Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERANCANGAN LENTUR
4 PADA BALOK
Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan dalam arah
transversal yang menyebabkan terjadinya momen lentur dan gaya geser di sepanjang
bentangnya. Pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut tentang tata cara analisis
kapasitas lentur dan perencanaan tulangan lentur pada elemen balok.
6) Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil daripada kuat leleh f y harus
diambil sebesar Es dikalikan regangan baja. Untuk regangan yang nilainya lebih
besar dari regangan leleh yang berhubungan dengan f y , tegangan pada tulangan
7) Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton boleh
diasumsikan berbentuk persegi, dan dapat dipenuhi oleh suatu distribusi tegangan
beton persegi ekuivalen yang ditunjukkan pada Gambar 4-1 dan didefinisikan
sebagai berikut:
daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis
lurus yang sejajar dengan sumbu netral sejarak a = β1c dari serat dengan
regangan tekan maksimum.
b) Jarak c dari serat dengan regangan maksimum ke sumbu netral harus diukur
dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
c) Faktor β1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton dengan nilai kuat tekan
karakteristik fc' lebih kecil daripada atau sama dengan 30 MPa. Untuk beton
dengan nilai kuat tekan di atas 30 MPa, β1 harus direduksi sebesar 0,05 untuk
setiap kelebihan 7 MPa di atas 30 MPa, tetapi β1 tidak boleh diambil kurang
dari 0,65.
εC 0,85.f’c
C a
a 2
c
h z = d −a
d 2
T= As.fy T
εS
b
Gambar 4-1 Distribusi Tegangan dan Regangan Balok Persegi
Bertulangan Tunggal
66
εC 0,85.f’c
ab Cb
cb
h
Asb d
Tb= Asb.fy
εS=εY
b
Gambar 4-2 Tegangan dan Regangan Kondisi Berimbang
Dalam kondisi berimbang serat tekan ekstrim pada beton dan serat tarik pada
baja tulangan secara bersamaan mencapai regangan maksimum (εcu pada beton dan
εy pada baja tulangan) sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 4-2. Untuk keadaan
berimbang, secara geometris dapat diperoleh:
cb ε cu 0,003 600
= = = (4-1)
d ε cu + ε y fy 600 + fy
0,003 +
Es
dimana Es = 200.000MPa dan ε cu = 0,003
Gaya-gaya dalam penampang yang bekerja ke arah horisontal dapat dihitung
menurut Persamaan (4-2) dan (4-3):
Cb = 0,85.f ' c.ab .b = 0,85.f ' c.β1.cb .b (4-2)
Tb = Asb .fy = ρ b .b.d .fy (4-3)
dimana
67
Asb
ρb = (4-4)
b.d
Dengan mempertimbangkan prinsip keseimbangan Cb=Tb dan
mensubstitusikan Persamaan (4-1) ke dalamnya, diperoleh:
0,85.f ' c 600
ρ b = .β1. (4-5)
fy 600 + fy
Rasio penulangan yang dihitung menggunakan Persamaan (4-5) akan
menghasilkan beton bertulang dalam keadaan seimbang (balance).
Dalam kondisi penampang terpasang baja tulangan kurang dari rasio tulangan
maksimum (0,75 kali rasio tulangan dalam keadaan seimbang), baja tulangan akan
lebih dulu mencapai tegangan leleh fy sebelum beton mencapai kekuatan
maksimumnya. Gaya tarik baja tulangan tetap sebesar As.fy meskipun besaran beban
terus bertambah. Bertambahnya beban yang bekerja menyebabkan terjadinya
perpanjangan (deformasi) palstis yang semakin besar hingga mengakibatkan retak
akibat lentur pada serat beton yang terkena tarik dan bertambahnya regangan secara
non-linear pada beton yang menerima gaya tekan hingga berakibat terjadinya
keruntuhan tarik.
Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
maka dapat dihitung:
C = 0,85.f ' c.a.b (4-6)
T = As.fy (4-7)
dimana:
C = gaya tekan pada beton, dihitung sebagai volume blok
tekan ekuivalen pada atau dekat keadaan batas; yaitu baja tulangan tarik
telah mengalami leleh
Y = gaya tarik pada baja tulangan
Dengan memperhitungkan prinsip keseimbangan gaya dalam arah horisontal,
C=T, maka:
0,85.f ' c.a.b = As.fy (4-8)
sehingga:
68
As.fy
a= (4-9)
0,85.f ' c.b
Tahanan momen penemapang atau kekuatan nominal (Mn) dapat dihitung dengan:
Mn = As.fy . d − a ( 2
) (4-10)
Untuk menjamin daktilitas beton bertulang yang menerima momen lentur sekaligus
memperhitungkan terjadinya tegangan-tegangan yang diakibatkan susut, rangkak dan
pengaruh suhu, maka SNI 03-2847-2002 mensyaratkan penggunaan tulangan tarik
dengan rasio penulangan minimal;
f 'c
ρmin = (4-11)
4.fy
dan tidak boleh lebih kecil dari:
1,4
ρ min = (4-12)
fy
0,85.f ' c 2
2
0,003.E .ρ .a + a.d − β1.d = 0 (4-17)
s
69
yang dapat diselesaikan dengan formula akar kuadrat abc, dan selanjutnya dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas tampang:
(
Mn = 0,85.f ' c.a.b. d − a
2
) (4-18)
Harus diingat bahwa dalam kondisi tulangan kuat (over-reinforced) keruntuhan
diawali dengan rusaknya beton sehingga kegagalan struktur terjadi secara tiba-tiba.
Dalam hal perencanaan beton bertulang maka kondisi over-reinforced harus
dihindari dengan alasan keamanan, untuk balok bertulangan tunggal disyaratkan:
ρmin ≤ ρ ≤ ρmax = 0,75.ρ b (4-19)
atau
Asmin ≤ As ≤ Asmax = 0,75.Asb (4-20)
Untuk perencanaan ataupun pemeriksanaan penampang, tentunya lebih disukai
penggunaan formulasi yang sistematis dan sederhana dalam penyelesaiannya, yang
dapat diperoleh berdasarkan:
Persamaan (4-9) yang dibentuk berdasarkan Persamaan (4-6) dan (4-7) juga
dapat dinyatakan dalam:
fy
a = ρ .d (4-21)
0,85.f ' c
dimana; ρ = As (b.d ) , dengan memasukkan Persamaan (4-21) ke dalam Persamaan
1 2.m.Rn
ρ= . 1− 1− (4.26)
m fy
Rangkaian formulasi diatas selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam analisis
balok tulangan tunggal yang ditunjukkan pada Gambar (4-3) dan perencanaan balok
persegi pada Gambar (4-7).
MULAI
As
ρ=
b.d
1,4
ρmin =
fy
Tidak Ya
ρ ≥ ρmin
As terlalu kecil
a
Mn = As.fy . d −
2
SELESAI
(C), dan gaya tekan pada baja tulangan tekan (CS) sebagimana ditunjukkan pada
Gambar 4-4.
εC
d’ CS a
a 2
c εS’
As’ C
h d z1 = d − a z2 = d − d '
2
As
T
εS
b
Gambar 4-4 Distribusi Tegangan dan Regangan Balok Persegi
Bertulangan Rangkap
Komponen pertama adalah momen kopel internal yang dibentuk oleh gaya
tarik (T) pada bagian tulangan tarik seluas As1 = (As − As ') dan gaya tekan pada blok
diagram tegangan tekan beton ekuivalen (C) dengan panjang lengan momen
z1 = d − a .
2
Komponen kedua adalah momen kopel internal yang dibentuk oleh gaya tekan
pada bagian tulangan tekan seluas As ' dan gaya tarik pada baja tulangan tarik (T)
seluas As2 = As ' = (As − As1 ) , dengan panjang lengan momen z2 = d − d ' .
Kapasitas nominal penampang dapat dihitung sebagai jumlah antara komponen
momen kopel pertama dan kedua, sebagaimana dinyatakan dalam formulasi berikut:
Mn = Mn1 + Mn2 (4-27)
(
Mn1 = (As − As ').fy . d − a
2
) (4-28)
dimana:
a=
(As − As').fy (4-29)
(0,85.f ' c.b )
Mn 2 = As '. fy (d − d ' ) (4-30)
sehingga kapasitas nominal penampang juga dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut:
(
Mn = (As − As' ).fy . d − a
2
) + As'.fy (d − d ') (4-31)
73
atau
Mn = As1.fy . d − a ( 2
) + As .fy (d − d ')
2 (4-32)
c=
a
=
(As − As').fy = (ρ − ρ ').fy .d (4-35)
β1 β1.(0,85.f ' c.b ) 0,85.β1.f ' c
hingga dapat diperoleh:
0,85.β1.f ' c.d '
ε s ' = 1 − .0,003 (4-36)
(ρ − ρ ').fy .d
Apabila baja tulangan tekan leleh maka dicapai suatu kondisi dimana
ε s ' ≥ ε y = fy = fy , sehingga:
Es 200.000
0,85.β1.f ' c.d ' fy
1 − .0,003 ≥ (4-37)
(ρ − ρ ').fy .d 200.000
atau
0,85.β1.f ' c.d ' fy − 600
− ≥ (4-38)
(ρ − ρ ').fy .d 600
atau
Jika tulangan tekan (As’) belum leleh maka tegangan aktualnya dapat dihitung
sebesar fs' = ε s '.Es , atau:
dengan demikian kapasitas momen nominal pada Persamaan (4-31) berubah menjadi:
Mn = (As.fy − As'.fs '). d − a( 2
) + As'.fs' (d − d ') (4-45)
uraian diatas, disajikan bagan alir analisis balok bertulangan rangkap pada Gambar
(4-5). Sedangkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perencanaan balok
persegi baik dengan tulangan tunggal maupun tulangan rangkap disajikan pada
Gambar (4-6).
MULAI
As As '
ρ = ; ρ' =
b.d b.d
1,4
ρmin =
fy
Tidak Ya
ρ ≥ ρmin
As terlalu kecil
_
0,85.f ' c 600
ρ b = .β1.
fy 600 + fy
_
Penampang tidak kuat,
ρ '.fs'
ρ ≤ 0,75. ρ b +
perbesar ukuran tampang Tidak fy
Ya
MULAI
Hitung:
0,85.f ' c 600
Mn perlu = Mu ; ρ b = .β1.
ϕ fy 600 + fy
1,4
ρmax = 0,75.ρ b ; ρmin =
fy
fy Mn perlu
m= ; Rn =
0,85.f ' c b.d 2
1 2.m.Rn
ρ perlu =ρ = 1 − 1 −
m fy
Tidak Ya
ρ ≤ ρmax Tulangan tunggal
Tulangan rangkap
Ya
Tentukan agar tulangan tekan leleh ρ > ρmin
1 d ' 600
.β1. . ≤ (ρ − ρ ') ≤ ρmax
m d 600 − fy Tidak
Hitung:
a = (ρ − ρ ' ).m.d
(
Mn1 = (ρ − ρ ' ).b.d .fy . d − a
2
)
Mn2
Mn2 = Mn − Mn1 ; ρ ' = Pilih Tulangan
b.d .fy .(d − d ' )
ρ = (ρ − ρ ' ) + ρ '
SELESAI
daerah lapangan flens mengalami tekan, artinya flens mempunyai pengaruh terhadap
kapasitas momen internal di daerah lapangan. Sebaliknya di daerah tumpuan, flens
mengalami tarik, dengan demikian diabaikan dalam perhitungan kekuatan
penampang.
I II
pelat
I II
g.n
g.n
Lebar bagian pelat yang diperhitungkan dapat bekerjasama dengan balok (lebar
flens) harus ditentukan berdasarkan ketentuan SNI 03-2847-2002. Lebar efektif flens
diambil dari nilai terkecil formulasi berikut:
b = bw + b1 + b2 ≤ L
4
dengan
Ln
b1 = 8.h1 ≤ untuk balok T
2
Ln
b2 = 8.h2 ≤
2
(4-46)
b = bw + b1
b1 = 6.h f
untuk balok L
b1 = L
12
L
b1 = n
2
78
Balok T adalah balok pada bagian interior sedangkan balok L terletak pada
bagian eksterior. Prinsip-prisip dasar yang digunakan dalan perhitungan balok
persegi juga berlaku untuk balok T maupun balok L. Perbedaan pokok terletak pada
perhitungan gaya tekan blok beton (C) yang tergantung dari tinggi garis netral (c),
sebagai berikut:
1. Balok T “Palsu”
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netral berada di dalam
flens (c < hf), seperti ditunjukkan pada Gambar 4-8. Kasus ini juga berlaku jika c > hf
dan a < hf sehingga parameter desain yang diuraikan juga masih dapat digunakan.
b εCU
hf c a C
T=As.fy
bW εS > εy
Agar kondisi c < hf dapat terjadi, maka luas tulangan tarik As harus memenuhi:
0,85.f ' c.b.hf
As ≤ (4-47)
fy
Dalam kondisi ini dijumpai keseimbangan gaya-gaya dalam:
C =T (4-48)
C = 0,85.f ' c.a.b (4-49)
T = As.fy (4-50)
sehingga diperoleh
As.fy
a= (4-51)
0,85.f ' c.b
sedangkan kekuatan lentur nominal dapat dihitung dengan:
(
Mn = As.fy . d − a
2
) (4-52)
79
2. Balok T “Murni”
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netral berada di dalam
flens (c > hf) dan tinggi blok tegangan segi-empat ekuivalen juga lebih besar dari
tinggi flens (a > hf), seperti ditunjukkan pada Gambar 4-9.
b εCU
hf
c Asf
d
As
bW εS
Gambar 4-9.a Analogi Balok T
εC
d’ CS a
a 2
c εS’
Asf C
h d z1 = d − a z2 = d − d '
2
As
T
b εS
Untuk kasus ini dapat diberlakukan serupa dengan balok persegi bertulangan
rangkap, dengan menggantikan bagian pelat dari “flens” menjadi suatu penulangan
imajiner yang luasnya:
0,85.f ' c.(b − bw ).hf
Asf = (4-53)
fy
80
Untuk balok yang dipandang sebagai balok T “murni”, gaya tarik sebesar As.fy
dari tulangan harus lebih besar daripada kapasitas gaya luas flens total sebesar
0,85.f’c.b.hf sehingga:
As
a= > hf (4-54)
0,85.f ' c.b
atau
hf < 1,18.ω.d = a (4-55)
As fy
dimana ω = . , dan jika digunakan blok tegangan parabola maka Persamaam
b.d f ' c
(4-55) dapat ditulis:
1,18.ω.d
hf < (4-56)
β1
Untuk menjamin perilaku daktail maka diberikan batasan penulangan:
ρ < 0,75.ρ b (4-57)
dimana:
b _
ρb = w ρ b − ρf (4-58)
b
_
0,85.f ' c 600
ρb = .β1. (4-59)
fy 600 + fy
hf
ρ f = 0,85.f ' c.(b − bw ). (4-60)
fy .bw .d
Sedangkan untuk persyaratan tulangan minimum:
As 1,4
ρw = ≥ (4-61)
bw .d fy
(
Mn1 = As1.fy . d − a
2
) = (As − As ).(d − a 2)
f (4-63)
ρ ditingkatkan
1,18.ω.d Ya
c= < hf
β1 Balok T Palsu
Tidak
As.fy
Balok T Murni a=
0,85.f ' c.b
Mn = As.fy . d − a ( 2
)
0,85.f ' c.(b − bw ).hf
Asf =
fy
( As − Asf ).fy
a=
0,85.f ' c.bw
(
Mn1 = ( As − Asf ).fy . d − a
2
) SELESAI
E. Contoh-Contoh Aplikasi
Contoh 4-1
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton
bertulangan tunggal di bawah ini:
b = 400 mm
h = 800 mm
f’c = 25 MPa
fy = 400 MPa
As = 5D25
selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
d = 800 − 40 − 10 − 25 = 737,5mm
2
Kontrol rasio penulangan
ρ= =
(
As 5 x 0,25.π .25 2
=
)
2454,369
= 0,0083
b.d 400 x 737,5 295000
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
a
Mn = As.fy . d −
2
115,4997
= 2454,369.400. 737,5 − N.mm
2
= 667343078,4 N.mm
= 667,343 kN.m
= 0,80.667,3431 kN.m
= 533,8745 kN.m
Contoh 4-2
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton
bertulangan rangkap di bawah ini:
ρ= =
(
As 8 x 0,25.π .29 2
=
5284,1588)= 0,0187
b.d 400 x 706 282400
ρ' = =
(
As ' 4 x 0,25.π .29 2
=
)
2642,0794
= 0,0094
b.d 400 x 706 282400
As1 2642,0794
ρ − ρ' = = = 0,0094
b.d 400 x 706
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
a
Mn = (As.fy − As '.fs '). d − + As '.fs '.(d − d ')
2
85
144,0174
= (5284,1588 .400 − 2642,0794 .336,6725 ) 706 − +
2
2642,0794.336,6725(706 − 64,5 )
= 1346723388 N.mm
= 1346,7234 kN.m
= 0,80.1346,7234 kN.m
= 1077,3787 kN.m
Contoh 4-3
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton
bertulangan rangkap di bawah ini:
ρ= =
(
As 8 x 0,25.π .29 2
=
)
5284,1588
= 0,0187
b.d 400 x 706 282400
ρ' = =
(
As ' 2 x 0,25.π .29 2
=
)
1321,0397
= 0,0047
b.d 400 x 706 282400
86
As1 3963,1191
ρ − ρ' = = = 0,014
b.d 400 x 706
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
a
Mn = (As.fy − As '.fs '). d − + As '.fs '.(d − d ')
2
186,4997
= (5284,1588 .400 − 1321,0397 .400 ) 706 − +
2
1321,0397.400.(706 − 64,5 )
= 1310339516 N.mm
= 1310,3395 kN.m
87
= 0,80.1310,3395 kN.m
= 1048,2716 kN.m
Contoh 4-4
Rencanakanlah penulangan balok beton bertulang dengan ketentuan berikut:
b = 350 mm
h = 700 mm
f’c = 34 MPa
fy = 400 MPa
selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Diameter tulangan pokok tersedia = 22 mm
Mu 100 x10 6
MR = Mn perlu = = = 125 x10 6 N.mm
ϕ 0,8
0,85.34. 600
ρb = .0,82. = 0,0356
400 600 + 400
ρmax = 0,75.ρ b = 0,75.0,0356 = 0,0267
fy 400
m= = = 13,8408
0,85.f ' c 0,85.34
1 2.m.Rn 1
1 − 1 − 2.13,8408 .0,8747
ρ= 1 − 1 − =
m fy 13,8408 400
ρ = 0,0022
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
Kasus (b)
Hitung perkiraan tinggi efektif balok (d)
d = 700 − 40 − 10 − 22 = 639mm
2
Mu 500 x10 6
MR = Mn perlu = = = 625 x10 6 N.mm
ϕ 0,8
f ' c − 30
β1 = 0,85 − 0,05 = 0,82
7
0,85.34. 600
ρb = .0,82. = 0,0356
400 600 + 400
ρmax = 0,75.ρ b = 0,75.0,0356 = 0,0267
fy 400
m= = = 13,8408
0,85.f ' c 0,85.34
1 2.m.Rn 1
1 − 1 − 2.13,8408 .4,3733
ρ= 1 − 1 − =
m fy 13,8408 400
ρ = 0,0119
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
Contoh 4-5
Rencanakanlah penulangan balok beton bertulang dengan ketentuan berikut:
b = 350 mm
h = 700 mm
f’c = 34 MPa
fy = 400 MPa
selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Diameter tulangan pokok tersedia = 28 mm
90
Mu 1000 x10 6
MR = Mn perlu = = = 1250 x10 6 N.mm
ϕ 0,8
0,85.34. 600
ρb = .0,82. = 0,0356
400 600 + 400
ρmax = 0,75.ρ b = 0,75.0,0356 = 0,0267
fy 400
m= = = 13,8408
0,85.f ' c 0,85.34
1 2.m.Rn 1
1 − 1 − 2.13,8408.8,8293
ρ= 1 − 1 − =
m fy 13,8408 400
ρ = 0,0272
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035
fy 400
1 64 600
.0,82. . ≤ (ρ − ρ ') ≤ 0,0267
13,8408 636 600 − 400
Ditentukan
0,0179 < (ρ − ρ ') = 0,02 < 0,0267 ; agar tulangan tekan leleh
a = (ρ − ρ ').m.d = 0,02.13,8408.636 = 176,055mm
= 975829428 N.mm
Mn2 = Mn − Mn1
Mn2
ρ' =
b.d .fy .(d − d ' )
274,4171x10 6
=
350.636.400.(636 − 64 )
= 0,0054
ρ = (ρ − ρ ' ) + ρ
= 0,02 + 0,0054
= 0,0254
As = ρ.b.d
= 0,0254 .350.636
= 5654,04 mm 2
As ' = ρ '.b.d
= 0,0054.350.636
= 1202,04 mm 2