Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan
dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kongenital tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan-endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus.1 Insidens malformasi kongenital pada daerah genitalia wanita adalah sebanyak 0,5% pada seluruh populasi wanita. Kelainan-kelainan kongenital ini antara lain adalah Agenesis Mullerian, Uterus Didelfis, Uterus Bicornus, Uterus Unicornus, Aplasia servikal, Kelainan Septum Vagina dan kelainan pada himen.2 Vagina merupakan suatu saluran muskulo membranosa yang menghubungkan vulva dan uterus. Vagina terletak di antara vesika urinaria dan rektum. Fungsi vagina terutama untuk melakukan hubungan seksual, jalan untuk janin pada saat lahir atau partus, saluran ekskresi cairan terutama darah haid, disamping diperlukan oleh para dokter terutama dokter kebidanan dan penyakit kandungan untuk mengetahui alat genitalia interna dengan periksa dalam.3,4 Kelainan kongenital atau bawaan yang berupa tidak adanya sama sekali vagina atau sebagian (agenesis vagina) tentu akan menimbulkan masalah bagi penderita dari salah satu dari tiga hal tersebut di atas, terutama memberikan keluhan tidak dapat melakukan hubungan seksual dan jalan keluar darah haid.3,4 Penegakan diagnosis perlu diragukan dengan cermat. Perlu dilakukan anamnesa yang cermat dengan menanyakan keluhan yang diderita, riwayat penyakit, pemakaian obat tertentu, aktifitas fisik, riwayat keluarga (genetik). Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik yang cermat, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang radiologis dan hormonal sesuai kebutuhan.5