Outcome (+) c
Kelompok Kontrol
Outcome (-) d

Sumber : Dharma (2011)

Berdasarkan outcome dapat dihitung jumlah responden berdasarkan 4 kategori :

a : jumlah responden kelompok perlakuan dengan outcome (+)

b : jumlah responden kelompok perlakuan dengan outcome (-)

c : jumlah responden kontrol perlakuan dengan outcome (+)

d : jumlah responden kontrol perlakuan dengan outcome (-)

Kemudian jumlah setiap kelompok dimasukkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1
Tabel silang kelompok perlakuan dan kontrol
Outcome (+) Outcome (-) Jumlah
Kelompok
a b a+b
Perlakuan
Kelompok
c d c+d
Kontrol
a+c b+d a+b+c+d

Nilai kepentingan klinis tersebut dilakukan dengan cara menentukan :

1. Control Event Rate (CER) : Proporsi kejadian gagal intervensi / tidak

mengalami perubahan (event) pada kelompok kontrol.

d
CER =
c+ d

15
2. Experiment Event Rate (EER) : Proporsi event pada kelompok perlakuan.

b
EER =
a+b

3. Absolute Risk Reduction (ARR) : Selisih proporsi event pada kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan. ARR menunjukkan seberapa besar

intervensi yang diuji coba kan mampu menghasilkan outcome positif

dibandingkan intervensi standar dan secara langsung menunjukkan perbedaan

keberhasilan antara intervensi yang diuji cobakan dengan kontrol.

ARR = CER - EER

4. Relative Risk Reduction (RRR) : Persentase penurunan event yang terjadi

akibat intervensi dibandingkan dengan kontrol, dan secara langsung

menunjukkan prosentase keberhasilan intervensi dibandingkan kelompok

kontrol.

(CER−EER )
RRR =
CER

5. Number Need to Treat (NNT) : Jumlah pasien yang dibutuhkan untuk

mendapatkan 1 keberhasilan intervensi (outcome positif) atau mencegah 1

kegagalan (outcome negatif) dengan melakukan intervensi. NTT banyak

digunakan oleh praktisi untuk menentukan keberhasilan suatu intervensi dan

menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk menerapkan intervensi

tersebut. Semakin kecil nilai NNT maka akan semakin sedikit jumlah pasien

yang dibutuhkan untuk mencapai 1 keberhasilan dan semakin kecil biaya

yang dikeluarkan untuk mendapatkan 1 keberhasilan dari intervensi tersebut.

1
NNT =
ARR

16
Sedangkan cost of preventing bad outcome = NNT x biaya intervensi.

B. Non eksperimen

1. Penelitian deskriptif/observasional

Penelitian ini bertujuan memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi

pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih

menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Kejadian dipaparkan

secara apa adanya. Cara pengendalian bias dalma penelitian ini antara lain :

a. Menghubungkan antara konsep dan definisi operasional variabel

b. Seleksi sampel dan besarnya sampel

c. Instrumen yang valid dan reliabel

d. Prosedur pengambilan data dengan pengontrolan lingkungan.

Adapun jenis rancangan penelitian deskriptif meliputi :

a. Rancangan penelitian studi kasus

Penelitian ini mendeskripsikan suatu kasus, dan dalam prosesnya

mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya klien,

keluarga, kelompok, komunitas dan institusi. Meskipun jumlah subyek

penelitian cenderung terbatas tetapi variabel yang diteliti sangat luas.

Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

Rancangan dari penelitian studi kasus biasanya tergantung dari keadaan

kasus, namun tetap mempertimbangkan aspek waktu. Riwayat dan pola

perilaku sebelumnya biasanya dikaji secara rinci sehingga akan diperoleh

gambaran tentang peristiwa/obyek secara jelas.

17
b. Rancangan penelitian survei

Rancangan penelitian survei digunakan untuk menyediakan informasi

yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar

vaiabel-variabel. Dalam rancangan survei tidak ada intervensi atau

perlakuan.

2. Penelitian cross sectional

Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana

variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi pada sekali waktu.

Meskipun dalam kenyataannya tidak semua subyek penelitian harus diukur

pada satu hari atau waktu yang sama, tetapi baik variabel independen maupun

variabel dependen dinilai hanya satu kali saja.

3. Penelitian kohort

Merupakan penelitian epidemiologik noneksperimental yang mengkaji antara

variabel independen (faktor resiko) dan variabel dependen (efek/kejadian).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal,

sehingga disebut juga penelitian prospektif atau restrospektif. Pada penelitian

kohort yang dinilai adalah relative risk (RR) yaitu rasio proporsi kelompok

faktor resiko positif yang mengalami efek positif dibandingkan dengan

proporsi kelompok faktor resiko negatif yang memiliki efek positif, atau rasio

proporsi kejadian efek positif pada kelompok faktor resiko positif

dibandingkan dengan kelompok faktor resiko negatif.

RR = efek ¿ ¿

a/( a+b)
RR =
c /(c +d )

18
a. Kohort prospektif

Termasuk penelitian observasional analitik. Peneliti mengobservasi

variabel independen terlebih dahulu, kemudian subyek diikuti sampai

waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh pada variabel dependen.

Pembagian antara variabel resiko dan non resiko terbagi secara alamiah

tanpa adanya intervensi dari peneliti.

b. Kohort berganda

Merupakan modifikasi dari kohort prospektif. Modifikasi dilakukan saat

menentukan kelompok faktor resiko. Peneliti langsung mencari sampel

dengan faktor resiko positif dan faktor resiko negatif, sehingga langsung

terbentuk kelompok sampel di awal penelitian. Kemudian diobservasi

seperti pada kohort prospektif.

c. Kohort retrospektif

Sebenarnya sama dengan kohort retrospektif tetapi perjalanan waktu yang

diikuti adalah dari belakang. Peneliti memulai dengan mengidentifikasi

faktor resiko yang yang terjadi pada responden di masa lalu kemudian

dibagi menjadi kelompok faktor resiko positif dan faktor resiko negatif,

kemudian mengidentifikasi variabel dependen berdasarkan faktor resiko

di masa lalu.

4. Penelitian case control

Penellitian ini dimulai dengan mengukur variabel dependen kemudian dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus (yang mengalami masalah

kesehatan) dan kelompok kontrol (yang tidak mengalami masalah kesehatan),

kemudian diukur variabel independen (faktor resiko) yang terjadi di masa

19
lampau dengan retrospektif menggunakan studi dokumentasi meupun

pengkajian riwayat masa lalu. Analisis hubungan ditentukan berdasarkan

perjalanan waktu secara retrospektif. Pada penelitian ini yang dinilai adalah

Odds Ratio (OR) yang merupakan rasio proporsi kelompok kasus yang

terpapar faktor resiko positif dan negatif berbanding rasio proporsi kelompok

kontrol yang yang terpapar faktor resiko positif dan negatif.

OR = proporsi klp kasus dgn fkt res ¿ ¿ : proporsiklp kontrol dgn fkt res ¿ ¿

ad
OR =
bc

Kepustakaan :

Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman


melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info
Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. ISBN : 979-450-


173-5.

Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan; Pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian
keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. ISBN : 978-979-3027-
56-2.

UNIT 4

20
KAJIAN PUSTAKA/LITERATUR REVIEW

A. Pengertian

Sutu pernyataan hipotesis harus dilandasi dengan dasar teori dan konsep

yang memadai. Teori dan konsep ini diambil dari berbagai literatur, sehingga

dalam merumuskan hipotesis diperlukan telaah literatur atau kajian pustaka yang

mendalam. Kajian pustaka adalah kajian kritis yang dilakukan terhadap suatu

topik yang sudah ditulis oleh pakar/ilmuwan di bidangnya. Tulisan yang ditelaah

adalah tulisan yang ditulis pada berbagai literatur seperti buku teks yang

tersimpan di perpustakaan, publikasi hasil penelitian pada jurnal ilmiah atau

jurnal online, laporan penelitian, pencarian literatur dari internet dan rangkuman

dari hasil seminar bertaraf nasional atau internasional.

Kajian pustaka menuntut peneliti mengumpulkan berbagai sumber

informasi ilmiah tersebut. Selain itu peneliti juga dituntut untuk mengkaji dan

menelaah secara mendalam teori dan konsep terkait, kemudian membuat

kesimpulan awal jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Hal ini yang dijadikan

dasar dalam merumuskan hipotesis. Semakin lengkap sumber literatur dan

semakin mendalam telaahan ilmiah terhadap literatur tersebut, maka akan

semakin mendalma pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti.

B. Manfaat kajian pustaka

21
Manfaat kajian pustaka, meliputi :

1. Mengkaji sejarah permasalahan

Ketika menemukan fenomena/masalah penelitian, umumnya peneliti hanya

mengetahui secara dangkal. Maka kajian pustaka terkait masalah penelitian

akan membantu peneliti memahami masalah secara mendalam dan

mendapatkan jawaban sementara yang akan dibuktikan, dan memahami

kenapa masalah tersebut bisa terjadi.

2. Mendukung perumusan masalah penelitian

Setelah menemukan masalah maka peneliti dituntut mampu membuat

pernyataan masalah. Hasil kajian pustaka dapat membantu peneliti

memperkuat atau memperjelas masalah penelitian.

3. Mendukung perumusan hipotesis penelitian

Untuk membuat hipotesis dibutuhkan kemampuan berpikir kritis yang

memadai sehingga menghasilkan hipotesis yang akurat, relevan dan logis.

Kemampuan peneliti membuat asumsi ilmiah terkait masalah tentunya

didukung oleh hasil kajian kepustakaan yang dilakukan.

4. Memperdalam landasan teori

Hasil kajian pustaka tentang beberapa teori dan hubungan antara konsep

terkait dengan teori tersebut diformulasikan dan dikembangkan menjadi suatu

landasan teori. Landasan teori ini yang selanjutnya dijadikan kerangka teori

dan kerangka konsep penelitian.

5. Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian sebelumnya

22
Penelaahan terhadap pustaka terutama yang bersumber dari penelitian

sebelumnya dari berbagai artikel ilmiah yang sudah dikritisi membantu

peneliti menemukan kesimpulan sementara. Dalam proses penelaahan

tersebut peneliti melakukan analisis terhadap kelebihan dan kekurangan

penelitian terdahulu dari aspek desain, pemilihan sampel, pengukuran hingga

analisa data.

6. Menghindari duplikasi penelitian

Banyak membaca dan menelaah kepustakaan membantu peneliti mengetahui

bagian mana dari suatu topik yang sudah pernah diteliti sebelumnya. Hal ini

untuk mencegah duplikasi penelitian. Jika suatu topik sudah pernah diteliti

maka peneliti dapat mengeksplorasi aspek lain dari topik tersebut.

7. Membantu pemilihan prosedur penelitian

Dari penelitian-penelitian tentang masalah serupa, dapat digali prosedur-

prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti terdahulu.

C. Prosedur penelaahan pustaka

Prosedur telaah pustaka dan mengembangkan kerangka teori menurut

Dharma (2011) adalah :

1. Penelusuran kepustakaan, baik dari buku teks atau jurnal penelitian.

a. Menentukan sumber kepustakaan

b. Menentukan teori dan konsep yang akan ditelusuri

c. Mengumpulkan sumber pustaka yang relevan dan terkini. Jika ada

beberapa referensi yang membahas masalah yang sama maka pilihlah

yang terbaru. Referensi dari artikel biasanya lebih up to date

dibandingkan buku teks.

23
d. Melakukan seleksi awal terhadap sumber pustaka yang telah terkumpul.

2. Mengkaji kepustakaan yang terpilih

Peneliti secara mendalam membaca dan memahami literatur untuk

menentukan teori yang akan digunakan sebagai kerangka kerja (frame work)

penelitian. Terhadap hasil penelitian juga perlu dilakukan kritisi (critical

appraisal) untuk memastikan literatur tersebut layak dirujuk dalam tinjauan

pustaka. Beberapa hasil penelitian yang relevan akan menambah kekuatan

teori yang dibangun.

3. Menyusun dan mengembangkan kerangka teori

Hasil kajian pustaka adalah terbangunnya kerangka teori yang sebenarnya

merupakan penjelasan tentang teori yang dijadikan landasan dalam penelitian.

Dapat berupa rangkuman dari beberapa teori yang terdapat di tinjauan

pustaka. Dalam kerangka teori tergambar asumsi-asumsi teoritis yang

digunakan untuk menjelaskan fenomena.

Kepustakaan :

Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman


melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info
Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan; Pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian
keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. ISBN : 978-979-3027-
56-2.

24

Anda mungkin juga menyukai