Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS SIMOLAWANG
TAHUN 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
1. Mutu pelayanan klinis Puskesmas Simolawang, Sebagai panduan dalam
penatalaksanaan tindakan masing-masing penyakit.
2. Pembiayaan, Sebagai acuan dalam pembiayaan masing-masing tindakan
pelayanan medis.
3. Pengamanan Hukum, merupakan landasan hukum dalam menjalankan
pelayanan medis sesuai dengan standar kompetensi dan kewenangan
dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis dan tenaga medis
lain di puskesmas Simolawang.
4. Kebijaksanaan Penatalaksanaan Penyakit, sebagai acuan untuk membuat
Standar Operasional Prosedur (SOP) pada pelayanan masing-masing unit
pengobatan pelayanan klinis di Puskesmas
b) Manfaat
Dengan digunakannya Pedoman Pelayanan Klinis Puskemas Simolawang
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Pasien
Pasien sebagai penerima layanan kesehatan baik dengan atau tanpa
paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional berhak memperoleh
pelayanan yang sesuai standar dan memperoleh kepastian pembiayaan
atas tindakan yang diterima
2. Dokter, Dokter Gigi, dan Paramedis
Penatalaksanaan secara professional yang efektif dan efisien dapat
memberikan jaminan kualitas, pembiayaan, dan keamanan
penyelenggaraan layanan medis
3. Dinas Kesehatan Kota Surabaya
Sebagai penanggung jawab urusan kesehatan pada tingkat daerah.
4. Unit Kerja lainnya seperti, unit Apotek, Laboratorium, Gizi, PKPR
Keberadaan tenaga medis lain sangat mendukung terwujudnya pelayanan
kesehatan terpadu.
4
Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) merupakan pusat pengembangan ,
pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan pos
terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat . Peran Puskesmas sebagai unit
pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan merupakan pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama atau ujung tombak pelayanan terdepan dan
terdekat dengan masyarakat.
5
b. Ruang Farmasi
Puskesmas Simolawang mempunyai 35 Posyandu Balita dengan kriteria Madya:
26 posyandu, Purnama: 9 posyandu. Selain itu terdapat 5 Posyandu Lansia dan 20
Posbindu, 2 Poskeskel, 1 Pusling dan 3 Poskestren.
E. BATASAN OPERASIONAL
Puskesmas Simolawang Surabaya merupakan puskemas perkotaan dengan tipe
Puskesmas Perawatan yang memiliki kebijakan, meningkatkan pelayanan
kesehatan secara Promotif, Preventif, Kuratif dan Inovatif secara
berkesinambungan. Dan memiliki visi : “Mewujudkan Masyarakat Sehat dengan
Pelayanan Paripurna”, dengan misi:
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang Paripurna dan merata
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di bidang kesehatan
Meningkatkan system manajemen mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas
6
B A B II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Didalam memberikan pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Simolawang, tenaga kesehatan Puskesmas Simolawang terdiri dari
Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Bidan, Perawat, Perawat gigi, Analis Medis, Ahli
Gizi, Ahli Rekam Medis, Asisten Apoteker dengan pendistribusian tenaga
sebagai berikut:
1. DOKTER UMUM
Menurut Perataturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73, Th. 2013
tentang Jabatan Fungsional Umum di lingkungan Kementrian kesehatan,
dokter Umum memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan
medis baik rawat jalan, rawat inap, kegawatdaruratan, pelayanan gizi dan
KIA, menyusun catatan medis pasien, menyusun draft visum et repertum,
melaksanakan tugas jaga sesuai dengan petunjuk kerja dan arahan pimpinan
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan kepada
masyarakat.
7
Dokter Umum memiliki tugas :
1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
3. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
4. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman
kerja untuk menyusun catatan medis pasien
5. Menyusun draft visum et repertum
6. Melaksanakan tugas jaga
7. Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
8. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
9. Menyusun laporan lain-lain
2. DOKTER GIGI
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.HK
02.02/MENKES/62/2015, tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi.
Maka Dokter gigi dapat melaksanakan pelayanan medik Gigi dan Mulut baik
umum maupun spesialistik di unit pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, menyusun catatan medis pasien, mengumpulkan data, melakukan
pelayanan forensic, melaksanakan tugas jaga sesuai dengan petunjuk kerja
dan arahan pimpinan dalam memberikan pelayanan kesehatan Gigi dan
Mulut.
Dokter Gigi memiliki tugas :
a. Melaksanakan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat jalan.
b. Melaksanakan tindakan gawat darurat gigi dan mulut
c. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman
kerja untuk meyusun catatan medis pasien.
d. Mengumpulkan data dalam rangka penyelidikan epidemiologi gigi dan
mulut.
e. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas
f. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
g. Menyusun laporan lain – lain.
3. APOTEKER
Melaksanakan pelayanan kefarmasian berupa mengumpulkan data maupun
literatur kefarmasian, menyusun draft surat permintaan obat, melaksanakan
pekerjaan kefarmasian, menyusun draft berita acara pemusnahan resep,
menyusun draft penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan pasien
rawat inap sesuai dengan
8
petunjuk kerja dan arahan pimpinan dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian.
Apoteker memliki Tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data maupun literatur kefarmasian
2. Menyusun draft surat permintaan obat
3. Menyusun draft berita acara pemusnahan sediaan farmasi, alatkesehatan
dan perbekalan rumah tangga
4. Memeriksa dan menilai resep
5. Meracik obat
6. Menyerahkan kepada pasien disertai dengan penjelasan penggunaan obat
7. Menyusun draft berita acara pemusnahan resep
8. Menyusun draft penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan pasien
rawat inap
9. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
4. BIDAN
Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus fisiologis, patologis maupun
gawat darurat, membuat diagnosa kebidanan, menyusun draft rencana
operasional asuhan kebidanan pada kasus patologis maupun gawat darurat,
mendokumentasikan asuhan kebidanan, melaksanakan tugas jaga sesuai
dengan petunjuk kerja dan arahan pimpinan dalam melaksanakan pelayanan
asuhan kebidanan kepada klien.
Bidan memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
2. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus fisiologis, patologis maupun
kegawatdaruratan kepada klien
3. Membuat diagnosa kebidanan berdasarkan hasil analisis terhadap data
pasien
4. Menyusun draft rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus
fisiologis, patologis maupun kegawatdaruratan pada klien
5. Mendokumentasikan asuhan kebidanan
6. Menyusun Draft laporan kegiatan
7. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
8. Menyusun laporan lain-lain
5. PERAWAT
Memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya peningkatan
9
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka
kemandirian keperawatan.
Perawat memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengkajian keperawatan pada keluarga
b) Melaksanakan analisis data sederhana untuk merumuskan diagnosa
keperawatan pada individu
c) Melaksanakan penyuluhan kepada keluarga
d) Melaksanakan tugas anestesi operasi kecil dan asistensi pada operasi
kecil
e) Melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan di Puskesmas dan di
puskesmas pembantu
f) Melaksanakan tugas siaga dan tugas khusus
g) Menyusun Draft laporan kegiatan;
h) Menyusun Laporan pelaksanaan tugas;
i) Menyusun Laporan pelaksanaan tugas lain-lain
6. Perawat Gigi
Mengumpulkan data, melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan gigi
pada kelompok anak usia 6-14 tahun, menerima dan melakukan konsultasi,
melaksanakan tugas sebagai asisten pelayanan medik dan melaksanakan
tugas limpahan sesuai dengan petunjuk kerja dan arahan pimpinan untuk
melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut.
Perawat gigi memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data dan literatur sebagai bahan penyusunan rencana
asuhan keperawatan gigi
2. Menyusun draft materi penyuluhan pelayanan asuhan keperawatan gigi
pada anak usia 6-14 tahun
3. Melakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi pada anak usia 6-14 tahun
4. Melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat gigi
5. Melakukan pemeriksaan community hygiene index symplified
6. Menerima konsultasi dari masyarakat
7. Mengadakan konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya
8. Melaksanakan tugas sebagai asisten pelayanan medik gigi dan mulut
dasar umum
9. Melaksanakan tugas limpah berupa penambalan gigi dua bidang baik
dengan tambalan glass ionomer cement maupun resin komposit sinar.
10
10. Melaksanakan tugas limpah berupa pencabutan gigi sulung dengan
infiltrasi anesthesia
11. Melakukan rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
12. Menyusun Draft laporan kegiatan
13. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
14. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas lain-lain
11
a) Mengumpulkan data gizi, makanan, dan dietetik sebagai bahan
penyusunan rencana kegiatan
b) Mengumpulkan data dan literatur sebagai bahan penyusunan pedoman
gizi
c) Mengumpulkan data untuk pemantauan dan penyelesaian masalah gizi
d) Melakukan pemeriksaan status gizi terhadap klien
e) Melakukan pencatatan dan pemantauan diet
f) Menyusun draft laporan penerimaan materi, bahan pangan, peralatan dan
sarana kegiatan pelayanan
g) Menyusun draft laporan distribusi materi, bahan pangan, peralatan dan
sarana
h) Menyediakan dan memberikan makanan tambahan pemulihan untuk bayi
atau balita dengan status gizi kurang/buruk.
i) Menyusun draft laporan penggunaan bahan makanan
j) Menyusun Draft laporan kegiatan;
k) Menyusun Laporan pelaksanaan tugas;
l) Menyusun Laporan pelaksanaan tugas lain-lain.
12
10. ASISTEN APOTEKER
Mengumpulkan data maupun literatur kefarmasian, melakukan penyiapan
pekerjaan kefarmasian, menyusun draft laporan penyimpanan perbekalan
farmasi, melakukan penghitungan harga obat sesuai dengan petunjuk kerja
dan arahan pimpinan dalam melaksanakan penyiapan pelayanan
kefarmasian.
Asisten apoteker memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data maupun literatur kefarmasian
2. Menimbang dan atau mengukur obat untuk resep racikan
3. Melakukan penerimaan perbekalan farmasi/obat yang datang
4. Melakukan penyimpanan perbekalan farmasi
5. Menyusun Draft laporan kegiatan
6. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
7. Menyusun laporan lain-lain
8. Meracik obat
9. Menyerahkan kepada pasien disertai dengan penjelasan penggunaan obat
11. SANITARIAN
Mengolah data, menyusun data, melakukan pengamatan sederhana,
menyusun draft instrumen, melakukan analisis, menyusun draft materi
pengembangan masyarakat sesuai dengan pedoman dan arahan pimpinan
dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat
memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.
Sanitarian memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Mengolah data dalam rangka penyusunan rencana kegiatan
2. Menyusun data dalam rangka penyusunan pedoman kerja
3. Melakukan pemeriksaan sampel air PDAM, sampel Depot Air
Minum(DAM), sampel sumur gali dalam rangka pengamatan lingkungan
4. Memeriksa sampel makanann kantin sekolah, makanan jajanan yang dijual
di depot, Pedagang Kaki Lima, pedagang keliling.
5. Menyusun draft diagnosa dan intervensi awal untuk setiap kelompok
pengamatan
6. Menyusun draft instrument sederhana dalam rangka pengamatan
lingkungan
7. Melakukan analisis sederhana terhadap perilaku
8. Menyusun draft materi pemberdayaan masyarakat
9. Menyusun draft laporan kegiatan
10. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
11. Menyusun laporan lain-lain
13
12. PENGEMUDI AMBULANCE
Memeriksa, memanaskan, dan merawat kelengkapan ambulans berdasarkan
petunjuk kerja serta mengemudikan, memperbaiki, dan melaporkan segala
kerusakan agar kondisi ambulans beserta perlengkapannya selalu siap pakai.
Pengemudi ambulance memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Memeriksa kelengkapan kendaraan dengan cara mengecek rem, oli dan
lampu di mesin, air radiator, air aki dan tekanan udara ban agar
kendaraan dapat dikendarai dengan baik.
2. Memeriksa kelengkapan dan kelaikan peralatan kesehatan di dalam
ambulan secara berkala sesuai standar.
3. Memanaskan mesin ambulans guna mengetahui kelainan mesin.
4. Merawat kendaraan dengan cara membersihkan mesin, ruangan dalam
dan luar kendaraan agar kendaraan kelihatan bersih.
5. Mengemudikan kendaraan berdasarkan tujuan dan ketentuan lalu lintas
yang berlaku untuk melayani kebutuhan puskesmas.
6. Memperbaiki kerusakan kecil kendaraan agar kendaraan dapat berfungsi
kembali;
7. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban
kepada pimpinan;
8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan.
C. JADWAL KEGIATAN
15
B A B III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Puskesmas Simolawang memiliki fasilitas ruangan unit-unit pengobatan
yang lengkap dan digunakan seluruhnya, ditata menurut alur kegiatan dengan
memperhatikan ruang gerak petugas dan dievaluasi pemanfaatannya.
Masing-masing ruangan unit pengobatan memiliki ventilasi dan
penerangan/pencahayaan yang cukup, ruangan diterangi cahaya alami dan/atau
lampu listrik sehingga pasien dan tulisan dapat terbaca tanpa sumber cahaya
tambahan.
Masing-masing Ruangan poli di Puskesmas Simolawang bersih, bebas
debu, kotoran, sampah atau limbah, tersedia tempat sampah medis & non
medis, atap bersih, terawat dan tidak terdapat sarang laba-laba, berikut juga
lantai, meubel, perlengkapan dan instrument, pintu dan jendela, dinding, steker
listrik dan langit-langit. (Foto Denah Ruangan Terlampir)
B. STANDAR FASILITAS
Puskemas Simolawang memiliki fasilitas ruangan yang lengkap dan
digunakan seluruhnya, ditata menurut alur kegiatan dengan memperhatikan
ruang gerak petugas dan dievaluasi pemanfaatannya.
Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan yang
cukup, ruangan diterangi cahaya alami/lampu listrik sehingga pasien dan tulisan
dapat terbaca tanpa sumber cahaya tambahan.
Ruangan-ruangan di puskesmas bersih, bebas debu, kotoran, sampah
atau limbah tersediah tempat sampah, atap bersih dann terawatt dan tidak ada
sarang laba-laba.Hal ini juga berlaku untuk lantai, mebel, perlengkapan dan
instrument, pintu dan jendela.
16
Umum fasilitas ber pendingin ruangan, ventilasi cukup dan
terbuka, terdapat wastafe dan air bersih mengalir untuk
cuci tangan.
5. Ruangan Kesehatan Gigi Pemeriksaan dan tindakan gigi & mulut, dengan fasilitas
dan Mulut AC, 2 kursi gigi, lemari alat, sterilisator, terdapat wastafel
dan air mengalir untuk mencuci tangan.
6. Ruangan KIA, KB dan Pelayanan KIA dan Keluarga Berencana dan Imunisasi
Imunisasi dengan AC, tempat tidur untuk periksa, meja Gynec,
wastafel dan air mengalir
7. Klinik Gizi Konsultasi
8. Klinik Sanitasi Pelayanan kesehatan llingkungan
9. Promosi Kesehatan Konsultasi dan penyuluhan atau pemberian informasi
kesehatan kepada masyarakat
10. Unit Obat Pemberian Obat, pembuatan obat racik dan penyimpanan
obat
11. Ruang Konsultasi Obat Pemberian konsultasi obat dan pemantauan Pengobatan
pasien
12. Laboratorium Pemeriksaan specimen pasien, dengan fasilitas ruang ber
AC, memiliki exhauster, memiliki tempat terbuka khusus
untuk mengambil sampel dahak.
13. Kepala Puskesmas Administratif
14. Ruang Tunggu Penyuluhan/promotif
15. Gudang Obat Penyimpanan stok obat, dengan kriteria luas gudang dan
volume obat sesuai, tersendiri, sirkulasi udara baik, ber AC,
melindungi obat dan cahaya matahari langsung, tidak
lembab, bersih, penerangan cahaya cukup, bebas hewan
pengerat, kunci rangkap
16. Gudang Umum Penyimpanan buku administrasi cetakan
17. Administrasi/kantor Administratif oleh staf puskesmas
18. Genset Pengganti listrik puskesmas dalam keadaan darurat, ruang
kedap suara.
19. Ruang Perlengkapan Penyimpanan perlengkapan kebersihan
kebersihan
20. Tempat Parkir Khusus Penyimpanan ambulans operasional/transport dan atau
Ambulance ambulans gadar
21. Parkir Depan Parkir kendaraan pengunjung dan karyawan Puskesmas
22. KM/WC karyawan Untuk kebutuhan buang air karyawan
23. KM/WC pasien Untuk kebutuhan buang air pasien 4 buah kamar mandi
17
BAB IV
A. LINGKUP KEGIATAN
a. Promosi Kesehatan
b. Upaya Penyehatan Lingkungan
c. Upaya Perbaikan Gizi
d. Kesehatan Ibu - Anak dan Keluarga Berencana
e. Pemberantasan Penyakit Menular
f. Pengobatan
18
3. Kelompok Pendukung Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (KP PMBA)
4. Dokter Gigi Sahabat Anak
1. Pengkajian dan Intervensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Rumah
Tangga dan Institusi.
Kegiatannya berupa pengumpulan data dan fakta serta analisis PHBS nya
dengan tindak lanjut berupa penyuluhan maupun bentuk intervensi lain
dengan berbagai metode apapun pada rumah tangga dan institusi
pendidikan, kesehatan, TTU dan tempat kerja.
2. Penyuluhan Kesehatan
Tujuannya adalah meningkatkan pegetahuan kesehatan kepada masyarakat
meliputi berbagai program KIA, KB, P2M, Gizi, NAPZA, Kesehatan Gigi, dll.
19
1. Pengawasan dan Pengendalian Kualitas Air.
Bertujuan untuk meningkatkan kualitas air bersih sebagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat.
20
3. Ibu hamil dan menyusui dengan kondisi KEK
4. Bayi dan balita memiliki masalah gizi
Vit. A 100.000
Bayi 6-11 bln Februari & Agustus
Biru SI
Balita 12-60
Vit. A 200.000 bln Februari & Agustus
Merah SI
Bufas
1 tablet sehari
Puskesmas
Tablet Periksa
selama 30 hari Induk,
tambah Bumil awal dan
hari Puskesmas
darah ulang
Pembantu.
(minimal 90 hari)
Ada
Syrup kasus
1 sdt sehari
tambah Balita balita Posyandu.
selama 3 bulan anemia /
darah
gizi buruk
22
1.4. KESEHATAN IBU dan ANAK (KIA)
6. Pemeriksaan USG
Jenis Pelayanan:
Jenis Pelayanan:
1.4.5. Imunisasi
23
Jenis Pelayanan:
1. Imunisasi BCG
2. Imunisasi DPT Penta Valen
3. Imunisasi Hepatitis B
4. Imunisasi Campak
5. Imunisasi Polio
Jenis Pelayanan:
Jenis Pelayanan:
1. Penyuluhan
2. Penimbangan
3. Imunisasi
4. Pemeriksaan Bumil
5. Pemberian PMT
6. Konsultasi Kesehatan ( KB, Alat Kontrasepsi )
a. P2 Menular
Jenis, Manfaat, Waktu Pemberian, Sasaran dan Tempat Pelayanan
Imunisasi
SELANG SASARA
VAKSIN MANFAAT WAKTU TEMPAT
WAKTU N
25
penyakit Diphteri,
s, Pustu,
Pertusis, Tetanus,
VALEN Posyandu
Meningitis dan
Balita
Hepatitis
Puskesma
4 kali s, Pustu,
Mencegah
Polio (Polio 1, 4 mgg 2-11 bl Posyandu
Penyakit Polio
2, 3,4)
Balita
Puskesma
Mencegah s, Pustu,
Campak 1 kali - 9-11 bl Posyandu
Penyakit Campak
Balita
Mencegah
Murid SD
DT Penyakit Dipteri, 2 kali 4 mgg Sekolahan
Kelas 1
Tetanus
Murid SD
Mencegah
TT 2 kali 4 mgg Kelas 1, Sekolahan
Penyakit Tetanus
2, 3
TT1-TT2
(4 mgg)
(1 thn)
TT4-TT5
26
(1 thn)
TT1-TT2
(4 mgg)
Mencegah TT2-TT3
Penyakit Tetanus Semua Puskesma
TT4-TT5
(1 thn)
a. Penyuluhan
b. Pencatatan penderita
27
1. Active Case Finding dengan survey di sekolah – sekolah dan
survey kontak keluarga penderita
2. Passive Case Finding dengan pemeriksaan penderita yang
dicurigai yang datang di Puskesmas
3.Pengobatan Penderita sesuai tipe ( gratis)
5. ISPA
6. HIV / AIDS
28
d. Konsultasi Gizi
A. Pendidikan Kesehatan
Pra Lansia
1 x setiap bulan
( 45th – 59 th ) Rp 5000,- per Posyand
selama 12 bulan
Lansia orang u Lansia
( Rp 5000,-)
( > 60 th )
30
B A B V
L O G I S T I K
Data Terlampir
31
BAB VI
35
3. Puskesmas Simolawang harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisipliner dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan
pasien
Standar:
1. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria:
1. Puskesmas Simolawang perlu menyediakan anggaran untuk merencanakan dan
mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang
hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.
37
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara
lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke
unit pelayanan.
Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke
komputer) perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah;
kemudian penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil
pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca
ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga
menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back)
bila tidak memungkinkan seperti situasi gawat darurat di UGD.
40
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi.
42
Pastikan puskesmas memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus dilakukan
staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta
harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan
keluarga.
1. Pastikan puskesmas memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
2. Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah
sakit.
3. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.
B. Bagi Unit/Tim:
1. Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai kepedulian
mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
2. Demonstrasikan kepada tim tentang ukuran-ukuran yang dipakai di puskesmas
untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses
pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat.
B. Untuk Unit/Tim:
1. Nominasikan “penggerak” dalam tim anda sendiri untuk memimpin Gerakan
Keselamatan Pasien.
2. Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi
mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien
3. Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden.
.
46
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
48
angkat angkut pasien, membungkuk, menarik,
mendorong.
Bahaya Psikosial Diantaranya kerja shift, stress beban kerja, hubungan
kerja, post traumatic
Bahaya Mekanik Diantaranya terjepit, terpotong, terpukul, tergulung,
tersayat, tertusuk benda tajam
Bahaya Listrik Diantaranya sengatan listrik, hubungan arus pendek,
kebakaran, petir, listrik statis.
Kecelakaan Diantaranya kecelakaan benda tajam
Limbah Puskesmas Diantaranya limbah medis (jarum suntik, vial obat, nanah,
darah), limbah non medis, limbah cairan tubuh manusia
(mis: droplet, saliva, sputum)
49
9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomic yang
berkaitas dengan kesehatan kerja (Pemantauan / Pengukuran terhadap
faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomic)
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3P yang
disampaikan kepala Puskesmas dan unit teknis terkait dalam lingkup
kerja puskesmas.
b. Standar Pelayanan Keselamatan Kerja di Puskesmas
Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan
sarana, prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja
yang dilakukan.:
1. Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan keselamatan sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan.
2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap
SDM Puskesmas
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja.
6. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua SDM
puskesmas
7. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, desain/layout
pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta engadaannya terkait
keselamatan dan keamanan.
8. Membuat system pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.
9. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran (MSPK)
10.Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
keselamatan kerja yang disampaikan kepada Kepala Puskesmas dan unit
teknis terkait di lingkup kerja Puskesmas
3. STANDAR TEKNIS
1. Standar Teknis Sarana
a. Bangunan
Ruang bangunan yang digunakan untuk perawatan mempunyai
Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10TT : 1KM
Bebas serangga dan tikus
Kadar debu maksimal 150mikrogram/m 2 udara dalam pengukuran rata-
rata 24 jam
Tidak berbau (terutama H2S dan atau NH3)
Pencahayaan 100 – 200 lux
50
Suhu 26 – 37o (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC) dengan
sirkulasi udara yang baik
Kelembaban 40 – 50% (dengan AC) kelembaban udara ambient (tanpa
AC)
Kebisingan ,45 dBA
b. Lantai
Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin dan
mudah dibersihkan dan berwarna terang.
Lantai KM/WC dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, mudah
dibersihkan mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan
air.
c. Dinding(Mengacu KMK No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit)
Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur dan tidak mengandung
logam berat
Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan lantai, dinding dengan
langit-langit membentuk konus (tidak membentuk siku)
Dinding KM/WC dari bahan kuat dan kedap air
Permukaan dinding keramik, rata, rapi, sisa permukaan keramik dibagi
sama ke kanan dan ke kiri
Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselen atau keramik setinggi
1,5m dari lantai
d. Pintu/Jendela
Pintu harus cukup tinggi minimal 270cm dan lebar minimal 120cm.
Pintu dapat dibuka dari luar
Ambang bawah jendela minimal 1m dari lantai
Khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai jeruji
e. Plafond
Rangka plafond kuat dan anti rayap
Permukaan plafond berwarna terang, mudah dibersihkan, tidak
menggunakan bahan asbes
Langit-langit dengan ketinggian minimal 2,8 m dari lantai
Langit-langit menggunakan cat anti jamur
f. Ventilasi
Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara yang
cukup, luas 15% dari luas lantai
Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
51
g. Atap
Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan serangga, tikus dan
binatang pengganggu lain.
h. Sanitasi
Closet, urinoar, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik, utuh
dan tidak cacat serta mudah dibersihkan.
Urinoar dipasang/ditempel pada dinding, kuat, berfungsi dengan baik
Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan
bau, dilengkapi disinfektan dan dilengkapi tisu yang dapat dibuang.
Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan
mudah dibersihkan.
Air untuk keperluan sanitasi seperti mandi, cuci, urinoar, wastafel, closet,
keluar denan lancer dan jumlahnya cukup
i. Air bersih
Kapasitas reservoir sesuai dengan kebutuhan puskesmas
System penyediaan air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur
artesis
Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan
sekali
Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber air
dalam penanggulangan kebakaran
j. Pemipaan
System pemipaan menggunakan kode warna : biru untuk pemipaan air
bersih dan merah untuk pemipaan kebakaran.
Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan pipa air kotor.
Instalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau berdampingan dengan
instalasi listrik.
k. Saluran drainase
Saluran keliling bangunan drainase dari bahan yang kuat, kedap air dan
berkualitas baik dengan dasar mempunyai kemiringan yang cukup kea
rah aliran pembuangan.
Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak kontrol dalam jarak
tertentu dan di tiap sudut pertemuan, bak kontrol dilengkapi penutup
yang mudah di buka/ di tutup memenuhi syarat teknis, serta berfungsi
dengan baik.
l. Jalur yang melandai/lereng (Ramp)
Kemiringan rata-rata 10-15 derajat
52
Ramp untuk evakuasi harus satu arah dengan lebar minimum 140cm,
khusus ramp koridor dapat dibuat dua arah dengan lebar minimum
240cm, kedua ramp tersebut dilengkapi dengan rambatan, kuat,
ketinggian 80cm
Area awal dan akhir ramp harus bebas dan datar, mudah untuk
berputar, tidak licin
Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan darurat, khusus ramp
evakuasi dilengkapi dengan pressure fan untuk membuat tekanan udara
positif
m.Tangga
Lebar tangga minimum 120cm jalan searah dan 160 cm jalan dua arah
Lebar injakan minimum 28cm
Tinggi ijakan maksimum 21cm
Tidak berbentuk bulat/spiral
Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam
Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat
Dilengkapi pegangan, mimimum pada salah satu sisinya. Pegangan
rambat mudah dipegang, keginggian 60 – 80cm dari lantai, bebas dari
segala instalasi
n. Jalur pejalan kaki
Tersedia jalur kursi roda dengan permukaan keras/stabil, kuat, dan tidak
licin
Hindari sambungan atau gundukan permukaan.
Kemiringan 7 derajad setiap jarak 9meter ada border
Drainase searah jalur
Ukuran minimum 120cm (jalur searah), 160 (jalur 2 arah)
Tepi jalur pasang pengaman
o. Area parkir
Are parkir harus tertata baik
Mempunyai ruang bebas disekitarnya
Untuk penyandang cacat disediakan ramp trotoar
Diberi rambu penyandang cacat yang bias memedakan untuk
mempermudah dan membedakan dengan fasilitas parkir bagi umum.
p. Pemandangan (Landscape): Jalan, Taman
Akses jalan harus lancer dengan rambu-rrambu yang jelas
Saluran pembuangan yang melewati jalan harus tertutup dengan baik
dan tidak menimbulkan bau.
53
Tanam-tanaman tertata dengan baik dan tidak menutupi rambu-rambu
yang ada.
Jalan dalam area puskesmas pada keduabelah tepinya dilengkapi
dengan kansten dan dirawat.
Harus tersedia area untuk tempat berkumpul (public corner)
Pintu gerbang untuk masuk dan keluar berbeda dan dilengkapi dengan
gardu jaga.
Papan nama puskesmas dibuat rapi, kuat, jelas atau mudah dibaca
untuk umum, terpampang di bagian depan puskesmas
Taman tertata rapi, terpelihara dan berfungsi memberikan keindahan,
kesejukan, kenyamanan bagi pengunjung maupun karyawan dan pasien
puskesmas.
2. Standar Teknis Prasarana
a. Penyediaan Listrik
Puskemas Simolawang memiliki daya listrik sebesar S2/33000 WH
Kapasitas dan Instalasi listrik terpasang memenuhi standar PUIL
Tersedia Unit UPS
Kapasitas generator (Gen Set) disediakan minimal40% dari daya
terpasang dan dilengkapi AMF dan ATS system
Grounding system terpisah antara grounding panel gedung dan panel
alat
b. Instalasi Penangkal petir
Pengawasan instalasi penangkal petir sesuai dengan ketentuan
Permenaker No.2 Tahun 1989
c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Tersedia APAR sesuai dengan Norma Standar Pedoman dan Manual
(NSPM) kebakaran seperti yang diatur oleh Permenaker No. 4 tahun
1980
Tersedia dan tercukupi air untuk pemadam kebakaran
d. System komunikasi
Tersedia saluran telepon internal dan eksternal yang berfungsi baik
Tersedia saluran telepon khusus untuk keadaan darurat (untuk UGD)
Tersedia komunikasi Handy Talkie (HT) untuk mendukung komunikasi
Tim Gerak Cepat (TGC) tanggap darurat
e. Gas medis
Tersedia gas medis Tabung
Kelengkapan tabung gas : gas Oksigen (O2), gas Nitrous Oxide (NO2)
f. Limbah cair
54
Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan perizinannya
g. Pengolahan Limbah Padat
Tersedia tempat/container penampungan limbah sesuai dengan kriteria
limbah
Tersedia incinerator, terpelihara dan berfungsi baik
Tersedia tempat pembuangan limbah padat sementara, tertutup dan
berfungsi dengan baik
3. Standar Peralatan Puskesmas
a. Telah Memiliki perijinan
b. Telah diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas
Kesehatan
c. Tersertifikasi
d. Penggunaan peralatan medis dan non medis di puskesmas telah sesuai
dengan indikasi medis pasien
e. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan puskesmas dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya
f. Pemeliharaan peralatan didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan.
4. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA K3 PUSKESMAS SIMOLAWANG
1. Kriteria Tenaga K3 Puskesmas
a. Tenaga kesehatan masyarakat K3 Diploma III dan S1 minimal 1 orang dan
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
Puskesmas
b. Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1 orang
dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3 Puskesmas
c. Tenaga paramedic yang mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3 Puskesmas minimal 1 orang
d. Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 Puskesmas minimal 1 orang
2. Program Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan SDM K3P
Program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) K3 Puskesmas
merupakan hal pokok yang tidak bias dikesampingkan.Kepala Puskesmas
memegang peranan penting dalam membangun kepedulian dan memotivasi
pekerja dengan menjelaskan nilai-nilai organisasi dan mengkomunikasikan
komitmentnya pada kebijakan yang telah dibuat. Selanjutnya transformasi
system manajemen K3 dari prosedur tertulis menjadi proses yang efektif
merupakan komitmen bersama.
55
Identifikasi pengetahuan, kompetensi dan keahlian yang diperlukan dalam
mencapai tujuan dilakukan mulai dari proses, recruitment, seleksi,
penempatan, orientasi, pengkajian, pelatihan dan pengembangan
kompetensi/keahlian lainnya, rotasi dan mutasi, serta hukuman dan
penghargaan (reward & punishment).
Program pelatihan yang dikembangkan untuk SDM Puskesmas Simolawang
mempunyai unsur:
1. Indentifikasi kebutuhan pelatihan SDM Puskesmas yang dituangkan dalam
matriks pelatihan.
2. Pengembangan rencana pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tertentu
3. Ditetapkannya program dan jadwal pelatihan di bidang K3
4. Ditetapkannya program simulasi atau latihan praktek untuk semua SDM
Puskesmas Simolawang di bidang K3
5. Harus ada kegiatan keterampilan melalui seminar, workshop, pertemuan
ilmiah, pendidikan lanjutan yang dibuktikan dengan sertifikat
6. Verifikasi kesesuaian program pelatihan dengan persyaratan organisasi
atau perundang-undangan.
7. Pelatihan untuk sekelompok SDM Puskesmas yang menjadi sasaran.
8. Pendokumentasian pelatihan yang telah diterima
9. Evaluasi pelatihan yang telah diterima.
56
Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah menghimpun dan
menyediakan data dan informasi kegiatan K3, mendokumentasikan hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan K3, mencatat dan melaporkan setiap kejadian/kasus K3
dan menyusun dan melaksanakan pelaporan kegiatan K3.
Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah mencatan dan
melaporkan pelaksanaaan seluruh kegiatan K3 yang tercakup di dalam :
1. Program K3, termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan lingkungan
Puskesmas.
2. Kejadian/kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya penanggulangan dan
tindak lanjutnya.
Setiap kegiatan dan atau kejadian/kasus sekecil apapun, yang berkaitan dengan
K3, wajib dicatat dan dilaporkan secara tepat waktu kepada tim K3 di Puskesmas.
Puskesmas perlu menetapkan dengan jelas alur pelaporan baik untuk laporan
rutin/berkala, laporan kasus/kejadian tidak terduga.
57
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
58
6. KIA / KB 1. Pemeriksaan USG pada 1. Pemeriksaan dengan 100 %
ibu hamil Trimester 3 USG 100 %
untuk deteksi dini 2. Pemeriksaan USG 100 %
kelainan letak janin. 3.Skrining Deteksi Dini HIV
2. Ibu Hamil yang diperiksa – AIDS 100 %
USG Trimester 3 4.Pelaksanaan Imunisasi 100 %
3. Deteksi Dini HIV-AIDS 5.Pelayanan KB untuk
pada ibu Hamil semua jenis alat
4. Imunisasi Dasar Lengkap kontrasepsi
pada Bayi
5. Cakupan Akseptor KB
Aktif
7. LABOR Keberhasilan pengambilan Proses pengambilan darah 100 %
ATORIU darah vena pada pasien Vena pada pasien dewasa
M dewasa dengan 1x sampling
oleh petugas Laboratorium
8. PENDA PENDAFTARAN: Seluruh pasien lansia usia
FTARA Mendahulukan pelayanan > 60 tahun diberikan 100% 72%
N DAN pada pasien lansia >60 pelayanan awal tanpa
KASIR tahun mengambil nomor antrian
terlebih dahulu
100% 80%
KASIR :
PASIEN MEMBAYAR
RETRIBUSI DI KASIR
DENGAN UANG PAS
TERPENUHI
59
BAB IX
PENUTUP
….
60
REFERENSI
61