Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Management Patient Safety, dengan judul “Dasar Hukum
Management Patient Safety ”.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun
pembaca yang lainnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
A.Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1
B .Rumusan Masalah................................................................................................................................. 2
C .Tujuan Masalah ..................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 3
A.Pengertian Hukum ................................................................................................................................. 3
B .Definisi Keselamatan Pasien ................................................................................................................. 3
C .Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Keselamatan Pasien................................................................ 3
BAB III ............................................................................................................................................................ 7
PENUTUP ....................................................................................................................................................... 7
A.Kesimpulan ............................................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima
isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu keselamatan
pasien(patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas,keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap
rumah sakit.Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra perumah sakitan. (KKR Indonesia, 2015).
Di Indonesia, isu keselamatan pasien mulai dibahas pada tahun 2000, diikuti dengan studi
pertama di 15 rumah sakit dengan 4500 rekam medik. Hasilnya menunjukkan bahwa angka KTD
sangat bervariasi, yaitu 8,0%-98,2% untuk kesalahan diagnosis dan 4,1%-91,6% untuk kesalahan
pengobatan. Sejak itu, bukti-bukti tentang keselamatan pasien di Indonesia pun merebak,
meskipun belum ada studi nasional hingga saat ini. Kita patut merasa iri dengan negara-negara di
Amerika Latin yang telah mempunyai studi Iberoamerican study of adverse events (IBEAS) di
58 rumah sakit dari 5 negara. (Utarini dan Djasri, 2012)
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil(Kemenkes, 2011).
1
B .Rumusan Masalah
Apakah landasan atau dasar hukum dari management patient safety yang dilakukan oleh perawat
demi tercapainya keselamatan pasien ? jelaskan!
C .Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui landasan hukum dalam praktik keperawatan demi
tercapainya keselamatan pasien.
2
i
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Hukum
Hukum adalah kumpulan peraturan hukum, sedangkan didalam peraturan hukum terdapat
kumpulan kaidah/norma hukum. Seperti diketahui di dalam pembentukan hukum selalu terdapat
asas hukum yang digunakan sebagai dasar pembentukan kaidah/norma hukum, sehingga terdapat
pembatasan dari pembentukan kaidah/norma hukum. Salah satu asas hukum yang dalam
penyelenggaraan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat yang dapat dijadikan pijakan,
adalah asaspelindungan. (Nugraha, 2018).
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan. (Permenkes,2011).
Menurut IOM dalam (Mulyana, 2013), keselamatan pasien (Patient Safety) didefinisikan
sebagai freedom from accidental injury. Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi
kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
Accidental injury juga akibat dari melaksanakan tindakan yang salah (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil(omission).Accidental injury dalam prakteknya
akan berupa kejadian tidak diinginkan (near miss).
Dalam memberikan pelayanannya Rumah sakit sebagai sebuah institusi diatur dalam
Undang-Undang Rumah Sakit, dimana terdapat empat pasal dalam undang-undang tersebut yang
mengamanahkan keselamatan pasien. Amanah keselamatan pasien dalam Undang-Undang
Rumah Sakit telah dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 1691 Tahun
2011 Tentang Keselamatan pasien. (Basabih,2017 :150-157).
3
Keselamatan Pasien dalam Undang-Undang Rumah Sakit.Dalam undang-undang ini jelas
diamanahkan mengenai keselamatan pasien, berikut dibawah ini adalah rinciannya dalam pasal :
c. Pasal 29 ayat b: memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi &
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan RS.
d. Pasal 43 :
a. Pasal 5 : Rumah sakit dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib melaksanakan
program dgn mengacu pada kebijakan nasional Komite KPRS.
b. Pasal 6
1) Ayat 1 : Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan
pasien.
4
Mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit sesuai dengan kekhususan
rumah sakit tersebut.
Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program KPRS.
Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan
(monitoring) dan penilaian(evaluasi)tentang terapan (Implementasi) program KPRS.
Bekerjasama dengan bagian Diklat RS untuk melakukan pelatihan internal KPRS.
Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan solusi
untuk pembelajaran.
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam rangka
pengambilan kebijakan KPRS.
Membuat laporan kegiatan kepada kepala RS.
Pengaturan keselamatan pasien pada tataran teknis operasional merujuk pada Peraturan
Menteri
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien. Peraturan Menteri Kesehatan ini
diterbitkan untuk menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691/MENKES/Per/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.Perubahan frasa dari “Keselamatan Pasien Rumah
Sakit” menjadi “Keselamatan Pasien” telah menunjukkan bahwa Peraturan Menteri Kesehatan
yang baru memiliki cakupan lebih luas. Meskipun terdapat pergantian kebijakan berkaitan
dengan keselamatan pasien, namun patut dipahami bahwa kedua peraturan menteri tersebut
sejatinya merupakan perintah Pasal 43 Undang-Undang Nomor Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit. Asas perlindungan di bidang hukum merupakan upaya yang diberikan
kepada subyek hukum dalam bentuk norma hukum, baik bersifat represif maupun restitutif,
tertulis maupun tidak tertulis. Berdasarkan gambaran tersebut, asas perlindungan di bidang
hukum dapat dimengerti sebagai suatu pemikiran yang mendasari dibuatnya perundang-
undangan yang didukung oleh asas kepastian hukum, kemudian didukung pula oleh asas
pengayoman terhadap
5
harkat dan martabat manusia secara aman, selamat, dan terjamin yang selain mengutamakan asas
kepastian hukum juga memperhatikan asas asas keadilan hukum.
6
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. (Permenkes, 2011). Keselamatan pasien telah di atur dalam
undang-undang seperti Undang-Undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes
1691 / VIII / 2011 Tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, Dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien dan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://osf.io/4dpgu/download/?format=pdf#:~:text=Keselamatan%20pasien%20telah%20
di%20atur,Nomor%2036%20Tahun%202009%20Tentang
https://www.slideshare.net/mobile/setyo14/permenkes-no-1691-ttg-keselamatan-pasien-
rumah-sakit
https://www.rumahsehatterpadu.or.id/pages/kualitas-dan-keselamatan-pasien
https://www.researchgate.net/publication/336429277_LANDASAN_HUKUM_DALAM_PE
LAKSANAAN_PRAKTIK_KEPERAWATAN_DEMI_TERCAPAINYA_KESELAMATA
N_PASIEN