Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MASALAH PROSES SOSIAL


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Makalah Sosial Proses ”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 11 April 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan


murni (pure science) sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi
kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti
sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial,
dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.

Yang ada dalam masyarakat untuk mengungkapkan realitas sosial


sosiologi dituntut untuk mengungkapkan realitas sosial sosiologi dituntut
untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang didalamnya mencakup
demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi, penegakan HAM, good
governance (tata kelola pemerintahan yang baik), emansipasi, kerukunan
hidup bermasyarakat, dan masyarakat demokratis.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah yang melatarbelakangi belakangi makalah ini adalah


sebagai berikut.

1. Apa yang di maksud dengan sosiologi?


2. Apa pengertian dari proses sosial dan interaksi sosial?
3. Bagaimana syarat-syarat dari interaksi sosial?
4. Bagaimana bentuk-bentuk proses sosial?

B. Tujuan
Dalam melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini maka, kami
berharap untuk dapat :

1. Mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti mata kuliah


2. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang masalah sosial

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengantar Proses Sosial

Proses sosial, merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Di


mana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan
yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antara aksi sosial yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. Antar aksi (interaksi)
sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua belah pihak, yaitu
antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka
mencapai atau tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus
perkembangan dari struktur sosial yang merupakan

hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya


merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan aspek
dinamis dalam kehidupan masyarakat.

Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari


pola-pola perikelakuan manusia yang berbeda menurut situasi dan
kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses masyarakat.
Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar
pertemuan secara fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya
saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam
hubungan tersebut. Misalnya : saling berbicara (komunikasi), bekerja sama
dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu
pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses
sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan
masyarakat.

Untuk melengkapi batasan – batasan mengenai istilah proses sosial itu,


ada baiknya jika ditampilkan beberapa pendapat para ahli sosiologi, yaitu
sebagai berikut :

1. Adham Nasution; proses sosial dalah proses kelompok-kelompok dan


individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi
sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok
manusia atau orang pereorangan mengadakan hubungan satu sama lain.
Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian human
actions (sikap/tindakan manusia) yang merupakan aksi dan reaksi atau
challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.

2. Roucek dan Warren, Interaksi adalah satu proses, melalui tindak balas tiap-
tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tidak balas
dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, dengan mana
satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan
berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.

3. Gillin dan Gillin; Proses – proses sosial adalah cara berhubungan yang
dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Mengenai Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-


hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan
antara orang-orang secara perseorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.

B. Syarat-Syarat Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan suatu konsep abstrak yang dapat diterapkan


pada kejadian – kejadian yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan
sehari-hari seperti yang telah dijelaskan dimuka, proses sosial merupakan
aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Di mana terdapat suatu proses
hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya. Antar aksi (interaksi)
sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak,
yaitu antara individu satu dengan individu kelompok lainnya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Roucek dan Warren, Interaksi adalah salah satu masalah
pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan
proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku
reaktif pihak lain dan dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang
lain. Orang mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini
memungkinkan berlangsung melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan,
pendengaran, melakukan gerakan pada beberapa bagian badan, melihat dan
lain-lain lagi, atau secara tidak langsung melalui tulisan, atau dengan cara
berhubungan dari jarak jauh.

Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial


apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu
adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.

a. Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-
masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara
langsung ataupun tidak langsung antara suatu pihak dengan pihak yang
lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang
menggunakan alat, sebagai perantara; misalnya; melalui telepon, radio,
surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial secara langsung, adalah
kontak sosial melalui surat pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog
di antara kedua belah pihak tersebut. Yang paling penting dalam interaksi
sosial tersebut adalah saling mengerti antara kedua belah pihak; sedangkan
kontak badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam kontak sosial,
oleh karena hubungan demikian belum tentu terdapat saling mengerti.
Kontak sosial terjadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka,
akan tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi
(tanggapan) dari pihak lain sebagai lawan kontak sosial.
Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan
hubungan negatif. Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan
antara kedua belah pihak terdapat saling pengertian, di samping
menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya
hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin dapat berulang-
ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan kontak negatif
terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak tidak melahirkan
saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing atau salah satu,
sehingga mengakibatkan suatu pertentangan atau perselisihan.

b. Komunikasi sosial

Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain dari pada proses sosial.
Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan pandangan antara
orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Memberikan tafsiran pada
perikelakuan orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak
badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh
orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi
terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan di satu pihak orang
atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami oleh pihak orang
atau sekelompok orang lain. Hal ini berarti, apabila suatu hubungan sosial
tidak terjadi komunikasi atau tidak saling mengetahui dan tidak saling
memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian
tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi dapat terjadi banyak sekali
penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang
berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai
kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap kebanggan dan lain-lain.

Proses gejala sosial à Kontak tidak perlu berarti suatu hubungan


badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain
tanpa menyentuhnya. (Dengan perkembangan teknologi : Telephon/HP,
Radio, surat, internet, dan sebagainya).

Menurut Kingsley Davis (Human Society) : Hubungan badaniah


tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.

Kontak Sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-
masing dalam kehdiupan masyarakat.

Contoh : Spesipikasi ujian nasional SMA/MA hak cipta pada pusat


penilaian pendidikan – Balitbang – Depdiknas.

C. Bentuk-Bentuk Proses Sosial

Proses sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara


individu dengan individu, antara individu dengan kelompo dan antar
kelompok dengan kelompok, berdasarkan potensi atau kekuatan masing-
masing. Proses sosial atau hubungan timbal balik tersebut dapat terjadi dalam
berbagai bentuk, yaitu kerja sama (cooperation), persaingan (competition),
pertikaian atau pertentangan (conflict), dan akomodasi (acomodation).

Bentuk-bentuk proses sosial tersebut dapat terjadi secara berantai


terus-menerus, bahkan dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung.
Proses sosial tersebut bisa bermula dari setiap bentuk kerja sama, persaingan,
pertiakian ataupun akomodasi; kemudian dapat berubah lagi menjadi kerja
sama, begitu seterusnya. Misalnya suatu pertikaian, untuk sementara waktu
dapat selesaikan (akomodasi); kemudian dapat bekerja sama; berubah menjadi
persaingan; apabila persaingan ini memuncak, maka dapat terjadi pertikaian.

1. Kerja sama

Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya


terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama
dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-
masing. Roucek dan Warren, mengatakan bahwa kerjasama berarti bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia adalah satu proses sosial
yang paling dasar. Biasanya, kerja sama melibatkan pembagian tugas,
dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan
tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan bersama. Menurut Charles
Horton Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja
sama; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan
adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama
yang berguna. Pada dasarnya kerja sama dapat terjadi apabila seseorang
atau sekelompok orang dapat memperoleh keuntungan atau manfaat dari
orang atau kelompok lainnya; demikian pula sebaliknya. Kedua belah
pihak yang mengadakan hubungan sosial masing-masing menganggap
kerja sama merupakan suatu aktivitas yang lebih banyak mendatangkan
keuntungan daripada bekerja sendiri.

Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, dalam buku sosiologi


suatu pengantar karangan Soerjono Soekanto, ada tiga bentuk kerja sama,
yaitu :

a. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-


barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.

b. Co-optation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam


kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi,
sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
c. Coalition, adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama. Coalition dapat menghasilkan keadaan
yang tidak stabil untuk sementara waktu, oleh karena dua organisasi
atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang berbeda-
beda satu dengan lainnya. Akan tetapi maksud utamanya adalah untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah
kooperatif.

2. Persaingan

Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai


sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa berbentuk harta
benda atau popularitas tertentu. Persaingan biasanya bersifat individu,
apabila hasil dari persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhi
kepentingan pribadi. Akan tetapi apabila hasilnya dianggap tidak
mencukup bagi seseorang, maka persaingan bisa terjadi antar kelompok,
yaitu antara satu kelompok kerja sama dengan kelompok kerja sama yang
lainnya. Dengan kata lain, bahwa terjadinya persaingan oleh karena ada
perasaan atau anggapan seseorang bahwa ia akan lebih beruntung jika
tidak bekerja sama dengan orang lain; orang lain dianggap dapat
memperkecil hasil suatu kerja. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi
duamacam, yaitu persaingan pribadi dan persaingan kelompok. Persaingan
pribadi adalah persaingan kelompok. Persainganpribadi adalah persaingan
yang berlangsung antara individu dengan individu atau individu dengan
kelompok adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan
kelompok. Menurut Soedjono Dirdjosisworo, persaingan merupakan suatu
kegiatan yang merupakan perjuangan sosial untuk mencapai tujuan,
dengan bersaing terhadap yang lain, namun secara damai atau setidak-
tidaknya tidak saling menjatuhkan.

Bentuk kegiatan ini biasanya didorong oleh motivasi sebagai


berikut :
1. Mendapatkan status sosial;

2. Memperoleh jodoh

3. Mendapatkan kekuasaan

4. Mendapatkan nama baik

5. Mendapatkan kekayaan

6. Perbedaan agama dan lain-lain

3. Pertikaian atau Pertentangan

Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara


negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling
tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Singkatnya pertikaian
dapat diartikan sebagai usaha penghapusan keberadaan pihak lain.
Menurut Soedjono, pertikaian adalah suatu bentuk dalam interaksi sosial
di mana terjadi usaha-usaha pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak
yang lain, atau berusaha mengenyahkan yang lain yang menjadi rivalnya.
Hal ini terjadi mungkin karena perbedaan pendapat antara pihak-pihak
tersebut. Pertikaian ini bisa berhubungan dengan masalah-masalah
ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Soerjono Soekanto
menjelaskan bahwa pertentangan adalah suatu proses sosial di mana orang
perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
atau kekerasan.

Penjelasan Soerjono tersebut pertikaian tidak selama disertai


kekerasan, bahkan ada pertikaian yang berbentuk lunak dan mudah untuk
dikendalikan : misalnya pertentangan antara orang-orang dalam seminar,
dimana perbedaan pendapat bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-
kurangnya tidak emosional.
Pertentangan atau pertikaian dapat memungkinkan penyesuaian
kembali, jika fungsi norma-norma sosial dan toleransi antara pribadi masih
cukup kuat. Kecuali itu, pertikaian dapat pula membantu memperkuat
kembali norma-norma sosial yang hampir tidak berfungsi dalam
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, pertikian merupakan proses
penyesuaian antara norma-norma sosial yang lama dengan norma-norma
sosial yang baru sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan masyarakat
pada saat tertentu. Jika pertikaian dapat diselesaikan, maka keseimbangan
akan ditemukan kembali atau oleh karena ada pihak mampu melerai
pertikaian tersebut paling tidak untuk sementara. Penyelesaian pertikaian
sementara dapat di sebut akomodasi dan dalam proses ini memungkinkan
terjadi suatu kerjasama kembali. Pertikaian yang dapat diselesaikan,
apabila masing-masing pihak dapat mengintrokspeksi diri berusaha
menyadari kesalahan atau kelemahan masing-masing. Alternatif yang
terjadi kemudian adalah pertama, dapat hidup berdampingan dengan
bekerja sama, atau kedua, masing-masing menjauhkan diri secara tegas
karena tidak mungkin dilakukan kerjasama.

4. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah


pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungan dengan nilai
dan norma-norma sosial dalam masyarakat. Akomodasi sebenarnya suatu
bentuk proses sosial yang merupakan perkembangan dari bentuk
pertikaian, dimana masing-masing pihak melakukan penyesuaian dan
berusaha mencapai kesepakatan untuk tidak saling bertentangan. Menurut
Soedjono, akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau
konflik, mendapat penyelesaian, sehingga terjalin kerja sama yang baik
kembali.

Tujuan akomodasi dapat berbeda sesuai dengan situasi yang


dihadapinya, yaitu :
a. Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
Akomodasi di sini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa atau
kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.

b. Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, untuk sementara


waktu atau secara temporer.

Dari kedua bentuk proses sosial sebagaimana telah diuraikan di atas,


merupakan siklus yang senantiasa terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Mengenai proses keseluruhan, tidak selamanya selalu diawallai oleh
bentuk kerjasama, atau bentuk-bentuk yang lainnya; bahkan biasa terjadi
pertikaian dapat diselesaikan, sampai terjadi kerja sama.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam


kehidupan bermasyarakat. Perkembangan inilah merupakan dinamika yang
tumbuh dari pola-pola perikelakuan manusia yang berbeda menurut situasi
dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan
sosial.

Interaksi sosial adalah inti dari semua kehidupan sosial, oleh karena
tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Hubungan
sosial dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu
lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara
kelompok dengan individu.

Sehingga proses sosial dan interaksi sosial ini sangat berhubungan


dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Saran

Sebelum kami mengakhiri makalah ini ada beberapa saran yang ingin
disampaikan oleh kami sebagai penulis adalah pembaca dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial
Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek

Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya.


Bandung: UPI PRESS

Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya.


Bandung : UPI PRESS

Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai