Anda di halaman 1dari 6

USULAN TEKNIS 1-1

UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Penyusunan basis data peta rencana tata ruang merupakan amanah Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pembinaan Penataan Ruang pasal 13 ayat
(2) huruf g, dimana disebutkan “Pembinaan Penataan Ruang dilaksanakan melalui
penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat.”

Penyebarluasan informasi tata ruang kepada masyarakat memiliki manfaat dan


konsekuensi, dimana masyarakat menjadi lebih pintar dalam mengenal tata ruang
di lingkungannya, namun di sisi lain kita sebagai penyedia data juga harus dapat
memberikan informasi yang lengkap dan akurat.

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota diharapkan dapat mewujudkan
penyusunan dan operasionalisasi rencana tata ruang yang didukung basis data
yang terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dibagipakaikan, dan
terintegrasi.

USULAN TEKNIS 1-2


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Pihak Konsultan telah menelaah secara seksama serta mempelajari Kerangka


Acuan Kerja (KAK) yang tercantum dalam dokumen lelang pengadaan jasa
konsultasi. Dalam dokumen lelang tersebut telah diuraikan berbagai hal yang
berkaitan dengan aspek administrasi, aspek biaya dan aspek teknis serta contoh
format yang harus dibuat oleh konsultan, dimana dalam penjelasannya
memberikan gambaran yang cukup jelas dan singkat mengenai maksud dan
tujuan kegiatan, ruang lingkup kegiatan, serta lokasi kegiatan yang menjadi
bagian atau tugas konsultan selaku penyedia jasa dalam kegiatan dimaksud.

Pemahaman yang lebih mendalam telah dipahami dan diperoleh konsultan setelah
menghadiri rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing). Sebagai dari hasil penjelasan
tersebut selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Rapat Aanwijzing yang
merupakan bagian dari dokumen tak terpisahkan dari dokumen pelelangan.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa hal dalam KAK yang perlu untuk
ditanggapi, meliputi: (1) latar belakang dan rumusan persoalan; (2) maksud,
tujuan, dan sasaran; (3) ruang lingkup wilayah dan kegiatan; (4) tenaga ahli yang
terlibat; dan (5) jangka waktu pelaksanaan kegiatan. Tanggapan terhadap kelima
hal tersebut diperlukan dalam kaitannya untuk :

USULAN TEKNIS 1-3


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

‐ Memperjelas poin-poin yang disampaikan dalam KAK untuk kemudian


menjadi dasar dalam menjelaskan apreasiasi dan inovasi yang akan
diusulkan,

‐ Menentukan pendekatan dan metodologi yang digunakan,

‐ Merumuskan rencana kerja, serta

‐ Merumuskan penjadwalan.

1.1 Tanggapan dan Saran Terhadap KAK

Dengan mengacu pada kerangka acuan kerja diharapkan dapat memberikan


masukan bagi pekerjaan “Updating Basisdata RDTR Kecamatan
Perkotaan Garut”. Kunci keberhasilan pekerjaan ini tergantung pada 6 hal, yaitu :

1. Kualitas pemahaman terhadap isi kandungan atau substansi pekerjaan

2. Pemahaman terhadap maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan

3. Ketepatan dalam mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan


pengembangan

4. Menguasai permasalahan dan kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan


pekerjaan

5. Tingkat kepakaran dan kemampuan personil dalam merumuskan strategis


kampanye publik dalam sosialisasi yang dirasakan efektif, efesien dengan
materi yang terstruktur, sistematis dan komprehensif sehingga mudah
dipahami, dimengerti oleh peserta sosialisasi.

6. Kualitas kerjasama dengan instansi dan stakeholder terkait guna menunjang


keberhasilan pekerjaan.

1.2 Tanggapan Terhadap Latar Belakang

Pada dasarnya konsultan sangat memahami apa yang menjadi latar belakang dari
kegiatan ini, sebagaimana di kemukakan dalam Kerang Acuan Kerja, salah satu
faktor utama yang melatarbelakangi kegiatan “Updating Basisdata RDTR
Kecamatan Perkotaan Garut”

USULAN TEKNIS 1-4


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

1.3 Tanggapan Terhadap Landasan Hukum

Landasan hukum merupakan Peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik
tolak dalam melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu.

Pengaturan ruang dan kegiatan di atasnya merupakan kewenangan dan tugas


pemerintah daerah, dengan landasan hukum sebagai berikut :

a. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

b. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

c. Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

d. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

e. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan


Ruang.

f. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 Tentang


Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang
Wilayah.

g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

h. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2016 – 2036.

Untuk lebih menjamkan materi maka nantinya landasan hokum juga harus
mengacu pada landasan yang berupaya meningkatkan peringkat daya saing
global dan kemudahan berinvestasi (ease of doing business) di Indonesia.

1.4 Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup

Pendekatan sistem relevan dengan proses pembentukan peraturan daerah.


Keterpaduan dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling. Selain itu,
dengan memperhatikan masukan dari anggota-anggota masyarakat dapat
menumbuhkan perasaan memiliki dan kewajiban moral dari mereka untuk
mematuhi dan memahami proses updating basisdata dalam pekerjaan ini. Agar
dapat mencapai tujuannya, pendekatan sistem harus dilengkapi dengan suatu
kontrol seperti umpan balik supaya hubungan antara masukan, proses dan
keluaran menjadi seimbang dan dinamis.

USULAN TEKNIS 1-5


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

1.3 Tanggapan Terhadap Tahapan Kegiatan

Penyusunan basis data peta rencana tata ruang melalui sebuah proses yang
panjang. Buku Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang dibuat
sebagai panduan yang bersifat detail dan teknis untuk pengisian basis data peta
rencana tata ruang di tingkat pusat maupun daerah.

Penyusunan rencana tata ruang membutuhkan kerja sama berbagai pihak.


Mengingat data rencana tata ruang memiliki beragam permasalahan seperti
perbedaan manajemen data spasial yang tidak seragam dan ketidaksinkronan
informasi antara data spasial dengan batang tubuh peraturan perundang-
undangan, maka diperlukan metode yang tepat untuk mendapatkan solusinya.

Mendukung revolusi industri 4.0, basis data peta rencana tata ruang berperan
sebagai benang emas untuk menghubungkan dan mengintegrasikan data antar
sektor. Penggunaan basis data diperlukan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring pembangunan nasional agar menghasilkan informasi
geospasial yang tepat, akurat, dan terstandar menggunakan satu sistem referensi
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

1.4 Tanggapan dan Saran Terhadap Terhadap Personil dan Fasilitas Pendukung

Mengacu pada KAK, dalam kegiatan ini diharapkan terbentuknya penyamaan


pemahaman dan persepsi terhadap arahan penyusunan pekerjaan ini, sebagai
prosedur pengajuan persetujuan pekerjaan ini dan proses evaluasi dalam rangka
persetujuan substansi, untuk itu diharapkan PPK maupun tim supervisi dapat
selalu bekerjasama sebagai mitra kerja bukan sebagai atasan dan bawahan
sehingga diharapkan terjadi tim yang sinergi dan solid serta seiring sejalan dalam
memberikan advis kepada pihak pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dan
sasaran dari pekerjaan ini.

USULAN TEKNIS 1-6

Anda mungkin juga menyukai