Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AMDAL

Penyusun :

Christian Yosanto 25190004


Dhanu D. Nalenra 25190001
Evan Grezha 25190008
Jovan Purnama 2519000
Marc Jeremy 25190006
Orlando Savio 25190009

Urban & Regional Planning


2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan dan masalah
Memberantas masalah-masalah baik secara ekologi, ekonomi maupun sosial di sekitar
kawasan TOD Tanjung Barat.

Mengembangkan lingkungan sekitar kawasan sehingga dapat membantu dalam


pembangunan nasional. Membuat penduduk maupun pendatang yang datang merasa aman
dan nyaman dengan cara yang mudah, serta menguntungkan lebih banyak orang dan
Indonesia sendiri dari aspek ekonomi, ekologi, dan sosial untuk membantu pembangunan
nasional ke arah yang lebih baik.

1.2 Latar belakang rencana kegiatan


Merupakan dasar penyusunan program dalam rangka mengetahui segala
pembangunan atau pun fasilitas di kawasan stasiun Tanjung Barat. Terdapat kemacetan di
sekitar kawasan karena belum ada sistem yang terbangun. Selain itu, jalan untuk pedestrian di
sekitar wilayah Tanjung Barat masih sangat tidak efektif sehingga mempersulit para pejalan
kaki.

Oleh karena itu dibutuhkan satu sistem kegiatan perencanaan RTRW untuk
memperbaiki sistem yang kurang maksimal di kawasan tersebut.

1.3 Pelaksanaan Studi


Pemrakarsa dan Penanggung Jawab: PT KAI dan Perumnas yang dikerjakan PT Abipraya

PT pemilik pelaksana studi AMDAL: Sixthpret

Tim penyusun dokumen AMDAL:

Jovan Purnama, Christian Yosanto, Marc Jeremy, Dhanu, Orlando Savio, dan Evan.

Nama konsultan PT: Sixthpret

Ketua tim: Christian Yosanto

Fisik-Kimia: Dhanu dan Evan

Biologi: Marc Jeremy


Sosekbud: Jovan Purnama

Kesmas: Orlando Savio

Batas Proyek : Batas lokasi kegiatan adalah batas yang di dalamnya terletak areal kegiatan
yang merupakan lokasi kegiatan Pengembangan Kelurahan Tanjung Barat yaitu di Stasiun
Tanjung Barat. Untuk lebih jelasnya batas kegiatan ini, dapat dilihat pada Gambar di bawah.

Batas Ekologis : Batas ekologis dari lokasi kegiatan yaitu terdapat beberapa sungai di dekat
lokasi proyek pembangunan.

Batas Sosial :

Batas Administratif :

Batas administrasi merupakan batas wilayah/ruang yang dibatasi oleh kesatuan wewenang
tata administrasi pemerintahan dimana kegiatan Pengembangan Kelurahan Tanjung Barat
berada yaitu Kecamatan Jaga Karsa. Batas-batas administrasi dari Kelurahan Tanjung Barat
adalah :

A. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pejaten Timur.


B. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lentengagung dan Kelurahan Baru.
C. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kebagusan.
D. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gedong.
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Uraian Rencana Kegiatan
2.1.1 Status dan Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Akan Ditelaah
Tim teknis telah Menyusun Dokumen AMDAL sesuai dengan DED bangunan.
Dokumen AMDAL di buat sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
2012 tentang Kegiatan Wajib Amdal untuk memperoleh surat izin lingkungan, serta disusun
sebelum pembangunan berlangsung yakni dengan luas bangunan 5,4 Hektar .
Rencana proyek ini adalah pembangunan komersial yaitu Kawasan mixed use
berupa apartemen, stasiun dan mall. Lokasi proyek ini terletak di Jalan Raya Lenteng Agung,
RT.4/RW.1, Lenteng Agung, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, 12530 Daerah Khusus Ibukota
Jakarta yang memiliki luas areayaitu 54.000m2 atau 5,4 ha.
Rencana operasional gedung akan dibuat Kawasan mixed use yang akan dibuka pada
tahun 2020. Sarana dan prasarana proyek ini terdiri dari prasarana Stasiun Tanjung Barat
serta sarana berupa 25 fasilitas pendukung dari mahata yaitu 60% ruang terbuka hijau,±1 km
jogging track,taman bermainanak-anak,gym(indoor & outdoor),tempat yoga, kolam renang
semiolympic,mini golf, panjat tebing, akses pejalan kaki untuk ke AEONMall,
LapanganBasket & Tenis, kolam renang anak-anak, taman hutan, taman refleksiologi, dan
lain-lain.

No Aktivitas Mulai (tahun)


1 Mall 2020
2 Apartemen 2020
3 Stasiun 2011

Jumlah daya tampung maksimal pada perencanaan ini adalah 18.409 orang. Daya tampung
manusia terdapat pada Tabel 2 yang terdiri dari :

No Gedung Penghuni Karyawan Daya tampung


1 Prasada 1 tower 1.862 Orang 134 Orang 2.150 Orang
(apartemen)
2 Prasada 2 tower 1.622 Orang 151 Orang 2.650 Orang
(apartemen)
3 Griya tower 1.382 Orang 122 Orang 2.400 Orang
(apartemen)
4 Aeon mall 7.513 Orang 395 Orang 7.909 Orang
5 Stasiun Tanjung 1.567 Orang 79 Orang 3.300 Orang
Barat
Total 13.946 Orang 881 Orang 18.409 Orang
Pada Gambar1 menunjukkan posisi rencana proyek yang memiliki batas administratif
kelurahan, batas sosial, batas ekologis sungai dan batas ekologis.Pada lokasi tersebut terdapat
kegiatan eksisting berupa pengerjaan konstruksi pembangunan proyek hingga akhir tahun 2020.
Selain itu lokasi ini juga dekat dengan stasiun kereta api dan tol JORR.

Bangunan yang diajukan Batasan


Peruntukan tanah K.1; R.7; C.1
Luas lahan perencanaan 40.953 M2 40.963 M2
Luas lantai dasar bangunan 16337,95 M2 16.374,4 M2
Luas seluruh lantai 139.032,88 M2 143.276%
bangunan
Koefisien dasar bangunan 39,95% 40%
Koefisien lantai bangunan 3,45 3.55
Ketinggian bangunan 9; 29; 29;29; 3 (101,2 M) 30 lantai (110 M)
Parkir 1.581 M2 1.555 M2
Koefisien dasar hijau 38,02% 40%
Luas koefisien dasar hijau 15480,03 M2 16.374,4 M2
Koefisien dasar basement 40,65% 45%
Luas koefisen dasar 14899 M2 18.433,35 M2
basement
Penggunaan bangunan Apartemen, mall dan stasiun

Griya

Prasada 2

Prasada 1

Stasiun

Aeon mall
Tahapan pelaksanaan kegiatan terdiri dari:

a.Tahap Pra-konstruksi
Pra Konstruksi adalah suatu persiapan yang dilakukan dalam proses pembangunan.Tahapanpra-
konstruksi ini meliputi :
•Pembebasan lahan
•Survei
•Perizinan
•Pematangan lahan

b.Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi merupakan tahapan pembangunan proyek yang terdiri dari:
1) Pengadaan tenaga kerja
Pekerjaan konstruksi ini memerlukan tenaga kerja sebanyak 168 orang yang terdiridari
tenaga terampil dan tenaga kasar terdiri dari :
2)Mobilisasi Peralatan Berat dan Material
Jenis dan jumlah alat-alat berat yang diperlukan dipengaruhi oleh desain rinci, metode
pelaksanaan dan jadwal pelaksanaankonstruksi. Alat-alat yang digunakanpada proyek ini
ditunjukkan pada Tabel 5 Pengangkutan material untuk bangunanakan dilakukan secara
bertahap dan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan yang telah ditentukan.

3)Pekerjaan Struktur Atas


Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan pembangunan gedung yang terdiri dari :
Gedung Jumlah Lantai
Griya 9 lt
Prasada 1 29 lt
Prasada 2 29 lt
AEON 29 lt
C. Tahap Operasional
Tahap operasional merupakan tahap di mana proyek telah selesai dibangun dan siap
digunakan
2.2 Lingkup Rona
Lingkungan Hidup Awal
2.2.1 Iklim dan Kualitas Udara
A) Iklim
Iklim adalah cuaca dalam jangka waktu yang panjang sedangkan cuaca adalah
keadaan atmosfer pada suatu saat. Parameter iklim yang penting dan dapat memberikan gambaran
keadaan iklim di suatu daerah adalah tipe iklim, curah hujan, kelembahan udara dan keadaan angin.

1. Curah Hujan

Data Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2014 curah hujan adalah 2.676,70 mm. Secara
umum musim kering pada bulan September dan Oktober, dan musim hujan dimulai pada bulan
November. Curah hujan di lokasi studi cukup tinggi, melihat dalam periode satu tahun data yang ada
menunjukkan angka yang tinggi.
Kead Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan
aan
Tahuna
Cuaca Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
n

Curah
681. 402. 138. 137. 263. 297. 216. 109. 33. 26. 265. 105. 2676.
Hujan
30 70 30 80 20 20 20 30 10 80 30 50 70
(mm)
2. Kelembaban

Data Suhu Udara di Jakarta pada tahun 2014 sebagai berikut :

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
Maks. 33 32,8 34,4 35,2 35,2 34,4 34,2 34,6 37 36,8 36 34,8
Min. 23 22,8 23,9 23,2 25 24,2 23,4 24 24 25 23,8 24,1
2014
Rata-
26,6 26,6 28 28,8 29,3 28,6 28 28,7 29,2 29,8 29,4 28,1
Rata

B) Kualitas Udara

Untuk mendapatkan data kualitas udara di area lokasi digunakan metode sekunder dengan
mengambil data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Kualitas udara di pos pantau Jagakarsa
memiliki nilai yang cukup tinggi di kriteria sedang dan memiliki nilai paling tinggi di kriteria tidak
sehat dibanding dengan pos pantau lain periode Januari - Agustus tahun 2019.

No Polutan Udara Konsentrasi Dalam Udara


1 PM2,5 17
2 NO2 22
3 O3 74
4 SO2 11
5 PM10 30
6 CO 542
Kualitas Udara 82
Sumber : The Weather Channel : 10 - 03 - 2020
2.2.2 Komponen Tata Guna Lahan
Lokasi proyek yang telah direncanakan tidak menyalahi komponen tata guna lahan dimana telah
tertulis dengan jelas bahwa tata guna lahan yang tertera peruntukkannya sudah sebagai lahan
pembangunan apartemen, mall, dan akses menuju stasiun. Lahan yang digunakan sebagai lokasi
proyek awalnya merupakan lahan kosong dan akan dibangun mixed used land yang dimana
didalamnya terdapat apartemen, mall, dan stasiun.
2.2.3 Komponen Fisik
Komponen ini berisi tentang faktor tanah, dimana tanah sekitar lingkungan proyek tidak
terjadi kerusakan dan tidak adanya ancaman erosi karena hampir seluruh daerah sekitar lokasi
proyek telah menggunakan beton. Di sekitar lokasi proyek juga tidak terdapat gangguan saluran
irigasi baik itu dari limbah proyek maupun limbah rumah tangga.

2.2.4 Komponen Lalu Lintas


Pada lokasi studi tidak terlihat bahwa ada gangguan lalu lintas baik sebelum dan sesudah
dilaksanakannya proyek, dikarenakan semua komponen pembantu lalu lintas berjalan dengan baik
sehingga tidak terjadi kemacetan dan lain-lain.

2.2.5 Komponen Transportasi


Masyarakat Tanjung Barat masih banyak yang menggunakan kendaraan umum untuk
beraktifitas sehari-hari. Jadi, jarang sekali terjadi kemacetan di tanjung barat karena sangat dikit
orang yang menggunakan kendaraan pribadi di banding kendaraan umum. Kendaraan umum yang
banyak di gunakan masyarakat di tanjung barat contohnya ada angkutan umum, kereta, busway, dan
juga ojek online. Lalu lintas di tanjung barat sangat lancar dan juga teratur. Hanya saja sekarang ini
banyak pembangunan yang di lakukan di tanjung barat membuat banyak sekali truck tanah yang
melintas di tanjung barat dan membuat jalanan banyak tanah yang berjatuhan dari truck tanah
tersebut. Tetapi kekotoran jalan itu masih bisa di bersihkan oleh pasukan orange daerah tanjung
barat.
2.2.6 Sosial Ekonomi
Di kota Jakarta Selatan sendiri, telah di paparkan data penduduk yang sudah memiliki mata
pencaharian meskipun belum tetap dan tertera juga angka pengangguran per 2019, pada tabel ke 2
menunjukkan jenis kelamin para pekerja dan jenis pekerjaan utamanya. Berikut tabel 1 dan tabel 2 :

.
2.3 Pelingkupan
Berikut merupakan proses pelingkupan yang telah dilakukan :

Dasar terpilihnya faktor Dasar tidak


Faktor terpilihnya faktor
S KP K DI PP Di lokasi Tidak
tidak ada ada
dasarnya
Peningkatan Erosi Tanah x

Penurunan Potensi Air Tanah x

Peningkatan Konsentrasi Debu/TSP x

Peningkatan Konsentrasi TSS dan x


Kekeruhan
Penurunan Kualitas Air (sesuai PP x
No. 82/2001)
Peningkatan Kebisingan x

Gangguan Saluran Irigasi x

Peningkatan Limpasan Air x


Permukaan (Run-off)
Penurunan Kelimpahan Biota x
Air/Nekton
Gangguan Lalu Lintas x

Pengotoran Jalan x

Peningkatan Peluang Usaha x

Peningkatan Peluang Kerja x

Peningkatan Pendapatan Masyarakat x

Berkurangnya Mata Pencaharian x


Masyarakat
Keresahan Masyarakat x
Bertambahnya Jumlah Penduduk x
Peningkatan Populasi Vektor x
Penyakit
Peningkatan Timbulan Sampah x

Peningkatan Timbulan LB3 x


S: Scoping, KP: Kriteria Pertanyaan, K: Kunjungan lap, DL: Diskusi Interdisiplin, PP: Penilaian Pakar

Tabel 1. Faktor Lingkungan Dalam Pelingkupan


Hasil proses pelingkupan
a. Dampak penting hipotetik

Faktor Dampak Penting Hipotetik


Peningkatan Erosi Tanah Tidak terjadi penurunan tanah karena daerah danau kelilingi oleh
beton.
Penurunan Potensi Air Tanah Tidak terjadi penurunan erosi air tanah karena Kawasan tersebut
tidak menggunakan air tanah.
Tidak ada peningkatan konsentrasi debu di karenakan tidak ada
Peningkatan Konsentrasi proyek di sekitar wilayah tersebut.
Debu/TSP
Peningkatan Konsentrasi TSS Terjadi peningkatan konsentrasi TSS dan kekeruhan dapat terlihat
dan Kekeruhan di sekitar lokasi.
Penurunan Kualitas Air (sesuai Penurunan kualitas air terjadi karena buangan limbah dari
PP No. 82/2001) Kawasan sekitar ke danau.
Peningkatan Kebisingan Tidak terjadi peningkatan kebisingan.

Gangguan Saluran Irigasi Dari hasil observasi, tidak ada gangguan saluran irigasi.

Peningkatan Limpasan Air Dari hasil observasi, tidak ada peningkatan limpasan air
Permukaan (Run-off) permukaan.
Penurunan Kelimpahan Biota Tidak terjadi penurunan kelimpahan biota karena ada yang
Air/Nekton mancing di sekitar danau.
Gangguan Lalu Lintas Dari hasil observasi, tidak terjadi gangguan lalu lintas.

Pengotoran Jalan Terdapat pasukan oranye yang membersihkan jalanan sekitar.

Peningkatan Peluang Usaha Adanya peningkatan usaha kuliner di sekitar danau.


Peningkatan Peluang Kerja Terdapat banyak usaha kuliner sehingga membutuhkan peluang
kerja.
Peningkatan Pendapatan Karena adanya usaha kuliner yang rata-rata di buka oleh warga
Masyarakat sekitar.
Berkurangnya Mata Tidak terjadi pengurangan mata pencaharian karena ada
Pencaharian Masyarakat wisatawan yang berkunjung.
Keresahan Masyarakat Adanya wisatawan yang membuang sampah sembarangan.

Bertambahnya Jumlah Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya


Penduduk penambahan jumlah penduduk.
Peningkatan Populasi Vektor Tidak ada keluhan masyarakat sekitar.
Penyakit
Peningkatan penimbulan sampah pasti terjadi karena adanya
Peningkatan Timbulan wisatawan yang tidak membuang sampah pada tempatnya.
Sampah
Tidak ada penimbulan sampah LB3 karena kegiatannya tidak
Peningkatan Timbulan LB3 menimbulkan sampah yang berbahaya.
Tabel 2. Dampak Penting Hipotetik
b. Lingkup wilayah studi dan batas waktu kajian.
i. Batas Ekologis:

Batas Ekologis air merupakan sungai Ciliwung. Sedangkan batas ekologi lainnya merupakan
pepohonan yang berada di sekitar drainase wilayah TOD Tanjung Barat.

ii. Batas Administratif

Timur: Jakarta Timur


Utara: Kecamatan Pasar Minggu
Barat: Kecamatan Cilandak
Selatan: Jawa Barat

iii. Batas Proyek

Timur: Jalan Tanjung Barat Raya


Selatan: Jalan Lenteng Agung Raya
Barat: Jalan Lenteng Agung Raya
Utara: Jalan Lenteng Agung Raya
Dasar Hukum
Dasar hukum berkaitan dengan penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup :
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Peraturan Mentri Lingkungan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana udaha
dan/atau Kegiatan Usaha yang wajib memiliki AMDAL
3. Peraturan Mentri Lingkungan Nomor 16 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan
4. Peraturan Mentri Lingkungan Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan
5. Keputusan Mentri Lingkungan Nomor KEP – 48 / MENLH / 11/1996 tentang Baku
Kebisingan
3.3 Evaluasi Dampak Penting
Evaluasi terhadap dampak penting hipotetik digunakan sebagai acuan dalam menentukan upaya-upaya pengendalian dampak negatif dan
penanganan dampak positif yang dituangkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

Komponen Kegiatan
No Komponen Lingkungan Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi
1 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8
Komponen Tanah
1 Peningkatan Erosi Tanah                                
Komponen Air Tanah
2 Penurunan Potensi Air Tanah                                
Komponen Kualitas Udara
Peningkatan Konsentrasi
3
Debu/Partikel Tersuspensi                                
Komponen Kualitas Air
Peningkatan Konsentrasi TSS
4
dan Kekeruhan                                
Penurunan Kualitas Air (PP
5
No. 82 Tahun 2001)                                
Komponen Kebisingan
6 Peningkatan Kebisingan                                
Komponen Saluran Irigasi
7 Gangguan Saluran Irigasi                                
Komponen Hidrologi
Peningkatan Limpasan Air
8
Permukaan (Run-off)                                
Komponen Biologi
Penurunan Kelimpahan Biota
9
Air / Nekton                                
Komponen Transportasi
10 Gangguan Lalu Lintas                                
11 Pengotoran Jalan                                
Aspek Sosial - Ekonomi - Budaya
Komponen Kegiatan
No Komponen Lingkungan Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi
1 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8
Peningkatan Kesempatan
12
Berusaha                                
13 Peningkatan Peluang Kerja                                
Peningkatan Pendapatan
14
Masyarakat                                
Mata Pencaharian Masyarakat
15
Berkurang                                
Keresahan Masyarakat
16
Bertambah                                
17 Jumlah Penduduk Bertambah                                
Aspek Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Populasi Vektor
18
Penyakit                                
Aspek Tambahan Dalam Dokumen ANDAL
19 Peningkatan Timbulan Sampah                                
20 Peningkatan Timbulan LB3                                
Area of Concenrs                                

KETERANGAN :
Dampak Penting (Hasil Kajian Perkiraan); dikelola dan
 
dipantau
  Dampak Lainnya; dikelola dan dipantau
Dampak Tidak Penting (Hasil Kajian Perkiraan Besaran dan
 
Sifat Penting Dampak)
FAKTOR Tahap Operasi
KOMPONEN TANAH
Peningkatan Erosi Tanah
KOMPONEN AIR TANAH
Penurunan Potensi Air Tanah A, B, D
KOMPONEN KUALITAS UDARA
Peningkatan Konsentrasi Debu/TSP
KOMPONEN KUALITAS AIR
Peningkatan Konsentrasi TSS dan Kekeruhan
Penurunan Kualitas Air C
KOMPONEN KEBISINGAN
Peningkatan Kebisingan
KOMPONEN SALURAN IRIGASI
Gangguan Saluran Irigasi
KOMPONEN HIDROLOGI
Peningkatan Limpasan Air Permukaan (Run-Off)
KOMPONEN BIOLOGI
Penurunan Kelimpahan Biota Air/Nektron
KOMPONEN TRANSPORTASI
Gangguan Lalu Lintas A, B
Pengotoran Jalan
ASPEK EKONOMI - BUDAYA
Peningkatan Peluang Usaha A, B, D
Peningkatan Peluang Kerja
Peningkatan Pendapatan Masyarakat A, B, D
Berkurangnya Mata Pencaharian Masyarakat
Keresahan Masyarakat
Bertambahnya Jumlah Penduduk
ASPEK KESEHATAN MASYARAKAT
Peningkatan Populasi Vektor Penyakit

Keterangan :
A : Lokasi Proyek
B : Stasiun Tanjung Barat
C : Sungai Ciliwung
D : Kelurahan Tanjung Barat

Anda mungkin juga menyukai