SALSABILA RETNOWIJAYANTI
I4C021086
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan PMK No. 9 Tahun 2017 apotek merupakan sarana pelayanan
kefarmasian bagi seorang Apoteker. Standar pelayanan kefarmasian di apotek meliputi
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi baik obat, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai di apotek sesuai ketentuan yang berlaku. Standar pelayanan
kefarmasian yang dilakukan di apotek ialah menjamin ketersediaan obat yang aman,
bermutu, dan berkhasiat berdasarkan peraturan perundang-undang Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Apotek harus memiliki 2 sudut pandang, yaitu patient oriented dan profit oriented.
Fungsi patient oriented adalah berfokus kepada pasien terkait efektifitas dan keamanannya.
Fungsi profit oriented adalah untuk memperoleh keuntungan dari pengelolaan apotek.
Apotek merupakan bentuk usaha yang memiliki regulasinya sendiri dan terikat oleh etika
profesi Apoteker. Keberlangsungan bisnis apotek ditentukan dari faktor kualitas pelayanan
baik secara nilai klinis maupun secara bisnis (Yulia et al., 2016; Kotler dan Keller, 2009).
Proses pendirian apotek harus direncanakan sedemikian rupa secara rinci agar
berjalan dengan baik dan terjaga. Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu Kota
Bekasi Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah dengan perkembangan penduduk yang
pesat. Wilayah ini merupakan jalur yang sering dilewati masyarakat, dengan jumlah
penduduk 60.654 tahun 2019 (Statistik BPS Bekasi, 2019). Daerah kelurahan pengasinan
dilengkapi 1 puskesmas pengasinan, 2 klinik gigi dan mulut, 2 praktek klinik medika, 5
apotek, pasar, rumah makan dan usaha perdagangan lainnya. Kegiatan sosial ekonimi di
sekitar apotek berkembang dengan pesat, sehingga kawasan apotek memiliki peluang bisnis
yang sangat besar. Oleh karena itu, Apotek 99 perlu melakukan studi kelayakan apotek untuk
menilai potensi apotek sebagai sarana kesehatan yang layak bagi masyarakat di daerah
sekitar dan bagi pemilik ataupun pengelola apotek.
C. VISI DAN MISI
1. Visi
Menjadi Apotek yang Memberikan Manfaat dan Kebaikan Bagi Sesama”, apotek yang
mengutamakan kebutuhan pasien dan perkembangan apotek, serta integritas berbasis
pharmaceutical care.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada “Customer
Satisfaction”, untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. Melaksanankan pelayanan kefarmasian yang tepat, tanggap, cepat, dan informatif.
c. Menyediakan obat dan alat kesehatan yang terjangkau, bermutu, dan terjamin.
d. Memberikan fasilitas yang memadai bagi pelanggan
e. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin sebagai perbaikan menuju apotek yang
lebih baik.
D. TUJUAN
1. Tempat pengabdian apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
2. Sarana mengenalkan profesi apoteker yang mengedepankan pelayanan kefarmasian ke
pasien.
3. Sarana untuk pelayanan kebutuhan perbekalan farmasi bagi masyarakat yang terjamin
khasiat dan kualitas.
4. Memberikan peluang kerja kepada masyarakat.
BAB 2. ANALISIS TEKNIS DAN PASAR
A. ASPEK TEKNIS
1. Denah lokasi Apotek
Nama : Apotek 99
Alamat : Jalan Taman Narogong Indah Blok A6 Nomor 5, Kelurahan
Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Bekasi Timur.
Koordinat : https://maps.app.goo.gl/rTq4Lvby1TFJuZXR6
Kondisi Lingkungan : Ramai penduduk, banyak kendaraan melintasi jalan, sebelah
kanan dan kiri ada ruko tempat makan, di sebrang jalan ada
ruko tempat makan.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Rawalumbu Tahun 2020 (Sumber: BPS
Kecamatan Rawalumbu, 2020).
b. Berdasarkan pekerjaan
Tabel 2.2. Persentase pekerjaan penduduk di Kecamatan Rawalumbu Tahun 2020 (Sumber: BPS
Kecamatan Rawalumbu, 2020).
2. Epidemiologi
Pola penyakit masyarakat Bekasi ditunjukan pada tabel 2.3. Penyakit yang
menduduki 5 penyakit teratas meliputi dispepsia, demam, cedera pada bagian tubuh
tertentu, sesak napas dan hipertensi primer.
Tabel 2.3. Data epidemiologi penyakit penduduk di Kecamatan Rawalumbu Tahun 2020 (Sumber:
BPS Kecamatan Rawalumbu, 2020).
Tabel 2.4. Data fasilitas kesehatan di Kecamatan Rawalumbu Tahun 2020 (Sumber: BPS
Kecamatan Rawalumbu, 2020).
Tabel 2.5. Jarak fasilitas kesehatan dengan Apotek 99.
C. ANALISIS SWOT
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survei pendahuluan terhadap posisi
strategis daerah/peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang
penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
terhadap apotek baru yang akan didirikan.
1. Strength (Kekuatan)
a. Memiliki pelayanan kefarmasian terintegritas dan profesional
b. Mencover segala usia
c. Lokasi yang strategis
d. Kondisi bangunan yang baik dan adanya tempat parkir
e. Keberadaan apotek lain di lingkungan sekitar cukup jauh
f. Pemilik sarana apotek adalah seorang apoteker sekaligus pemilik sarana apotek
(PSA) sehingga bisa menerapkan pharmaceutical care dengan lebih leluasa.
g. Keberadaan praktek dokter spesialis anak dan dokter gigi yang dekat dengan lokasi
setempat.
h. Apotek menyedikan pembayaran secara online bagi konsumen yang menggunakan
aplikasi pembayaran online.
i. Menyediakan layanan konseling, monitoring, dan informasi obat kepada pasien
melalui sosial media.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Perlu teknik promosi yang maksimal
b. Perlu mempelajari dan mengamati pola peresepan dokter praktek di sekitar lokasi
apotek untuk perencanaan dan pengaadan obat dan alkes.
c. Perlu membangun kerjasama dengan PBF.
d. Modal pendirian apotek berasal dari modal sendiri sehingga terbatas jumlahnya.
3. Opportunity (Kesempatan)
a. Sebagai sarana pengembangan pelayanan kefarmasian yang teritegritas dan
profesional.
b. Peluang bisnis yang menjanjikan dari inovasi obat-obatan herbal
c. Lokasi apotek yang dekat dengan klinik dan fasilitas kesehatan
4. Threat (Ancaman)
a. Munculnya kompetitor dari apotek lain yang mungkin juga akan didirikan di
sekitar lokasi.
b. Masyarakat lebih percaya berobat ke klinik karena adanya dokter dan mengingat
pekerjaan apoteker masih belum sepenuhnya dikenal masyarakat luas.
Apotek 99 melayani permintaan obat resep dan obat bebas bagi semua kelompok
masyarakat. Market potensial yang menjadi target pemasaran adalah penduduk Kelurahan
Pengasinan dan pasien dari klinik praktek dokter terdekat. Dalam rangka peningkatkan
kualitas dari apotek, maka Apotek 99 memberikan program sebagai pelayanan kefarmasian,
antara lain :
1. Keberadaan apoteker selama apotek beroperasional (pukul 07.00-14.00 atau 14.00-
21.00)
a. Pemberian informasi obat dan KIE pada pasien yang membeli obat baik dengan resep
maupun non resep
b. Pemberian konseling kepada pasien kondisi khusus (geriatri, penyakit kronis seperti
hipertensi dan DM)
A. ANALISIS MANAJEMEN
1. Struktur organisasi
APOTEKER PENANGGUNG
JAWAB
APOTEKER PENDAMPING
b. Apoteker pendamping
- Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA bila APAberhalangan
hadir selama jam kerja apotek.
- Melaksanakan segala tindakan terutama dalam hal–hal penting yang
mendasar dan strategis harus mendapat persetujuan dari APA
- Bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai apoteker pendamping.
- Berwenang mengelola seluruh kegiatan di apotek sesuai denganpetunjuk dan
atau instruksi dari APA
B. ANALISIS KEUANGAN
1. Modal Tetap
a. Sarana Fisik
Bangunan : Rp.50.000.000
Desain dan interior : Rp.20.000.000
Papan nama dan neon box : Rp. 2.500.000
Total : Rp.72.500.000
b. Sarana Penunjang
- Perlengkapan apotek
Perlengkapan Jumla Harga Total
h
Rak etalase (200x40x100 cm) 1 Rp.2.350.000 Rp.2.350.000
Rak etalase (200x20x250 cm) 1 Rp.3.175.000 Rp.3.175.000
Rak etalase (65x13x33 cm) 5 Rp.783.000 Rp.3.915.000
Lemari resep dan gudang stok 1 Rp.2.300.000 Rp.2.300.000
Lemari narkotika-psikotropika 1 Rp.1.000.000 Rp.1.000.000
Kursi tunggu 2 Rp.250.000 Rp.500.000
Kursi 3 Rp.100.000 Rp.300.000
Meja kasir 1 Rp.350.000 Rp.350.000
Telepon 1 Rp.100.000 Rp.100.000
Meja racikan 1 Rp.500.000 Rp.500.000
Meja konseling 1 Rp.400.000 Rp.400.000
Seperangkat komputer 1 Rp.6.000.000 Rp.6.000.000
Printer dan scanner 1 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000
Lemari pendingin 1 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
WIFI 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
CCTV dan monitor 1 Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000
Alat pemadam kebakaran 1 Rp 130.000 Rp. 130.000
Kipas angin 2 Rp.150.000 Rp. 300.000
TOTAL Rp. 31.320.000
- Perlengkapan Administrasi
Perlengkapan Jumlah Harga Total
Buku pemesanan obat regular 3 Rp.25.000 Rp.75.000
Buku pemesanan obat prekursor 2 Rp.15.000 Rp.30.000
Buku pemesanan obat narkotika 2 Rp.15.000 Rp.30.000
Buku pemesanan obat psikotropika 2 Rp.15.000 Rp.30.000
Buku fraktur 3 Rp.25.000 Rp.75.000
Kwitansi 3 Rp.8.000 Rp.24.000
Buku salinan resep 3 Rp.25.000 Rp.75.000
Buku catatan penjualan 3 Rp.15.000 Rp.45.000
Buku catatan pembelian 3 Rp.15.000 Rp.45.000
Seperangkat alat tulis 1 Rp.200.000 Rp.200.000
Kalkulator 2 Rp.150.000 Rp.300.000
Stampel apotek 2 Rp.85.000 Rp.170.000
Kartu stok obat 500 lembar Rp.500.000 Rp.500.000
TOTAL Rp.1.599.000
- Perlengkapan lain-lain
Perlengkapan Jumlah Harga Total
Alat racik (mortir dan stemper) 2 Rp.40.000 Rp.80.000
Timbangan obat gram 1 Rp.1.600.000 Rp.1.600.000
Timbangan obat miligram 1 Rp.1.600.000 Rp.1.600.000
Pot salep 2 box Rp.150.000 Rp.300.000
Cangkang kapsul 2 box Rp.100.000 Rp.200.000
Kertas perkamen 5 box Rp.20.000 Rp.100.000
Plastik klip 5 box Rp.20.000 Rp.100.000
Etiket dan label Rp.200.000
Kantung plastik 10 pack Rp.30.000 Rp.300.000
Alat tensimeter 1 Rp.500.000 Rp.500.000
Corong gelas 2 Rp.60.000 Rp.120.000
Alat timbangan badan 1 Rp.150.000 Rp.150.000
Batang pengaduk 2 Rp.8000 Rp.16.000
Beker glass 100 ml 1 Rp.30.000 Rp.30.000
Gelas ukur 10 ml 1 Rp.40.000 Rp.40.000
Gelas ukur 25 ml 1 Rp.55.000 Rp.55.000
TOTAL Rp.5.391.000
2. Modal Kerja
a. Barang Dagangan
Obat Kimia :Rp.50.000.000
Obat Herbal :Rp.10.000.000
Alat Kesehatan :Rp.5.000.000
TOTAL :Rp.65.000.000
b. Biaya Perizinan
Keperluan Biaya
Berkas (print dan fotocopy) Rp.150.000
Biaya SIA Rp.200.000
Biaya iuran anggota IAI Rp.250.000
SIUP Rp.200.000
TOTAL Rp. 800.000
c. Biaya tetap
Biaya rutin per bulan
Karyawan Jumlah Biaya Total
Gaji APJ 1 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Gaji APING 1 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Gaji TTK 1 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
Biaya pemeliharaan bangunan Rp 200.000
Biaya listrik dan air Rp 300.000
Biaya internet (wifi) Rp 300.000
TOTAL/BULAN Rp 10.300.000
TOTAL/TAHUN Rp 123.600.000
Biaya rutin per Tahun
Keperluan Biaya
Gaji THR 1x Rp 9.500.000
Pajak Rp 5.000.000
Administrasi Rp 600.000
Embalase Rp 600.000
TOTAL Rp 15.700.000
d. Total Investasi
= Rp.206.610.000 + Rp 139.300.000
= Rp 345.910.000
e. Modal Pemilik
Modal Pemilik = Rp 300.000.000
Jumlah Hutang = Total Investasi – Modal Pemilik
= Rp 345.910.000 - Rp 300.000.000
= Rp 45.910.000
3. Pendapatan
- ALKES = Rp 300.000/hari
= 26 x Rp 300.000
= Rp. 7.800.000
4. Rencana belanja
a. Pembelian
6. Perhitungan
345.910.000
PBP = x 1 tahun
68.888.000
PBP= 5 tahun
68.888.000
ROI = 300.000.000 x 100%
ROI = 23%
c. Return of Asset (ROA)
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 x 100%
68.888.000
ROA = 345.910.000 x 100%
ROA = 20%
139.300.000
BEP = 744.276.000
1−
953.160.000
BEP = 633.181.000/tahun
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
Persentase BEP = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛−𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 x 100%
139.300.000
= 953.160.000−744.276.000 x 100%
= 66,7%
BAB 4. KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Apotek 99 memiliki prospek kerja dan invetasi yang menjanjikan untuk
berkembang serta mampu bersaing dalam menghadapi bisnis kesehatan, dilihat dari
berbagai analisis yang dilakukan seperti analisis lokasi, analisis pasar, analisis
manajemen dan analisis keuangan. Evaluasi akan dilakukan setelah satu bulan apotek
didirikan, dan akan secara berkala melakukan evaluasi untuk meningkatkankredibilitas
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2020, Statistik Daerah Kota Bekasi 2020, Bekasi,
BPS Kota Bekasi.
Yulia, P. R., Baga, L. M., & Djohar, S., 2016, Kepuasan Konsumen
Terhadap Pelayanan Apotek Dan Tingkat Pengetahuan Konsumen
Mengenai Standar PelayananKefarmasian Yang Berlaku (Studi Kasus
Di Kota Depok). Jurnal Aplikasi Bisnis danManajemen (JABM), 2(3),
312-312.