BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK .................................... I-3
BAB 3 METODOLOGI
3.1 METODOLOGI ................................................................................ III-2
Penyusunan basis data peta rencana tata ruang merupakan amanah Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pembinaan Penataan Ruang pasal 13 ayat
(2) huruf g, dimana disebutkan “Pembinaan Penataan Ruang dilaksanakan melalui
penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat.”
Pemahaman yang lebih mendalam telah dipahami dan diperoleh konsultan setelah
menghadiri rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing). Sebagai dari hasil penjelasan
tersebut selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Rapat Aanwijzing yang
merupakan bagian dari dokumen tak terpisahkan dari dokumen pelelangan.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa hal dalam KAK yang perlu untuk
ditanggapi, meliputi: (1) latar belakang dan rumusan persoalan; (2) maksud,
tujuan, dan sasaran; (3) ruang lingkup wilayah dan kegiatan; (4) tenaga ahli yang
terlibat; dan (5) jangka waktu pelaksanaan kegiatan. Tanggapan terhadap kelima
hal tersebut diperlukan dalam kaitannya untuk :
‐ Merumuskan penjadwalan.
Pada dasarnya konsultan sangat memahami apa yang menjadi latar belakang dari
kegiatan ini, sebagaimana di kemukakan dalam Kerang Acuan Kerja, salah satu
faktor utama yang melatarbelakangi kegiatan “Updating Basisdata RDTR
Kecamatan Perkotaan Garut”
Landasan hukum merupakan Peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik
tolak dalam melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu.
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
Untuk lebih menjamkan materi maka nantinya landasan hokum juga harus
mengacu pada landasan yang berupaya meningkatkan peringkat daya saing
global dan kemudahan berinvestasi (ease of doing business) di Indonesia.
Penyusunan basis data peta rencana tata ruang melalui sebuah proses yang
panjang. Buku Panduan Pengisian Basis Data Peta Rencana Tata Ruang dibuat
sebagai panduan yang bersifat detail dan teknis untuk pengisian basis data peta
rencana tata ruang di tingkat pusat maupun daerah.
Mendukung revolusi industri 4.0, basis data peta rencana tata ruang berperan
sebagai benang emas untuk menghubungkan dan mengintegrasikan data antar
sektor. Penggunaan basis data diperlukan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring pembangunan nasional agar menghasilkan informasi
geospasial yang tepat, akurat, dan terstandar menggunakan satu sistem referensi
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
1.4 Tanggapan dan Saran Terhadap Terhadap Personil dan Fasilitas Pendukung
Basis data merupakan bagian dari pengaturan NSPK yang penting dalam
penyusunan peta RTR. Standar penyusunan peta RTR terdiri atas standar basis
data yang merupakan kewenangan Kementerian ATR/BPN dan standar penyajian
yang merupakan kewenangan BIG.
Format basis data peta RTR yang digunakan dalam pengimplementasian Peraturan
Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dapat berupa .gpkg, .gdb, .db dan
bentuk lainnya yang dapat menyimpan data berupa koordinat, teks, numerik dan
integer. Adapun untuk format basis data peta dalam bentuk .gdb dapat diunduh
pada tautan bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR. Pada tautan tersebut juga terdapat
Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten
dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, dan petunjuk
teknis basis data ini.
Format basis data peta RTR yang disediakan merupakan standar minimal
yang sudah ditetapkan demi memenuhi kebutuhan perencanaan ruang. Hal
ini juga dilaksanakan dalam rangka memudahkan integrasi dan
sinkronisasi data rencana tata ruang dengan sistem aplikasi digital lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan data yang dimasukkan ke dalam
format basis data ini dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari. Tim penyusun dan pembina
rencana tata ruang beserta sektor terkait diharapkan dapat memahami
aturan dan tata cara pengisian basis data RTR. Hal ini didasarkan pada
kebutuhan akan pemahaman konsekuensi data legal untuk mewujudkan
rencana tata ruang yang lebih berkualitas, akuntabel, dan transparan demi
pembangunan yang lebih baik.
A. Load Data
Load data merupakan pengerjaan paling umum dalam memindahkan data yang
sudah dikerjakan dari format lain ke dalam format basis data. Sebagai contoh,
apabila sudah tersedia data spasial namun field-nya belum teratur, atau terdapat
field yang kurang, maka tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah load data. Load
data sendiri digunakan dengan cara mencocokkan field pada data spasial awal
dengan field pada basis data peta RTR. Adapun tahapannya pada software ArcGIS
adalah sebagai berikut:
1) Buka basis data spasial yang sudah diunduh, kemudian pilih kelas fitur
yang akan dimasukkan datanya ke dalam basis data tersebut. Kelas fitur
yang dapat dipilih berupa Pola Ruang, Struktur Ruang, Kawasan Strategis,
atau Sub BWP Prioritas.
2) Setelah itu klik kanan pada kelas fitur dan pilih load, kemudian pilih load
data lihat Gambar III-1.
3) Setelah muncul jendela baru, pilih next, kemudian klik simbol …. untuk
mencari data yang akan dimasukkan kedalam basis data. Klik add,
kemudian klik next.
4) Pada tahap berikutnya pilih “I do not want to load all feature into a subytpe.”
Khusus untuk load data pada Pola Ruang RDTR dapat dipilih “I want to load
all feature into a subytpe,” jika atribut data yang akan dimasukkan hanya
bersifat parsial dan terdapat satu peruntukkan saja. Jika sudah
menentukkan, maka pilih next.
6) Pada tahap ini terdapat dua pilihan, yaitu “Load all of the source data” atau
“Load only the features that statisfy a query”. Jika memilih “Load all of the
source data,” maka seluruh data yang ada akan dimasukkan ke dalam basis
data yang baru. Jika data yang perlu dimasukkan hanya beberapa atau
memiliki kriteria tertentu, maka pilih “Load only the features that statisfy a
query,” kemudian klik query builder dan masukkan persamaan query yang
dimasukkan. Jika sudah selesai klik next.
7) Klik finish dan coba panggil data yang sudah kelas fitur yang sudah
dimasukkan data sebelumnya. Jika data terpanggil, maka pekerjaan load
data sudah selesai, namun jika data yang dipanggil tidak terlihat atau
hanya muncul atribut spasialnya saja dan tidak terlihat bentuk spasialnya,
maka ada kemungkinan data yang dimasukkan berbeda atau belum
memiliki proyeksi. Hal lain yang mungkin terjadi juga jika terdapat error
geometry ataupun field yang digunakan memiliki perbedaan spesifikasi
seperti panjang karakter pada tipe field teks.
1) Buka basis data spasial yang ingin digabung dengan tabular. Klik kanan
pada data, kemudian pilih “Joins and Relates,” kemudian pilih “Join” sesuai
Gambar III-4.
Sub-Bab sebelumnya telah menjelaskan pengisian basis data peta RTR dapat
dilakukan dengan memilih langsung, mengisikan kode, ataupun mengisi manual
pada field yang sudah disediakan. Pengisian basis data peta RTR disesuaikan
untuk setiap kelompok komponen informasi. Adapupun komponen informasi yang
dimasud adalah Nama Objek, Klasifikasi Turunan Unsur, Separasi Wilayah
Perencanaan, Wilayah Administrasi, Ketentuan Khusus, Teknik Pengaturan
Zonasi, dan Keterangan Tambahan, seperti yang sudah disebutkan pada Bab II
Konsep Basis Data Peta RTR.
Nama Objek diisi dengan klasifikasi turunan unsur (orde) terakhir atau Sub-Zona.
Hal ini dilakukan dengan melakukan edit data atau mengisi manual pada tiap
barisnya. Jika data sudah memiliki klasifikasi turunan unsur yang lengkap dan
hanya perlu memindahkannya ke dalam field Nama Objek, maka cara yang
dilakukan dalam software ArcGIS dapat berupa:
Kodefikasi : 101010000
Geometri : Titik
Klasifikasi : Turunan 1
Keterangan:
USULAN TEKNIS 3 - 10
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 11
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 12
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 13
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 14
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 15
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 16
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 17
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 18
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 19
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 20
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 21
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 22
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 23
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 24
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 25
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 26
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Pengisian nama wilayah administrasi untuk tingkat kecamatan, kelurahan dan desa boleh
menggunakan istilah nama daerah dengan tingkatan yang sama sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran poligon yang muncul akibat terpotongnya data
oleh informasi separasi wilayah perencanaan dan wilayah administrasi. Diharapkan poligon
yang terpotong masih sesuai dengan ketelitian informasi yang dapat tergambar pada skala
pemetaan tersebut (tidak menimbulkan slivers). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
bentuk dari agregasi data sub-blok hingga menjadi sebuah BWP merupakan satu hamparan
yang tidak terpisah dapat dilihat pada Gambar III-11.
USULAN TEKNIS 3 - 27
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Apabila dalam wilayah perencanaan informasi yang digunakan tidak sampai pada kedetailan
sub-blok, maka informasi sub-blok boleh untuk tidak diisi (dibiarkan null).
USULAN TEKNIS 3 - 28
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Pemilihan isian ketentuan khusus berbeda satu dengan yang lainnya bergantung
pada kriteria dan fungsi dari ketentuan khusus tersebut. Bentuk isian yang sudah
dimasukkan ke dalam basis data peta RTR dibuat dalam domain (isian tetap) dan
isian bebas. Penggunaan domain dilakukan jika isian ketentuan khusus sudah
tersedia dalam basis data RTR. Apabila isian ketentuan khusus belum tersedia,
maka dapat mengisikan secara manual sesuai dengan ketentuan yang tertuang
pada Tabel III-5
USULAN TEKNIS 3 - 29
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 30
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 31
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 32
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 33
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Keterangan tambahan untuk field “Sumber Data” dapat diisi dengan nama
instansi, serta tahun akuisisi data tersebut. Apabila data tersebut dihasilkan dari
hasil analisa, maka dapat diisi dengan menyebutkan hasil analisis dokumen
perencanaan yang kemudian disertai tahun contohnya: Hasil Analisis, 2020.
USULAN TEKNIS 3 - 34
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Unsur Pola Ruang yang luasannya kecil dan tidak dapat tergambarkan sebagai
poligon direpresentasikan dengan simbol titik pada peta RTR sesuai dengan
Peraturan Menteri ATR/KBPN Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Penggambaran simbol
titik pada peta Pola Ruang hanya berfungsi menunjukkan lokasi dan tidak bisa
dicantumkan luasannya dalam batang tubuh peraturan perundang-undangan.
Unsur yang dapat digambarkan sebagai titik pada peta Pola Ruang terbatas hanya
unsur: (1) Pertahanan dan Keamanan; (2) Pariwisata; dan (3) Cagar Budaya pada
tingkat RTRW. Ketiga unsur tersebut merupakan objek vital dimana
keberadaannya membutuhkan perencanaan dan prasarana khusus untuk
pengembangan ekonomi, fungsi preservasi atau fungsi strategis keamanan, namun
tidak memiliki luasan signifikan yang dapat digambarkan pada skala minimal peta
Pola Ruang.
Unsur titik yang dimasukkan pada rencana Pola Ruang perlu dibuat kelas
fitur tersendiri, kemudian dimasukkan ke dalam dataset Pola Ruang secara
manual. Ketentuan kelas fitur dibuat minimal terdiri atas dua field yaitu: (1)
NAMOBJ (Alias: Nama Objek) dan (2) REMARK (Alias: Catatan). Field Nama
Objek diisi dengan tambahan kata “Lokasi” sebelum menulis nama jenis
unsurnya, sementara field REMARK dapat diisi dengan keterangan nama
lokasi/nama unsur aslinya. Contoh pengisian field dapat dilihat pada Tabel
III-6.
USULAN TEKNIS 3 - 35
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Aturan relasi spasial dalam basis data peta RTR dibedakan menjadi dua, yaitu
untuk mengatur hubungan nomenklatur yang harus berdampingan dan yang tidak
boleh berdampingan. Fungsi aturan relasi spasial adalah untuk mempermudah
penyusun dalam menentukan nomenklatur yang saling mempengaruhi dalam
penyusunan rencana tata ruang. Relasi spasial pada penggambaran peta RTR
disesuaikan dengan tingkat ketelitian skala perencanaan tata ruang. Jika objek
yang digambarkan tidak memenuhi tingkat ketelitian skala peta RTR, maka relasi
spasial dapat tidak berlaku. Contoh pada Sumber Air Kabupaten/Kota (titik) pada
tingkat RTRW Kabupaten berdasarkan aturan relasi spasial titik-poligon
seharusnya berada di dalam Badan Air (poligon), namun jika objek Badan Air
tersebut memiliki luasan yang tidak tergambarkan pada skala RTRW Kabupaten,
maka relasi spasial dapat tidak berlaku.
USULAN TEKNIS 3 - 36
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 37
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 38
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 39
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 40
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 41
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Semua data kelas fitur dengan geometri poligon atau garis harus bebas error
(topologi clean and clear). Kelas fitur dengan geometri poligon menggunakan dua
aturan topologi, yaitu: must not overlap dan must not have gaps. Kelas fitur
dengan geometri garis menggunakan tiga aturan topologi, yaitu: must not have
dangles, must-not overlap, dan must not self-overlap.
USULAN TEKNIS 3 - 42
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 43
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 44
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 45
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 46
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
USULAN TEKNIS 3 - 47
USULAN TEKNIS 4-1
UPDATING BASISDATA RDTR KECAMATAN PERKOTAAN GARUT
Tabel 4.1