Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KATA PENGANTAR
PERILAKU DALAM DAKWAH
Syukur Alhamdulillah saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan kemampuan kepada penyusun
untuk dapat menyelesaikan Makalah berjudul “Perilaku dalam Dakwah”.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah


memberikan tugas pembuatan ini dengan maksud agar para mahasiswa dapat
termotivasi untuk memahami perilaku da’i dalam melakukan dakwah Islam.

Kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan
tugas-tugas makalah di masa yang akan datang.

Disusun oleh :
- Adi Sutikno
Mukomuko,
- Ahmad Fitriadi Agustus 2022
Penyusun

Dosen Pengampu : M. Aziz Rifa'i, M.Pd

Mata Kuliah : Psikologi Dakwah

Prodi : Manajemen Dakwah Islam (MDI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


MIFTAHUL ‘ULUM

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang............................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Perilaku............................................................................. 3
B. Konsep Dakwah............................................................................. 4
C. Metode Dakwah dalam Islam........................................................ 6
D. Jenis-jenis Dakwah dalam Islam.................................................... 7
E. Kepribadian Seorang Da’i............................................................. 8

BAB III PENUTUP


A.     Kesimpulan.................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah adalah bagian penting dalam Islam, sehingga sering dikatakan
bahwa Islam adalah agama dakwah. Melalui dakwah itulah ajaran Islam bisa
tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Melalui dakwah pula, ajaran Islam
diamalkan para pemeluknya sehingga tercemin dalam kehidupan pribadi, keluarga
dan masyarakat . Itulah kenapa, di dalam iterature al-Qur’an sendiri banyak dalil-
dalil yang berbicara dan mengatur tentang apa dan bagaimana berdakwah. Salah
satu perintah Allah untuk berdakwah dalam Al-Quran ialah :
ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
َ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُمن َك ِر َوُأوْ لَـِئكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬
Yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Keberhasilan dakwah akan sangat bergantung kepada bagaimana perilaku
da’i tersebut dalam berdakwah. Tidak hanya penguasaan materi yang mumpuni,
kemampuan da’i dalam mengenal dan memahami ilmu dakwah pun sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan dakwah itu sendiri. Dalam makalah ini
dijelaskan secara sederhana tentang Perilaku dalam Dakwah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Perilaku manusia ?
2. Bagaimana Konsep Dakwah dalam Islam ?
3. Apa saja Metode Dakwah dalam Islam ?
4. Apa saja Jenis-jenis Dakwah dalam Islam ?
5. Bagaimana Kepribadian Seorang Da’i ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Perilaku manusia
2. Mengetahui Konsep Dakwah dalam Islam

1
3. Memahami Metode Dakwah dalam Islam
4. Mengetahui Jenis-jenis Dakwah dalam Islam
5. Memahami Kepribadian Seorang Da’i

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Perilaku
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) perilaku diartikan sebagai
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.1 Perilaku
baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yang
disebut rangsangan.
Perilaku adalah tindakan atau aktifitas diri manusia itu sendiri yang
memiliki bentangan sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa
dan lain-lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang diamati langsung mapunun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Setidaknya ada tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku individu, seperti yang dijelaskan Saptiningsih 2
sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.
2. Sikap
Sikap adalah respon tertutup sesorang terhadap stimulus atau objek,
baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup tersebut.
3. Motivasi
Motivasi merupakan kondisi internal atau eksternal yang membangkitkan
kita untuk bertindak, mendorong untuk mencapai tujuan tertentu dan
membuat kita tertarik untuk kegiatan tertentu.
4. Lingkungan
1
http://www.kbbi.kemendikbud.go.id/
2
Ns. Monica Saptiningsih, “Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku mencuci tangan pada anak
sekolah dasar negeri 03 Kertajaya Padalarang”, Skripsi S.Kep, Fakultas. Keperawatan: Universitas
Andalas (2012), h.2

3
Lingkungan dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan
lingkungan non fisik. Lingkungan fisik adalah lingkngan yang terdapat
di sekitar manusia sedangkan lingkungan non fisik adalah lingkungan
yang muncul akibat adanya interaksi antara manusia.

B. Konsep Dakwah
Secara etimologi, dakwah berasal dari kata kerja da’a (‫ )دعا‬yad’u(‫)يدعو‬
da’watan (‫)دعـوة‬, yang berarti mengajak, menyeru, memanggil, mengundang. 3
Dakwah dengan pengertian tersebut dijumpai dalam QS. Yunus ayat 25.
Secara terminologi, dakwah diartikan dengan berbagai macam
pengertian. Muhammad Natsir, seperti yang dikutip Rosyad Shaleh.
Mendefinisikan dakwah sebagai “Usaha menyerukan dan menyampaikan pada
perorangan manusia dan seluruh konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan
hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan
berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan,
perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.”4
Syaikh Ali Mahfudh dalam kitab Hidayatul Mursyidin mendefiniskan
dakwah dengan “Mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti
petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka
dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.”5
Abu Bakar Zakaria berpendapat bahwa dakwah Islam merupakan
“Usaha para ulama dan orang yang memiliki pengetahuan tentang agama
(Islam) dengan memberi pengajaran kepada masyarakat akan hal-hal yang
dapat menyadarkan mereka terhadap urusan agama dan keduniaannya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki”.6

3
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Edisi Ke-2, (Surabaya :
Pustaka Progresif, 1997) h.406
4
Rosyad Shales. Manajemen Dakwah Islam. (Jakarta : Bulan Bintang, 1977) h.8
5
Syaikh Ali Mahfud. Hidayatul Mursyidin. (Beirut : Darul I’tishom, Cet. VII.1979)
6
Moh Erfan Soebahar, Abdul Ghoni, “Reformulasi Metode Dakwah bi al-Lub’ah sebagai Trauma Healing
pada Anak Korban Bencana Alam”, Jurnal Ilmu Dakwah,Vol. 39, no. 2 (2019), h.130

4
Surat an Nahl ayat 125 menjadi dasar kegiatan dakwah Islam, menjelaskan
perintah untuk menyerukan ajaran agama (Islam).Ayat tersebutselain menjadi
dasar hukum pelaksanaan dakwah juga memuat tatacara berdakwah dengan
metode yang sesuai dengan ajaran Islam.
Selain An Nahl ayat 125, pada surat Ali Imron ayat110Allah
menunjukkan bahwa umat Muhammad SAW adalah umat yang terbaik
dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Ada tiga hal yang menjadikan umat
Muhammad saw adalah yang terbaik :
1. Bermakruf (menyeru kepada kebaikan)
2. Bernahyi munkar (mencegah terjadinya hal-hal buruk)
3. Beriman kepada Allah
Berdasar ayat-ayat tersebutseluruh ulama sepakat mengenai hukum
dakwah, yakni wajib. Hanya perbedaan pendapat terjadi pada hukum
kefarduannya, apakah dibebankan kepada masing-masing individu (fardhu
‘ain) atau sebatas kewajiban kolektif yang dibebankan hanya kepada
sebagian individu (Fardhu kifayah).
Kedua pendapat memiliki argumentasi masing-masing. Namun terlepas
dari wajib ‘ainatau kifayah, kewajiban dakwah bisa gugur seandainya individu
tidak mampu melaksanakannya seperti gugurnya kewajiban haji.7
Menilik dakwah adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam, unsur-
unsur yang terkandung di dalam kegiatan dakwah tentu tidak bisa
dilepaskan. Diantaranya harus ada da’i (pelaku dakwah), mad’u(mitra
dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (mediadakwah), thariqah(metode
dakwah) dan atsar (efek dakwah). Semua unsur saling mendukung agar
dakwah bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Salah satu dari unsur-unsur dakwah yang penting adalah Atsaratau
Efek dakwah. Efek dakwah adalah unsur dalam dakwah yang sangat penting
untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dari aktifitas dakwah yang telah
dijalankan. Sejauh mana dakwah memengaruhi obyeknya bisa dilihat dari
perilaku yang ditunjukkan. Aspek-aspek yang dipakai untuk mengukur

7
Mohammad Hasan, Metodologi & Pengembangan Ilmu Dakwah, (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), h.32

5
perubahan tersebut adalah seperti yang dijabarkan Muhammad Hasan sebagai
berikut :8
a) Efek kognitif
Efek ini terjadi setelah obyek dakwah menyerap konten ajaran
agama yang diberikan kepadanya. Ini terjadi apabila ada perubahan
berfikir, pemahaman tentang isi pesan dakwah yang ia terima. Jadi
dengan menyerap isi pesan dakwah yang disampaikan, obyek dakwah
dapat merubah pemahamannya atas ajaran agama yang sebenarnya.
b) Efek afektif
Pada tahap afektif ini penerima dakwah mengalami perubahan
sikap antara menerima atau menolak pesan dakwah yang disampaikan
setelah melalui tahap berfikir.
c) Efek behavorial
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan pola
tingkah laku obyek dakwah dalam merealisasikan pesan dakwah yang telah
diberikan da’i. Efek ini muncul setelah melalui proses kognitif dan afektif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa efek behavioral adalah tingkah laku
yang dipilih obyek dakwah setelah mengerti dan memahami pesan dakwah
yang ia terima.

C. Metode Dakwah dalam Islam


Dalam dakwah terdapat banyak cara untuk menyampaikan isi pesan
dakwahnya tergantung pada kemauan, kemapuan dan lain-lain. Namun dalam
islam telah ada surat alquran yang sudah menjelaskannya.
‫ض ـ َّل‬ َ ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ِإ َّن َربَّكَ هُ ـ َو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ ِّ‫ع ِإلَى َسبِي ِل َرب‬
ُ ‫ا ْد‬
‫ين‬ ‫ع َْن َسبِيلِ ِه َوه َُو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد َـ‬
Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

8
Mohammad Hasan, Metodologi & Pengembangan, h. 86-88

6
Yang secara garis besar telah terbagi menjadi tiga bagian, metode dakwah
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hikmah atau Bijaksana artinya segala ucap tindakan yang dilakukan
berdasarkan ilmu yang benar karena didasarkan pada rasa keadilan serta
pertimbangan yang seksama sambil memperhatikan situasi dan kondisi
medan serta sasaran dalam mencapai tujuan.
2. Mauizhah hasanah atau nasehat yang baik merupakan tutur kata pendidikan
dan nasehat yang baik. Dakwah dengan cara ini merupakan dakwah yang
paling mudah dilakukan dan sasarannya juga mudah, murah biyayanya dan
cepat sampai pada sasaran. Dakwah ini biasanya dilakukan dimasjid-masjid,
ceramah, tablig penyuluhan dll.
3. Mujadalah billati hiya ahsan (mendiskusikan). Metode ini dilakukan dengan
cara bertukar pikiran dengan baik. Mengindahkan kesopanan atau kode etik
bukan untuk mencari popularitas. Bentuk-bentuknya dapat berupa panel
diskusi, seminar, dialog, lokakarya dll.9

D. Jenis-jenis Dakwah dalam Islam


Dilihat dari jenisnya dakwah islam terbagi menjadi dua, yaitu dakwah bil-
lisan dan dakwah bil-haal ( dakwah melalui ucapan atau dakwah melalui
perbuatan).
Dakwah bil-lisan biasanya hanya bersifat menyampaikan atau bersifat
tabligh. Dapat berupa ajaran seseorang atau sekelompok orang untuk mengikuti
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan dakwah bil- haal yaitu
suatu dakwah yang disamping dilakukan dengan lisan dan juga mereka
melakukannya dengan amal perbuatan. Dengan memberikan contoh pula atau
senagai teladan bagi mad’u nya tentunya contoh yang baik.
Dakwah bil-lisan bila tidak diikuti dengan perbuatan atau dicontohkan oleh
seorang da’i maka akan kurang bermakna. Terlebih jika seorang da’i melakukan
perbuatan yang terlarang maa terjadilah bumerang dan cemoohan dari orang lain.
Namun demikian bukan berarti dakwah bil-lisan tidak berarti hanya saja cocok di

9
Ibid. Hal 114-115.

7
acara-acara tertentu seperti khotbah jumat, khotbah idul adha, khotbah idul fitri
dan lain-lain.

E. Kepribadian Seorang Da’i


Perilaku dalam dakwah erat kaitannya dengan kepribadian seorang da’i.
Tugas yang dilakukan seorang da’i begitu mulia dan luar biasa sehingga sudah
selayaknya seorang da’i memiliki karakter dan kepribadian baik yang dapat
menunjukan bahwa setiap hal yang disampaikan olehnya bukan sebatas teori dan
ucapan dimulut saja. Karena sebaik-baiknya dakwah adalah melalui amal
perbuatan yang dapat dicontoh dan diteladani oleh orang lain, layaknya dakwah
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.
Kepribadian seorang da’i merupakan kepribadian seorang muslim sejati.
Rasullulloh telah mengajarkan kepada kita semua pribadi seorang muslim dalam
10 muwashoffat tarbiyah. Seorang da’i sudah seharusnya memiliki aqidah yang
bersih (salimul aqidah), dengan aqidah yang bersih dan mantap seseorang akan
senantiasa menepatkan Allah dalam hatinya. Segala sesuatu yang dilakukan
semata-mata hanya untuk Allah dan setiap hal yang dilakukan dan disampaikan
tidak akan meyimpang dari apa yang sudah Allah dan Rasulnya perintahkan.
Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Al’An’am: 162, “Sesungguhnya
shalatku, ibdahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta Alam”.
Termasuk ketika menyampaikan ajaran islam, ketika aqidahnya sudah mantap
makan dakwah yang dilakukan murni untuk menyeru pada jalan Allah bukan
ajang pamer dan ingin dilihat sebagai orang alim dan sholeh.
Selanjutnya seorang da’i harus benar ibadahnya (shahihul ibadah). Ibadah
yang benar, menunjukan bahwa orang tersebut paham dengan apa yang dia
serukan kepada orang lain. Bagaimana orang akan percaya pada ajakan seorang
da’i untuk beribadah sedangkan ibadah orang yang mengajak saja belum benar.
Selain itu, sudah menjadi keharusan bahwa seorang da’i harus memiliki akhlak
yang mantap (matinul khuluq). Seorang da’i harus memiliki sikap yang santun,
perilaku yang baik serta tingkah laku yang terpuji. Akhlak yang ditunjukan tidak
hanya akhlak kepada sesama manusia tapi akhlak kepada Allah juga. Seperti yang

8
kita ketahui, Rasullulloh Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk mengubah
akhlak kaum qurais yang tidak terpuji. Hal ini menunjukan bahwa muslim yang
baik adalah muslim yang berkahklak baik.
Seorang da’i juga harus cerdas dan mampu berpikir intelek (mustaqqaful
fikr), wawasan yang luas serta pengetahuan yang mendalam akan membuat
seorang da’i menjadi lebih mudah dalam menyampaikan ajaran islam. Allah telah
memberikan akal bagi manusia, maka sudah selayaknya akal yang Allah berikan
digunakan dalam kebaikan salah satunya untuk menyampaikan kembali ajaran-
Nya.
Lebih jauh lagi pribadi seorang da’i adalah pribadi yang mampu
mengendalikan nafsunya (mujahadatul linafsi). Seseorang memiliki
kecenderungan untuk melakukan kebaikan atau keburukan, hal tersebut
dipengaruhi oleh nafsu yang berkecambuk didalam diri. Muslim yang baik jelas
akan mengendalikan nafsunya mengarah pada kebaikna, salah satunya untuk
mengajak dan menyeru untuk beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
Selain itu, kecakapan dalam menjaga waktu (harishun ala waqtihi) perlu
dimiliki oleh pribadi seorang da’i. pandai menjaga waktu akan berdampak akan
teraturnya setiap urusan (munazhzhamun fi syuunihi) yang dikerjakan. Allah
begitu memuliakan waktu, karena sejatinya waktu tidak bisa diulang sehingga
perlu diatur sebaik mungkin. Disiplin membuat seseorang menjadi professional.
Rohani yang kuat harus ditopang dengan jasmani yang tangguh. Sebagai
muslim yang baik dan sebagai seorang da’i yang mantap maka sudah seharusnya
memiliki jasmani yang kuat (Qowiyyul jism) sehingga dakwah yang disampaikan
tidak akan setengah-setangah. Jasmani yang kuat akan memaksimalkan setiap hal
yang kita lakukan. Selanjutnya, seorang da’I haruslah mandiri dan mampu
berdikari (Qodirun alal kasbi)
Semua karakter dan kepribadian yang telah disebutkan diatas sejatinya
bermuara pada satu hal yaitu sebagai muslim dan da’i, maka kita haruslah
bermanfaat untuk orang lain (Nafi’un Lighairihi). Setiap tingkah laku kita, setiap
perbuatan dan ucapan harus menjadi manfaat untuk sekitar. Dakwah yang kita

9
lakukan berhasil ketika apa yang kita serukan dan sampaikan bermanfaat dan
mampu meingkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah Swt.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perilaku adalah tindakan atau aktifitas diri manusia itu sendiri yang
memiliki bentangan sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis,
tertawa dan lain-lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang
diamati langsung mapunun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
2. Dakwah adalah usaha menyerukan dan menyampaikan pada perorangan
manusia dan seluruh konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup
manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan
berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan,
perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.
3. Unsur-unsur yang terkandung di dalam kegiatan dakwah adalah: da’i
(pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah),
wasilah (media dakwah), thariqah (metode dakwah) dan atsar (efek
dakwah). Semua unsur saling mendukung agar dakwah bisa berjalan
dengan efektif dan efisien.
4. Terdapat banyak cara untuk menyampaikan isi pesan dakwah tergantung
pada kemauan, kemapuan dan lain-lain.
5. Dilihat dari jenisnya dakwah islam terbagi menjadi dua, yaitu dakwah bil-
lisan dan dakwah bil-haal (dakwah melalui ucapan atau dakwah melalui
perbuatan).
6. Perilaku dalam dakwah erat kaitannya dengan kepribadian seorang da’i.
Tugas yang dilakukan seorang da’i begitu mulia dan luar biasa sehingga
sudah selayaknya seorang da’i memiliki karakter dan kepribadian baik yang
dapat menunjukan bahwa setiap hal yang disampaikan olehnya bukan
sebatas teori dan ucapan dimulut saja. Karena sebaik-baiknya dakwah

11
adalah melalui amal perbuatan yang dapat dicontoh dan diteladani oleh
orang lain, layaknya dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

B. Saran
Setelah mengetahui penjelasan di atas, kita menyadari betapa pentingnya
mengetahui tentang perilaku da’i dalam berdakwah. Untuk itu diharapkan kepada
para mahasiswa agar memahami betul materi ilmu dakwah ini supaya menjadi
bekal bagi kita dalam melaksanakan dakwah menyebarkan agama Allah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Mohammad. Metodologi & Pengembangan Ilmu Dakwah. Surabaya :


Pena Salsabila, 2013
Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2010
Mahfud, Syaikh Ali. Hidayatul Mursyidin. Beirut: Darul I’tishom, Cet. VII. 1979
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap. Edisi Ke-2, Surabaya : Pustaka Progresif, 1997
Nugrahani, Farida. Metode Penelitian Kualitatif. Solo : Cakra Books, 2014
Shales, Rosyad. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1977
Tamburaka, Apriadi. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media
Massa. Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Jurnal Kopis: Kajian Penelitian dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam
Volume 03.,Issue 02, Februari 2021
Basit, Abdul.Wacana Dakwah Kontemporer.Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2006
Sholeh, A Rosyad. Manajemen Dakwah Islam. Yogyakarta: Surya Sarana
Grafika. 2010

13

Anda mungkin juga menyukai