Anda di halaman 1dari 60

USULAN TEKNIS

UPDATING BASIS DATA


RDTR PERKOTAAN GARUT
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK .................................... I-3

1.2 TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG .................................. I-4

1.3 TANGGAPAN TERHADAP LANDASAN HUKUM ................................ I-5

1.4 TANGGAPAN TERHADAP RUANG LINGKUP ................................... I-6

BAB 2 KEDUDUKAN BASIS DATA


2.1 KEDUDUKAN BASIS DATA ............................................................. II-2

BAB 3 METODOLOGI
3.1 METODOLOGI ................................................................................ III-2

BAB 4 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................. V-2
USULAN TEKNIS 1-1
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Penyusunan basis data peta rencana tata ruang merupakan amanah Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pembinaan Penataan Ruang pasal 13 ayat
(2) huruf g, dimana disebutkan “Pembinaan Penataan Ruang dilaksanakan melalui
penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat.”

Penyebarluasan informasi tata ruang kepada masyarakat memiliki manfaat dan


konsekuensi, dimana masyarakat menjadi lebih pintar dalam mengenal tata ruang
di lingkungannya, namun di sisi lain kita sebagai penyedia data juga harus dapat
memberikan informasi yang lengkap dan akurat.

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota diharapkan dapat mewujudkan
penyusunan dan operasionalisasi rencana tata ruang yang didukung basis data
yang terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dibagipakaikan, dan
terintegrasi.

USULAN TEKNIS 1-2


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Pihak Konsultan telah menelaah secara seksama serta mempelajari Kerangka


Acuan Kerja (KAK) yang tercantum dalam dokumen lelang pengadaan jasa
konsultasi. Dalam dokumen lelang tersebut telah diuraikan berbagai hal yang
berkaitan dengan aspek administrasi, aspek biaya dan aspek teknis serta contoh
format yang harus dibuat oleh konsultan, dimana dalam penjelasannya
memberikan gambaran yang cukup jelas dan singkat mengenai maksud dan
tujuan kegiatan, ruang lingkup kegiatan, serta lokasi kegiatan yang menjadi
bagian atau tugas konsultan selaku penyedia jasa dalam kegiatan dimaksud.

Pemahaman yang lebih mendalam telah dipahami dan diperoleh konsultan setelah
menghadiri rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing). Sebagai dari hasil penjelasan
tersebut selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Rapat Aanwijzing yang
merupakan bagian dari dokumen tak terpisahkan dari dokumen pelelangan.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa hal dalam KAK yang perlu untuk
ditanggapi, meliputi: (1) latar belakang dan rumusan persoalan; (2) maksud,
tujuan, dan sasaran; (3) ruang lingkup wilayah dan kegiatan; (4) tenaga ahli yang
terlibat; dan (5) jangka waktu pelaksanaan kegiatan. Tanggapan terhadap kelima
hal tersebut diperlukan dalam kaitannya untuk :

USULAN TEKNIS 1-3


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

‐ Memperjelas poin-poin yang disampaikan dalam KAK untuk kemudian


menjadi dasar dalam menjelaskan apreasiasi dan inovasi yang akan
diusulkan,

‐ Menentukan pendekatan dan metodologi yang digunakan,

‐ Merumuskan rencana kerja, serta

‐ Merumuskan penjadwalan.

1.1 Tanggapan dan Saran Terhadap KAK

Dengan mengacu pada kerangka acuan kerja diharapkan dapat memberikan


masukan bagi pekerjaan “Updating Basisdata RDTR Kecamatan
Perkotaan Garut”. Kunci keberhasilan pekerjaan ini tergantung pada 6 hal, yaitu :

1. Kualitas pemahaman terhadap isi kandungan atau substansi pekerjaan

2. Pemahaman terhadap maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan

3. Ketepatan dalam mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan


pengembangan

4. Menguasai permasalahan dan kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan


pekerjaan

5. Tingkat kepakaran dan kemampuan personil dalam merumuskan strategis


kampanye publik dalam sosialisasi yang dirasakan efektif, efesien dengan
materi yang terstruktur, sistematis dan komprehensif sehingga mudah
dipahami, dimengerti oleh peserta sosialisasi.

6. Kualitas kerjasama dengan instansi dan stakeholder terkait guna menunjang


keberhasilan pekerjaan.

1.2 Tanggapan Terhadap Latar Belakang

Pada dasarnya konsultan sangat memahami apa yang menjadi latar belakang dari
kegiatan ini, sebagaimana di kemukakan dalam Kerang Acuan Kerja, salah satu
faktor utama yang melatarbelakangi kegiatan “Updating Basisdata RDTR
Kecamatan Perkotaan Garut”

USULAN TEKNIS 1-4


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

1.3 Tanggapan Terhadap Landasan Hukum

Landasan hukum merupakan Peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik
tolak dalam melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu.

Pengaturan ruang dan kegiatan di atasnya merupakan kewenangan dan tugas


pemerintah daerah, dengan landasan hukum sebagai berikut :

a. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

b. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

c. Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

d. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

e. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan


Ruang.

f. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 Tentang


Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang
Wilayah.

g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

h. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2016 – 2036.

Untuk lebih menjamkan materi maka nantinya landasan hokum juga harus
mengacu pada landasan yang berupaya meningkatkan peringkat daya saing
global dan kemudahan berinvestasi (ease of doing business) di Indonesia.

1.4 Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup

Pendekatan sistem relevan dengan proses pembentukan peraturan daerah.


Keterpaduan dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling. Selain itu,
dengan memperhatikan masukan dari anggota-anggota masyarakat dapat
menumbuhkan perasaan memiliki dan kewajiban moral dari mereka untuk
mematuhi dan memahami proses updating basisdata dalam pekerjaan ini. Agar
dapat mencapai tujuannya, pendekatan sistem harus dilengkapi dengan suatu
kontrol seperti umpan balik supaya hubungan antara masukan, proses dan
keluaran menjadi seimbang dan dinamis.

USULAN TEKNIS 1-5


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

1.3 Tanggapan Terhadap Tahapan Kegiatan

Penyusunan basis data peta rencana tata ruang melalui sebuah proses yang
panjang. Buku Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang dibuat
sebagai panduan yang bersifat detail dan teknis untuk pengisian basis data peta
rencana tata ruang di tingkat pusat maupun daerah.

Penyusunan rencana tata ruang membutuhkan kerja sama berbagai pihak.


Mengingat data rencana tata ruang memiliki beragam permasalahan seperti
perbedaan manajemen data spasial yang tidak seragam dan ketidaksinkronan
informasi antara data spasial dengan batang tubuh peraturan perundang-
undangan, maka diperlukan metode yang tepat untuk mendapatkan solusinya.

Mendukung revolusi industri 4.0, basis data peta rencana tata ruang berperan
sebagai benang emas untuk menghubungkan dan mengintegrasikan data antar
sektor. Penggunaan basis data diperlukan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring pembangunan nasional agar menghasilkan informasi
geospasial yang tepat, akurat, dan terstandar menggunakan satu sistem referensi
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

1.4 Tanggapan dan Saran Terhadap Terhadap Personil dan Fasilitas Pendukung

Mengacu pada KAK, dalam kegiatan ini diharapkan terbentuknya penyamaan


pemahaman dan persepsi terhadap arahan penyusunan pekerjaan ini, sebagai
prosedur pengajuan persetujuan pekerjaan ini dan proses evaluasi dalam rangka
persetujuan substansi, untuk itu diharapkan PPK maupun tim supervisi dapat
selalu bekerjasama sebagai mitra kerja bukan sebagai atasan dan bawahan
sehingga diharapkan terjadi tim yang sinergi dan solid serta seiring sejalan dalam
memberikan advis kepada pihak pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dan
sasaran dari pekerjaan ini.

USULAN TEKNIS 1-6


USULAN TEKNIS 2-1
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

2.1 Kedudukan Basisdata Dalam Penyusunan Penyusunan Peta Tata Ruang

Basis data merupakan bagian dari pengaturan NSPK yang penting dalam
penyusunan peta RTR. Standar penyusunan peta RTR terdiri atas standar basis
data yang merupakan kewenangan Kementerian ATR/BPN dan standar penyajian
yang merupakan kewenangan BIG.

Pengelolaan basis data pada Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian


ATR/BPN terbagi menjadi tiga, yaitu “Basis Data Penyusunan”, “Basis Data
Pengarsipan” dan “Basis Data Publikasi”. Penggunaan “Basis Data Penyusunan”
dilakukan pada proses penyusunan data RTR sebelum pengesahan dokumen.
Proses penyusunan peta RTR yang tidak menggunakan “Basis Data Penyusunan”
sejak awal, memerlukan penyesuaian format agar dapat masuk ke dalam “Basis
Data Pengarsipan”. Data yang tidak dapat disesuaikan akan disimpan dalam
penyimpanan offline dan tidak dapat masuk ke dalam “Basis Data Pengarsipan”
maupun diberbagipakaikan melalui aplikasi tata ruang.

USULAN TEKNIS 1-2


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Penggunaan “Basis Data Penyusunan” mempermudah pengerjaan peta RTR


dimana proses awalnya meliputi kompilasi dan penyusunan beberapa data yang
bersumber dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), citra satelit, dan/atau foto udara
hingga menjadi peta dasar dan peta tematik. Data dasar yang digunakan
sebaiknya sudah mendapat rekomendasi dari badan yang membidangi urusan
bidang geospasial, berupa berita acara atau surat rekomendasi yang menyatakan
data tersebut dapat digunakan sebagai dasar acuan penyusunan peta rencana tata
ruang. Untuk memperoleh rekomendasi tersebut, data akan dicek secara akurasi,
proyeksi, dan konsistensinya terhadap kenampakkan objek di lapangan, dalam hal
ini dapat menggunakan citra satelit, ataupun peta dasar dengan akurasi temporal
kurang dari dua tahun dan akurasi spasial menyesuaikan dengan tingkat
perencanaannya.

USULAN TEKNIS 1-3


USULAN TEKNIS 3-1
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

3.1 Metode Updating Basisdata


3.1.1 Format Basis Data

Format basis data peta RTR yang digunakan dalam pengimplementasian Peraturan
Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dapat berupa .gpkg, .gdb, .db dan
bentuk lainnya yang dapat menyimpan data berupa koordinat, teks, numerik dan
integer. Adapun untuk format basis data peta dalam bentuk .gdb dapat diunduh
pada tautan bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR. Pada tautan tersebut juga terdapat
Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten
dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, dan petunjuk
teknis basis data ini.

Format basis data peta RTR yang disediakan merupakan standar minimal
yang sudah ditetapkan demi memenuhi kebutuhan perencanaan ruang. Hal
ini juga dilaksanakan dalam rangka memudahkan integrasi dan
sinkronisasi data rencana tata ruang dengan sistem aplikasi digital lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan data yang dimasukkan ke dalam
format basis data ini dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari. Tim penyusun dan pembina
rencana tata ruang beserta sektor terkait diharapkan dapat memahami
aturan dan tata cara pengisian basis data RTR. Hal ini didasarkan pada
kebutuhan akan pemahaman konsekuensi data legal untuk mewujudkan
rencana tata ruang yang lebih berkualitas, akuntabel, dan transparan demi
pembangunan yang lebih baik.

3.1.2 Pengisian Informasi Kedalam Basis Data

Pengisian informasi ke dalam basis data peta dapat dikerjakan atau


dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, seperti: (1) memindahkan data ke
dalam format baru atau dikenal dengan load data, (2) membuat relasi antara data
spasial dengan data tabular atau yang dikenal dengan join and relate, dan (3)
membuat dari awal data tersebut pada format yang sudah disediakan.

USULAN TEKNIS 3-2


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

A. Load Data

Load data merupakan pengerjaan paling umum dalam memindahkan data yang
sudah dikerjakan dari format lain ke dalam format basis data. Sebagai contoh,
apabila sudah tersedia data spasial namun field-nya belum teratur, atau terdapat
field yang kurang, maka tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah load data. Load
data sendiri digunakan dengan cara mencocokkan field pada data spasial awal
dengan field pada basis data peta RTR. Adapun tahapannya pada software ArcGIS
adalah sebagai berikut:

1) Buka basis data spasial yang sudah diunduh, kemudian pilih kelas fitur
yang akan dimasukkan datanya ke dalam basis data tersebut. Kelas fitur
yang dapat dipilih berupa Pola Ruang, Struktur Ruang, Kawasan Strategis,
atau Sub BWP Prioritas.
2) Setelah itu klik kanan pada kelas fitur dan pilih load, kemudian pilih load
data lihat Gambar III-1.
3) Setelah muncul jendela baru, pilih next, kemudian klik simbol …. untuk
mencari data yang akan dimasukkan kedalam basis data. Klik add,
kemudian klik next.
4) Pada tahap berikutnya pilih “I do not want to load all feature into a subytpe.”
Khusus untuk load data pada Pola Ruang RDTR dapat dipilih “I want to load
all feature into a subytpe,” jika atribut data yang akan dimasukkan hanya
bersifat parsial dan terdapat satu peruntukkan saja. Jika sudah
menentukkan, maka pilih next.

USULAN TEKNIS 3-3


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

5) Pada tahap selanjutnya akan muncul jendela berisi pencocokkan field.


“Target Field” merupakan field yang ada di dalam basis data peta rencana
tata ruang atau field tujuan, sedangkan “Matching Source Field” adalah field
yang ada di data awal atau field yang perlu dicocokkan ke dalam basis data
RTR. Hal yang perlu diperhatikan dalam pencocokkan field ini adalah tipe
field (string, int, double) yang akan dicocokkan harus sama agar proses
dapat berlangsung. Jika sudah selesai mencocokkan field, maka klik next.

6) Pada tahap ini terdapat dua pilihan, yaitu “Load all of the source data” atau
“Load only the features that statisfy a query”. Jika memilih “Load all of the
source data,” maka seluruh data yang ada akan dimasukkan ke dalam basis
data yang baru. Jika data yang perlu dimasukkan hanya beberapa atau
memiliki kriteria tertentu, maka pilih “Load only the features that statisfy a
query,” kemudian klik query builder dan masukkan persamaan query yang
dimasukkan. Jika sudah selesai klik next.

USULAN TEKNIS 3-4


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

7) Klik finish dan coba panggil data yang sudah kelas fitur yang sudah
dimasukkan data sebelumnya. Jika data terpanggil, maka pekerjaan load
data sudah selesai, namun jika data yang dipanggil tidak terlihat atau
hanya muncul atribut spasialnya saja dan tidak terlihat bentuk spasialnya,
maka ada kemungkinan data yang dimasukkan berbeda atau belum
memiliki proyeksi. Hal lain yang mungkin terjadi juga jika terdapat error
geometry ataupun field yang digunakan memiliki perbedaan spesifikasi
seperti panjang karakter pada tipe field teks.

B. Join and Relate

Pengerjaan berikutnya dilakukan apabila pengguna memiliki data tabular yang


sudah mengurut atau memiliki keterkaitan dengan spasial, namun belum masuk
kedalam basis data tersebut. Cara yang dilakukan berupa join and relate. Adapun
tahapannya pada software ArcGIS adalah sebagai berikut:

1) Buka basis data spasial yang ingin digabung dengan tabular. Klik kanan
pada data, kemudian pilih “Joins and Relates,” kemudian pilih “Join” sesuai
Gambar III-4.

2) Nomor 1, pilih field yang ingin digunakan untuk penghubung, sedangkan


untuk nomor 2 pilih data tabular yang sudah dimiliki dengan mengklik
simbol … untuk mencari data tabular yang akan dihubungkan. Setelah itu
pada nomor 3, pilih baris yang ingin digunakan untuk menghubungkan
dengan isian field sebelumnya. Jika sudah, kemudian klik OK.
3) Klik kanan pada data, pilih “open attribute table”, kemudian periksa pada
bagian terakhir dari field attribute. Jika terdapat penambahan, field sudah
berhasil ditambahkan, jika tidak maka periksa lagi isi data tabular yang

USULAN TEKNIS 3-5


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

digunakan ataupun field yang digunakan dalam menghubungkan antara


data spasial dengan data tabular.

USULAN TEKNIS 3-6


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

3.1.3 Teknik Pengisian Basis Data

Sub-Bab sebelumnya telah menjelaskan pengisian basis data peta RTR dapat
dilakukan dengan memilih langsung, mengisikan kode, ataupun mengisi manual
pada field yang sudah disediakan. Pengisian basis data peta RTR disesuaikan
untuk setiap kelompok komponen informasi. Adapupun komponen informasi yang
dimasud adalah Nama Objek, Klasifikasi Turunan Unsur, Separasi Wilayah
Perencanaan, Wilayah Administrasi, Ketentuan Khusus, Teknik Pengaturan
Zonasi, dan Keterangan Tambahan, seperti yang sudah disebutkan pada Bab II
Konsep Basis Data Peta RTR.

Nama Objek diisi dengan klasifikasi turunan unsur (orde) terakhir atau Sub-Zona.
Hal ini dilakukan dengan melakukan edit data atau mengisi manual pada tiap
barisnya. Jika data sudah memiliki klasifikasi turunan unsur yang lengkap dan
hanya perlu memindahkannya ke dalam field Nama Objek, maka cara yang
dilakukan dalam software ArcGIS dapat berupa:

USULAN TEKNIS 3-7


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

B. Pengisian Klasifikasi Turunan Unsur

Pengisian klasifikasi turunan unsur menggunakan sembilan kode unik dengan


penjelasan sebagai berikut:

Nomenklatur : Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Kodefikasi : 101010000

Geometri : Titik

Nama Sub-Unsur : Pusat Kegiatan

Klasifikasi : Turunan 1

USULAN TEKNIS 3-8


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Keterangan:

 Geometri merepresentasikan bentuk objek dari klasifikasi unsur yang ada.


Adapun representasi tersebut berupa angka 1 untuk titik, angka 2 untuk
garis, angka 3 untuk poligon, dan angka 4 untuk merepresentasikan bentuk
yang dapat berupa titik ataupun garis
 Nama sub-unsur merepresentasikan jenis rencana Struktur Ruang dan Pola
Ruang. Adapun representasi tersebut berupa angka 01–09 untuk kodefikasi
pusat pelayanan, 10 – 19 kodefikasi jaringan transportasi, 20–24 kodefikasi
jaringan energi, 25–29 kodefikasi jaringan telekomunikasi, 30–39 kodefikasi
jaringan sumber daya air, 40–59 kodefikasi jaringan prasarana lainnya, 60–
79 kodefikasi kawasan/zona lindung, dan 80–99 kodefikasi kawasan/zona
budi daya
 Turunan 1–4 berisi angka yang merepresentasikan kedetailan dari suatu
turunan unsur dengan angka 01–99 untuk turunan 1 dan turunan 2; dan
angka 1–9 untuk turunan 3 dan turunan 4

USULAN TEKNIS 3-9


UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 10
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 11
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 12
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 13
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 14
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 15
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 16
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 17
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 18
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 19
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 20
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 21
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 22
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 23
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 24
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 25
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 26
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

C. Pengisian Separasi Wilayah Perencanaan dan Wilayah Administrasi

Pengisian separasi wilayah perencanaan dan wilayah administrasi umumnya


dilakukan dengan mengisi langsung pada field tersebut, ataupun bisa juga dengan
melakukan proses union antara data batas wilayah dengan Pola Ruang yang sudah
disusun. Kelompok informasi separasi wilayah perencanaan hanya terdapat pada
Pola Ruang tingkat RDTR, sedangkan untuk wilayah administrasi terdapat di
seluruh format basis data dengan tingkat kedalaman disesuaikan dengan tingkat
perencanaannya. Adapun ketentuan pengisian sebagai berikut:

Pengisian nama wilayah administrasi untuk tingkat kecamatan, kelurahan dan desa boleh
menggunakan istilah nama daerah dengan tingkatan yang sama sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran poligon yang muncul akibat terpotongnya data
oleh informasi separasi wilayah perencanaan dan wilayah administrasi. Diharapkan poligon
yang terpotong masih sesuai dengan ketelitian informasi yang dapat tergambar pada skala
pemetaan tersebut (tidak menimbulkan slivers). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
bentuk dari agregasi data sub-blok hingga menjadi sebuah BWP merupakan satu hamparan
yang tidak terpisah dapat dilihat pada Gambar III-11.

USULAN TEKNIS 3 - 27
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Apabila dalam wilayah perencanaan informasi yang digunakan tidak sampai pada kedetailan
sub-blok, maka informasi sub-blok boleh untuk tidak diisi (dibiarkan null).

D. Pengisian Ketentuan Khusus

Pengisian ketentuan khusus digunakan untuk menggambarkan area atau wilayah


perencanaan yang bertampalan (overlay) dengan informasi sektor terkait, sehingga
dalam pemanfaatan ruangnya memerlukan pengaturan lebih lanjut. Tema
informasi yang dimasukkan ke dalam ketentuan khusus untuk tingkat RTRW
berasal dari tema perhubungan (KKOP), pertanian (KP2B), kebencanaan (KRB),
cagar budaya (CAGBUD), dan resapan air (RESAIR), sedangkan untuk tingkat
RDTR meliputi tema perhubungan (KKOP), pertanian (LP2B), kebencanaan (KRB
dan TEB), perekonomian (TOD), cagar budaya (CAGBUD), pertahanan dan
keamanan (HANKAM), penelitian (PUSLIT), resapan air (RESAIR), dan penyangga
(SANGGA).

USULAN TEKNIS 3 - 28
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

Pemilihan isian ketentuan khusus berbeda satu dengan yang lainnya bergantung
pada kriteria dan fungsi dari ketentuan khusus tersebut. Bentuk isian yang sudah
dimasukkan ke dalam basis data peta RTR dibuat dalam domain (isian tetap) dan
isian bebas. Penggunaan domain dilakukan jika isian ketentuan khusus sudah
tersedia dalam basis data RTR. Apabila isian ketentuan khusus belum tersedia,
maka dapat mengisikan secara manual sesuai dengan ketentuan yang tertuang
pada Tabel III-5

USULAN TEKNIS 3 - 29
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 30
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 31
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 32
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 33
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

F. Pengisian Keterangan Tambahan

Pengisian keterangan tambahan untuk field “Luas” menggunakan format proyeksi


berupa Mercator atau UTM, dengan satuan luas berupa hektar (Ha). Perhitungan
luas tidak perlu mengubah proyeksi data, namun hanya pada layer tempat data
tersebut dipanggil. Perlu diperhatikan dalam perhitungan luas, hasil total luas
suatu kawasan/zona dalam basis data peta RTR harus sama dengan yang tertera
dalam batang tubuh peraturan.

Keterangan tambahan untuk field “Sumber Data” dapat diisi dengan nama
instansi, serta tahun akuisisi data tersebut. Apabila data tersebut dihasilkan dari
hasil analisa, maka dapat diisi dengan menyebutkan hasil analisis dokumen
perencanaan yang kemudian disertai tahun contohnya: Hasil Analisis, 2020.

USULAN TEKNIS 3 - 34
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

3.1.4 Ketentuan Simbol dan Titik Dalam Pola Ruang

Unsur Pola Ruang yang luasannya kecil dan tidak dapat tergambarkan sebagai
poligon direpresentasikan dengan simbol titik pada peta RTR sesuai dengan
Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Penggambaran simbol
titik pada peta Pola Ruang hanya berfungsi menunjukkan lokasi dan tidak bisa
dicantumkan luasannya dalam batang tubuh peraturan perundang-undangan.

Unsur yang dapat digambarkan sebagai titik pada peta Pola Ruang terbatas hanya
unsur: (1) Pertahanan dan Keamanan; (2) Pariwisata; dan (3) Cagar Budaya pada
tingkat RTRW. Ketiga unsur tersebut merupakan objek vital dimana
keberadaannya membutuhkan perencanaan dan prasarana khusus untuk
pengembangan ekonomi, fungsi preservasi atau fungsi strategis keamanan, namun
tidak memiliki luasan signifikan yang dapat digambarkan pada skala minimal peta
Pola Ruang.

Unsur titik yang dimasukkan pada rencana Pola Ruang perlu dibuat kelas
fitur tersendiri, kemudian dimasukkan ke dalam dataset Pola Ruang secara
manual. Ketentuan kelas fitur dibuat minimal terdiri atas dua field yaitu: (1)
NAMOBJ (Alias: Nama Objek) dan (2) REMARK (Alias: Catatan). Field Nama
Objek diisi dengan tambahan kata “Lokasi” sebelum menulis nama jenis
unsurnya, sementara field REMARK dapat diisi dengan keterangan nama
lokasi/nama unsur aslinya. Contoh pengisian field dapat dilihat pada Tabel
III-6.

USULAN TEKNIS 3 - 35
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

3.1.5 Relasi Spasial Basisdata

Aturan relasi spasial dalam basis data peta RTR dibedakan menjadi dua, yaitu
untuk mengatur hubungan nomenklatur yang harus berdampingan dan yang tidak
boleh berdampingan. Fungsi aturan relasi spasial adalah untuk mempermudah
penyusun dalam menentukan nomenklatur yang saling mempengaruhi dalam
penyusunan rencana tata ruang. Relasi spasial pada penggambaran peta RTR
disesuaikan dengan tingkat ketelitian skala perencanaan tata ruang. Jika objek
yang digambarkan tidak memenuhi tingkat ketelitian skala peta RTR, maka relasi
spasial dapat tidak berlaku. Contoh pada Sumber Air Kabupaten/Kota (titik) pada
tingkat RTRW Kabupaten berdasarkan aturan relasi spasial titik-poligon
seharusnya berada di dalam Badan Air (poligon), namun jika objek Badan Air
tersebut memiliki luasan yang tidak tergambarkan pada skala RTRW Kabupaten,
maka relasi spasial dapat tidak berlaku.

USULAN TEKNIS 3 - 36
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 37
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 38
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 39
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 40
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

B. Aturan Relasi Spasial yang Tidak Boleh Berdampingan untuk RTRW


Provinsi, Kabupaten/Kota dan RDTR

Setiap “Nomenklatur 1” memiliki aturan relasi dengan “Nomenklatur 2”


yang dijelaskan pada Tabel III-9 sesuai nomenklatur pada setiap tingkat
perencanaan yang diatur dalam Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14
Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail
Tata Ruang Kabupaten/Kota

USULAN TEKNIS 3 - 41
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

3.1.6 Aturan Pengecekan dan Perbaikan Tipologi

Semua data kelas fitur dengan geometri poligon atau garis harus bebas error
(topologi clean and clear). Kelas fitur dengan geometri poligon menggunakan dua
aturan topologi, yaitu: must not overlap dan must not have gaps. Kelas fitur
dengan geometri garis menggunakan tiga aturan topologi, yaitu: must not have
dangles, must-not overlap, dan must not self-overlap.

USULAN TEKNIS 3 - 42
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 43
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 44
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 45
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 46
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

USULAN TEKNIS 3 - 47
USULAN TEKNIS 4-1
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT

4.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tabel 4.1

Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Waktu Pelaksanaan (Bulan-


Minggu)
No Uraian Kegiatan
I II
1 2 3 4 1 2 3 4
A Persiapan
1 Konsolidasi dan Persiapan Tim,
2 Pemahaman Terhadap Kerangka Acuang Kerja (KAK)
3 Struktur organisasi pelaksana pekerjaan;
4 Jadwal tenaga ahli;
5 Metodologi pendekatan;
6 Penyusunan checklist data
7 Pemahaman Tentang Kondisi Terkini,
8 Orientasi Lapangan,
9 Penjaman Metodelogi
10 Pematangan Rencana Kerja
11 Kajian Terhadap Data Awal
B Rapat Persiapan Pekerjaan
1 Koordinasi dan Studi Awal
2 Studi Literatur
C Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer
Pengumpulan data sekunder
D Tahap Pelaksanaan
Pengisian Format Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
Pengisian Informasi ke dalam Basis Data Peta Rencana Tata
Ruang
Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang
Pengecekan dan Perbaikan Topologi

USULAN TEKNIS 1-2

Anda mungkin juga menyukai