Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK Bina Wisata Lembang Pada Mata

Pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian Melalui Upaya Kompetensi


Pedagogik Guru

Wanda Nurhamidah1, Suwatno2


Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Fakultas Pendidikan Edkonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi, No. 229 Bandung, Jawa Barat Indonesia

Abstract/Abstrak

This study aims to determine the description of the teacher pedagogic competence on student learning
outcomes and also the effect of learning quality on student learning outcomes. The research method uses
an explanatory survey. Data collection techniques using a questionnaire. Respondents were 105 students
of class XI OTKP at SMK Bina Wisata Lembang. The simple regression technique is used in this research
in order to prove the hypothesis. The results shows teacher pedagogic competence has a significant
influence on student learning outcomes in SMK Bina Wisata Lembang. Thus, student learning outcomes
must be improved through improving the teacher pedagogic competence.

Keywords: Teacher Pedagogic Competence , Student Learning Outcomes

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi pedagogik guru dan hasil
belajar siswa serta memverifikasi peranan mutu pembelajaran dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory untuk menjelaskan hubungan kausalitas variabel
serta dilakukan penyebaran angket untuk memperoleh data penelitian. Responden pada penelitian ini
yakni 105 siswa kelas XI OTKP di SMK Bina Wisata Lembang. Analisis regresi sederhana digunakan
untuk mengetahui pengaruh yang diberikan kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar.
Berdasarkan perhitungan statistik inferensial, mutu pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Dengan demikian hasil belajas siswa harus
ditingkatkan melalui peningkatan kompetensi pedagogik guru.

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru, Hasil Belajar Siswa

PENDAHULUAN penciptaan, dan inovasi. Pendidikan menjadi


Pendidikan dapat diartikan sebagai salah faktor utama dalam pembentukan baik dan buruk
satu upaya untuk menciptakan suasana belajar dalam membentuk sebuah kepribadian. Maka dari
mengajar serta proses pembelajaran supaya siswa itu pemerintah sangat memperhatikan dalam
dan siswi secara aktif mampu meningkatkan dan bidang pendidikan agar menjadi generasi penerus
mengembangkan potensi dirinya. Tingkat bangsa yang berkualiatas.
Pendidikan individu tentunya berpengaruh Kompetensi Pedagogik Guru dapat
terhadap persoalan Sumber Daya Manusia (SDM). dikatakan sebagai kemampuan dan kesiapan pihak
Kemampuan dan kualitas yang ada dan dimiliki sekolah dalam menyelenggarakan serta
oleh masing-masing individu kerap dijadikan mendukung pembelajaran yang efektif dan efisien
parameter sebagai kunci pertumbuhan, dengan maksud mendapat benefit yang bernilai

1
tinggi hingga tercapainya tujuan pengajaran yang baik dan akan kondusif kedepannya, maka dari itu
telah dibidik. Peningkatan Kompetensi Pedagogik di SMK Bina Wisata Lembang jurusan OTKP
Guru pastinya akan terwujud dengan baik jika kelas XI pada mata pelajaran Kepegawaian
dalam pelaksanaannya turut didukung oleh sedang berupaya menghasilkan nilai yang
komponen-komponen guru. berkualitas, dan peneliti telah menanyakan
Fenomena yang peneliti dapatkan saat langsung kepada guru mata pelajaran
terjun langsung ke lapangan melihat perlu adanya kepegegawaian yaitu ibu tuti, apakah ada
peningkatan dalam sebuah pembelajaran di perubahan dalam nilai raport pada peserta didik
sekolah agar mendapatkan hasil belajar yang baik dari tahun ajaran sebelumnya. Adapun
melalui kompetensi pedagogik guru. Terlebih saat rekapitulasi nilai akhir semester ganjil pada salah
ini sekolah sedang memulai kembali pembelajaran satu mata pelajaran.
dengan metode Blended Learning yang secara Tabel 1
tidak langsung peserta didik maupun guru harus Nilai Akhir Pada Semester Ganjil TA
bisa beradaptasi dan mulai berkembang dengan 2019/2020 dan 2020/2021 Mata Pelajaran
situasi seperti ini dimasa pandemi. Metode Kepegawaian
Bleanded Learning merupakan kombinasi metode
Synchronous atau pembelajaran langsung atau Kelas Kategori Jumlah Persentase
metode pembelajaran mandiri dan metode Tahun Ajaran 2019/2020 (KKM 75)
Asynchronous atau tidak langsung yang dapat XI Tidak Lulus 4 11%
dialakukan kapan saja. Seorang guru sebagai OTKP 1 Lulus 31 88%
fasilitator di sekolah harus bisa mengarahkan dan XI Tidak Lulus 9 25%
membimbing peserta didik saat pembelajaran OTKP 2 Lulus 28 75%
berlangsung agar meningkatnya hasil belajar XI Tidak Lulus 9 27%
menjadi lebih baik. OTKP 3 Lulus 24 72%
Tahun Ajaran 2020/2021 (KKM 75)
Tanggapan peserta didik terhadap guru
XI TidaK Lulus 10 30%
sangat mempengaruhi hasil belajar. Apabila
OTKP 1 Lulus 23 69%
persepsi peseta didik dalam mutu pembelajaran
XI Tidak Lulus 7 23%
seorang guru positif, maka akan menimbulkan
OTKP 2 Lulus 24 77%
kesadaran dan keberhasilan terhadap hasil belajar,
XI Tidak Lulus 7 23%
sebaliknya apabila mutu pembelajaran guru OTKP 3 Lulus 23 76%
negatif, maka akan menimbulkan rasa malas Sumber: Bagian Tata Usaha SMK Bina Wisata Lembang
terhadap peserta didik dan berpengatuh terhadap Tabel 1 menunjukkan bahwa rekapitulasi
hasil belajar. Tetapi tidak semua hasil belajar itu rata-rata nilai raport SMK Bina Wisata Lembang
tergantung terhadap kualitas seorang guru kelas XI OTKP semester ganjil TA 2019/2022
melainkan peserta didik juga harus bisa dan 2020/2021 semester ganjil ada perbedaan,
menyeimbangi saat pembelajaran berlangsung, untuk tahun ajaran 2019/2020 nilai rata-rata raport
karena hasil belajar pun tergantung peserta didik kelas XI OTKP 1 , XI OTKP 2 dan XI OTKP 3
apakah ia bersedia melakukan semua kegiatan terdapat perbedaan .
yang sudah terstruktur sesuai prosedur yang sudah Namun bisa kita lihat bahwa pada tahun
ada, atau apabila peserta didik tidak mau ajaran 2019/2020 pembelajaran dilakukan secara
walaupun seorang guru sudah mengarahkan maka normal atau tatap muka, persentase untuk kelas
hasil belajar pun tetap akan buruk. XI OTKP 1 yang belum tuntas 11% dan yang
Kompentensi Pedagogik Guru tercermin tuntas 88%, dan kelas XI OTKP 2 persentase yang
melalui keberlangsungan atau proses belajar belum tuntas 25%, yang tuntas 75%, sedangkan
mengajar dan luaran belajar yang sesuai untuk kelas XI OTKP 3 persentase yang belum
kebutuhan dan ekspektasi. Maka dari itu tuntas 27% dan yang tuntas 72%.
pedagogik guru dan hasil belajar sangat berkaitan. Bisa kita perhatikan bahwa pada tahun
Jika proses tersebut sudah saling berkaitan maka ajaran 2020/2021 pembelajaran dilakukan secara
akan ada ketercapaian dan kualitas yang sangat normal dan tatap muka, persentase untuk kelas XI

2
OTKP 1 yang belum tuntas 30% dan yang tuntas
70%, dan untuk kelas XI OTKP 2 persentase yang KAJIAN PUSTAKA
belum tuntas 23% dan yang tuntas 77%, (Syafruddin, 2015) mengemukakan bahwa
sedangkan kelas XI OTKP 3 persentase yang Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi
belum tuntas 23% dan yang tuntas 76%. yang berperan penting terhadap hasil belajar siswa
Melihat fenomena diatas diperlukan adanya yang nantinya akan sangat berkaitan terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik guru agar tujuan sekolah yang sangat berpeluang besar
mendapatkan hasil belajar yang optimal karena terhadap pendidikan. Kompetensi pedagogik guru
terdapat siswa yang nilainya dibawah KKM. harus bisa memahami karakter dan mengarahkan
Harapannya, guru dan peserta didik bisa saling peserta didik.
menerapkan pembelajaran yang bermutu atau Salah satu pakar pendidikan menyatakan
berkualitas sehingga proses belajar mengajar sejatinya kualitas pembelajaran berarti kualitas
dapat berlangsung dengan optimal. dari aktivitas pembelajaran yang melibatkan guru
Mengacu pada permasalahan dan data dan siswa-siswi. Kemudian mutu atau kualitas
empiric yang diulas, maka urgensi yang menjadi hasil kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan
pokok penelitian yakni perlu adanya peningkatan sebagai kualitas aktivitas mengajar yang
kompetensi pedagogik guru di sekolah. Hal ini melibatkan guru dan siswa-siswi yang dilihat dari
tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor output atau luaran hasil belajar dan pembelajaran.
eksternal dan faktor internal, namun peneliti Pendapat lainnya dari Jerome mutu merupakan
membatasi penelitian hanya pada faktor proses yang terstruktur untuk sebagai upaya
eksternalnya mengenai mutu pembelajaran di perbaikan luaran. (Jerome S, 2005)
sekolah. Peneliti juga membatasi responden pada Bisa kita simpulkan bahwa dengan
peserta didik kelas XI OTKP Di SMK Bina kompetensi pedagogik guru di suatu sekolah bisa
Wisata Lembang TA 2021/2022. kita jelaskan yaitu lembaga pendidik atau sekolah
Berikut rumusan masalah yang akan mampu menyediakan fasilitas dan mengelola
dijawab pada penelitian ini: proses pembelajaran dengan baik akan
1). Bagaimana gambaran tingkat kompetensi meningkatkan kepuasan peserta didik dan juga
pedagogik guru kelas XI pada Mata Pelajaran orang tua. Harapan tersebut bisa menjadi sebuah
Kepegawaian Di SMK Bina Wisata Lembang? proses pembelajaran yang bisa menentukan
2). Bagaimana gambaran tingkat hasil belajar pada harapan untuk menningkatkan presetasi belajar,
Mata Pelajaran Kepegawaian kelas XI OTKP bisa akademik maupun non akademik. Akademik
Di SMK Bina Wisata Lembang? sangat ditujukan untuk menambah ilmu maupun
3). Apakah ada pengaruh kompetensi pedagogik wawasan dan juga pengalaman yang lebih bagi
guru terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran peserta didik dan bisa kita sebut dengan istilah
Kepegawaian kelas XI OTKP Di SMK Bina kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Wisata Lembang? Terdapat 3 indikator dari kompetensi
Adapun tujuan penelitian yang diharapkan pedagogik guru, yang pertama perencanaan
meliputi: pembelajaran, yang kedua pelaksanaan
1). Untuk memberikan gambaran kompetensi pembelajaran dan yang ketiga penilaian hasil
pedagogik guru pada Mata Pelajaran pembelajaran.
Kepegawaian kelas XI OTKP Di SMK Bina Secara general, proses pendidikan yang
Wisata Lembang. dijalankan di tiap sekolah, belajar merupakan hal
2). Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar pokok atau inti. Belajar adalah proses atau
pada Mata Pelajaran Kepegawaian kelas XI kegiatan yang dijalankan oleh seorang individu
OTKP Di SMK Bina Wisata Lembang. untuk mencapai tujuan tertentu. Jika ditinjau dari
3). Untuk memverifikasi pengaruh kompetensi sisi psikologis, belajar dicirikan oleh adanya
pedagogik guru terhadap hasil belajar pada perubahan tingkah laku yang timbul dari adanya
Mata Pelajaran Kepegawaian kelas XI OTKP interaksi peserta didik dengan lingkungan belajar.
Di SMK Bina Wisata Lembang. (Slameto, 2003 hal 3).

3
Morgan dalam Purwanto (Purwanto, 2006 Mata Pelajaran Kepegawaian semester ganjil
hal 66) menyatakan bahwa, belajar dapat tahun ajaran 2021/2022.
dikatakan sebagai suatu perbedaan perilaku yang Ukuran populasi pada penelitian ini yakni
umumnya relatif stabil, merupakan wujud dari seluruh siswa-siswi kelas XI OTKP di SMK Bina
latihan atau pencapaian pengalaman. Sejalan Wisata Lembang tahun ajaran 2021/2022 total
dengan itu, Whittaker dalam Djamarah populasi untuk penelitian ini adalah 105 orang.
(Djamarah, 2001 hal 12) juga mengemukakan Instrumen pada penelitian ini juga sudah
bahwa, belajar yakni suatu proses dimana perilaku dilakukan uji validitas dan realiabilitas dan
atau perilaku peserta didik timbul atau didapat didapatkan hasil bahwa semua item pada
melalui latihan atau melalui pengalaman”. kuesioner dinyatakan valid dan semua variabel
Dirman dan Juarsih (Mudjiono, 2014 hal dinyatakan reliabel. Adapun untuk uji prasyarat
10), “Hasil belajar peserta didik dalam proses analisis data inferensial, dilakukan uji normalitas,
belajar yaitu adanya perbedaan tingkah laku uji homogenitas dan uji linearitas. Berdasarkan
secara sadar, berkelanjutan, fungsional, positif, perhitungan, data pada penelitian ini berdistribusi
tetap, terarah, dan komprehensif”. Sejalan dengan normal, bersifat homogen dan linear.
itu, Hamalik (Hamalik, 2010 hal 30) juga Teknik analisis data yang digunakan yaitu
mengutarakan bahwa, “Hasil belajar ditandai teknik analisis deskriptif dan teknik analisis
dengan adanya perubahan tingkah laku seseorang, inferensial. Analisis data deskriptif ini gunanya
contohnya dari yang tidak tahu menjadi tahu dan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan
dari yang tidak mengerti menjadi mengerti”. no 2 yaitu untuk mengetahui gambaran
Selanjutnya (Aunurrahman, 2013 hal 37) Kompetensi Pedagogik Guru terhadap hasil
menjelaskan bahwa, “Hasil belajar siswa atau belajar siswa (Survey Pada Kelas XI maple OTK
individu dicirikan dengan perubahan pada pola Kepegawaian Di SMK Bina Wisata Lembang).
tingkah laku, yaitu pada aspek emosional dan Analisis inferensial dilakukan untuk
kemampuan berfikir”. menjawab pernyataan rumusan masalah nomor 3
Selanjutnya (Slameto, 2003 hal 3) yang telah dikemukakan di latar belakang
mengemukakan bahwa “Hasil belajar dilihat dari masalah, yaitu pengaruh Kompetensi Pedagogik
perubahan dalam individu yang berlangsung Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa (Survey Pada
secara berkelanjutan dan tidak tetap”. Sementara Kelas XI Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian
itu, menurut (Sudjana, 2009 hal 3), “Hasil belajar Di SMK Bina Wisata Lembang).
siswa merupakan perubahan tingkah laku individu
sebagai hasil dari proses pembelajaran yang telah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan, perubahan dapat dilihat pada ketiga Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
ranah meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor”. diukur melalui 3 (tiga) indikator yang kemudian
METODE PENELITIAN diturunkan ke dalam 13 (tiga belas) ukuran yang
Penelitian ini menggunakan metode survey tingkatannya didasarkan pada perhitungan dari
eksplanatori. Disebut survey explanatory yang 105 responden.
melibatkan sejumlah pihak yaitu siswa hingga Gambaran variabel mutu pembelajaran
didapat data dan fakta berkenaan dengan problem diperoleh melalui perhitungan angka frekuensi
yang sedang diteliti oleh peneliti. Metode terhadap perolehan data mutu pembelajaran,
penelitian survey eksplanatori melibatkan Tabel 2
kegaiatan penyebaran kuesioner atau angket Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap
mengenai Mutu Pembelajaran kepada siswa. Variabel Kompetensi Pedagogik Guru (X)
Instrumen penelitian difokuskan pada pembahasan Kategor Interval Rata-
Frekuensi
mengenai bagaimana guru OTK Kepegawaian i rata
dalam menjalankan perannya pada proses Sangat
pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang. tidak 1,000 1,640 81
Sementara itu, untuk hasil belajar siswa diambil 2,788
efektif
dari rekapitulasi nilai akhir siswa kelas XI pada Tidak 1,641 2,281 369

4
Efektif
Cukup Tabel 4
2,282 2,922 84 Uji Hipotesis Variabel Kompetensi Pedagogik
Efektif
Efektif 2,923 3,563 529 Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa
Sangat Coefficientsa regregs koefisien
3,564 4,203 302
efektif
Model Unstandardiz Standar t Si
Sumber: Skor Jawaban Responden
ed dized g.

Mengacu pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa Coefficients Coeffici


gambaran tingkat pengaruh kompetensi pedagogik ents
guru di SMK Bina Wisata Lembang memiliki
B Std. Beta
skor sebesar 2,788 dengan skala penafsiran berada
pada kategori cukup efektif yakni pada rentang Error
2,282 – 2,922. Namun, dapat dilihat bahwa masih 1 (Consta 57. 4.08 14. .0
terdapat responden yang memiliki tanggapan nt) 308 6 025 00
dalam kategori sangat tidak efektif yaitu sebanyak
Kompet .24 .070 .321 3.4 .0
81 tanggapan responden. Hal tersebut memiliki
tingkat pengaruh kompetensi pedagogik guru ensi 2 39 01
termasuk dalam kategori sangat tidak efektif. Pedago
Untuk mengetahui secara lebih jelas, maka akan
gik
dipaparkan tanggapan responden berdasarkan
masing – masing indikator. Guru

Data hasil belajar siswa dilihat dari a. Dependent Variable: X = Hasil Belajar
rekapitulasi akhir siswa kelas XI OTKP pada Sumber: Olah Data Hasil Penelitian
Mata Pelajaran Kepegawaian. Berikut ini
merupakan nilai akhir Semester Ganjil Mata Hasil olah data diperoleh nilai signifikan <0,05
Pelajaran Kepegawaian Tahun Ajaran 2021/2022 (0,000<0,05) artinya mutu pembelajaran memiliki
yang diperoleh dari guru Mata Pelajaran pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar.
Kepegawaian kelas XI OTKP. Persamaan regresi sederhana untuk hipotesis
Tabel 3 pengaruh mutu pembelajaran (X) terhadap hasil
Hasi Belajar Siswa ^ = 57.308 + 0.242 (X).
belajar siswa (Y) adalah Y
Nilai Max 83 Tanda positif (+) artinya setiap peningkatan atau
Nilai Min 65 penurunan kompetensi pedagogik guru, akan
Nilai Mean 75
Persentase Nilai > KKM diikuti oleh peningkatan atau penurunan hasil
88%
Persentase Nilai < KKM 12% belajar, sehingga apabila semakin meningkat
Sumber: Perolehan Nilai Raport Siswa kompetensi pedagogik guru akan semakin
meningkat juga hasil belajar siswa begitupun
Berdasarkan data tabel 3, hasil belajar siswa sebaliknya.
dapat dikatakan belum sepenuhnya optimal,
karena masih terdapat 12% siswa dengan nilai Tabel 5
dibawah KKM pada maple OTK Kepegawaian Koefiensi Korelasi Variabel Kompetensi
yaitu 10 orang siswa dari total 105 orang siswa Pedagogik Guru Terhadap Varibel Hasil
dari seluruh kelas OTKP 1, OTKP 2, dan OTKP Belajar Siswa
3. Sementara itu, KKM pada Mata Pelajaran Model Summaryb
Kepegawaian itu sendiri yaitu 75, jika
dipersentasekan siswa yang belum mencapai Mo R R Adjusted Std.
KKM pada Mata Pelajaran Kepegawaian yaitu del Square R Error of
45% dari jumlah keseluruhan siswa. Square the

5
terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah
Estimat
KKM yang telah ditentukan sekolah.
e 3). Kompetensi Pedagogik Guru berpengaruh dan
1 .321a
.103 .094 3.407 signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hubungan
antara variable berjalan satu arah ke kanan/positif,
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Pedagogik yang artinya setiap peningkatan atau penurunan di
Guru mutu pembelajaran, akan diikuti oleh peningkatan
atau penurunan hasil belajar. Sehingga apabila
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
semakin tinggi tingkat kompetensi pedagogik guru
Sumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS 25.0)
makan akan semakin tinggi tingkat hasil belajar
Mengacu pada Tabel 5, diketahui bahwa siswa, begitupun sebaliknya.
koefien korelasi adalah 0,321. Nilai tersebut Kemudian saran yang dapat dikemukakan
menggambarkan pengaruh dari variabel adalah sebagai berikut:
kompetensi pedagogik guru (X) terhadap hasil 1). Pada penelitian ini, kompetensi pedagogik guru
belajar siswa (Y) sebesar 0,103. berada pada kategori cukup efektif. Akan tetapi
Hasil nilai R atau koefisien korelasi sebesar masih terdapat indikator yang rata – rata nya lebih
0,321, berada pada rentang antara 0,20 – 0,399 rendah disbanding indikator lainnya yaitu indikator
pelaksanaan pembelajaran. Disarankan kepada
kategori lemah. Artinya pengaruh yang diberikan
guru mata pelajaran kepegawaian agar lebih
oleh kompetensi pedagogik guru (X) bersifat memperhatikan saat pembelajaran berlangsung,
lemah terhadap hasil belajar siswa (Y). supaya siswa-siswi bisa lebih memahami materi
Hasil nilai perhitungan koefisien determinasi, yang disampaikan dan juga lebih terstruktur
didapat nilai determinasi (R Square/R2) ialah kembali pelaksaannya sesuai dengan perencanaan
sebesar 0,103 atau jika dipresentasikan ialah pembelajaran , agar kedepannya kualitas belajar
bisa lebih baik dan akan berpengaruh terhadap hasil
menjadi 10,3%. Maka dari itu dapat diketahui belajar siswa,
bahwa pengaruh variabel kompetensi pedagogik 2). Hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
guru (X) terhadap hasil belajar siswa (Y) ialah Kepegawaian masih banyak siswa yang
10.3%. Sedangkan sebesar 89,7% dipengaruhi mendapatkan nilai di bawah KKM. Maka dari itu,
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam pihak sekolah diharapkan mampu meningkatkan
hasil belajar siswa-siswi untuk mencapai nilai
penelitian ini.
kriteria ketuntasan minimum. Selain itu, perlu juga
untuk menelusuri faktor – faktor lain yang dapat
KESIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi hasil belajar siswa selain dari
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan variabel mutu pembelajaran.
yang telah disajikan, maka dapat ditarik beberapa 3). Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian
dengan fokus masalah yang serupa, diharapkan
kesimpulan sebagai berikut: mampu membahas lebih mendalam mengenai
1). Gambaran kompetensi pedagogik guru, pada Mata kompetensi pedagogik guru dan hasil belajar siswa
Pelajaran Tata Kelola Otomatisasi Kepegawaian dengan instrument penelitian yang lebih akurat
melalui tiga indikator, yang pertama perencanaan dengan keadaan di lapangan dan melakukan
pembelajaran, kedua pelaksanaan pembelajaran dan interview yang lebih mendalam sehingga peneliti
ketiga penilain hasil pembelajaran. Pada tiga mendapatkan informasi yang lebih detail dan
indikator tersebut dikategorikan efektif. Adapun terperinci untuk mendukung penelitiannya.
nilai mean tertinggi yaitu indikator perencanaan
pembelajaran, sementara nilai mean terendah yaitu
indikator pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut
dikarenakan belum optimalnya saat pembelajaran
berlangsung.
2). Gambaran hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran DAFTAR PUSTAKA
Tata Kelola Otomatisasi Kepegawaian yang
dianalisis berdasarkan rekapitulasi nilai akhir siswa
pada semester ganjil menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa belum optimal dikarenakan masih

6
I. BIBLIOGRAPHY
Aunurrahman. (2013 hal 37). Belajar dan Pembelajaran. CV. Alfabeta.

Bloom, T. (2020). The Impact of Servant Leadership on Organizational Trust: The Meidating Role of
Organizational Culture. European Scientific Journal , 1-10.

Djamarah. (2001 hal 12). Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta.

Hamalik. (2010 hal 30). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.

Jerome S, A. (2005). Pendidikan Berbasis Mutu (Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mudjiono, D. &. (2014 hal 10). Belajar dan Pembelajaran. PT. Asdi Mahasatya.

Purwanto, N. (2006 hal 66). Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya.

Slameto. (2003 hal 3). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta.

Sudjana. (2009 hal 3). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya.

Syafruddin. (2015). Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Leson Study Menuju Mutu
Pembelajaran Guru. Pendidikan Fisika Metro Universitas Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai