Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ETIKA BISNIS

DISUSUN OLEH :

DINDA SALSABILLA KENEDI


NIM: 2161201124

DOSEN PENGAMPU : MERTA KUSUMA, MM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala


yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan kemampuan kepada penyusun
untuk dapat menyelesaikan Makalah berjudul “Etika Bisnis”.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah


memberikan tugas pembuatan ini dengan maksud agar para mahasiswa dapat
termotivasi untuk memahami lebih dalam materi etika bisnis ini..

Kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan
tugas-tugas makalah di masa yang akan datang.

Bengkulu, Agustus 2022


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang............................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Dalam Bisnis ..................................................... 3
B. Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis ..................................... 3
C. Moral dan Etika dalam Dunia Bisnis ............................................ 6
D. Keuntungan dan etika ................................................................... 7
E. Peningkatan etika bisnis ................................................................ 9
F. Prinsip-prinsip etika bisnis ............................................................ 10

BAB III PENUTUP


A.     Kesimpulan.................................................................................... 13
B. Saran.............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah etika bisnis belakangan ini semakin banyak dibicarakan bukan
hanya di tanah air, melainkan juga di negara-negara lain termasuk negara-negara
maju. Perhatian mengenai masalah ini tidak terlepas dari semakin pesatnya
perkembangan usaha bisnis di dunia. Kenyataan menunjukkan bahwa bisnis ini
mempengaruhi kehidupan hampir semua anggota masyarakat tanpa terkecuali,
entah sebagai pekerja, konsumen atau pemilik aset umum tertentu. Dalam
kaitannya dengan hal itu, masyarakat luas sangat rentan terhadap praktek bisnis
yang kalau tidak dicermati akan bisa sangat merugikan hak dan kepentingan
masyarakat. Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun di luar
negeri, telah menimbulkan adanya tuntutan untuk melakukan praktek bisnis yang
baik dan etis. Para ahli mengemukakan pendapat bahwa pengertian etika bisnis
merupakan sebuah kontradiksi istilah karena pasti ada pertentangan antara etika
dan minat pribadi yang berorientasi pada pencarian keuntungan. Ketika ada
konflik antara etika dan keuntungan, para pelaku bisnis pastinya lebih memilih
keuntungan daripada penerapan etika dalam berbisnis. Padahal sesungguhnya
tindakan etis merupakan salah satu strategi bisnis jangka panjang yang terbaik
bagi perusahaan. Oleh karena itu etika bisnis ini diperlukan bagi para pelaku
bisnis agar usaha yang dijalankan dapat menjadi suatu usaha bisnis yang beretika
dan mengurangi resiko kegagalan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Etika Dalam Bisnis ?
2. Apa Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis ?
3. Bagaimana Moral dan Etika dalam Dunia Bisnis ?
4. Apa yang dimaksud Keuntungan dan etika ?
5. Bagaimana upaya meningkatkan etika bisnis ?
6. Apa saja Prinsip-prinsip etika bisnis ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Etika Dalam Bisnis
2. Memahami Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis
3. Memahami Moral dan Etika dalam Dunia Bisnis
4. Mengetahui dimaksud Keuntungan dan etika
5. Memahami upaya meningkatkan etika bisnis
6. Memahami Prinsip-prinsip etika bisnis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Dalam Bisnis


Etika secara umum adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan  penilaian moral. Etika mencakup analisisdan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Sedangkan Etika bisnis
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan bisnis
yang mencakup seluruh aspek yang masih berkaitan dengan personal, perusahaan
ataupun masyarakat. atau bisa juga diartikan pengetahuan tentang tata cara ideal
dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal secara ekonomi maupun sosial. Disini kita
akan membahas tentang etika didalam bisnis atau dengan kata lain Etika Bisnis.

B. Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis


Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip , kondisi dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik . Etika bisnis berfungsi
menggugah kesadaran moral pelaku bisnis agar berperilaku baik dalam
menjalankan usahanya demi nilai luhur tertentu (agama, budaya) dan demi
kelanjutan bisnisnya.
Menyadarkan masyarakat (stake holder) yang terdiri dari konsumen (end
user), karyawan , pemasok/mitra bisnis, investor dan lingkungan (penduduk
disekitar lokasi usaha ) akan hak mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek
bisnis.
Menilai apakah sistem ekonomi disuatu wilayah sesuai dengan etika bisnis
apakah masih ada praktek monopoli, oligopoli, money loundring, insider
trading,black market, dll.

3
Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis yaitu :
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata
lain, etika bisnis pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku
bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Imbauan ini di satu
pihak didasarkan pada prinsip-prinsip etika tertentu, tetapi di pihak lain
dikaitkan pula dengan kekhususan serta kondisi kegiatan bisnis itu sendiri.
Termasuk di dalamnya, imbauan itu didasarkan juga pada hakikat dan
tujuan bisnis, yaitu untuk meraih keuntungan. Dalam hal ini para pelaku
bisnis dihimbau untuk berbisnis secara baik dan etis karena bisnis yang baik
dan etis menunjang keberhasilan bisnisnya dalam jangka panjang. Etika
bisnis lalu berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk
berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu (kejujuran,
tanggung jawab, pelayanan, hak dan kepentingan orang lain dan seterusnya)
dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Karena lingkup etika bisnis yang
pertama ini lebih sering ditujukan kepada para manajer dan pelaku bisnis,
dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baik
dan etis itu, maka dalam lingkupnya yang pertama ini sering kali etika bisnis
disebut sebagai etika organisasi dan manajemen perusahaan secara internal.
Padahal, etika bisnis dalam lingkupnya yang pertama tidak hanya
menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan
juga menyangkut perilaku bisnis secara eksternal, dan juga menyangkut
perilaku bisnis yang baik dan etis secara individual dalam interaksinya
dengan pihak lain.
2. Sasara kedua dari etika bisnis, yang jarang disinggung, adalah untuk
menyadarkan masyarakat. Khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan
masyarakat luas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak
dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis
siapa pun juga. Pada tingkat ini etika bisnis berfungsi untuk menggugah
masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis
secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.

4
Etika bisnis mengajak masyarakat luas, entah sebagai karyawan, konsumen,
atau pemakai aset umum lainnya yang berkaitan dengan kegiatan bisnis,
untuk sadar dan berjuang menuntut haknya atau paling kurang agar hak dan
kepentingannya tidak dirugikan oleh kegiatan bisnis pihak manapun. Etika
bisnis mengajak masyarakat untuk bersatu dan secara bersama melawan
kecenderungan arogan bisnis ketika bisnis tidak lagi peduli pada hak dan
kepentingan pihak tertentu atau hak dan kepentingan masyarakat luas.
Sasaran kedua sangat penting dan vital dalam kondisi bisnis modern
sekarang ini. Kenyataan menunjukkan bahwa bisnis dewasa ini
mempengaruhi kehidupan hampir semua anggota masyarakat tanpa
terkecuali, entah sebagai pekerja, konsumen atau pemilik aset umum
tertentu. Dalam kaitannya dengan itu, masyarakat luas sangat rentan
terhadap praktek bisnis yang kalau tidak dicermati akan bisa sangat
merugikan hak dan kepentingan masyarakat. Karena itu, masyarakat punya
kepentingan langsung untuk mengawasi bisnis untuk bisa dijalankan secara
baik dan etis. Karena itulah etika bisnis sesungguhnya tidak hanya ditujukan
kepada kaum profesional bisnis melainkan juga kepada masyarakat pada
umumnya.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis
lebih bersifat makro, yang karena itu lebih tepat disebut sebagai etika
ekonomi. Dengan kata lain, dalam lingkup ketiga ini, etika bisnis
menekankan pentingnya kerangka legal-politis bagi praktek bisnis yang
baik, yaitu pentingnya hukum dan aturan bisnis serta peran pemerintah yang
efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara konsekuen tanpa
pandang bulu.
Ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan
lainnya dan bersama-sama menentukan baik tidaknya atau etis tidaknya suatu
praktek bisnis.

5
C. Moral Dan Etika Dalam Dunia Bisnis
1. Moral dalam Dunia Bisnis 
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama
dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi
oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap
agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu
dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-“bisnis”. Jadi, moral sudah
jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi
kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan
dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan
memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja
sama yang erat saling menguntungkan.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan
budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan
orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada
agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini
sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu
peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh
dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan
dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Etika dalam Dunia Bisnis 


Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan
kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang
bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang
menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
(good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis

6
sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis
serta kelompok yang terkait lainnya.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua
pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta
optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi. 
Alasan perlunya etika dalam bisnis:
- Kinerja bisnis tidak hanya diukur dari kinerja manajerial / finansial saja
tetapi juga berkaitan dengan komitmen moral, integritas moral, pelayanan,
jaminan mutu dan tanggung jawab sosial.
- Dengan persaingan yang ketat, pelaku bisnis sadar bahwa konsumen adalah
raja sehingga perusahaan harus bisa merebut dan mempertahankan
kepercayaan konsumen.
- Perusahaan semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga kerja
yang siap untuk dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan semaksimnal
mungkin. Karyawan adalah subyek utama yang menentukan
keberlangsungan bisnis sehingga harus dijaga dan dipertahankan.
- Perlunya menjalankan bisnis dengan tidak merugikan hak dan kepentingan
semua pihak yang terkait dengan bisnis.

D. Keuntungan dan etika


Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal
yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-
satunya, sebagaimana dianut pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang
etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Bahkan secara moral keuntungan
merupakan hal yang baik dan diterima. Karena pertama, Keuntungan
memungkinkan perusahaan bertahan dalam usaha bisnisnya. Kedua, Tanpa
memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan
modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang
produktif demi memacu pertumbuhan ekonomi yang menjamin kemakmuran
nasional. Ketiga, keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan

7
melainkan juga dapat menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tingkat
dan taraf hidup yang lebih baik. Lebih dari itu, dengan keuntungan yang terus
diperoleh, perusahaan dapat mengembangkan terus usahanya dan berarti
membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang lainnya, dan dengan demikian
memajukan ekonomi nasional.
Ada beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan
bahwa justru demi memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan, sangat
relevan, dan mempunyai tempat yang sangat strategis dalam bisnis dewasa ini.
- Pertama, dalam bisnis modern dewasa ini, para pelaku bisnis dituntut
menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Mereka dituntut untuk
mempunyai keahlian dan keterampilan bisnis yang melebihi kemampuan
dan keterampilan bisnis orang kebanyakan lainnya. Hanya orang profesional
yang akan menang dalam bisnis yang penuh persaingan. Kaum profesional
ini dituntut untuk memperlihatkan kinerja tertentu yang berada diatas rata-
rata kinerja pembisnis amatir. Namun yang menarik, kinerja ini tidak hanya
menyangkut aspek bisnis, manajerial dan organisasi teknis murni,
melainkan juga menyangkut aspek teknis.
- Kedua dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis modern sangat
sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja. Karena itu hal yang paling
pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah
sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan
kepercayaan konsumen. Ini bukan hal yang mudah. Karena dalam pasar
yang bebas dan terbuka, dimana ada beragam barang dan jasa yang
ditawarkan, dengan harga dan mutu yang kompetitif, sekali konsumen
dirugikan, maka mereka akan berpaling dari perusahaan tersebut. Ini punya
efek berantai yang mempengaruhi konsumen lainnya sehingga lama
kelamaan, kalau perusahaan tidak berhati-hati maka akan dijauhi oleh
konsumen lainnya.
- Ketiga, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat
netral tak berpihak tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua
pemerintah dijamin, para pelaku bisnis berusaha sebisa mungkin untuk

8
menghindari campur tangan pemerintah, yang baginya akan sangat
merugikan kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang paling efektif
adalah dengan menjalankan bisnisnya bisnisnya secara secara baik dan etis
yaitu dengan menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa secara sengaja
merugikan hak dan kepentinga semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.
- Keempat, perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa
karyawan bukanlah tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk
keuntunga yang sebesar-besarnya. Justru sebaliknya, karyawan semakin
dianggap sebagai subjek utama dari bisnis suatu perusahaan yang sangat
menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya perusahaan tersebut.
Bisnis sangat berkaitan dengan etika bahkan sangat mengandalkan etika.
Dengan kata lain, bisnis memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang
relevan untuk dibicarakan. Argumen mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis
dan mencari keuntungan dan etika memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis
yang terbuka dan bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara baik dan
etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak
yang terkait dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan
bisnisnya.

E. Tingkatkan etika bisnis


Weiss (1995:9) mengutip pendapat Carroll  (1989) membahas lima
tingkatan etika bisnis, yaitu:
1. Tingkat individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong
mengenai rekening pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit
karena tidak ada di tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran teman
sekerja sekalipun melampaui perintah atasan. Jika masalah etis hanya
terbatas pada tanggung jawab individual, maka seseorang harus memeriksa
motif dan standar etikanya sebelum mengambil keputusan.
2. Tingkat organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau
kelompok orang ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan
yang dilakukan oleh sejawat demi kepentingan keharmonisan perusahaan

9
atau jika seorang karyawan disuruh melakukan perbuatan yang tidak sah
demi keuntungan unit kerjanya.
3. Tingkat asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer
harus melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai
pedoman sebelum ia memberikan saran pada kliennya.
4. Tingkat masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan
perbuatan yang dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku
sama di semua negara. Oleh karena itu, kita perlu berkonsultasi dengan
orang atau badan yang dapat dipercaya sebelum melakukan kegiatan bisnis
di negara lain.
5. Tingkat internasional, masalah-masalah etis menjadi lebih rumit untuk
dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut
berperan. Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan kebiasaan perlu dipahami
dengan baik sebelum seseorang mengambil keputusan

F. Prinsip-prinsip etika bisnis


1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi ini berkaitan dengan sikap dan kemampuan individu dalam
mengambil sebuah keputusan dan tindakan yang tepat. Dengan kata lain,
seorang pelaku bisnis harus bisa mengambil keputusan yang baik dan tepat,
dan mempertanggungjawabkan keputusan tersebut. Pelaku usaha bisa
dikatakan punya prinsip otonomi dalam berbisnis jika ia memiliki kesadaran
penuh akan kewajibannya dalam menjalankan usaha. Artinya, seorang
pengusaha memahami bidang usaha yang dikerjakan, situasi yang dihadapi,
serta tuntutan dan aturan yang berlaku di bidang tersebut. Prinsip otonom
bukanlah sekedar mengikuti nilai dan norma yang berlaku, tapi juga
kesadaran dalam diri bahwa yang dilakukan adalah hal yang baik.

2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran seharusnya menjadi dasar penting dalam menjalankan
usaha apapun. Sebagian besar pengusaha sukses, baik pengusaha modern

10
maupun pengusaha konvensional, mengaku bahwa kejujuran adalah salah
satu kunci keberhasilan dalam bisnis apapun. Prinsip kejujuran ini sangat
penting untuk dilakukan oleh para pengusaha. Bagi pengusaha, kejujuran ini
dikaitkan dengan kualitas dan harga barang yang ditawarkan pada
konsumen. Dengan kata lain, menjual produk bermutu tinggi dengan harga
pantas dan wajar merupakan bentuk kejujuran dari seorang pengusaha
kepada konsumen. Sekali saja seorang pelaku usaha tidak jujur/ menipu
konsumen, maka ini adalah awal kemunduran bahkan kehancuran sebuah
bisnis. Apalagi di bisnis modern seperti sekarang ini yang tingkat
persaingannya sangat tinggi.

3. Prinsip Keadilan
Adil dalam hal ini berarti semua pihak yang terlibat dalam bisnis memiliki
hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama sesuai aturan yang berlaku.
Dengan menerapkan prinsip keadilan ini dengan baik, maka semua pihak
yang terlibat di dalam bisnis, baik relasi internal maupun relasi eksternal,
akan mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan haknya masing-masing.

4. Prinsip Saling Menguntungkan


Prinsip saling menguntungkan ini artinya aktivitas bisnis yang dijalankan
memberikan keuntungan bagi semua pihak. Berbeda dengan prinsip
keadilan yang menuntut agar semua pihak tidak merasa rugi, prinsip saling
menguntungkan ini menuntut hak yang dalam hal keuntungan kegiatan
bisnis. Pada praktiknya, prinsip ini terjadi dalam proses bisnis yang baik
dimana pengusaha ingin mendapat keuntungan dan konsumen ingin
mendapat barang atau jasa yang memuaskan.

5. Prinsip Loyalitas
Prinsip loyalitas berhubungan dengan proses menjalankan bisnis yang
dilakukan oleh para pekerja, baik manajemen, atasan, maupun bawahan.

11
Loyalitas dapat dilihat dari cara kerja dan keseriusan dalam menjalankan
usaha sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

6. Prinsip Integritas Moral


Dalam menjalankan bisnis, pelaku usaha harus memiliki prinsip integritas
moral yang baik. Tujuannya adalah untuk menjaga nama baik perusahaan
dan tetap menjadi perusahaan yang dipercaya konsumen. Pada praktiknya,
penerapan prinsip ini harus dilakukan oleh semua pihak, baik itu pemilik
usaha, karyawan, hingga manajemen perusahaan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Etika secara umum adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan  penilaian moral. Sedangkan Etika bisnis
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan
bisnis yang mencakup seluruh aspek yang masih berkaitan dengan personal,
perusahaan ataupun masyarakat. atau bisa juga diartikan pengetahuan
tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal secara
ekonomi maupun sosial.
2. Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal
yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan
satu-satunya, sebagaimana dianut pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut
pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Bahkan secara moral
keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Karena pertama,
Keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan dalam usaha bisnisnya.
Kedua, Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang
bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi
aktivitas ekonomi yang produktif demi memacu pertumbuhan ekonomi yang
menjamin kemakmuran nasional. Ketiga, keuntungan memungkinkan
perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga dapat menghidupi
karyawan-karyawannya bahkan pada tingkat dan taraf hidup yang lebih
baik.
3. Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil-
hasil penelaahan itu sendiri sedangkan moralitas merupakan subjek.
4. Adapun sasaran dan lingkup pokok etika bisnis yaitu, pertama etika bisnis
sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Sasaran kedua dari etika

13
bisnis, yang jarang disinggung, adalah untuk menyadarkan masyarakat.
Ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
5. Adapun 5 tingkatan etika bisnis Weiss (1995:9) mengutip pendapat
Carroll  (1989) yaitu tingkatan individual, tingkatan organisasional,
tingkatan asosiasi, tingkatan masyarakat, dan tingkatan internasional.
6. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis yaitu prinsip otonomi, prinsip
kwjujuran, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan, prinsip loyalitas
dan prinsip intergritas moral

B. SARAN
Setelah mengetahui penjelasan di atas, kita menyadari betapa pentingnya
mengetahui tentang etika bisnis. Untuk itu diharapkan kepada para mahasiswa
agar memahami betul materi etika bisnis ini supaya menjadi bekal bagi kita dalam
mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah kedalam kehidupan nyata
baik sebagai usahawan maupun bekerja di pemerintahan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Velazquez, Manuel G.2005.Etika Bisnis : Konsep dan Kasus, Edisi ke 5
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Keraf, Dra. Sonny, 1998, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta:
KANISIUS
Hidayatiutami, & Oktober 2016, Relevansi antara Bisnsi dan Etika, diakses pada
10 September 2019, https://hidayatiutami.wordpress.com/2016/10/07/bab2-
relevansi-antara-bisnis-dan-etika/
https://breaktimeug.wordpress.com/2016/01/04/artikel-etika-bisnis/
http://dokumen.tips/documents/pengertian-etika-bisnis-menurut-para-ahli.html
http://dokumen.tips/documents/kasus-pelanggaran-good-corporate-governance-
oleh-pt-katarina.html
http://danisapujiati94.blogspot.co.id/2015/12/hubungan-etika-bisnis-dan-
good.html
https://exaudian.wordpress.com/2016/01/04/peran-good-corporate-governance-
dalam-etika-bisnis/
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://lilawatyy95.blogspot.co.id/2015/12/hubungan-etika-bisnis-dan-good.html
http://septian-triadi.blogspot.co.id/2013/01/artikel-etika-bisnis-tulisan.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-manfaat-dan-tujuan-
bisnis.html
http://irmaawahyuni.blogspot.co.id/2014/11/makalah-good-corporate-
governance.html
http://nyarimakalah.blogspot.co.id/2015/06/makalah-good-corporate-governance-
dan.html
http://nadyarachmanita.blogspot.co.id/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://nurisnayni.blogspot.co.id/2015/08/contoh-makalah-good-corporate_4.html
http://lilawatyy95.blogspot.co.id/2015/12/hubungan-etika-bisnis-dan-good.html

15

Anda mungkin juga menyukai