Anda di halaman 1dari 3

TRANSPORTER AND CARRIER-MEDIATED INTESTINAL ABSORBTION

 
A. Pendahuluan

Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit,
vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan
berlangsung di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung di ilieum.
Absorpsi obat pada usus halus merupakan suatu proses transfer yang kompleks
melalui bentangan usus halus, yang meliputi difusi pasif melalui daerah paraseluler
dan/atau sel yang bersifat mengabsorpsi pada membran. Transpor ini mungkin atau
tidak mungkin diperantarai-receptor (atau diperantarai-transporter), memerlukan up
take melalui daerah apikal yang diikuti dengan difusi pasif ke daerah basolateral.
Setiap mekanisne transpor tergantung pada sifat fisikokimia dari senyawa yang
diabsorbsi, seperti stereokimia, partisi ke dalam membran, berat
molekul dan/atau ukuran, volume molekul, pKa, kelarutan, stabilitas secara kimia dan
muatan distribusi. Selain hal tersebut, faktor-faktor fisiologi seperti pengosongan
lambung, motilitas saluran cerna, pH usus halus, aliran darah, aliran limfa, keadaan
patologi, interaksi obat, nutrisi, dan disolusi atau pengikatan mukus, perlu dan harus
juga dipertimbangkan saat
mengevaluasi absorpsi bahan atau senyawa dalam usus halus.
Transporter atau carrier atau permease atau transpor protein adalah bahan
pembawa untuk bahan atau molekul pada proses biotranspor melalui membran.
Transporter yang ditemukan dalam usus halus mempunyai peranan penting untuk
transpor obat dan nutrient melalui membran, sebagian besar berlokasi dalam brush
border membrane dengan distribusi yang berbeda-beda sepanjang usus halus dan
memperlihatkan bermacam-macam
kespesifikan terhadap substrat.

B. Syarat transpor pembawa


1. Afinitas tertentu dari zat yang di transfer terhadap pembawa
2. Pada sisi luar membran terdapat keseimbangan dinamik antara pembawa
bebas.zat yang ditranspot(substrat) dan kompleks substrat pembawa.

Tabel transporter usus dan contoh obat yang di angkat


No. Transporter Contoh
1. Transporter asam amino Gabapentin, metildpa, L-dopa,
D-sikloserin, baclofen
2. Transporter oligopeptida Sefradoksil, serin, sefaleksin,
lisinopril,sephadrin,kaptopril
3. Transporter fosfat Fostomisin,foscarnet
4. Transporter asam empedu S3744
5. Transporter glukosa P-nitrofenil-β-D-glukopironosa
6. Efflux p-gliokoprotein Etoposida siklosporin A
7. Transporter asam monokarboksilat Asam salisilat, asam
benzoate,paravastatin

C. Mekanisme
Carrier mediated transport membutuhkan protein transpor/protein pembawa
yang terdapat pada membran plasma. Protein transpor akan berperan dalam
“membawa” suatu molekul zat dari satu sisi membran ke sisi lainnya, baik itu
dari dalam sel atau dari luar sel. Protein transpor bersifat sangat spesifik. Sifat
spesifik dari protein transpor mirip dengan sifat spesifik dari enzim. Molekul
zat bertindak sebagai ligan yang mampu berikatan dengan protein transpor.
Protein transpor dapat memindahkan molekul dengan difusi terfasilitasi atau
dengan transpor aktif. Salah satu contohnya adalah kerja dari protein transpor
Glut-1 yang memfasilitasi perpindahan glukosa ke dalam sel. Glukosa tidak
dapat menembus membran bilayer pada sel, sehingga dibutuhkan bantuan
Glut-1. Agar dapat masuk ke dalam sel maka glukosa akan berikatan dengan
Glut-1 yang terdapat pada membran sel yang mengakibatkan perubahan
bentuk Glut-1. Dengan demikian glukosa dapat bergerak masuk ke dalam sel
(karena adanya perbedaan konsentrasi). Terdapat beberapa tipe protein
transpor, yaitu:
1. Uniport
Transport dengan 1 jenis bahan, perpindahan bahan dapat terjadi dalam 2
arah.
2. Symport
Transport dari beberapa bahan dalam arah yang sama.
3. Antiport
Transport beberapa bahan dengan alur yang bertolak belakang.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi


1. Jarak
2. Luas permukaan
3. Beda konsentrasi
4. Suhu
5. Permeabilitas membran
6. Ukuran molekul

Anda mungkin juga menyukai